Standar Operasional Prosedur Standar 5 6 Patologi Klinik PDF
Standar Operasional Prosedur Standar 5 6 Patologi Klinik PDF
PATOLOGI KLINIK
CARA PEMBERIAN IDENTITAS
Ditetapkan oleh
RS. DR. WAHIDIN TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo
SUDIROHUSODO TERBIT
MAKASSAR JANUARI
2012
Prof. DR. dr. Abdul Kadir, Ph.D, SpTHT-KL(K),
M.Kes
SOP Nip. 1962 0523 1989 03 1001
Pengertian
Cara pemberian identitas spesimen adalah tata cara menulis identitas yang
lengkap di buku registrasi dan blanko pemeriksaan clan memberikan label
yang ditempelkan pada wadah spesimen.
Tujuan
Untuk menghindari kesalahan spesimen sate dengan lainnya.
Kebijakan
Pemberian identitas harus ditulis dengan lengkap pada blanko
pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan
Spesimen yang tidak lengkap identitasnya, pemeriksaannya ditunda/tidak
dilaksanakan.
Prosedur
Alat
Pulpen
Kertas label
Spidol permanen ( bilatidak menggunakan kertas label)
Ditetapkan oleh
RS. DR. WAHIDIN TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin
SUDIROHUSODO TERBIT Sudirohusodo
MAKASSAR JANUARI 2012
Urin 24 jam misalnya urin yang dikeluarkan jam 7 pagi dibuang. Semua urin
yang dikeluarkan kemudian ditampung termasuk urin jam 7 pagi esok harinya.
Urin 24 jam sering memerlukan pengawet (tergantung jenis tes urin) untuk
melindungi specimen dari dekomposisi dan kontaminasi,
Ada beberapa macam pengawet urin antara lain:
Toluen. Pengawet ini menghambat perombakan win oleh . kuman. Digunakan
2-5 ml toluen untuk pengawet glukosa, aseton dan asam asetat
4) Penambahan natrium sitrat 20% dapat dilakukan bila cairan otak keruh atau
bercampur darah dengan perbandingan 0,01 ml natrium sitrat 20% dan 1 ml
cairan otak.
5) Spesimen segera dikirim ke ruang pemeriksaan / laboratorium paling lambat
6) 1 jam setelah pengambilan spesimen untuk menghindari kerusakan sel dan
kontaminasi kuman.
b. Teknik
Jarum steril ditusukkan dan cairan eksudat / pus disap kedalam
semprit steril
Jarum dicabut dan semprit ditutup dengan kapas steril
Cairan aspirasi diteteskan pada lidi kapas steril diusapkan pada dasar
abses
Kapas lidi dapat langsung diinukulasikan pada agar, atau dimasukkan
ke dalam media transpor. Sisa eksudat / pus dalam semprit
dimasukkan dalam wadah steril
Spesimen dikirim ke ruang pemeriksaan / laboratorium
Ditetapkan oleh
TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin
TERBIT Sudirohusodo
RS. DR. WAHIDIN
JANUARI 2012
SUDIROHUSODO
MAKASSAR
Prof. DR. dr. Abdul Kadir, Ph.D, SpTHT-
KL(K), M.Kes
Nip. 1962 0523 1989 03 1001
SOP
Pengertian
Cara penerimaan specimen adalah tata cara penerimaan jenis specimen
pemeriksaan, menentukan apakah spesimen tersebut masih memenuhi syarat
untuk diperiksa.
Tujuan
Mendapatkan dan menerima spesimen yang memenuhi syarat untuk
pemeriksaan, untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang bermutu
dan dipercaya.
Kebijakan
1. Spesimen yang diterima harus dengan identitas yang lengkap.
2. Spesimen barns cukup sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta dan
memenuhi syarat pemeriksaan (tidak boleh rusak).
Prosedur
a. Spesimen yang datang pertama-tama harus melalui loket penerimaan untuk
pencatatan oleh petugas administrasi laboratorium
b. Spesimen yang diterima harus dilengkapi dengan indentitas yang lengkap
c. Spesimen di bawa / ditempatkan pads loket khusus penerimaan specimen
d. Spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapai untuk
mencegah tumpah dan bocornya specimen
e. Wadah harus dapat didisinfeksi atau disterilkan
f. Wadah harus terbuat dari bahan tidak mudah pecan atau bocor
g. Wadah diberi label tentang identitas specimen
h. Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik yang
dapat di desinfeksi atau disterilkan ulang
i. Baki harus di desinfeksi / disterilkan setup han
j. Wadah terletak diatas baki dalam posisi berdiri
k. Spesimen diserahkan ke bagian masing-masing sesuai permintaan
pemenksaan (Hematologi, Kimia Klinik, Imunologi Klinik, Klinik Rutin, dll)
untuk diperiksa.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PATOLOGI KLINIK
PENAMPUNGAN SPESIMEN
Ditetapkan oleh
RS. DR. WAHIDIN TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin
SUDIROHUSODO TERBIT Sudirohusodo
MAKASSAR JANUARI 2012
Pengertian
Cara penampungan spesimen adalah tata cara mengumpulkan dan
menampung spesimen pada wadah secara benar.
Tujuan
Agar menggunakan wadah spesimen yang memenuhi syarat, untuk
menunjang perolehan hash tes laboratorium yang bermutu dan dipercaya.
Kebijakan
1. Darah
Wadah berupa tabung reaksi yang steril, kering dan bertutup rapat,
Petugas laboratorium yang bertugas menampung pada wadah tersebut
yang volumenya sesuai dengan jumlah spesimen yang dibutuhkan (untuk
tes tertentu diperlukan antikoagulan atau medium transport tertentu yang
sesuai dengan jenis tes yang diminta}.
2. Urin
Wadah berupa piastik atau kaca bermulut lebar, bertutup sekrup, leering
dan steril
Pasien disuruh menampung urinnya pada wadah tersebut.
3. Cairan otak, pleura , sendi, asites
Wadah berupa botol yang steril, leering dan bertutup rapat
Petugas yang berwenang menampung pada wadah tersebut yang
volumenya sesuai dengan jumlah spesimen yang dibutuhkan (untuk tes
tertentu diperlukan antikoagulan atau medium transport tertentu yang
sesuai dengan jenis tes yang diminta.
4. Pus/ sekret
Wadah berupa kapas lidi yang steril dalam botol yang bertutup, kering dan
steril
Petugas laboratorium yang bertugas menampung pada wadah tersebut
5. Sputum
Wadah berupa plastik atau kaca bermulut lebar, bertutup. keying dan
steril.
Pasien disuruh menampung sputumnya pada wadah tersebut
Feces:
Wadah berupa plastik atau kaca bermulut lebar, bertutup kering dan
steril
Pasien disuruh menampung pada wadah tersebut
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PATOLOGI KLINIK
CARA PENYIMPANAN SPESIMEN
Ditetapkan oleh
TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin
TERBIT Sudirohusodo
RS. DR. WAHIDIN
JANUARI 2012
SUDIROHUSODO
MAKASSAR
Prof. DR. dr. Abdul Kadir, Ph.D, SpTHT-
KL(K), M.Kes
Nip. 1962 0523 1989 03 1001
SOP
Pengertian
Penyimpanan spesimen adalah tata-cara penyimpanan spesimen untuk beberapa
waktu sampai batas waktu yang ditentukan.
Tujuan
1. Mendapatkan penyimpanan spesimen yang mcmenuhi syarat untuk
pemeriksaan, untuk menunjang perolehan basil tes laboratorium yang bermutu
dan dipercaya.
2. Sebagai panduan untuk menyimpan spesimen secara benar agar tidak terjadi
perubahan perubahan yang signifikan dalam spesimen.
Kebijakan
Penyimpanan spesimen dilakukan jika situasi / keadaan tertentu mengharuskan
pelaksanaan tes ditunda (gangguan PLN, alat terganggu, beban kerja terlampau
besar, jenis tes yang ditentukan jadwalnya).
Prosedur
1) Specimen disimpan dalam wadah yang tertutup, terbuat dari bahan yang tidak
mudah pecan atau bocor.
2) Wadah diberi label berisi tentang tulisan identitas pasien, tanggal, jam
pengambilan, jenis spesimen, dan jenis yang diminta.
3) Wadah yang sudah mengandung spesimen ditempatkan pada lingkungan yang
sesuai dengan tenggang waktu penyimpanan sesuai dengan jenis tes yang
diminta misalnya
- Darah lengkap untuk tes
Darah rutin, feritin (dash EDTA) : spesimen stabil disimpan sampai 2
jam pada suhu kamar atau disimpan pada suhu 4 C sampai 24 jam.
Sediaan apes dash tepi (dash EDTA) : spesimen stabil disimpan
sampai 2 jam pada suhu kamar
Hitung retikulosit (dash EDTA) spesimen stabil disimpan sampai 2
jam pada suhu kamar
Tes COOM'B spesimen stabil disimpan sampai 2 jam pada suhu
kamar
HbAlc (dash sitrat, EDTA, heparin atau oxalat) spesimen stabil
disimpan pada suhu 15-25 C selama 2 minggu, pada suhu 2-8 C
selama 4 minggu atau untuk penyimpanan dalam jangka waktu yang
lama dapat disimpan dalam freezer
Troponin T (damn vena'dengan EDTA/hepac•in) spesimen stabil
disimpan selama 8 jam pada suhu kamar tidak boleh dibekukan atau
didingirikan.
Tes analisis gas dash dat-ah lengkap (ac•teri) dengan heparin
spesimen stabil sampai 5 merit setelah pengambilan pada suhu
kamar, 1-2 jam pada suhu 2-5 C
Ditetapkan oleh
TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin
TERBIT Sudirohusodo
RS. DR. WAHIDIN
JANUARI 2012
SUDIROHUSODO
MAKASSAR
Prof. DR. dr. Abdul Kadir, Ph.D, SpTHT-
KL(K), M.Kes
Nip. 1962 0523 1989 03 1001
SOP
Pengertian
Pengiriman spesimen adalah tata cara penylapan dan pengemasan spesimen
untuk dikirim ke laboratorium rujukan
Tujuan
1) Mendapatkan dan menyiapkan spesimen yang memenuhi syarat pengiriman
untuk menunjang perolehan hash tes laboratorium yang bermutu dan
dipercaya.
2) Sebagai panduan mengirim spesimen secara benar agar tidak terjadi
perubahan perubahan yang signifikan dalam spesimen.
Kebijakan
Pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan dilakukan pada tes tertentu yang
fasilitas pemeriksaannya belum tersedia.
Prosedur
I. Spesimen dikemas dalam kotak khusus untuk pengiriman dalam 3 lapisan
dari dalam yaitu:
- Wadah kedap air berisi specimen.
- Wadah kedap air dengan bantalan absorben untuk mengisi specimen bila
bocor karma guncangan.
- Wadah yang melindungi dari pengaruh luar.
II. Spesimen dibuatkan berita acara dengan mencantumkan identitas spesimen
berupa nama, umur, jenis kelamin, laboratorium rujukan yang dituju, tanda-
tangan kepala analis / atau yang mewakili
III. Pada bagian luar paket kotak harus diberi peringatan agar bahan bisa
ditangani secara khusus dan hati-hati, sehingga harus ditulis dengan huruf
yang jelas "Berisi bahan yang mengandung bakteri / virus penyebab
penyakit".
IV. Pengiriman spesimen dengan paket
Spesimen dikirim dalam suhu tertentu ( sesuai dengan penyimpanan tiap
spesimen untuk tes tertentu ) dalam wadah yang sesuai. Lindungi
spesimen dari panas, sinar matahari. dan dingin yang terlalu kuat.
Spesimen dikirim melalui jasa transportasi yang menjamin segera
mengantar ke laboratorium penerima
Laboratorium penerima segera memberitahu pengirim bahwa spesimen
telah di terima dan segera dilakukan pemeriksaan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PATOLOGI KLINIK
PENANGANAN KHUSUS BAHAN INFEKTIOUS
Ditetapkan oleh
TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin
TERBIT Sudirohusodo
RS. DR. WAHIDIN
JANUARI 2012
SUDIROHUSODO
MAKASSAR
Prof. DR. dr. Abdul Kadir, Ph.D, SpTHT-
KL(K), M.Kes
Nip. 1962 0523 1989 03 1001
SOP
Pengertian
Bahan infeksius adalah bahan yang mengandung mikroorganisme hidup seperti
bakteri, virus, ricketsia, parasit, jamur atau rekombinan, hybrid atau mutan yang
dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan.
Laboratorium sebagai akibat dari proses kerjanya.
Tujuan
Mencegah terjadinya penularan lingkungan dari segala sesuatu dan infeksi
nosokomial baik kepada petugas maupun yang disebabkan oleh bahan infeksius
yang berada di rumah sakit
Kebijakan
- Prosedur dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.
- Analis tersebut memakai wrung tangan, masker serta baju laboratorium
karena sampel adalah bahan infeksius.
- Melakukan koordinasi dengan instalasi sanitasi Rumah Sakit
Prosedur khusus
A. Peralatan sesuai dengan penanganan specimen secara umum ditambah alat-
alat dibawah ini :
1. Alat Bantu pipet.
2. Otoklaf .
3. Botol dengan penutup berulir.
4. Cabinet keamanan biologis.
B. Cara Kerja
1. Petugas laboratorium harus dilatih sehingga memiliki keahlian khusus
untuk menangani mikroorganisme pathogen.
2. Petugas laboratorium yang pertama datang harus mematikan lampu UV
yang terpasang .
3. Pekerjaan dilakukan dalam kabinet keamanan biologis bila dapat
menghasilkan aerosol.
4. Pinto laboratorium harus dalam keadaan tertutup.
5. Petugas laboratorium dengan resiko tinggi untuk terkena infeksi, tidak
diperbolehkan masuk laboratorium.
6. Semua bahan dari laboratorium sebelum dibuang harus di dekontaminasi
sesuai dengan peraturan yang ada.
7. Semua bahan yang akan di dekontaminasi diluar ruang kerja harus
ditempatkan dalam kantong khusus yang tertutup rapat.
8. Petugas laboratorium yang terakhir pulang harus menyalakan lampu UV.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PATOLOGI KLINIK
PERMINTAAN, PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN
REAGEN
Ditetapkan oleh
TANGGAL Direktur Utama RS. Dr. Wahidin
RS. DR. WAHIDIN
TERBIT Sudirohusodo
SUDIROHUSODO
JANUARI 2012
MAKASSAR
Pengertian
Permintaan reagen adalah usulan kebutuhan reagens dan bahan habis pakai
laboratorium yang dibutuhkan untuk periode tertentu dan menjamin kelancaran
pelayanan laboratorium kepada pasien.
Penerimaan reagen adalah reagen yang diusulkan dan disetujui direktur
administrasi dan keuangan dan selanjutnya akan digunakan dalam menjamin
kelancaran pelayanan laboratorium kepada pasien.
Penggunaan reagen adalah jumlah reagen yang telah digunakan sesuai
usulan dan dipertanggung jawabkan dalam menjamin kelancaran pelayanan
laboratorium kepada pasien
Tujuan
1. Memberikan pedoman / petunjuk tentang prosedur permintaan, penerimaan
dan penggunaan reagen.
2. Mengupayakan tertib administrasi, tertib prosedur dan tertib anggaran
permintaan, penerimaan dan penggunaan reagen.
3. Mempermudah dan menyeragamkan pelaksanaan tugas pengawasan melekat
dan pengawasan fungsional extern dan intern.
4. Dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan prinsip transparan
sehingga :, hasilnya dapat dipertanggung jawabkan dari segi fisik, keuangan
maupun manfaatnya.
Kebijakan
Permintaan penerimaan dan penggunaan reagen dilakukan menurut prosedur
usulan yang ditetapkan.
Prosedur
a. Pelaksanaan adalah instalasi laboratorium yang dikoordinasi oleh Kepala
Instalasi
b. Petugas yang ditunjuk oleh Kepala Instalasi menyusun daftar usulan
kebutuhan reagen laboratorium yang dibutuhkan untuk periode tertentu dalam
menjamin kelancaran pelayanan pemeriksaan laboratorium kepada pasien.
c. Daftar usulan kebutuhan tersebut di rupiahkan berdasarkan UPS / OE yang
ditetapkan oleh panitia, harga penawaran distributor yang dipilih karena
kualitas baik dan harga bersaing, ditambahkan kewajiban pajak sesuai
ketentuan da peraturan pajak yang berlaku.
d. Kepala Instalasi membuat Surat Pesanan (SP) kepada distributor, Agen atau
PBF yang terpilih dan mampu melaksanakan / memenuhi syarat-syarat
pekerjaan, mutu, volume. brand, tepat wak -tu clan jenis barang yang
dibutuhkan.
e. Surat Pesanan (SP) diajukan kepada panitia pengadaan barang dan jasa
untuk dilanjutkan kepada Direktorat SDM dan sarana dengan persetujuan
Direktur Administrasi dan Keuangan.
f. SP selesai ditanda-tangani, diserahkan diserahkan kembali kepada panitia
untuk dilanjutkan kepada instalasi.
g. Kepala Instalasi bertanggung jawab atas penerimaan, penyimpanan,
keamanan dan efisiensi penggunaan barang yang dibeli.
h. Berita Acara Penerimaan (BAP) barang merupakan salah satu persyaratan
bayar.
i. Semua dokumen pengadaan kecuali kwitansi pembayaran yang telah disetujui
oleh Direktur Administrasi dan Keuangan dikembalikan ke instalasi lab. Untuk
di FILE dan disiapkan jika diperlukan audit.
j. Setiap akhir bulan Kepala Instalasi wajib melaporkan sisa persediaan kepada
Direktur Administrasi dan Keuangan Cq Kepala Divisi Keuangan dan
Akuntansi serta tembusan kepada Divisi Sarana dan Logistik.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PATOLOGI KLINIK
ALUR PERMINTAAN, PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN
REAGEN
INSTALASI LABORATORIUM
INSTALASI LABORATORIUM
Buat daftar usulan kebutuhan setiap akhir bulan (DUK) Seleksi harga dan pajak
Hubungi rekanan untuk memastikan ketersediaan barang