Anda di halaman 1dari 4

udi Ashari : Inilah Rahasia Keluarga Muslim Ideal Jumat,

13/07/2012 17:39:21
Jakarta (SI ONLINE) – Tidak ada manusia di muka bumi ini yang
ingin hidup sendiri. Baik laki-laki maupun perempuan pasti ingin
menikah, membina keluarga dan memiliki keturunan. Oleh karena
itu, mencari ilmu tentang pernikahan sebelum menikah adalah hal
yang penting dilakukan. Dalam hal ini wanita juga sangat
ditekankan untuk memiliki kualitas hidup, sebagaimana yang
diungkapkan oleh ustadz Budi Ashari,LC.

“Sebelum orang beraktifitas ilmu itu nomor satu. Ilmu itu sebelum
berbuat, wanita yang belum menikah cari ilmulah tentang
bagaimana menikah itu, kalau punya anak mau seperti apa, ” kata
Ustadz Budi Ashari dalam Talkshow “Qur’anic Parenting” yang
diselenggarakan oleh Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) di
Jakarta, Kamis (12/7/2012)

Menurut Ustadz Budi, khusus ilmu menikah tidak ada istilah


belajar sambil jalan.

“Tidak ada konsep dalam Islam belajar sambil jalan. Apa tidak
pusing belajar sambil jalan. Tidak bisa belajar berumah tangga
sambil jalan, nanti tiba-tiba ada ombak yang besar, perempuan itu
jadi

tidak siap. Karena belajar baru sebentar sudah banyak cobaan.


Belum lagi baru menikah anak sudah dua, “kata Ustadz yang aktif
menjadi pengurus di Kuliah Online Parenting Nabawiyah

Selain belajar ilmu pernikahan, Ustadz Budi juga menyampaikan


pentingnya seorang perempuan memperbaiki kesholehannya.
Karena kesholehan perempuan merupakan kebahagiaan suami.

“Ketika seorang wanita ingin menikah lalu mempelajari ilmunya,


dan tentu memperbaiki ke sholehannya. Karena kesucian istri
berdampak kepada suami, ” ujarnya.
Ia juga memberikan motivasi kepada para perempuan yang
mendapatkan laki-laki yang tidak sesuai keinginan dan harapan
agar membaca biografi istri Fir’aun, Siti Asiyah.

“Kalau sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin, tetapi


tetap mendapatkan yang buruk maka persiapkanlah dirimu
menjadi seperti istri Fir’aun, dan bacalah biografi istri Fir’aun,
Asiyah, “katanya

Ustadz yang membuat buku berjudul “Parenting Nabawiyah” itu


juga mengatakan, perempuan yang berkualitas akan mendapatkan
pasangan yang juga berkualitas, seperti pasangan Fatimah Azzahra
dan Ali bin Abi Tholib.

“Kita boleh punya harapan pada Allah, untuk kriteria. Semuanya


kita serahkan pada Allah. Mudah-mudahan jika kita menyiapkan
diri menjadi seorang Fatimah maka akan dapatnya Ali bin Abu
Tholib. Makanya kualitasnya harus seperti Fatimah. Saya kira jika
perempuan yang baik insya Allah tidak akan dapat suami yang
ancur banget,” ujarnya.

Sebaik-baik Istri, Ialah Yang Memprioritaskan Urusan Rumah

Di jaman modern ini, banyak perempuan memilih meninggalkan


rumah dan anak untuk bekerja. Hal ini jelas bertentangan dengan
Surat Al Ahzab ayat 33 yang mengatakan istri harus berdiam di
rumah.

Istri yang bekerja dan sangat aktif di luar akan mengakibatkan


dampak yang kurang baik dalam keluarga.

“Pasti masalah kalau dikatakan istri bekerja dan aktif di luar rumah,
apalagi aktif sekali hal itu sangat bermasalah sekali,” kata ustadz
Budi.

Dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 33 jelas dikatakan tempat


perempuan yang paling mulia adalah di rumah.
“Dalam surat Al – Ahzab 33, dikatakan wanita itu adalah tempatnya
di rumah. Ada juga hadits Nabi yang mengatakan wanita lebih
mulia ada di rumah daripada di masjid. Cukuplah kerusakan timbul
jika perempuan sudah meninggalkan rumah, “ujarnya menegaskan.

Menurut Ust. Budi, perempuan diperbolehkan keluar rumah


dengan syarat dapat menjaga penampilan dan lisannya.

“Perempuan sebenarnya boleh keluar rumah tetapi jaga


penampilannya, jaga lisannya, dan semua yang harus dijaga sesuai
aturan islam. perempuan boleh dan tidak dilarang keluar rumah,
tetapi anak itu amanah nomor satu dari Allah.” Katanya

Ia juga menambahkan, fenomena saat ini menjadi aneh, suami istri


yang tidak punya anak maka bercerai. Sedangkan suami istri yang
punya anak, anak-anak sering ditinggal.

“Kita harus seperti Aisyah, jika tidak punya anak harus


memaksimalkan aktifitas dengan suaminya dan ia juga harus bisa
memiliki kiprah besar diluar sana. Tapi kalau ia punya anak, tugas
besar perempuan ini adalah suami dan anak,”lanjutnya.

Ustadz Budi Ashari juga melarang perempuan untuk mengikuti


kalimat menyesatkan.

“Ini adalah kalimat menyesatkan, yang pertama jadilah orang yang


bermanfaat untuk oranglain. Dan yang kedua, tolonglah agama
Allah maka Allah akan menolong keluargamu. Apa perlunya
bermanfaat untuk orang lain tetapi kita tidak bermanfaat bagi
keluarga kita?” tanyanya retoris.

Mendidik Anak Juga Tanggung Jawab Ayah

Menurut ustadz Budi, para ayah sering kali memiliki paradigma


yang salah. Ayah berfikir cukup hanya dengan mencari nafkah
tanpa harus berdialog dengan anak. Padahal dalam Al Qur’an kisah
percakapan ayah dengan anak terkuak sebanyak 14 kali, dibanding
dengan percakapan ibu yang hanya 2 kali.
“Perlunya ayah berdialog dengan anak. Karena Al Qur’an menguak
lebih banyak dialog ayah kepada anak hingga 14 kali. Sedangkan
dialog ibu pada anak, sebanyak 2 kali, “kata Ust. Budi Ashari.

Ia kemudian menambahkan, bahwa para ayah harus memiliki


keakrabab serta komunikasi yang baik dengan anak-anaknya.

“Ayo para ayah tuliskan nasehat. Ayah harus berkomunikasi dengan


baik pada anak-anaknya. Nabi Muhammad SAW menasehati anak-
anak dengan sangat bagus, dengan bahasa pilihan dan waktu yang
tepat serta suasana yang tepat, “katanya.

Ia juga memaparkan konsep yang salah, apabila ayah mengatakan


tugasnya hanya mencari rezeki, sementara mengajar anak adalah
tugas ibu.

“Para ayah menganggap tugasnya hanya cari uang, untuk mengurus


anak adalah tugas ibu. Itu hal yang salah, “katanya.

Di akhir wawancara dengan beberapa wartawan Ustadz Budi juga


menyampaikan pentingnya seorang ayah melakukan dialog kepada
anak melalui nasehat pada tulisan.

“Banyak nasehat yang dibuat oleh para pendahulu kita, yang


sebenarnya kitab itu isinya adalah nasehat ayah pada anaknya.
Sehingga dapat diambil kesimpulan para ayah memang lebih
banyak meninggalkan nasehat lewat tulisan, inilah konsep termahal
yang tidak banyak seorang ayah tau,” katanya.

Anda mungkin juga menyukai