Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KINERJA WASTE HEAT BOILER DENGAN METODE KESETIMBANGAN PANAS

DAN MASSA DIPABRIK 1 (SATU) PT.PETROKIMIA GRESIK


( Nur Laila Hamidah, Ir.Sarwono,MM, Ir.Ronny Dwi Noriyati,M.Kes)
Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111
Telp : +6231-5947188 Fax : +6231-5923626
e-mail : Yamapi_mymy@yahoo.com
Abstrak
Telah dilakukan analisa kinerja waste heat boiler dengan metode kesetimbangan panas dan massa pabrik 1
PT.Petrokimia Gresik, metode kesetimbangan panas dan massa digunakan untuk menurunkan persamaan model
matematis dari tiap-tiap komponen WHB, yang kemudian akan digunakan untuk mensimulasikan proses yang ada
pada WHB guna mengetahui kinerja dari WHB tersebut. Dari analisa hasil simulasi yang telah dilakukan diketahui
bahwa produk steam yang dihasilkan adalah 18.37 kg/s ,dimana kapasitas terpasang yang terdapat pada waste
heat boiler pabrik 1 PT.Petrokimia Gresik adalah 25 kg/s, sehingga dapat diketahui efisiensi produk yang
dihasilkan adalah 73.47 %. Penambahan bahan bakar pada WHB terlalu besar, sehingga terjadi banyak
pembuangan kalor, yang mengakibatkan kinerja WHB tidak optimal. Untuk mencapai temperatur steam sesuai
yang diharapkan yaitu sebesar 460 oC, Penambahan bahan bakar dapat dihemat sebesar 42 % dari 191.65 kJ/s
menjadi 111. 87 kJ/s. Dengan penghematan bahan bakar yang dilakukan didapatkan nilai kalor yang dihasilkan
burner sebesar 5.913. 106 kJ/s dan kalor yang dibuang ke main stack sebesar 7.625. 105 kJ/s sehingga efisiensi
pemakaian kalor pada WHB adalah 87.01 % . Pada Real plant efisiensinya lebih besar yaitu 98.6 %. namun suhu
yang dihasilkan jauh melebihi set point yaitu 696.6 oC. Diharapkan tidak ada kalor yang dibuang ke main stack
sehingga pemakaian bahan bakar dapat dioptimalkan. Untuk optimalisasi pemakaian bahan bakar pada waste heat
boiler dapat dirancang sistem monotoring mengenai berapa banyak bahan bakar dan berapa sisa yang telah
digunakan serta dapat pula dirancang sistem kontrol bukaan valve bahan bakar dari hasil monitoring yang telah
dibuat.
Kata kunci : analisa, kinerja, waste heat boiler
I.

harus dipahami agar dapat diketahui variable


variable input-output dari proses pada Waste Heat
Boiler dengan penurunan model matematik tiap
komponen menggunakan metode kesetimbangan
panas dan massa. Dari analisa komponen-komponen
yang ada pada Waste Heat Boiler pada pabrik 1
PT.Petrokimia Gresik tersebut akan dianalisa
hubungan sebab-akibat yang ada antara komponen
yang satu dengan komponen yang lain yang saling
mempengaruhi
melalui
simulasi
dengan
menggunakan software Simulink Matlab. Sehingga
diharapkan dari analisa hubungan sebab akibat dari
komponen komponen pada Waste Heat Boiler dengan
mempergunakan metode kestimbangan panas dan
massa tersebut akan dapat dianalisa penyebab tidak
tercapainya kapasitas terpasang dan dapat diketahui
kinerja dari Waste Heat Boiler pada pabrik 1 (urea)
PT.Petrokimia
Gresik.Dari
penyebab
tidak
tercapainya kapasitas terpasang bagi PT.Petrokimia
Gresik akan digunakan sebagai acuan untuk
meningkatkan kinerja dalam hal ini adalah efisiensi
dari Waste Heat Boiler pabrik 1 PT.Petrokimia
Gresik. Sehingga apabila kinerja Waste Heat Boiler
meningkat maka produksi juga akan meningkat.

PENDAHULUAN

Waste Heat Boiler merupakan bejana tertutup


yang memanfaatkan limbah panas atau gas buang
untuk pembakarannya, dimana panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam
yang akan digunakan untuk memutar sudu
turbin.Waste Heat Boiler pabrik 1 (urea)
PT.Petrokimia Gresik mempunyai umur yang sudah
cukup lama yaitu mulai beroperasi tahun 1991, dari
umur Waste Heat Boiler yang sudah cukup tua ini
menyebabkan kinerjanya (efinsiensi) menurun. Waste
Heat Boiler pabrik 1 (urea) PT.Petrokimia Gresik
memanfaatkan gas buang dari Generator Turbin Gas
(GTG) untuk pembakaran pada burnernya, namun
kinerja dari WHB belum maksimum, yaitu dari
kapasitas maksimum terpasang adalah 90 ton/jam
sedangkan operasionalnya adalah 72 ton/jam. Pada
WHB ini kondisinya masih belum maksimal kapasitas
terpasang dikarenakan suplay gas buang dari
Generator Turbin Gas masih belum memenuhi yaitu
dari kapasitas terpasangnya 33 ton/jam operasionalnya
hanya 28 ton/jam. Padahal kinerja (efisiensi) dari
Waste Heat Boiler ini sangatlah dipengaruhi oleh gas
buang dari Generator Turbin Gas tersebut.. Dari
uraian ini dapat diketahui bahwa kinerja (efisiensi)
dari Waste Heat Boiler pabrik 1 (urea) PT Petrokimia
Gresik masih belum optimum.
Untuk
mengetahui
penyebab
ketidak
efisiensian tersebut perlu dipahami alur proses WHB
itu sendiri. Komponen-komponen penyusunnya juga

II. TEORI DASAR


1.

Deskripsi Boiler

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas


pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan

tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas


ke suatu proses. Boiler mendapatkan suplay panas dari
burner.Boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem
steam dan sistem bahan bakar.. [7]

g.

Evaporator
Evaporator
berfungsi
sebagai
tube
pemanasan pada waste heat boiler yang digunkan
untuk membantu pemanasan air yang berada pada
tangki LP drum (LP evaporator) dan HP drum (HP
evaporator)
h. Superheater
Superheter :adalah tempat berupa jalur pipapipa sebagai proses lanjut dalam pengolahan steam
yang memanfaatkan flue gas hasil pembakaran,
sehingga di dapat steam untuk proses ke turbin yang
sesuai dengan standard yang telah di tentukan.
i. Burner
Burner Merupakan peralatan pembakar pada
Waste Heat Boiler dimana bahan bakar utamanya
adalah natural gas.
j. Cerobong (Stack)
Cerobong adalah alat untuk membuang gas
hasil pembakaran ke udara bebas.

2. Waste Heat Boiler


Tipe Waste heat boiler
Boiler dengan proses pemanasan dari gas
buang dari sumber lain ( GT )
Non additional firing dan additional firing
Single steam drum, double steam drum ( LP HP ), triple steam drum ( LP - IP - HP )
3.
a.

Komponen-komponen Boiler WHB


Deaerator
Deaerator merupakan suatu komponen dalam
waste heat boiler yang berfungsi untuk mengurangi
kandungan oksigen didalam air sebelum air
dimasukkan kedalam proses waste heat boiler.
b. LP Drum
LP Drum merupakan tempat penampungan
air pada waste heat boiler, yang kemudian akan
dialirkan ke feed water pump untuk dipompakan
menuju economizer.Lp drum juga menerima suplay air
dari flash vessel.Pada LP drum fasa masih dalam
bentuk cair sehingga tidak terjadi perubahan fasa.
Dinamakan LP (Low Pressure) drum karna masih
dalam bentuk cair,sehingga tekanan didalam tangki
masih rendah.
c. Feed Water Pump
Feed Water Pump boiler adalah tipe khusus
dari pompa yang digunakan untuk memompa air hasil
kondensasi menuju ke steam drum pada boiler. [7]
d. Economizer
Economizer adalah alat pemindah panas
berbentuk tubular yang digunakan untuk memanaskan
air umpan boiler dari BFWP (Boiler Feed water
pump) sebelum masuk ke steam drum. [7]
e. HP Drum
HP drum adalah tempat penampung siklus
pemanasan air dalam boiler yang digunakan untuk
memisahkan wujud fluida, antara yang berwujud air
dengan yang berwujud uap (steam). Di dalam HP
drum terdapat peralatan pemisah uap. Campuran feed
water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator
Atau
sehingga uap air pada campuran akan jatuh dan masuk
ke saluran primary superheater. Air yang jatuh akan
dialirkan ke bagian bawah dari drum secara gravitasi
dan mengalir ke dalam tempat penampungan
kemudian keluar menuju Flash vessel. [7]
f.
Flash Vessel
Flash vessel merupakan tempat penampungan
atau tangki penampungan air dari HP drum yang
masih mengandung uap atau steam untuk dipisahkan
dengan steam. air yang sudah dipisahkan akan menuju
ke LP drum.sedangkan uap hasil pemisahan tersebut
akan menuju ke blowdown tank.Pemisahan pada flash
vessel ini dilakukan secara gravitasi sehingga tidak ada
panas yang mengalir, dan tidak terjadi perubahan
temperatur

4.

Hukum Kesetimbangan Panas dan Massa


Hukum kstimbangan panas dan massa ( Heat
and Mass Balance ) yaitu kalor dan massa yang
masuk sama dengan kalor dan massa yang keluar
ditambah dengan kalor dan massa yang tersimpan
dalam sistem , untuk menghitung ksetimbangn panas
dan massa dilakukan pendekatan control volume.
Kontrol Volume Energi

Gambar 1. energi dalam Control volume.[1]


    

    


    

Kontrol Volume Massa

(1)
(2) [2]

Gambar 2. massa dalam Control volume.[1]


  ,
  

 , ,


(3)[2]

Total Mass Balance
massa total
massa total
akumulasi
&
&


!"#$%
'$%#$%
massa total

waktu
waktu
waktu
()*+,-

/01  /0
(4)
Dimana :
01 dan 0 laju aliran Fluida [volume per unit
waktu(ft3/min atau m3/min)] untuk aliran input dan
output. Asumsi bahwa densitas konstan (temperatur
tidak berubah) sehingga persamaan 4 menjadi
(,
2 01  0
(5)
(.
Total Energy Balance
Energi total
akumulasi
energi total
&
&
&
energi total
!"#$%
'$%#$%


waktu
waktu
waktu
Energi total
&
!"#$%

waktu
Atau,
(.

2.

Diagram Blok Sistem Waste Heat Boiler

(6)
Dimana Q adalah jumlah suplay panas per unit
waktu.Asummsi =>?@@ 0 , sehingga persammannya
menjadi:
(7)[2]
5.

Konveksi Paksa didalam Pipa dan saluran


q = m cv TD
(8)
dimana:
q
= laju perpindahan panas ke fluida (kJ/s)
m = laju aliran massa (kg/s)
cv = Panas pada volume konstan (kJ/kg.K)
TD = Beda suhu antara penampang penampang
yang bersangkutan (oK)[3]
Sedangkan Untuk menghitung Perpindahan
panas persatuan panjang yang melewati suatu pipa,
atau panas yang hilang atau diserap oleh fluida dalam
suatu pipa adalah: [4]
Perp. panas persatuan panjang = q/L
(9)

6.

Gambar 4. Diagram sistem pada WHB


3.

Penurunan Model Matematika

a.

Deaerator
Deaerator merupakan suatu komponen
dalam waste heat boiler yang berfungsi untuk
mengurangi kandungan oksigen didalam air sebelum
air dimasukkan kedalam proses waste heat boiler.

Efisiensi Thermal

L  MN ;

(10)
III. PEMODELAN DAN PERANCANGAN
SISTEM WASTE HEAT BOILER
1.

89 :;
<

Gambar 5 Gambar sistem pada Deaerator


Air dari condensor hanya dilewatkan saja
pada tangki deaerator menuju LP drum,tidak terdapat
akumulasi air dalam tangki sehingga tidak ada
penurunan model matematis untuk tangki deaerator.

Flowchart Alur Penelitian


mulai
Studi Literatur

b.

LP Drum

Pengambilan Data

Membuat Diagram Blok Sistem WHB dari PFD WHB


Penurunan model matematis setiap komponen WHB
dengan hukum kesetimbangan panas dan massa

Tidak
Simulasi dari model matematis
masing-masing komponen

Gambar 6. Sistem pada LP Drum


Hukum kesetimbangan Massa pada LP drum

2/E

Penggabungan tiap-tiap komponen


WHB menjadi satu sistem WHB
dengan matlab Simulink
Ya

Tidak

Ya

(,

F G  F H  F I  FJ  F K
(11)
(.
Dimana:
F G = Laju aliran massa dari Condensator (kg/s)
F H = Laju aliran massa ke flash vessel (kg/s)
F J = Laju aliran massa ke feed water pump (kg/s)
F K Laju aliran massa ke LP Evaporator (kg/s)
F I Laju aliran massa) dari LP Evaporator (kg/s)
A = Luas penampang dari LP drum(m2)
h = Level ketinggian fluida pada LP drum (m)
/E = Dnsitas cair (kg/m3)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka
diperoleh model dinamika dari persamaan 11 pada LP
drum sbb:

Ya
Tidak

Pengujian dan analisa

Ya
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Selesai

Gambar 3. Alur penelitian.


3

1 . 13.31 .
c.


RSTU(>VW
F G  FH  F I  FJ  F K
R%

Dimana:
/Z = densitas uap pada Economizer (kg/m3)
Xw,G = volume Economizer (m3)
Cv = kalor spesifik pada Economizer (kJ/kg.K)
F s = laju massa dari Feed water Pump (kg/s)
F v = laju massake HP Drum (kg/s)
=! = Temperatur input Economizer (K)
= = Temperatur output Economizer (K)
_Yn = Kalor pembakaran pada Economizer (kJ/s)

LP Evaporator

Gambar 7. Sistem pada LP Evaporator


Hukum kesetimbangan energi pada LP Evaporator
R=
XTUYZ . /Z . [Z .
F K \ZG . =!  F I \ZH . =  F ] \Z 2. =
R%
)12 _TUYZ
Dimana:
/Z = Densitas uap pada LP Evaporator (kg/m3)
XTUYZ = Volume LP Evaporator (m3)
Cv = Kalor spesifik pada LP Evaporator (kJ/kg.K)
F K =Laju massa dari LP drum (kg/s)
F I = Laju massa ke LP drum (kg/s)
F ] = Laju massa) ke Blowdown Tank (kg/s)
=!" = Temperatur input LP Evaporator (K)
=
= Temperatur output LP Evaporator (K)
_TUYZ = Kalor pembakaran pada LP Evaporator (kJ/s)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model dinamika dari pers 12 pada LP Evaporator
sebagai berikut :

Gambar 9. Sistem pada Economizer


Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model dinamika dari pers 15 pada Economizer
sebagai
berikut
:
R=
ec fF s . 1887.
R%

9349. =!g  fFv . 1971.341808. =g _Yn
59.7256. 0.581731536. 1908.614.

Dimana:
o
_?n _zU?Z  {|p}
T{|p}

Dan rzU?Z merupakan panjang penampang pipa HP


evaporator

R=
LPEv fmK. 1916.
R%

=!g  fF I . 1887.934909. =g  f0.961818. 1887.9349. =g
_ jklm
127.12192 . 0.606332. 1902.302.

Dimana:
o
_TU?Z _?n  pq
Tpq

(16)

f.

HP Drum

(13)

Dan
r?n merupakan panjang penampang pipa
economizer
d.

Feed Water Pump


Gambar 10. Sistem pada Steam Drum
Hukum kesetimbangan massa pada HP drum
(,
2/Z F v  FGK
  FG~
  FGH
  FGJ

(17)
(.
Dimana:
F t = Laju aliran massa dari Economizer (kg/s)
FG~
 = Laju aliran massa ke flash vessel (kg/s)
FGH
 = Laju aliran massa ke Superheater 1(kg/s)
FGJ
 Laju aliran massa ke HP Evaporator (kg/s)
FGK
 Laju aliran massa ke HP Evaporator (kg/s)
A = Luas penampang dari HP drum (m2)
h = Level ketinggian fluida pada HP drum (m)
/E = Dnsitas uap (kg/m3)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model dinamika dari pers 17 pada HP drum sebagai
berikut :
RSzU(
F v  FGK
  FG~
  FGH
  FGJ

0.419 . 7.8.
R%

Gambar 8. Sistem pada feed water pump


Hukum kesetimbangan Massa pada feed water pump
F J  F s F t
(14)
Dimana:
F J
= Laju aliran massa dari LP drum (kg/s)
F s
= Laju aliran massa ke economizer (kg/s)
F t
= Laju aliran massa ke DSH (kg/s)
e. Economizer
Hukum kesetimbangan energi pada Economizer
(u
X?n . /Z . [Z . F s \ZG . =!  F v \ZH . =  _?n (15)
(.

g.

Dan rw,G merupakan panjang penampang pipa


superhaeater 1

Flash Vessel

i.

Gambar 11. Sistem pada Flash Vessel


Hukum kesetimbangan Massa pada Flash vessel
(,
2/E FG~
  F H  FGG

(18)
(.
Dimana:
FG~
 = Laju aliran massa dari HP drum (kg/s)
F H = Laju aliran massa ke LP drum (kg/s)
FGG
 = Laju aliran massa ke blowdown tank (kg/s)
A = Luas penampang dari flash vessel (m2)
h
= Level ketinggian fluida pada flash vessel(m)
/E = Dnsitas cair (kg/m3)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model dinamika dari pers 18 pada Flash Vessel
sebagai berikut :
(,
0.684399. 0.667.  pp = FG~
 - F H  0.00837

Gambar 13. Sistem pada Superheater 1


Hukum kesetimbangan energi pada superheater 1
(u
Xw,G . /Z . [Z . FGH
 \ZG . =!  FG]
 \ZH . = + _w,G (21)
(.
Dimana:
/Z = densitas uap pada superheater 1 (kg/m3)
Xw,G = volume superheater1 (m3)
Cv = kalor spesifik pada suprheater 1 (kJ/kg.K)
FGH

= laju massa ( mass flow rate) dari HP drum
(kg/s)
FG]
 = laju massa ( mass flow rate) ke superheater 2
(kg/s)
=! = Temperatur input Superheater 1(K)
=
= Temperatur output Superheater 1(K)
_w,G = Kalor pembakaran pada Superheater 1 (kJ/s)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model dinamika dari pers 21 pada superheater 1
sebagai berikut :
(u
177.925 . 0.380426075. 1993.81.
= [FGH
 .
(. sh1
1969.7603. =!] [FG]
 . 2017.85952. =] .+_w,G
Dimana:
_w,H
_w,G _w,H 
)22rw,H
Dan rw,H merupakan panjang penampang pipa
superhaeater 2

(.

h.

Superheater 1

HP Evaporator

Gambar 12. Sistem pada HP Evaporator


Hukum kesetimbangan energi pada HP Evaporator
(u
XzUYZ . /Z . [Z . FGJ
 \ZG . =!  FGK
 \ZH . = 
(.
FGI
 \ZH . =  _zUYZ
(19)
Dimana:
/Z
= densitas uap pada HP Evaporator (kg/m3)
XzUYZ = volume HP Evaporator (m3)
Cv
= kalor spesifik pada HP Evaporator (kJ/kg.K)
FGJ

= laju massa dari HP drum (kg/s)
FGK

= laju massa ke HP drum (kg/s)
FGI

= laju massa ke Blowdown Tank (kg/s)
=!
= Temperatur input HP Evaporator (K)
=
= Temperatur output HP Evaporator (K)
_zUYZ = Kalor pembakaran pada HP Evaporator (kJ/s)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model dinamika dari pers 19 pada HP Evaporator
sebagai berikut :
(u
158.9024 . 0.436185. 1949.526.
= [FGJ
 . 1929.
(. HPEv
292608. =!] [FGK
 . 1969.7603. =] [0.504. 1969.76]
+_zU?Z
Dimana:
o
(20)
_zU?Z _w,G 

j. Superheater 2
Hukum kesetimbangan pada superheater 2
(u
Xw,H . /Z . [Z .
)F t  FG]
 -\ZG . =!  FGs
 \ZH . =
(.
+ _w,H
(23)

Gambar 14. Sistem pada Superheater 2


Dimana:
/Z = densitas uap pada superheater 2 (kg/m3)
Xw,H = volume superheater2 (m3)
Cv = kalor spesifik pada suprheater 2 (kJ/kg.K)

F v = laju massa dari DSH (kg/s)


 = laju massa dari superheater1(kg/s)
FGs
FGt
 = laju massa) HP steam(kg/s)
=!" = Temperatur input Superheater 2(K)
=
= Temperatur output Superheater 2(K)
_w,H = Kalor pembakaran pada Superheater 2 (kJ/s)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model dinamika dari pers 23 pada superheater 2
sebagai berikut :
(u
89,0781248 . 0.431480056. 2045.892.
sh2 = [)F t 
(.
FG]
 -. 2017.8595. =!] [FGs
 . 2073,925. =] +_w,H
Dimana :
_w,H = _V>?>
(24)
k.

dilapangan perubahan laju fluida max hingga 0,5 % [2]


dari kapasitas maksimum tangki LP drum dengan
volume 36 m3 dan ketinggian maksimum 6.6m.

Duct Burner
Gambar 16. Grafik Sinyal output LP Drum (dh/dt)
b.

LP Evaporator
Pada uji LP evaporator ini akan diberikan
sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai
inputan yaitu F K sebesar 0 17.88 kg/s, dan F I
sebesar 0 - 17.2 kg/s. Selain laju massa diberikan
sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor
(Q5) yang masuk pada LP evaporator. Kalor (Q5) ini
yang digunakan untuk menaikkan suhu steam yang
masuk melalui LP evaporator . Pada simulasi sendiri,
temperatur inputan steam diasumsikan sebesar 600C.
Pada pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui
Temperatur output dari LP evaporator akibat
dilewati kalor (Q5) berupa exhaust gas.

Gambar 15. Sistem pada Duct Burner


Model matematik Duckburner:
_V>?> F@V? . X  F?, . [. =
(25)
Dimana:
F@V? = Laju bahan bakar (kg/s)
HHV
= High Heating value = 47.1373 MJ/Kg
(Sesuai dengan data teknis)
= laju aliran massa exhaust gas = 122.5 Kg/s
mex
(Sesuai dengan data teknis)
Cv
= kalor spesifik pada volume konstan =
1244,334 KJ/Kg.K
T
= beda temperatur sebelum masuk burner(K)
_V>?> = Kalor Pembakaran yang dihasilkan Burner
(kJ/s)
Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh
model matematik dari persamaan 25 pada Burner
sebagai berikut :
_V>?> F@V? . 47,1373  122,5 . 1244,334 . =
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Pengujian dan Analisa Tiap-tiap Komponen
Waste Heat Boiler.
Sebelum
dilakukan
pengujian
secara
menyeluruh, maka sebelumnya dilakukan pengujian
input output untuk masing masing komponen. Dari
uji input output ini akan diperoleh respon untuk
masing masing komponen.

Gambar 17. Grafik Sinyal output LP Evaporator (T)


d.

Feed Water Pump


Pada pengujian feed water pump kali ini,
akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan
standar nilai inputan yaitu F J sebesar 0 - 17.0333338
kg/s, F s sebesar 0 - 14.9444444 kg/s, Pada
pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui laju laju
massa output fluida pada feed water pump yaitu DSH
(F t -. Laju massa DSH ini digunakan sebagai
tambahan inputan pada superheater 2. , namun
pemodelan yang diturunkan pada feed water pump ini
F J dan F s adalah variabel yang dianggap kostan
untuk menghasilkan nilai dari F t . Sehingga
berubahnya nilai F J dan F s akan berpengaruh
terhadap perubahan F t

a.

LP Drum
Pada pengujian LP drum kali ini, akan
diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar
nilai inputan yaitu F G sebesar 0 - 18.58 kg/s, F H
sebesar 0 - 0.2189 kg/s, F J sebesar 0 - 17.0333338
kg/s, F K sebesar 0 17.88 kg/s, dan F I sebesar 0 17.2 kg/s. Pada pengujian ini, dimaksudkan agar
mengetahui laju perubahan ketinggian fluida pada
tangki LP drum (dh/dt). Dimana pada data teknis
6

nilai inputan yaitu F v sebesar 0 - 14.86 kg/s, F G~



sebesar 0 - 0.518584652 kg/s, F GH
 sebesar 0 - 14.436
 sebesar 0
kg/s, F GJ
 sebesar 0 - 14.56 kg/s, dan F GK
- 14.45 kg/s. Pada pengujian ini, dimaksudkan agar
mengetahui laju perubahan level fluida pada tangki
HP drum
(dh/dt). Dimana pada data teknis
dilapangan perubahan laju fluida maksimal hingga 0,5
% [2] dari kapaitas maksimum tangki HP drum dengan
volume 12 m3 dan ketinggian 5.2 m.
g.

Flash Vessel.
Pada pengujian flash vessel kali ini, akan
diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar
nilai inputan yaitu F G~
 sebesar 0 - 0.518584652 kg/s,
F H sebesar 0 - 0.2189 kg/s. Pada pengujian ini,
dimaksudkan agar mengetahui laju perubahan level
fluida pada flash vessel (dh/dt). Dimana pada data
teknis dilapangan perubahan laju fluida maksimal
adalah 0,5 % [2]dari kapasitas maksimum flash vessel
dengan volume 1.135 m3 dan ketinggianmaksimum
1.7 m. Pada flash vessel kurang lebih 50 % dari
kapasitas maksimal dibuang ke blowdown tank, yang
dibuang adalah fluida yang sudah tidak dapat
disirkulasikan lagi dalam proses waste heat boiler
atau disebut drainage.

Gambar 18. Grafik Sinyal output FWP (Ft )


e.

Economizer
Pada uji economizer ini akan diberikan sinyal
uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan
yaitu F s sebesar 0 - 14.9444444 kg/s, dan F v
sebesar 0 - 14.86 kg/s. Selain laju massa diberikan
sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor
(Q4) yang masuk pada economizer. Kalor (Q4) ini
yang digunakan untuk menaikkan suhu steam yang
masuk melalui economizer . Pada simulasi sendiri,
temperatur inputan steam adalah hasil temperatur
output dari Lp evaporator. Pada pengujian ini,
dimaksudkan agar mengetahui Temperatur output
economizer akibat dilewati kalor (Q4) berupa exhaust
gas.

Gambar 21.Grafik Sinyal output Flash Vessel (dh/dt).


h.

HP Evaporator

Gambar 19. Grafik Sinyal output Economizer (T)


f.

HP Drum.

Gambar 22. Grafik Sinyal output HP Evaporator (T)


Pada uji HP evaporator ini akan diberikan
sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai

inputan yaitu F GJ
 sebesar 0 14.56 kg/s, dan F GK
sebesar 0 14.45 kg/s. Selain laju massa diberikan

Gambar 20. Grafik Sinyal output Hp Drum (dh/dt)


Pada pengujian LP drum kali ini, akan
diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar
7

sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor


(Q3) yang masuk pada HP evaporator. Kalor (Q3) ini
yang digunakan untuk menaikkan temperatur steam
yang masuk melalui HP evaporator. Dimana kenaikan
temperatur ini digunakan untuk memanaskan air yang
berupa saturated vapor dari economizer pada HP drum
sehingga nantinya dapat diproses pada superheater1.

kg/s.jumlah produk steam yang bergantung pada input


air pada LP drum yang mana mendapatkan input air
dari condensor. Sehingga semua proses pada waste
heat boiler ini saling mempengaruhi antara komponen
satu dengan komponen yang lainya.

i.

Superheater 1
Pada uji Superheater 1 ini akan diberikan
sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai
inputan yaitu F GH
 sebesar 0 14.436 kg/s, dan F G]

sebesar 0 16.43 kg/s. Selain laju massa diberikan
sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor
(Q2) yang masuk pada Superheater 1. Kalor (Q2) ini
yang digunakan untuk menaikkan suhu steam yang
masuk melalui HP Superheater 1
Gambar 24. Grafik Sinyal output Superheater 2 (T)
k.

Duct Burner

Gambar 23. Grafik Sinyal output Superheater (T)


j.

Superheater 2
Pada uji Superheater 2 ini akan diberikan
sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai
inputan yaitu pertambahan dari outputan Superheater
F G]
 sebesar 0 16.43 kg/s dan dari DSH yaitu F t
sebesar 0 2.0888889 kg/s, dan F Gs
 sebesar 0
18.527 kg/s. Selain laju massa diberikan sinyal
inputan yang direpresentasikan sebagai kalor (Q1)
yang masuk pada Superheater 2. Kalor (Q1) ini yang
digunakan untuk menaikkan suhu steam yang masuk
melalui Superheater 2 . Q yang didapatkan
superheater 2 adalah Q keluaran dari burner.
Dikarenakan antara burner dan superheater 2 tidak
ada sekat, sehingga diasumsikan tidak ada energi
panas yang hilang.
Untuk menaikkan suplay kalor, berarti harus
menambahkan suplay bahan bakar pada burner agar
didapatkan hasil pembakaran yang maksimal. Namun
apabila kalor hasil pembakaran pada burner meningkat
maka akan meningkatkan suhu output steam waste
heat boiler.sehingga suhu steam bisa melebihi set
point. Pemanasan steam pada superheater 2 ini
mencapai set point yang diinginkan yaitu 460 oC.
Dengan produk steam sebesar 18.527 kg/s. Pada
kapasitas terpasang waste heat boiler pabrik 1
PT.petrokimia gresik produk maksimal yang mampu
dihasilkan adalah 90 ton/hr atau 25 kg/s, namun pada
operasionalnya produk yang dihasilkan sekitar 18-19

Gambar 25. Grafik Sinyal Output Burner (Q)


Pada uji ductburner, sinyal inputan
direpresentasikan sebagai laju bahan bakar yang
keluar dari kontrol valve dan perubahan temperatur
exhaust gas sebelum memasuki duct burner. Dimana
F@V?
 sebesar 116.5 kg/s dan perubahan temperatur
exhaust gas sebelum masuk duct burner = adalah
3.1 oC. Besar input yang diberikan ini agar temperatur
produk steam mencapai set point yaitu 460 oC. Laju
bahan bakar dan perubahan temperatur exhaust gas
ini akan mempengaruhi besarnya kenaikan kalor
yang dihasilkan oleh burner, semakin besar laju
bahan bakar dan perubahan temperatur exhaust gas,
maka semakin besar pula kalor yang dihasilkan
burner
2.

Pengujian dan Analisa Sistem Waste Heat


Boiler.
Setelah
dilakukan
pengujian
setiap
komponen dari waste heat boiler, dimana untuk
menganalisa kinerja dari tiap-tiap komponen itu
sendiri.Kemudian akan dilakukan uji input-output
dari semua sistem waste heat boiler . Untuk
mengetahui kinerja dari sistem waste heat boiler
secara keseluruhan. Pada tabel 1 dapat diketahui nilai

input sistem waste heat boiler berupa = exhaust gas,


 ) dan F G yang
laju masa bahan bakar ( F@V?
merupakan nilai input air dari condensor F G (
ditandai dengan warna biru ). Input air ini diproses
melalaui komponen komponen pada waste heat boiler
yang nantinya akan dihasilkan steam berupa F Gs

(ditandai dengan warna merah) dengan suhu yang
sesuai dengan set point T5 (ditandai dengan warna
merah). Untuk mengubah air menjadi steam dengan
nilai laju massa dan suhu output sesuai yang
diinginkan diperlukan kalor (Q) (ditandai dengan
warna biru). Kalor yang digunakan untuk pemanasan
pada proses waste heat boiler berasal dari pembakaran
pada burner. Besar kalor yang dihasilkan tergantung
dari nilai = exhaust gas dan F@V?
 . Sisa kalor yang
telah digunakan akan dibuang melewati cerobong
main stack sebesar Q main stack (ditandai dengan
warna merah). Dari sisa kalor ini maka akan diketahui
efisiensi penggunaan kalor pada proses Waste heat
boiler. Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan
sebanyak 10 kali dengan mengambil data real plant
selama 10 jam. Dari besarnya laju massa input dari
condensor yang masuk pada waste heat boiler sebesar
18.796 kg/s dihasilkan produk steam yang dihasilkan
oleh superheater 2 sebesar 18.37 kg/s. Dari data
kapasitas terpasang maksimum pada waste heat boiler
sebesar 25 kg/s.sehingga efisiensi dari produk steam
adalah:
F>(V w.?W z
100 % )26!!"!
Fw1.w .?>w
18.37 kg/s
!!"!
100 % 73.47%
25 k/s
Efisiensi yang tidak maksimal ini dikarenakan
dikarenakan untuk memutar sudu turbin pada proses
pabrik 1 petrokimia gresik dibutuhkan kurang lebih
steam 18-19 kg/s. Sehingga efisiensi memang
ditujukan pada nilai itu yaitu sekitar 72-74 %
Daridata pada tabel 1 mengenai nilai2 input
output setiap komponen pada waste heat boiler, dapat
diketahui bahwa kinerja dari setiap komponen waste
heat boiler sudah baik, namun pada LP evaporator
kenaikan temperaturnya belum mencapai maksimum,
hanya mencapai 48.6 0C dimana maksimumnya adalah
60-70 oC begitu pula pada Economizer hanya mampu
menaikkan 73 oC dimana seharusnya yang mampu

dicapai adalah 94 oC. Hal ini yang mengakibatkan


temperatur output pada economizer, HP evaporator
dan superheater 1 kurang maksimal. Sehingga pada
superheater 2 membutuhkan kalor yang besar untuk
mencapai temperatur output dari produk steam sesuai
yang diinginkan. . Pada simulasi ini besar bahan
bakar F@V?

yang digunakan untuk memanaskan
steam hingga 460 oC adalah 111.87 kg/s sedangkan
pada real plant besar F@V?

sebesar 191.65 kg/s
Sehingga dari simulasi pada penelitian ini dapat
diketahui bahwa pemakaian bahan bakar dapat
dihemat sebesar 42 %. Dan besarnya kalor yang
dibuang ke main stack tidak terlalu besar.
Dari penggunaan kalor pada tube tube
pemanas pada waste heat boiler dapat diketahui sisa
kalor yang akan dibuang ke main stack yaitu sebesar
7.625. 105 kJ/s dimana kalor yang dihasilkan oleh
burner sebesar 5.913. 106 kJ/s. sehingga efisiensi dari
WHB:
_$" _ %\
!!"!
100% )27_ $"
!!"!

5.913 X 10] kJ/s 7.625. 10I Kj/s


100%
5.913 X 10] kJ/s

!!"!

9.506 X 10] kJ/s 1.266. 10I Kj/s


100%
9.506 X 10] kJ/s

!!"! 87.01%
Sehingga dapat diketahui efisiensi pemakaian kalor
sebesar 87.01 %.Sedangkan pada real plant dengan
pemakaian bahan bakar 191.65 kg/s kalor yang
dihasilkan adalah 9.506 106 kJ/s dimana kalor yang
dibuang ke main stack sebesar 1.316. 106 kJ/s.
Efisiensinya adalah :
!!"! 98.6%
Dengan bahan bakar yang digunakan pada real plant
ini suhu yang steam yang dihasilkan mencapai 696.6
o
C, hal ini jauh melebihi kondisi suhu steam yang
diinginkan yaitu 460 oC. Apabila suhu steam melebihi
set point hal ini akan mengakibatkan sistem pada
waste heat boiler trip. Jika dibandingkan dengan
kondisi real plant pada simulasi efisiensinya lebih
kecil, namun bahan bakar yang digunakan lebih kecil
dan kalor yang dibuang kestack juga lebih kecil.
sehingga pemakaian bahan bakar dapat dihemat
hingga 42 % dan suhu steam yang dihasilkan sesuai
dengan set point.Untuk meningkatkan efisiensi waste
heat boiler diperlukan pengoptimalan pemakaian
bahan bakar, sehingga hampir tidak ada kalor yang
dibuang ke main stack.

Tabel 1 Hasil Input Output Sistem Waste Heat boiler

NB: Notasi angka romawi merupakan lanjutan tabel 1


telah digunakan. Sehingga dapat dilakukan
optimalisasi waste heat boiler
b. Dapat pula dirancang sistem kontrol bukaan valve
bahan bakar dari hasil monitoring yang telah
dibuat sehingga penggunaan bahan bakar pada
waste heat boiler dapat optimal.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Dari hasil tugas akhir ini telah dianalisa kinerja
dari waste heat boiler pabrik 1 PT petrokimia
gresik
dengan
menggunakan
metode
kesetimbangan panas dan massa.
b. Dengan dilakukan simulasi pada simulink, Waste
heat boiler yang sudah beroperasi cukup lama
masih bekerja dengan baik. Namun pada LP
evaporator kenaikan temperaturnya belum
mencapai maksimum, hanya mencapai 48.6 0C
dimana maksimumnya adalah 60-70 oC begitu pula
pada Economizer hanya mampu menaikkan 73 oC
dimana seharusnya yang mampu dicapai adalah 94
o
C. Hal ini yang mengakibatkan temperatur output
pada economizer, HP evaporator dan superheater
1 kurang maksimal. Sehingga pada superheater 2
membutuhkan kalor yang besar untuk mencapai
temperatur output dari produk steam sesuai yang
diinginkan.
c. Dari besarnya laju massa input r sebesar 18.796
kg/s dihasilkan produk steam sebesar 18.37 kg/s.
Dari data kapasitas terpasang maksimum sebesar
25 kg/s dapat diketahui nilai efisiensi produk steam
yaitu sebesar 73.47 % .
d. Pada simulasi ini besar bahan bakar F@V?

yang
digunakan untuk memanaskan steam hingga 460
o
C adalah 111.87 kg/s sedangkan pada real plant
besar F@V?

sebesar 191.65 kg/s,Sehingga dari
simulasi pada penelitian ini dapat diketahui bahwa
pemakaian bahan bakar dapat dihemat sebesar
42%.
e. Dari simulasi efiseiensi pemakaian kalor adalah
87.01 %.Sedangkan pada realplant dan efisiensi
pemakaian kalornya adalah 98.6 %. Pada Real
plant efisiensinya lebih besar namun suhu yang
dihasilkan jauh melebihi set point yaitu 696.6
oC.Untuk meningkatkan efisiensi waste heat boiler
diperlukan pengoptimalan pemakaian bahan bakar,
sehingga hampir tidak ada kalor yang dibuang
kemain main stack.
2.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Incropera , Frank P., DeWitt, David P.
Fundamental of Heat and mass transfer ,
Fourth Edition, John Wiley and Sons, inc.,
Canada,1996
[2] Stephanopolous, George Chemical Process
Control an introduction to Theory and practice,
Prentice/Hall international,Inc,1984
[3] Kuehn, Thomas H. , Ramsey, James W. &
Threlkeld,
James
L.
THERMAL
ENVIRONMENTAL ENGINEERING , third
edition, prentice-hall, inc., 1998
[4] Holman, J.P., Jasfi, E. PERPINDAHAN
KALOR edisi ke 6, Erlangga, 1997
[5] Kreith, F., Prijono, A., Prinsip-Prinsip
Perpindahan Kalor, edisi ketiga, erlangga, 1997
[6] (ebook) MatLab - Simulink v 7.0 - Dynamic
System Simulation For Matlab, januari, 1999
[7] <URL:http://www.energyefficiencyasia.org/fue
l_and_gas_Combutsion>, November ,2009
[8] <URL:http://www.energyefficiencyasia.org/Efis
iensi_thermal>, Mei ,2010
[9] Prasetyo ,Youdhiyan POWER PLANT INHOUSE TRAINING Boiler Basic,2009
[10] Proses Flow Diagram & Piping & Instrumen
Diagram Waste Heat Boiler , PT.Inka Karya
Persada Teknik, 1992
BIODATA PENULIS
Nama : Nur Laila Hamidah
TTL
: Jombang, 10 Juni 1988
Alamat :JL. KH.Ahmad Dahlan No.6
60111 Surabaya
Email :yamapi_mymy@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
MI As-Sulaimaniyah (1994 - 2000)
SLTPN I Mojoagung (2000 - 2003)
SMAN 2 Jombang
(2003 - 2006)
S1 Teknik Fisika
(2006 sekarang)

Saran
a. Dapat dirancang sistem monitoring mengenai
berapa banyak bahan bakar dan berapa sisa yang

10

Anda mungkin juga menyukai