Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No.

1, (2015) 1

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER PLTU UNIT 20 PT. PJB


UBJOM REMBANG PADA BEBAN 315 MW DENGAN
MENGGUNAKAN METODE LANGSUNG ( DIRECT METHOD )
Meylisa Eka Sangputri, Arrad Ghani S. berpengaruh terhadap daya yang dihasilkan oleh sebuah
Program Studi Sistem Pembangkit PLTU. Dari hasil analisa yang didapat nantinya diharapkan
Energi, Depatemen Teknik Mekanika dapat dilakukan tindak lanjut yang berdampak pada
dan Energi, Politeknik Elektronika peningkatan unjuk kerja boiler dan otomatis peningkatan
Negeri Surabaya keseluruhan unit 20 di PLTU Rembang, unit bisnis jasa
Jl. Raya ITS, Sukolilo Surabaya 60111 operasi dan maintenance pembangkitan Rembang.
Indonesia
I. TINJAUAN PUSTAKA
e-mail: meylisaeka15@gmail.com
Abstrak—Boiler unit 20 di PLTU PT. PJB UBJ O&M
Rembang berfungsi sebagai penghasil steam untuk memutar A. Pengertian Boiler
turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan
energi listrik melalui generator listrik. Boiler unit 10
beroperasi dari tahun 2011. Boiler ini tergolong baru bekerja
selama 4 tahun sehingga unjuk kerjanya mengalami banyak
penurunan. Untuk itu dilakukan studi analisa dengan
perhitungan input - output dengan tujuan untuk mengetahui
besarnya penurunan performance dan mengetahui penyebab
dari penurunan performance. Berdasarkan data dan analisa
maka diketahui penurunan unjuk kerja boiler sebesar 13%,
dari 83% pada saat komisioning menjadi 70% pada kondisi
sekarang. Untuk menghasilkan daya listrik yang sama (315
MW), pada kondisi sekarang telah mengalami penurunan
performa. Fouling, slangging, temperature pembakaran, air
umpan boiler, blowdown, kapasitas udara pembakaran, jenis
batubara yang digunakan, dan pemanfaatan kondensat
merupakan factor yang mempengaruhi turunnya efisiensi pada
boiler. Maka dari itu diperlukan sekali pengecekan dan Gambar 1. Boiler 315 MW Corner burner for mill pulverizercoal
perawatan rutin seluruh komponen pembangkit untuk Sumber : PLTU Indramayu

menjaga performa tetap stabil dan menghasilkan daya listrik Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap/steam. Steam
semaksimal mungkin. pada suhu dan tekanan tertentu kemudian digunakan untuk
mentransfer energi ke suatu proses. Steam adalah media
yang efektif dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
Kata Kunci - Boiler, Fouling, Slagging, efisiensi, komisioning, proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam,
daya listrik volumenya akan meningkat 1600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
PENDAHULUAN sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola
Boiler adalah bejana tertutup yang merubah energi dan dijaga dengan sangat baik karena ada resiko terjadinya
kimia dari pembakaran bahan bakar menjadi energi termal, tekanan berlebih. Dalam siklus PLTU, posisi boiler
kemudian energi termal tersebut dialirkan ke fluida kerja di diperlihatkan dalam gambar gambar 1.
dalamnya yang biasanya berupa air sehingga fluida tersebut
akan berubah fasa dari cair ke uap. Dalam hal ini B. Steam System
menggunakan fluida air yang biasanya digunakan pada
proses yang bertemperatur tinggi dan juga perubahan parsial
menjadi energi mekanik di dalam turbin uap. Seperti halnya
pada boiler di Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi (P3TKEBTKE) Dept. ESDM RI juga
menggunakan fluida kerja berupa air umpan.
PLTU Rembang unit 20 beroperasi dari tahun 2011.
Unit ini tergolong masih baru namun unjuk kerja dari unit
ini juga harus tetap dipantau agar tidak mengalami banyak
penurunan, salah satunya adalah boiler. Turunnya unjuk Gambar 2. Steam Flow
Sumber Manual Book Boiler PLTU Rembang
kerja boiler disebabkan antara lain: buruknya pembakaran,
Gambar diatas menunjukkan steam yang dihasilkan dari
kotornya permukaan penukar panas, buruknya operasi dan
steam drum setelah kemudian dipanaskan di dalam
pemeliharaan. Dengan turunnya unjuk kerja boiler akan
superheater agar menjadi superheated steam. Kemudian
memberi dampak terhadap penurunan efisiensi keseluruhan
diekspansi untuk menggerakan turbin (high pressure
unit 20 yang tidak mampu lagi menghasilkan daya sebesar
heater). Keluaran HP Heater kemudian dilewatkan dalam
pada saat komisioning. Dengan kondisi ini perlu adanya
reheater agar temperature naik kembali untuk masuk
pengkajian dan penanganan tentang studi dan analisis unjuk
kembali ke dalam Intermediet Turbine. Dimana panas
kerja boiler. Karena performa kerja boiler sangat
JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No. 1, (2015) 2

reheat didapatkan dari flue gas. Selain itu, superheater


didinginkan dengan spray water agar tidak mengalami C + O2 → CO2 + Panas
overheat dengan tujuan menjaga temperatur uap.
D. MASALAH-MASALAH PADA BOILER
1. Pembentukan kerak
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya
mineral-mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion
kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh gas
penguapan.
2. Peristiwa korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida
yang terdapat dalam uap yang terkondensasi. Korosi
merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya
dalam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan
lain-lain.
3. Pembentukan deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air
umpan boiler yang disebabkan oleh adanya zat padat
Gambar 3. Sistem Uap PLTU tersuspensi misalnya oksida besi, oksida tembaga dan lain-
Sumber Manual Book Boiler PLTU Rembang
lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh kontaminasi
C. Proses Pembakaran uap dari produk hasil proses produksi. Sumber deposit
didalam air seperti garam-garam yang terlarut dan zat-zat
yang tersuspensi didalam air umpan boiler.
4. Kontaminasi Uap (steam carryover)
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat
tersuspensi dengan konsentrasi yang tinggi, ada
kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara
berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam carryover
zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam uap. Steam
carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut
keluar bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater,
turbin, dan lain-lain.
Gambar 4. Prinsip Pembakaran
Sumber Manual Book Boiler PLTU Rembang E. Efisiensi Boiler
Pada proses pembakaran, diperlukan bahan bakar dan Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja
udara (sebagai sumber oksigen). Pembakaran adalah reaksi dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah
kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja boiler atau ketel uap
terbakar, disertai timbulnya cayaha dan menghasilkan kalor. yang didapatkan dari perbandingan antara energy yang
Dalam suatu pembakaran bahan bakar akan menjadi reaksi dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel
kimia antara komponen bahan bakar dengan oksigen, dengan masukan energi kimia dari bahan bakar. Untuk
dimana hasil reaksi ini akan membentuk gas CO2, H2O dan tingkat efisiensi pada boiler atau ketel uap tingkat
gas – gas lain. Tujuan dari proses pembakaran adalah efisiensinya berkisar antara 70% hingga 90%.
melepaskan seluruh panas yang dihasilkan dengan
meminimalkan kerugian – kerugian yang terjadi. Reaksi 1. Metode Langsung
pembakran elemen – elemen yang dapat terbakar dalam Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
bahan bakar sehingga menghasilkan panas merupakan dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan
proses yang kompleks, yang memerlukan turbulensi atau bakar boiler.
percampuran reaktan yang tepat, temperature yan cukup, Metodologi ini dikenal juga sebagai metode input-output’
dan waktu yang cukup untuk reaktan terjadi kontak dan karena kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan
bereaksi. keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan
Pada kondisi yang ideal proses pembakaran akan terjadi bakar) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini dapat dievaluasi
proses pencampuran oksigen dan bahan bakar yang tepat dengan menggunakan rumus :
(pembakaran sempurna) dan menghasilkan gas CO2 dan
H2O. Sehingga tidak ada lagi bahan yang dapat terbakar Panas PembentukanUap
(combustible matter) tersisa. Tetapi kondisi seperti ini sangat Efisiensi Boiler (η) =
sulit terjadi dan bahkan tidak akan pernah terjadi pada suatu Panas Masuk
pembakaran di boiler dengan tingkat exess oksigen nol
persen. W s∗hmainsteam −h feedwater
Pada kondisi praktis exess oksigen didapatkan dalam bentuk Efisiensi Boiler (η) =
W f∗HHV
excess udara dari udara atmosfer dan jumlah excess udara
ini bervariasi tergantung dari bahan bakar, boiler load dan
Keterangan :
tipe dari perangkat pembakaran. Komponen utama dalam
bahan bakar adalah karbon (C) dan hidrogen (H). contoh Ws = Kapasitas Produksi Uap (kg/h)
reaksi pembakaran adalah sebagai berikut : hmain steam = Entalpi Uap (kkal/kg)
JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No. 1, (2015) 3

hfeedwater = Entalpi Feedwater (kkal/kg) dengan tenaga kerja perusahaan untuk mendapatkan
Wf informasi tentang performans pada Boiler unit 20 dan
= Konsumsi Bahan Bakar (kg/h)
juga untuk mendapatkan data operasional Boiler unit 20.
HHV = Nilai Kalor Pembakaran (kkal/kg) 3. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan
2. Metode Tidak Langsung secara langsung terhadap parameter yang akan
Efisiensi merupakan perbedaan antar kehilangan dan energi digunakan untuk menghitung efisiensi boiler pada CCR
masuk. Metodologi Standar acuan untuk Uji Boiler di dan melihat proses pengambilan data secara langsung
tempat dengan menggunakan metode tidak langsung adalah serta validasi data pada rendal operasi PLTU Rembang.
British Standard, BS 845:1987 dan USA Standard ASME
PTC-4-1 Power Test Code Steam Generating Units. Dari pengambilan data yang dilakukan didapatkan data-
Metode tidak langsung juga dikenal dengan metode data yang kemudian diolah untuk mencari nilai Kapasitas
kehilangan panas. Efisiensi dapat dihitung dengan produksi uap, entalpi uap, entalpi feedwater, konsumsi
mengurangkan bagian kehilangan panas dari 100 sebagai bahan bakar, nilai kalor pembakaran.
berikut :
III. HASIL ANALISA DATA
Efisiensi boiler (n) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii) A. Data Terukur Pada Boiler
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah Sebelum melakukan perhitungan dan analisa maka
kehilangan panas yang diakibatkan oleh : diperlukan data-data yang diperlukan untuk melakukan
i. Gas cerobong yang kering . perhitungan. Seperti dijelaskan pada pembahasan
ii. Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan sebelumnya, terdapat parameter pada boiler yang telah
bakar. diketahui dan pengukuran parameter dengan alat ukur.
iii. Penguapan kadar air dalam bahan bakar. Adapun data-data yang di ambil dari Enjiniring, rendal
iv. Adanya kadar air dalam udara pembakaran operasi, manual book dan CCR dapat diuraikan sebagai
v. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly berikut.
ash B. Klasifikasi Boiler PLTU Rembang Unit 20
vi. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/
bottom ash. Model : DG1025/18.2-II13 Dongfang Boiler Co.Ltd
vii.Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung Kapasitas : 1025 ton/jam
Kehilangan yang diakibatkan oleh kadar air dalam bahan Tek. Uap superheater : 17,4 Mpa
bakar dan yang disebabkan oleh pembakaran hidrogen Temp. Uap superheater : 541 C
tergantung pada bahan bakar, dan tidak dapat dikendalikan Bahan bakar penyalaan : HSD
oleh perancangan. Bahan bakar utama : low rank dan medium rank coal
Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler Jumlah Burner batu bara : 20 buah
dengan menggunakan metode tidak langsung adalah : Jumlah Burner minyak : 12 buah
Jumlah Titik Secondary Air: 20 buah
- Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air,
kadar abu) C. FLOWCHART PEMBAHASAN KASUS

- Persentase oksigen atau CO2 dalam gas buang Perhitungan efisiensi boiler secara umum dapat
digambarkan dengan flowchart berikut:
- Suhu gas buang dalam oC (Tf)
- Suhu awal dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam START
kg/kg udara kering
- HHV bahan bakar dalam kkal/kg Studi Literatur
- Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk
bahan bakar padat)
Pengujian &
- HHV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat) Pengambilan data

II. METODOLOGI
Dat
A. Metode Pengambilan Data NO a Yes Pengolahan Data &
Metode penulisan yang digunakan dalam mendapatkan Cuk Analisa
data untuk penyusunan laporan kerja praktek ini adalah: up
1. Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan membaca buku manual Kesimpulan dan
operasional perusahaan dan buku pendukung tentang Saran
Boiler pada PLTU Rembang untuk mendapatkan data
spesifikasi desain Boiler Unit 20 PLTU Rembang.
2. Metode Wawancara Gambar 4.2. Flowchart Pembahasan
Metode ini dilakukan dengan tanya jawab atau diskusi END
Sumber: -
JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No. 1, (2015) 4

Ws = 920.1 t/h *1000 = 920100


Langkah pertama yang dilakukan adalah studi (kg/h)
literatur tentang boiler pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang. hmain steam = 3340.296 kj/kg * 0.23 = 893
Parameter yang di dapatkan adalah nilai temperature dan
tekanan pada main steam dan feedwater, flow rate pada (kkal/kg)
main steam, feedwater, dan konsumsi bahan bakar, dan nilai hfeedwater = 1212.668 kj/kg * 0.23 = 278
kalor pembakaran bahan bakar. PLTU Rembang (kkal/kg)
menggunakan bahan bakar batubara jenis MRC ( Mediaum Wf = 37.725 t/h * 3600 =135810
Rank Coal ) dan LRC (Low Rang Coal ) dengan adanya (kg/h)
perbandingan diantara keduaya dalam terjadinya proses HHV = 4995 (kkal/kg)
pembakaran. Parameter tersebut diambil saat boiler
beroperasi normal. Dengan menggunakan metode langsung
W s∗hmain steam −h feedwater
maka parameter untuk efisiensi boiler mengabaikan aspek Efisiensi Boiler (η) =
losses pada setiap kehilangan panasnya. Dari parameter W f∗HHV
tersebut akan didapatkan nilai entalpi yang nantinya akan Efisiensi Boiler (η) =
digunakan untuk menghitung efisiensi boiler. Setelah itu
pembahasan dan kesimpulan akan dilakukan untuk
mengetahui seberapa baikkah performa boiler pada saat itu.
920.1t / h∗1000 ( kghr )∗( 893 kkal
kg
−278
kkal
kg )
*
kkal kkal
D. PERHITUNGAN EFISIENSI 135810 ∗4995
hr hr
1. Teori Perhitungan Efisiensi Metode Langsung 100%
Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) = 83 %
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan
bakar boiler. 3. Efisiensi Boiler PLTU Rembang Unit 20 Pada
Metodologi ini dikenal juga sebagai metode input-output’ Bulan Mei 2015
karena kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan
keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan Properties :
bakar) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini dapat dievaluasi
dengan menggunakan rumus :
Ws = 916.95 t/h *1000 = 916950
(kg/h)
Panas PembentukanUap hmain steam = 3883.231 kj/kg * 0.23 = 893
Efisiensi Boiler (η) = (kkal/kg)
Panas Masuk
hfeedwater = 1198.45 kj/kg * 0.23 = 275.63
Panas masuk merupakan energi yang dibutuhkan oleh boiler (kkal/kg)
untuk menghasilkan energi. Energi masuk Boiler didapat Wf = 48.38 kg/s * 3600 =174168
dari hasil pembakaran batubara. Sedangkan Panas (kg/h)
Pembentukan Uap merupakan energi yang dihasilkan oleh HHV = 4608 (kkal/kg)
Boiler yaitu merupakan jumlah keseluruhan energi dari
superheater dan reheater. Adapun untuk mencari nilai
W s∗hmain steam −h feedwater
keduanya disajikan dalam rumus dibawah ini : Efisiensi Boiler (η) =
W f∗HHV
W s∗hmainsteam −h feedwater
Efisiensi Boiler (η) =
W f∗HHV Efisiensi Boiler (η) =
Dimana
Ws
:
= Kapasitas Produksi Uap (kg/h)
916.95∗1000 ( kghr )∗(893 kkal
kg
−275.63
kkal
kg )
*
hmain steam = Entalpi Uap (kkal/kg) kkal kkal
174168 ∗4608
hfeedwater = Entalpi Feedwater (kkal/kg) hr hr
Wf = Konsumsi Bahan Bakar (kg/h) 100%
HHV = Nilai Kalor Pembakaran. (kkal/kg) = 70 %
Effisiensi PLTU tidak lepas dari peran Boiler yang
merupakan komponen utama yang terdapat dalam PLTU Tabel 1. Nilai properti Boiler PLTU Rembang
sehingga tingkat unjuk kerja (effisiensi) Boiler harus selalu No Komisioning (2011)
dipantau sehingga memperoleh untuk kerja yang maksimal Ws Wf HHV T flue gas
untuk meningkatkan effisiensi PLTU sendiri. 920100 135810 4995
1.
2. Efisiensi Boiler PLTU Rembang Unit 10 Pada (kg/h) (kg/h) (kkal/kg) 150 ᵒC
Saat Komisioning (Tahun 2011)
Efisiensi = 83%
Properties :
Mei 2015
JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No. 1, (2015) 5

Ws Wf HHV T flue gas Endapan yang terbentuk di dinding tube pada sisi air dapat
4608 mengurangi efisiensi dan bahkan kerak dapat merusak tube
916950 174168
karena over heating. Endapan-endapan tersebut disebabkan
2. (kkal/kg)
(kg/h) (kg/h) 190ᵒC oleh tingginya konsentrasi suspended solids dan dissolved
solids, hal itu juga dapat menyebabkan terbentuknya busa
(foam) sehingga menyebabkan carry over. Oleh karena itu
Efisiensi = 70% konsentrasi solids harus dijaga pada kondisi tertentu, dan ini
dilakukan dengan proses blowdown, dimana air dibuang
4. ANALISA keluar dan segera digantikan oleh air umpan boiler. Karena
blowdown adalah air yang dikeluarkan dalam keadaan
Dari hasil pengambilan dan pengolahan data
temperatur tinggi, maka hal ini merupakan pembuang panas
dihasilkan dua nilai efisiensi Boiler PLTU Rembang pada
yang mengakibatkan penurunan efisiensi. Faktor selanjutnya
saat komisioning sebesar 83% (beroperasi pada tahun 2011)
adalah pemanfaatan kondensat, bila uap air memberikan
dan pada bulan mei tahun 2015 sebesar 70% dengan
energi termal kedalam suatu sistem proses, panas yang
perhitungan efisiensi menggunakan metode langsung atau
diserap oleh proses umumnya adalah panas latennya,
input – output.
sedangkan kondensatnya yang masih membawa panas
sensible akan meninggalkan sistem proses pada temperatur
tinggi. Mengingat kondensat pada dasarnya adalah air murni
dengan temperatur tinggi, maka sejauh tidak terkontaminasi
kondensat dapat dimanfaatkan sebagai air umpan boiler
yang ideal. Kontaminasi kondensat adalah salah satu hal
yang tidak memungkinkan kondensat untuk dimanfaatkan
sebagai air umpan, sebagai altertnatif, panas yang ada pada
kondensat dapat dimanfaatkan melalui heat exchanger.
Faktor lain yang juga mempengaruhi efisiensi adalah data
Gambar diatas menjelaskan tentang efisiensi boiler ultimate residu, sebagai mana dapat kita bandingkan bahwa
awal pada saat komissioning, setelah beroperasi beberapa high heating value (nilai panas tertinggi) residu yang
tahun efisiensi mengalami penurunan dari 83% menjadi digunakan pada saat komisioning lebih besar 387 kcal/kg
70%. Data input adalah energy yang diberikan pada boiler, dari pada yang digunakan pada kondisi sekarang. Hal ini
dan data output adalah energy yang dikeluarkan atau jelas berpengaruh terhadap proses pembakaran yang terjadi
dihasilkan oleh boiler. dan nilai kalorinya. Ketika komisioning nilai coal flow yang
Pada dasarnya efisiensi boiler merupakan digunakan sebesar 150 ton/jam terdapat selisih sebesar 24
parameter performa kerja boiler pada setiap pembangkitan, ton/jam batubara yang digunakan pada bulan mei 2015, hal
banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler, dan akan tersebut dipengaruhi oleh perbandingan jenis batubara yang
dibahas pada analisa dibawah ini. Efisiensi boiler unit 10 digunakan, saat komisioning batubara tipe MRC digunakan
mengalami penurunan panas sebesar 13%. Penurunan ini full 100% dan pada bulan mei MRC dan LCR perbandingan
dikatakan sangat drastis melihat lama kerja boiler selama 5 50% : 50%. Jenis batubara yang digunakan akan
tahun, penurunan ini juga bisa diakibatkan oleh banyak hal, berpengaruh pada nilai kalori yang digunakan untuk
berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi membakar air umpan boiler. Proses pembakaran akan
boiler tersebut. Faktor laju udara bersih yang disuplai menghasilkan energi panas yang lebih tinggi jika bahan
melewati air heater. Boiler harus dioperasikan dengan laju bakar yang digunakan memiliki HHV yang tinggi, begitu
aliran udara yang lebih dari kebutuhan udara teoritis yang pula sebaliknya. Kandungan karbon, hidrogen, nitrogen,
dihitung berdasarkan analisa gas asap. Tetapi udara berlebih oksigen, sulphur, moisture, ashcontent dalam bahan bakar
yang terlalu banyak juga akan mengakibatkan terjadinya residu juga berpengaruh terhadap hasil dari proses
losses karena pengambilan panas sendiri oleh udara berlebih pembakaran. Energi yang ada pada fluida kerja.
untuk dibawa bersama gas buang. Faktor burner, fungsi
burner adalah untuk mencampur bahan bakar dan udara V. PENUTUP
dengan proporsi yang sesuai untuk terjadinya penyalaan api
dan untuk menjaga kondisi pembakaran yang terus menerus A. Kesimpulan
berjalan dengan baik. Burner yang tidak disetel dengan baik Setelah kegiatan Kerja Praktik yang telah dilakukan pada
akan mengakibatkan pencampuran udara dan bahan bakar PLTU 1 Jawa Tengah Rembang dapat disimpulkan bahwa:
tidak sesuai dan pada setiap laju pembebanan akan 1. Kegiatan Kerja Praktik sangat bermanfaat guna
meningkatkan kebutuhan udara berlebih dan memboroskan meningkatkan kemampuan dan pengalaman mahasiswa
bahan bakar sehingga efisiensi boiler akan turun. saat terjun dalam dunia kerja serta pengaplikasian ilmu
Temperatur udara pembakaran juga merupakan faktor yang yang telah didapatkan di bangku kuliah, khususnya
mempengaruhi efisiensi boiler, temperatur udara sangat mendukung dalam dunia kerja industri
pembakaran dapat dinaikkan dengan memanfaatkan pembangkitan listrik.
temperatur gas buang yang tinggi melalui air heater. Fouling 2. Proses pembangkitan listrik khususnya pada PLTU 1
merupakan faktor utama yang mempengaruhi efisiensi Jawa Tengah Rembang terdiri dari siklus pembawa
boiler. Fouling yaitu terjadinya deposit ataupun kerak pada batubara, siklus uap dan air, serta siklus pembakaran
permukaan perpindahan panas yang dapat mengakibatkan dan flue gas system.
tidak efisiensinya hasil pembakaran sehingga 3. Efisiensi boiler adalah prestasi kerja atau tingkat unjuk
mengakibatkan temperatur gas buang akan tinggi. kerja boiler atau ketel uap yang didapatkan dari
Blowdown juga berpengaruh terhadap efisiensi boiler. perbandingan antara energi yang dipindahkan ke atau
JURNAL KERJA PRAKTEK Vol. 1, No. 1, (2015) 6

diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan DAFTAR PUSTAKA


masukan energi kimia dari bahan bakar.
4. Didapatkan nilai efisiensi boiler pada PLTU Rembang
pada saat komisioning sebesar 83% dan pada bulan
mei 2015 sebesar 70%, terjadi penurunan efisiensi
sebesar 13%.
5. Faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler diantaranya
adalah :
- laju udara bersih yang disuplai melewati air heater
- burner
- Temperatur udara pembakaran
- Fouling
- Blowdown
- Endapan yang terbentuk di dinding tube pada sisi
air
- pemanfaatan kondensat
- proses pembakaran yang terjadi

B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan setelah melakukan
kegiatan kerja praktik pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan jangka waktu pelaksanaan kegiatan Kerja
Praktik dapat ditambah menjadi 3 bulan atau satu
semester, sehingga dapat lebih mendalami dan
mengetahui sistem pada pembangkitan energi listrik.
2. Diharapkan dunia industri, khususnya industri
pembangkitan menjalin kerjasama dengan institusi
pendidikan guna meningkatkan kualitas pembangkitan
energi listrik di Indonesia.
3. Diharapkan kehandalan alat pada PLTU 1 Jawa Tengah
Rembang dijaga, guna dapat menjaga kehandalan unit
secara keseluruhan dan tidak mengganggu produksi
listrik secara nasional khususnya pada daerah Jawa
Tengah.
4. Meminimalkan berbagai macam penyebab turunnya
efisiensi boiler dengan melakukan pemeliharaan secara
rutin dan perbaikan secara berkala sehingga efisiensi
boiler tetap terjaga dan performa boiler tersebut dapat
bekerja secara optimal dalam menghasilkan uap/steam.

[1] Amaliyah, N., dan Fachry, M., Analisis Komposisi


Batubara Mutu Rendah Terhadap Pembentukan
Slagging dan Fouling Pada Boiler, UNHAS :
Prosiding Hasil Penelitian Jurusan Mesin Fakultas
Teknik, 2011

[2] NW Power, dan Dongfang Electric, Boiler


Operation Manual, PLTU 1 Jawa Tengah Rembang

[3] Prasetyaningrum, I., Pedoman Penulisan


Penyusunan Laporan KP, PENS-ITS, 2010
Asmudi, 4207100608. ANALISA UNJUK KERJA
[4]
BOILER TERHADAP PENURUNAN DAYA PADA
PLTU PT. INDONESIA POWER UBP PERAK.
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS Surabaya, 2010
Djokosetyardjo.M.J, ’’Ketel Uap’’ Pradnya
[5]
Paramita, Jakarta, 2003
Widhi H. Dhimas, “Simulasi Kebutuhan Udara
[6]
Pembakaran Boiler PLTU Indonesia Power Unit
Bisnis Pembangkitan Perak” Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan, FTK-ITS, Surabaya, 2009

Anda mungkin juga menyukai