Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh
mahasiswa Universitas Widyatama dengan tujuan utama untuk menjembatani antara teori
yang didapatkan selama perkuliahan dengan praktik di lapangan (dunia kerja). Mahasiswa
mendapatkan materi dan ilmu pengetahuan tentang akuntansi pada saat perkuliahan sehari-
hari. Untuk melengkapi ilmu pengetahuan yang didapatkan mahasiswa selama perkuliahan di
kampus, mahasiswa sebaiknya mengenal praktek yang terjadi di lapangan. Sehingga
mahasiswa akan mendapatkan gambaran yang nyata dan faktual bagaimana aplikasi teori
yang sudah didapatkan pada dunia kerja. Program KKL juga bertujuan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan membentuk karakter mahasiswa yang mengedepankan aspek
kebersamaan dalam bersosialisasi dan bernegosiasi. Program KKL tahun ini, mahasiswa
Widyatama berkesempatan mengunjungi Kementerian Keuangan Republik Indonesia seabgai
objek KKL. Sebagai mahasiswa program studi Akuntansi S1 Universitas Widyatama
Bandung yang melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kementerian Keuangan
Republik Indonesia , diharapkan mahasiswa bisa memahami bagaimana tugas dan fungsi di
Kementerian Keuangan, dan lebih khususnya mengenai APBN dan kebijakan transfer
kedaerah dan dana desa.

Dengan adanya KKL ke Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang dibimbing


langsung oleh tim pengajar dari program studi akuntansi, mahasiswa diharapkan dapat
menambah pemahamannya dengan menghubungkan materi yang pernah diperoleh di kelas
dengan kondisi yang terjadi di lapangan, membayangkan apa saja yang dapat diterapkan dari
perkuliahan selama ini dengan transaksi-transaksi yang terjadi di lapangan serta menambah
informasi yang mahasiswa jumpai di lapangan. Adapun perbedaan yang terjadi dalam materi
di perkuliahan dengan kenyataan di lapangan, mahasiswa diharapkan mampu
mengimplemtasikan materi yang berhubungan dengan yang ada di lapangan dan mampu
beradaptasi dalam keadaan apapun yang terjadi di lapangan.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

1. Memberikan gambaran secara langsung tentang tugas dan fungsi kementerian


keuangan Republik Indonesia.
2. Memperluas wawasan mahasiswa yang berkaitan langsung dengan bidang akuntansi,
yang berhubungan dengan proses – proses dalam Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan, serta Mengenal lebih dalam tentang sejarah,
visi, misi, perkembangan di Kementerian Keuangan Republik Indonesia

1.3 Objek KKL

Objek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Akuntansi 2018 kelompok 1 dan 4 yaitu
Kementrian Keuangan Republik Indonesia

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Tempat : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Lokasi : Jl. Dr.Wahidin Raya No 1 Jakarta 10710
Waktu : Rabu, 3 Maret 2018

2
BAB II

PROFIL ORGANISASI

2.1 Nama Lembaga

Nama lembaga yang diteliti adalah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


INDONESIA

2.2 Sejarah
Di Indonesia, sejarah pengelolaan keuangan pemerintahan sudah ada sejak masa
lampau. Setiap pemerintahan, mulai zaman kerajaan sampai sekarang, memiliki pengelola
keuangan untuk memastikan terlaksananya pembangunan dalam pemerintahannya.

Pembangunan ekonomi akan berjalan lancar jika disertai dengan administrasi yang
baik dalam pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan keuangan tersebut dilakukan atas dana
yang dihimpun dari masyarakat, antara lain berupa upeti, pajak, bea dan cukai, dan lain-lain.

Sebagai bagian dari suatu pemerintahan, Kementerian Keuangan merupakan instansi


pemerintah yang memiliki peranan vital dalam suatu negara. Peranan vital Kementerian
Keuangan adalah mengelola keuangan negara dan membantu pimpinan negara di bidang
keuangan dan kekayaan negara. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan dikatakan sebagai
penjaga keuangan negara (Nagara Dana Rakca).

2.3 Tugas dan Fungsi


Menurut Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015, Kementerian Keuangan
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang keuangan negara untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan
tugas, Kementerian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di


bidang penganggaran, pajak, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan, kekayaan
negara, perimbangan keuangan, dan pengelolaan pembiayaan dan risiko;

3
2. perumusan, penetapan, dan pemberian rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor
keuangan;
3. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan;
4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Keuangan;
5. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Keuangan;
6. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Keuangan di daerah;
7. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah;
8. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan
negara; dan
9. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Keuangan.

2.4 Visi dan Misi

Visi : Kami akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi


Indonesia yang inklusif di abad ke-21 Untuk mewujudkan visi tersebut,
Kementerian Keuangan

Misi :

1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui
pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat;
2. Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent;
3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum;
4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif;
5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan
menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif.

4
2.5 Struktur Organisasi

5
BAB III

HASIL OBSERVASI

3.1 Pengertian APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakila Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang

3.2 APBN

Tahun 2018 merupakan tahun keempat dari pelaksanaan program pembangunan


Kabinet Kerja dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan guna mewujudkan
kemakmuran dan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Pemerintah merespon tahun 2018 ini
melalui penetapan tema kebijakan fiskal yakni “Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk
Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan”.

Tiga strategi fiskal pada tahun 2018:

1. Optimalisasi pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim investasi;


2. Efisiensi belanja dan peningkatan belanja produktif untuk mendukung program
prioritas;
3. Mendorong pembiayaan yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan.>

Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2018

APBN tahun 2018 disusun dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian


global maupun domestik, yang tercermin dari asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut.

1. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,4 persen;


2. Inflasi dapat terkendali dalam kisaran 3,5 persen;

6
3. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan berada pada
Rp13.400 per dolar Amerika Serikat;
4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,2 persen
5. Indonesia Crude Price (ICP) diperkirakan rata-rata mencapai USD48,0 per barel;
6. Lifting minyak dan gas bumi tahun 2018 diperkirakan masing-masing mencapai 800
ribu barel per hari dan 1.200 ribu barel setara minyak per hari.

Besaran indikator ekonomi makro tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari
luar (global) maupun dalam negeri (domestik). Pengaruh faktor global diantaranya harga
komoditas yang masih lemah, perdagangan dunia meningkat namun masih dibayangi isu
proteksionisme dan perlambatan tingkat permintaan dari Tiongkok, Uni Eropa dan Jepang,
serta ketegangan geo politik di Timur Tengah dan Asia.

Pengaruh dari faktor domestik, yaitu tingkat kepercayaan dan daya beli masyarakat,
keyakinan pelaku usaha, peningkatan peran swasta melalui kredit investasi dan investasi
langsung, perbaikan neraca pembayaran serta penguatan cadangan devisa.

7
Pokok – pokok kebijakan APBN Tahun 2018

Dalam postur APBN 2018, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.894,7 triliun.
Jumlah ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.618,1 triliun, Penerimaan Negara
Bukan Pajak sebesar Rp275,4 triliun dan Hibah sebesar Rp1,2 triliun.

8
Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah akan melakukan berbagai upaya penguatan
reformasi di bidang perpajakan serta Kepabeanan dan Cukai, antara lain melalui:

1. Dukungan Automatic Exchange of Information (AEoI) agar dapat meningkatkan basis


pajak serta mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi perpajakan;
2. Penguatan data dan Sistem Informasi Perpajakan agar lebih up to date dan
terintegrasi, melalui e-filing, e-form dan e-faktur;
3. Membangun kepatuhan dan kesadaran pajak (sustainable compliance);
4. Perbaikan kemudahan dan percepatan pelayanan di pelabuhan dan bandara serta,
penegakan pemberantasan penyelundupan.

Belanja negara dalam APBN 2018, pemerintah dan DPR RI menyepakati belanja
sebesar Rp2.220,7 triliun. Besaran ini meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.454,5
triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp766,2 triliun.

9
Anggaran infrastruktur diarahkan untuk mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia
terhadap penyediaan infrastruktur, baik diperkotaan dan daerah, maupun di perbatasan dan
daerah terluar. Adapun sasaran pembangunan (sementara) antara lain jalan baru sepanjang
865 km, jalan tol sepanjang 25 km, jembatan sepanjang 8.695 m, dan pembangunan rumah
susun sebanyak 13.405 unit.

3.3 Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Rapat Paripurna DPR RI telah menyetujui Rancangan Undang-undang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 disahkan menjadi Undang-Undang. APBN
2018 yang disepakati mencantumkan target pendapatan negara sebesar Rp 1.894,7 triliun dan
pagu belanja negara Rp2.220,7 triliun.

10
Dari angka belanja tersebut terdapat belanja yang ditujukan untuk transfer ke daerah
dan dana desa senilai Rp766,2 triliun. Belanja transfer ke daerah dan dana desa mempunyai
fokus utama untuk meningkatkan pemerataan keuangan antardaerah, meningkatkan kualitas
dan mengurangi ketimpangan layanan publik daerah, menciptakan lapangan kerja dan
mengentaskan kemiskinan. Sedangkan dalam penyalurannya, belanja transfer ke daerah dan
dana desa menggunakan basis kinerja.

Dana transfer ke daerah dan dana desa terbagi menjadi dua pendanaan yaitu transfer
ke daerah sebesar Rp706,1 triliun dan dana desa sebesar Rp60,0 triliun. Dana transfer ke
daerah terbagi menjadi komponen-komponen sebagai berikut:

 Dana Bagi Hasil (DBH), dengan pagu dana sebesar Rp89,2 triliun. Kebijakan
terbaru pada komponen DBH adalah penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau (CHT)
untuk 5 program sesuai UU Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai dengan prioritas
pada bidang kesehatan dan mendukung program jaminan kesehatan nasional. Selain
itu DBH Dana Reboisasi, selain digunakan untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(RHL) juga penanganan kebakaran hutan, penanganan batas kawasan dan
pembenihan;

11
 Dana Alokasi Umum (DAU), dengan pagu dana sebesar Rp401,5 triliun. Kebijakan
untuk tahun 2018 antara lain pagu yang bersifat dinamis dan bobot wilayah laut
menjadi 100%;
 Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik), dengan pagu dana sebesar Rp62,4 triliun.
DAK Fisik digunakan untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur pelayanan publik
di daerah. Selain itu dalam DAK Fisik terdapat afirmasi kepada daerah tertinggal,
perbatasan, kepulauan dan transmigrasi. Pengalokasian DAK menggunakan
mekanisme proposal based sesuai proritas nasional;
 Dana Alokasi Khusus Non Fisik, dengan pagu sebesar Rp123,5 triliun digunakan
untuk mengurangi beban masyarakat terhadap pelayanan publik dengan sasaran
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk 47,4 juta siswa, Tunjangan Profesi Guru
(TPG) untuk 1,2 juta guru dan BOK untuk 9.785 Puskesmas.
 Dana Otsus, Dana Tambahan Infrastruktur dan Dana Keistimewaan
DIY, dengan dana sebesar Rp21,1 triliun digunakan untuk percepatan percepatan
pembangunan infrastruktur Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, serta
pengentasan kemiskinan , pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan di Provinsi
Aceh.
 Dana Insentif Daerah (DID), dengan dana sebesar Rp 8,5 triliun. DID digunakan
sebagai trigger dari pemerintah sebagai reward atas pemda yang berprestasi. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan perbaikan kinerja pengelolaan keuangan, pelayanan
dasar publik dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan Dana Desa mendapatkan pagu dana sebesar 60,0 triliun. Dalam pengalokasian
Dana Desa formula dibuat semakin fokus dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
ketertinggalan geografis, melalui: pemberian afirmasi kepada desa tertinggal dengan jumlah
penduduk miskin tinggi, penurunan porsi alokasi yang dibagi merata dan peningkatan alokasi
formula, dan pemeberian bobot yang lebih besar kepada jumlah penduduk miskin.

12
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara


dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian,
dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan


stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan
negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.

Untuk transfer ke daerah dan dana desa senilai Rp766,2 triliun. Belanja transfer ke
daerah dan dana desa mempunyai fokus utama untuk meningkatkan pemerataan keuangan
antardaerah, meningkatkan kualitas dan mengurangi ketimpangan layanan publik daerah,
menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan. Sedangkan dalam
penyalurannya, belanja transfer ke daerah dan dana desa menggunakan basis kinerja.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemenkeu.go.id

https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Keuangan_Indonesia

iv

Anda mungkin juga menyukai