Anda di halaman 1dari 14

KOLOM BETON DALAM BANGUNAN

I. Pendahuluan

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh
struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah
sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur
utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan
barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan
tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila
besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-
benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya
ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat,
harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah
roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan
beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.

II. Jenis-jenis Kolom


Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1. Kolom ikat (tie column)
2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton
bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Terlihat dalam gambar 1.(a).
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja
sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu
mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan
tegangan terwujud. Seperti pada gambar 1.(b).

3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen struktur
tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau
tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral ternyata lebih
tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang, seperti yang terlihat pada diagram di

bawah ini.

Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom
praktis.

Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m,
agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, mak
struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah
tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-
10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel
diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar
dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-
sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah
sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena
hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan
denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas
boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin
kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok
portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-
jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya
horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom,
boleh ditambah tebalnya.
III. Dasar- dasar Perhitungan
Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:
1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua
lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang
terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio
maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.
2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang pada
lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh
dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung
terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan
komponen struktur lainnya.
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada
kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga
memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:

1. Kuat perlu

2. Kuat rancang

No. Kondisi Faktor reduksi (ø)


1. Lentur tanpa beban aksial 0.8
2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.8
3. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
a. Tulangan spiral maupun sengkang ikat
b. Sengkang biasa: 0.7, 0.65

Asumsi Perencanaan

Referensi:
Sumber buku
Anonim. 2002. Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Bandung: Beta Version.
Dipohusodo, istimawan.1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Pamudji, Ganjar, dkk. 2004. Diktat Kuliah Struktur Beton II Universitas Jenderal Soedirman.
Praktisi HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia)

Askm Pak Rony Ardiansyah. Saya punya stok besi berdiameter 10 mm, jumlahnya lebih
100 batang. Rencana saya ingin membangun rumah 2 (dua ) lantai, di mana saja bisa saya
gunakan pada bagian rumah itu? Dan berapa jumlahnya pada masing-masing bagian (pondasi,
tiang, balok dan lantai)? Dari Sahminal, SH Pekanbaru.

Waalaikumussalam Bp.Sahminal, SH, yang saya hormati. Besi adalah suatu material yang
mempunyai kekuatan tarik yang luar biasa, digunakan dalam struktur beton bertulang untuk
meng-antisipasi material beton yang lemah terhadap tarik. Penggunaan besi dalam komnponen
struktur bangunan di samping jumlahnya, harus diperhatikan juga ukuran diameter yang
digunakan.

Karena Stok besi yang Anda miliki adalah besi diameter 10 mm, maka bisa digunakan terbatas
pada; pelat lantai, dinding, telapak pondasi atau lisplank sebagai tulangan pokok. Sedangkan
sebagai tulangan geser atau sengkang bisa digunakan pada struktur kolom dan balok beton
bertulang. Karena tulangan pokok (lentur) untuk komponen struktur kolom dan balok beton
bertulang, minimal harus menggunakan tulangan berdiameter 12 mm. Untuk pembesian struktur
pelat lantai Anda bisa mengunakan tulangan diameter 10 jarak 15 cm-17,5, sedangkan untuk
telapak pondasi Anda bisa gunakan besi diameter 10 mm jarak 10-15 cm.

Bagaimana dengan jumlah atau banyaknya tulangan yang digunakan dalam komponen struktur
tersebut? Marilah kita bahas satu per satu, yang pertama tentang struktur kolom rumah tinggal
dengan bentang balok atau jarak kolom tidak lebih darei 5 meter. Kecuali apabila ukuran
melintang minimum kolom tidak ditentukan lain oleh pembatasan tulangan menurut syarat
ketahanan dalam kebakaran. Dalam segala hal kolom strukturil dengan sengkang tidak boleh
mempunyai ukuran melintang kurang dari 15 cm.
Jadi menurut aturan yang ada, ukuran salah satu sisi atau ukuran penampang melintang kolom
struktural tidak boleh kurang dari 20 cm. Apabila ada yang merencanakan dimensi kolom beton
bertulang kurang dari 20 cm akan sangat berbahaya bagi kemanan struktur kolom. Sebaiknya
Anda buat ukuran kolom 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm.

Diameter (diameter pengenal) batang tulangan memanjang struktur kolom tidak boleh diambil
kurang dari 12 mm. dalam segala hal, luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil
kurang dari 1% dari luas penampang beton, dengan minimum 1 batang tulangan di masing-
masing sudut penampang. Jadi dapat disimpulkan jumlah tulangan kolom minimal 4 dia 12 mm,
Anda bisa mengunakan 6-8 dia 12 mm atau 4 diameter 16 mm.

Berikut ini saya coba sajikan contoh perhitungan jumlah tulangan minimum yang digunakan
pada struktur kolom. Contoh hitungan Tulanagan minimum kolom berdimensi 28 x 28 cm. Luas
penampang kolom = 784 cm2, luas tulangan minimum Amin (1% x 784 cm2) = 7,84 cm2. Pakai
tulangan 4 Dia 16, dgn luas As = 8,0425 cm2, As = 8,0425 cm2 > Amin = 7,84 cm2 —-OK.

Bagaimana dengan kolom bulat? kecuali apabila ukuran minimum penampang kolom tidak
ditentukan lain oleh pembatasan tulangan oleh syarat ketahanan dalam kebakaran, maka dalam
segala hal kolom strukturil dengan lilitan spiral tidak boleh mempunyai ukuran penampang
kurang dari 17 cm. Dalam segala hal, luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil
kurang dari 1% dari luas penampang teras beton, dengan minimum 6 buah batang tulangan.
Diameter (diameter pengenal) tulangan memanjang tidak boleh diambil kurang dari 12 mm.
Dalam segala hal, luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil lebih dari 6% dari luas
penampang beton yang ada. Apabila tulangan memanjang kolom disambung dengan sambungan
lewatan pada stek maka luas tulangan memanjang maksimum sedapat mungkin dibatasi sampai
4% dari luas penampang beton yang ada.

Bagiamana pula dengan tulangan balok? Contoh Hitungan Tulangan Minimum


Struktur Balok. Dimensi balok 25 x 40 cm, Mutu tulangan baja U-24, Kekuatan baja rencana
2.080 kg/cm2, maka luas tulangan minimum Amin (12/σ*au x b x h) = 5,048 cm2. Anda bisa
gunkan tulangan 3 Dia 16, dgn luas As = 6,0318 cm2. As = 6,0318 cm2 > Amin = 5,048 cm2 —-
OK.***

Like this:

Like
Be the first to like this post.
This entry was posted in Rubrik Keamanan Konstruksi. Bookmark the permalink.

30 Responses to Tulangan Berdiameter 10 mm

1. Hary | July 4, 2010 at 6:37 am | Reply

Assalamualaikum pak Roni,


Saya ingin menanyakan tentang kekuatan beton bertulang, yang digunakan untuk balok
pondasi, kolom praktis dan dak beton..apabila di dak tersebut dibuat bak penampung air
1,8×1,8×0.8 dengan bobot maksimal air 2500 liter (atau 2500 Kg karna bj air=1) dan
dibawah dak tersebut adalah kamar mandi. kira-kira harus kolom bagaimana dan mutu
beton berapa yang bisda menahan beban tersebut. Terus terang saya tidak mengetahui
hubungan mutu beton, kekuatan tekan dengan aplikasi kekuatan menahan bobot hidup
atau mati

Trims
Wassalamualaikum wr.wb

2. ronyardiansyah | July 4, 2010 at 11:45 pm | Reply

Waalaimualaikum wr.wb sdr Hary. Masalah dimensi komponen struktur bak air seperti
pelat, dinding, ataupun kolom pemikulnya itu tergantung hasil analisis berdasarkan
peraturan SKSNI. Beban yang bekerja pada struktur bak air adalah berat sendiri
komponen struktur beton bertulang, beban vertikal air pada pelat dasar, beban lateral air
pada dinding, dan beban berguna pekerja pembersih bak air. Dalam menganalis struktur
seluruh tegangan tarik harus dipikul oleh baja tulangan, sedangkan tegangan tekan
dipikul oleh beton dan baja tulangan. Mutu beton untuk bangunan air, disarankan
minimal fc’ 20 MPa, trims.

3. yudi | August 7, 2010 at 6:55 pm | Reply

Asalamualaikum wr wb pak Rony.


Saya ingin membangun garasi mobil dengan dak cor ukuran 6X8 dan rencananya, diatas
dak tersebut akan saya buat kolam renang mini ukuran 3x6x1,2 m (memanjang). kira2
dak seperti apa yang mampu menahan beban diatasnya. rencana dinding kolam akan saya
cor juga. terimakasih atas jawabannya. wassalam

4. ronyardiansyah | August 7, 2010 at 7:15 pm | Reply

Waalaikummussalam wr.wb Pak Yudi. Struktur kolom renang si atas portal beton
termasuk struktur dengan beban konstruksi berat. Disamping berat sendiri balok dan pelat
(tebal pelat dasar kolom renang min. 20 cm) yang beratnya 2,4 ton per m3, berat air harus
diperhitungkan sebesar 1 ton per m3 dengan fektor kali 1,2 untuk beban fluida, jadi = 1,2
x 1 x 1,2 = 1,44 ton/m2, serta beban berguna/hidup sebesar 400 kg/m2. Jadi, dimensi
balok dan kolom pendukung harus dihitung dengan pasti. Masalah pondasi pun harus
kuat terhadap beban yang di transfer oleh kolom, untuk daya dukung pondasi harus
diketahui daya dukung tanah dengan penelitian tanah (sondir test).
Prediksi dimensi balok dan kolom untuk dinalisis lebih lanjut kapasitas dan tulangannya,
Anda bisa menggunakan balok 30 x 65 cm untuk balok bentang 8 meter, dan balok 25 x
65 cm untuk balok bentang 6 m, serta balok ukuran 30 x 50 cm sebanyak 2 buah yang
terletak di balok 30 x 65 cm. Dimensi kolom dipredikai ukuran 40 x 40 cm. Dimensi
prediksi ini boleh ditambah atau dikurangi setelah dianalisis dengan pasti. Untuk pondasi
tidak dapat diprediksi karena belum diketahui daya dukung tanahnya.
Akan tetapi, bila ukuran kolam renang diperbesar menjadi 6 x 8 meter. Khusus untuk
Struktur balok akan menjadi lebih aman (atau tanpa balok), karena dinding kolam renang
berupa shearwall akan menggantikan fungsi balok. Hanya beban pondasi akan bertambah
***

5. iqra | August 28, 2010 at 2:30 pm | Reply

Asalamualaikum wr wb pak Rony


pada saat perencanaan lt2,konsultan tersebut ga meneliti history kolom bangunan lt1.
konsultan tsb merencanakan kolom lt2 dengan besi D16 ulir, pada saat komtraktor mulai
bekerja ternyata didapati kolom lt1 dengan besi D10 polos, jika pekerjaan dilanjutkan
apakah lt1 aman memikul beban lt2, tambahan perkuatan seperti apa kira2….mohon
pencerahaannya

6. ronyardiansyah | August 28, 2010 at 8:31 pm | Reply

Waalaikumussalam Wr. Wb sdr Iqra. Kekuatan kolom lt dasar wajib dievaluasi bila ingin
mengadakan penambahan tingkat. Tulangan yang berdiameter 10 mm, apalagi polos,
jelas tidak memenuhi syarat untuk kolom struktural. Antisipasinya bisa dengan salah satu
caranya “The Column Concrete jacketing” (lihat Rubrik Keamanan Konstruksi), trims

7. rezky | September 24, 2010 at 9:56 am | Reply

assalamualaikum bapak Rony.,saya ada rencana membangun masjid dengan luas


bangunan 15mx17m tidak bertingkat, untuk mendapatkan luas ruang yang maksimal tapi
me-minimal-kan kolom yg ada ditengah ruang kira2 pake ukuran kolom dan balok
berapa?? serta bentang maksimal untuk tiap kolom berapa?? karena bagian atasnya ada
kubah beton juga.. mohon pencerahannya..

8. ronyardiansyah | September 26, 2010 at 10:46 pm | Reply

Walaikumussalam Sdr. Rezky, saya pernah merancang ruangan dalam masjid yang
kosong 15 x 15 meter. Untuk mendukung kubah beton, tentu di samping memiliki elemen
struktur balok dan kolom yang cukup besar, harus ada kolom selasar untuk mengimbangi
gaya dan momen yang cukup besar itu. Bila Anda berdomisili di Pekanbaru, silahkan
datang ke Skretariat Teknik Sipil Univ. Islam Riau. Insyah Allah saya bisa bantu, trims.

9. setio | October 3, 2010 at 12:26 pm | Reply

Asalamualaikum wr wb pak Rony.


Saya ingin membangun rumah dengan dak cor ukuran 18mx16m dan rencananya akan
saya bangun 3 lantai. lantai 1 toko dan gudang, lantai 2dan 3 untuk rumah tinggal. tetapi
saya hanya ingin menggunakan 9 tiangan saja. karena dana yang minim saya akan
menggunakan beton bukan konstruksi besi baja(IWF). saya masih bingung dengan
perhitungan besi beton yang harus saya gunakan untuk kolom dan baloknya. dan untuk
foot sebaiknya sebesar 1m atau1,5m? terimakasih atas jawabannya. wassalam

10. setio | October 3, 2010 at 1:49 pm | Reply

maaf pak rony ada yang lupa. untuk tinggi ruangan rencna saya ingin buat 4m.
terimakasih.

11. ronyardiansyah | October 3, 2010 at 6:15 pm | Reply

Waalaikumussalam sdr. Setio. Bila Anda menggunakan 9 tiang, artinya 3 ke arah


sampingg dan 3 ke arah belakang dgn ukuran 18 m x 16 m tsb. Bentang pelat yang akan
dijumpai lebih kurang 9 x 8 meter, bearti beban pondasi per titik kolom berkisar 216 ton,
Struktur ini termasuk struktur berat yang harus dihitung dengan akurat, bila Anda
bandingkan dengan ruko hanya 60 ton. Dimensi kolom Utama struktur beton bertulang
dapat Anda gunakan dimensi minimum 50 x 50 cm dan balok lantai dgn dimensi 30 x 70
cm, serta tulangan disesuaikan dengan hasil perhitungan analisis struktur. Jangan lupa
memasang balok anak, karena bentang pelat yang sangat besar itu, bisa gunakan dimensi
balok anak 30/50 cm dengan sistem balok grid. Mengenai pondasi yang akan digunakan
harus disesuai dengan hasil pemeriksaan tanah (bisa digunakan alat sondir 2,5 ton). Bila
pondasinya tiang pancang spun pile dia 35 cm bisa sampai 3 btg, Aatau sebanyak 12
batang mini pile 20 x 20, yang harus dipasang sampai mencapau Qc > 150 kg/cm2 dari
data sondir dan Nilai N SPT > 50, trims.

12. setio | October 4, 2010 at 11:39 am | Reply

kalau untuk pembesiannya pak? saya masih bingung menentukan struktur besi yang akan
saya gunakan. bagaimana menurut bapak untuk ukuran pembesian kolom dan baloknya?
terimakasih.
13. ronyardiansyah | October 5, 2010 at 11:21 pm | Reply

Sdr. Setio. Bila Anda bukan seorang konstruktur, memang seharusnya tidak boleh
menetukan pembesian suatu struktur. Saya telah membantu menentukan dimensi struktur
berdasarkan pengalaman kerja saya. Untuk menentukan pembesian dan mengcrosscheek
kembali dimensi tersebut harus dihitung dengan teliti semua beban gravitasi termasuk
beban Lateral gempa atau angin, melalui suatu analisa struktur yang out put perhitungan
bisa mencapai ratusan lembar kertas quarto dan harus dihitung oleh ahli struktur yang
bersertifikat keahlian dengan penuh tanggung-jawab. Ringkasnya tidak dapat saya tebak
begitu saja lewat forum ini, trims.

14. Hasan Hamid | October 24, 2010 at 4:10 pm | Reply

Assalamu’alaikum
sebelumnya saya ijin book web ini pak terima kasih atas sharenya…
Terima Kasihh sebelumnya untuk nanti saya baca lagi.

15. Nanda | November 26, 2010 at 12:54 am | Reply

Wskm…
Saya hanya ingin tanya, berapa sih mas kalau beban hidup maksimum untuk kamar
mandi?
Terimakasih.

16. ronyardiansyah | November 26, 2010 at 2:35 pm | Reply

Sdr. Nanda. Beban hidup untuk kamar mandi cukup Anda ambil 250 km/m2. Yang perlu
diperhatikan adalah beban matinya, seperti bak air & beban airnya, closet dan peralatan
saniter lainnya, juga finishing dinding km/wc nya.

17. nr 1908 | January 17, 2011 at 11:31 am | Reply

assalamualaikum,
saya ingin membuat bangunan 2.5 m x 2.5 m x 3 m (tinggi) untuk dudukan tanki air . di
mana di atas bangunan tsb akan diletakkan tanki air dgn kapasitad 3 m3.
berapalak ukuran kolom dan balok u/ banguanan tsb dan memakai besi dia berapa.
terimakasih dan salam sejahtera
wassalam

18. rozi | January 19, 2011 at 1:03 pm | Reply

Siang pk Rony..
saya mau menyakan pak, hal hal apa saja yang bisa mengakibatkan beton bertulang
menjadi lemah? apakah dampak kebakaran bisa membuat beton bertulang menjadi
lemah? trims

19. ronyardiansyah | January 19, 2011 at 2:39 pm | Reply

Sdr. Rozi. Banyak faktor yang menyebabkan beton menjadi lemah, antara lain: karena
pemakaian, overloading, faktor kimia, faktor biologo/lingkungan dsb. Sebenarnya beton
itu endiri cukup tahan terhadap suhu kebakaran, sampai dengan temperatur yang cukup
tinggi beton masih tetap tahan, akan tetapi baja tulangan sudah meleleh, itulah yang
merysak struktur beton bertulang.

20. ronyardiansyah | January 19, 2011 at 2:51 pm | Reply

Sdr. Nr 908. Yang perlu Anda perhatikan adalah balok-balok (transfer beam) yang
menyalur beban tangki ke kolom. Mengenai dimensi dan tulangannya harus dihitung oleh
konstruktur dengan mengacu kepada peraturan pembebanan yang berlaku, trims. Bila
ditaksir saja, dimensi balok induk 30 x 50, balok anak (grig) 20 x 40, tentu semua ini
untuk bentang 2,5 meter , dan kolom cukup 25 x 25 cm.

21. nr 1908 | January 19, 2011 at 3:00 pm | Reply

assalamualaikaum warohmatullahi wabarokatu

terimakasi kasih banyak atas jawabannya pak, saya tidak menyangka mendapat jawaban
dalam tempo yg singkat

wassalam

22. rudi | January 20, 2011 at 9:28 am | Reply


Assalamualaikum pak rony,

Singkat saja pak, apakah bapak punya referensi spesifikasi diameter tulangan pondasi pile
dgn tebal pile cap>150 cm? soalnya saya tidak bisa menentukan sembarang diameter
karena belum tentu ada di pasaran.
Terima kasih pak.

23. ronyardiansyah | January 20, 2011 at 10:25 am | Reply

Sdr. Rudi. Besarnya tulangan pile tergantung pada beban kolom dan jarak piling yang
akan dikerjakan, pada umumnya tebal pile cap struktur beton bertulang tidak dibenarkan
kecil dari 20 cm. Sedangkan pembesian piling tergantung dan diperhitungkan terhadap
saat pengangkatan tiang itu sendiri. Jadi tidak ada referensi tentang pemakaian tulangan,
tetapi hasil analisislah yang menntukan besrnya kebutuhan tulangan. Tetapi untuk
diameter tulangan untuk pile referensinya seperti di PBI-71, “Diameter tulangan
strukturil minimum 12 mm”.

24. andi | January 24, 2011 at 10:47 am | Reply

siang pak Rony,


singkat saja, saya sedang merencanakan membangun rumah sendiri tanpa arsitek, dimana
bangunan ada dua lantai akan tetapi atap juga akan saya cor beton yang mana di atap
akan dibuat taman. di lantai satu ada ruangan berukuran 6 x 6 mt tanpa ada tiang di
tengahnya, saya buat semua balok beton itu sama dengan tebal dinding dari rumah saya
yaitu 15 cm, di atas ruang kosong ini ada dua buah kamar tidur yang tentunya di atasnya
ada atap cor, saya design balok hanya berukuran 50 x 15 saja yang mana ada 6 titik tiang
pada bagian luar ruangan ini dan semua titik itu terhubung dengan balok beton.
pertanyaanya apakah design seperti ini aman. kalo tidak aman saya minta saran pak Rony
sebagai pakarnya.

regards,
andi

o andi | January 24, 2011 at 10:59 am | Reply

maaf ketinggalan pak, sebagai informasi besi tulangan yang saya pakia adalah
ukluran 16 mm ada 4 buah dan yang 13 mm ada 4 buah jadi total ada 8 batang
setiap balokanya.

thanks
25. ronyardiansyah | January 24, 2011 at 3:28 pm | Reply

Sdr. Andi. Beban pelat lantai akan dipikul oleh balok, kekuatan balok sangat ditentukan
oleh tinggi balok. Tinggi balok untuk memikul beban 6 x 6 meter minimal nadalah 30 cm
dan lebarnya disesuaikan dengan jumlah tulangan yang akan digunakan, saya kira harus
20 cm. Tulangan tarik minimal 5 dia 16 mm dan tulangan tekan 3 dia 16 mm dengan
jarak sengkang dia 10-10 pada tumpuan dan dia 10-15 pada lapangan.

26. rijali | February 21, 2011 at 11:47 pm | Reply

malam pak rony,


sy mau tanya bangunan ruko 3 tingkat jarak antar kolom 30×40 adalah 4 m dgn balok
30×40 diatasnya memikul beban dinding bata setinggi 3,5 M dan pelat lantai 1 sisi , dari
perencanaan awal balok tersebut dipakai 5 dia 16 apakah tidak over pa ? apakah 2 dia 16
sudah cukup, mohon dibalas pak, terima kasih

27. ronyardiansyah | February 22, 2011 at 8:40 am | Reply

Sdr Rijali, bila kita cerita masalah tulangan balok, kita tidak menceritakan berapa jumlah
tulangan total balok itu. Di dalam balok lantai (tie beam) ada tulangan tarik dan tulangan
tekan, tulangan tarik balok di daerah tumpuan adalah terletak di sebelah atas dan di
lapangan tulangan tariknya di sebelah bawah. Jumlah tulangan tarik inilah yang menahan
defleksi dari balok, bila bentang balok hanya 4 meter dan untuk bengunan ruko, dimensi
balok 30/40, mutu beton tidak kurang dari K-175, Anda bisa menggunakan jumlah
tulangan tarik sebanyak 3 dia 16 mm.

28. Hasan Hamid | May 26, 2011 at 9:23 pm | Reply

Assalamualaikum Wr.Wb.
Wah pak rony emank hebat deh… keren pak ilmu2 praktisnya… saya jadi sangat terbantu
dengan ilmu yang bermanfaat dari bapak, saya mau tanya pak itu untuk tulangan
minimum balok dengan rumus 12/σ*au x b x h — itu σ*au nilai apa ya pak?
trim’s

29. iren | September 17, 2011 at 7:15 pm | Reply


Assalamualaikum Wr.Wb
Singkt saja pk Rony saya mau bangun teras ukuran 3 x 3 tinggi 2,8 dengan atap beton
yang bisa diinjaki yang perlu saya tanykan bentuk tulang besi, ukuran besi dan jaraknya
serta tulang kolom tiang dan ukurannya. terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai