Birokrat
Tekno Ekonomi Migas Indonesia
UMAR SAID
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Said, Umar
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia
Oleh Umar Said
- Jakarta, Badan Litbang ESDM,
2015
xiv, 108h., 24 cm
ISBN 978-602-71139-8-5
| ii |
Pengantar
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM
| |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| ii |
untuk mendapatkan dasar pertimbangan yang lebih obyektif
dalam pengambilan keputusan, untuk mengalahkan kepentingan
pribadi.
Tegas dan lugas merupakan karakter yang melekat pada
sosok Bapak Umar Said. Ketegasannya adalah karena sikap beliau
yang mentaati aturan. Lugas, tidak terlalu mengakomodasi bualan.
Siapapun yang bekerja bersama Pak Umar Said akan merasakan
aura tegas dan lugas ini, mampu katakan mampu, tidak bisa
katakan tidak bisa. Sehingga setiap orang bekerja pada tempatnya
dan pada fungsinya. Tidak berusaha untuk melakukan ABS (Asal
Bapak Senang) sebab Bapak Umar Said tidak mempunyai
perhatian untuk ABS.
Berintegritas, dikenal sebagai birokrat yang lurus dari cacat
integritas. Hal tersebut tak lepas dari prinsip hidup beliau untuk
menjauhkan kepentingan pribadi dalam pekerjaan. Kombinasi
dari kesemuanya terpatri dalam jejak karya dan pengabdian Bapak
Umar Said, yang tertuang dalam buku ditangan Saudara sekalian.
Buku ini dengan penuh kebanggaan dipersembahkan
oleh Badan Litbang ESDM sebagai sumbangsih kepada bangsa
Indonesia. Sebagai pewarisan pengetahuan tentang tekno-ekonomi
migas dari seorang pakar yaitu Bapak Umar Said. Sekaligus sebagai
pewarisan nilai-nilai luhur, karakter mulia, yang dapat diteladani
dari sosok Umar Said. Dengannya, semoga Saudara pembaca di
seluruh tanah air dapat memetik manfaat dan kebaikan-kebaikan
di dalamnya.
Jakarta,
Kepala Badan Litbang ESDM
| iii |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| iv |
Prof. Dr. Ir Ginandjar Kartasasmita
| |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Ginandjar Kartasasmita
| vi |
Dr. Rachmat Sudibjo
Saya mengenal Pak Umar Said sejak kami dikirim untuk belajar
di Perancis tahun 1972. Waktu itu saya masih berstatus calon pegawai
dan dikirim sebagai kader spesialis LEMIGAS, sedangkan Pak Umar Said
sudah berstatus sebagai pegawai senior. Pak Umar Said mengambil
spesialisasi ekonomi migas sedangkan saya mengambil spesialisasi
produksi-reservoir migas. Pak Umar menyelesaikan program master
kemudian pulang ke tanah air, sedangkan saya terus melanjutkan sampai
program doktor.
Setelah kembali dari Perancis saya lebih banyak menangani
studi-studi reservoir lapangan migas di bawah kerja sama antara
LEMIGAS dan Pertamina, sedangkan Pak Umar Said sesuai
bidangnya menangani masalah tekno-ekonomi dan hilir migas
sehingga secara profesi agak jarang bertemu. Pak Umar Said adalah
seorang yang sangat cerdas sekaligus lugas, tidak mau bertele-
tele. Meskipun dari luar nampak tegas, beliau mempunyai selera
humor yang tinggi dan senang bercanda. Apabila memberikan
presentasi Pak Umar selalu menyampaikannya dengan cara yang
sederhana tetapi komprehensif dan tepat pada pokok substansi
yang ingin disampaikan. Hal ini juga tercermin dari tanggapan Pak
Umar Said apabila diminta pendapat tentang persoalan yang pelik
namun dapat beliau jawab langsung tepat ke inti permasalahan
yang dapat memberikan solusi dan jalan keluar yang praktis.
Tidak mengherankan apabila Pak Umar Said, yang walaupun
saat itu berstatus sebagai peneliti LEMIGAS tetapi sering berada di
kantor Pak Wiyarso, Dirjen Migas ketika itu, karena beliau sangat
dipercaya oleh Pak Wiyarso untuk memberikan masukan dan
perhitungan kuantitatif di bidang ekonomi migas dan energi. Karena
pemikirannya yang tajam, Pak Umar Said kemudian menjadi orang
kepercayaan dan dapat meladeni Pak Ginandjar Kartasasmita,
| vii |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| viii |
Daftar Isi
Kata Pengantar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM i
Kata Pengantar Prof.Dr.Ir Ginandjar Kartasasmita ................................... v
Kata Pengantar Dr. Ir. Rachmat Sudibjo ........................................................ vii
Daftar Isi ................................................................................................................ ix
Daftar Gambar ..................................................................................................... xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Catatan Kronologis ............................................................................................ xiii
Jejak Langkah I
Pendidikan yang Tidak Direncanakan ........................................... 1
A. Lahir Hingga Bersekolah di Plaju (1959–1961) ........................... 1
B. Melanjutkan Sekolah ke Baku, Azerbaijan (1961-1967) ........... 6
C. Menjadi Korban Stigma “Eks Soviet”
Pasca Peristiwa G-30-S PKI (1967) .................................................. 12
D. Melanjutkan Pendidikan Master ke Ecole Nationale
Superieure du Petroles et Des Moteurs (ENSPM)
Rueil Malmaison, Perancis (1972-1974) ......................................... 16
E. Melanjutkan Pendidikan Doktor ke Madison,
Wisconsin (1982-1985) ....................................................................... 23
Jejak Langkah II
Karya-Karya Penelitian ............................................................................ 29
A. Penelitian Kelayakan Pabrik Pelumas dan Aspal
di Kilang Cepu ...................................................................................... 29
B. Keanehan pada Neraca Material di Kilang Cepu (1968) ......... 32
C. Penelitian Pendekatan Ekonomis Mengatasi
Pencemaran (1977) .............................................................................. 37
| ix |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Jejak Langkah IV
Hidup sebagai Pejabat dan Kenangan dari Kolega .............. 79
A. Papan Nama yang Tak Terpasang ..................................................... 79
B. Pemimpin yang Mengayomi Anak Buah ......................................... 80
C. Seorang Birokrat yang Cerdas, Tegas, Lugas, Berintegritas ....... 82
D. Pemimpin Yang Tegas dan Sangat Memperhatikan
Bawahannya. .............................................................................................. 89
E. Konseptor sekaligus Eksekutor ........................................................... 92
Jejak Langkah V
Penutup Mereka yang Mengubah Hidup Umar ...................... 93
A. Keluarga: Ibunda, Paman Narpo, dan Kakak Udiarti .................. 93
B. Pak Jack West ........................................................................................... 97
C. Pak Syarief Lubis ...................................................................................... 98
D. Pak Wijarso ................................................................................................ 100
E. Wesley Foel ................................................................................................ 104
F. Prof. DR. Ir. Ginandjar Kartasasmita .................................................. 104
| |
Daftar Gambar
Gambar 1. Gedung utama LEMIGAS tempo dulu ........................... 17
Gambar 2. Umar Said sewaktu belajar di Perancis ......................... 18
Gambar 3. Monumen patung dua orang pekerja pemboran
minyak didirikan di depan gedung Akamigas ............. 33
Gambar 4. Dalam gedung LEMIGAS terdapat laboratorium
perminyakan ........................................................................... 35
Gambar 5. Harga ICP versus Dated Brent ......................................... 46
Gambar 6. Harga MOPS Gasoline 97 versus Dated Brent .......... 46
Gambar 7. Harga MOPS Gasoline 95 versus Dated Brent ......... 47
Gambar 8. Harga MOPS Gasoline 92 versus Dated Brent ........... 47
Gambar 9. Harga Diesel 0,05% versus Dated Brent ..................... 48
Gambar 10. Harga Propane (CP Aramco) versus Dated Brent ..... 48
Gambar 11. Harga Butane (CP Aramco) versus Dated Brent ........ 49
Gambar 12. Harga LPG 50/50 versus Dated Brent ......................... 49
Gambar 13. Harga Indonesia LNG Exp. FOB versus Dated Brent . 50
Gambar 14. Harga LNG Indonesia CIF Jepang versus Dated Brent 50
Gambar 15. Australian Coal versus Dated Brent .............................. 51
Gambar 16. Tahun 1996, Presiden Suharto memberikan petunjuk
kepada Umar Said, selaku Sekjen Departemen
Pertambangan dan Energi, tentang cara-cara
menyuburkan kembali lahan bekas tambang ............. 53
Gambar 17. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 2000-2014 ................................................................. 59
Gambar 18. Grafik Indeks Gini Tahun 1976-2013 ............................. 60
Gambar 19. Grafik Jumlah Penduduk Miskin
Tahun 2000-2014 ................................................................. 60
Gambar 20. Grafik Obligasi Valas Pemerintah Indonesia ............... 73
Gambar 21. Bapak Syarif Lubis ................................................................ 98
Gambar 22. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Ir. Wijarso yang menandatangani dokumen .............. 101
Gambar 23. Tahun 1983 – Prof. Wesley Foell,
Universitas Wisconsin - Madison .................................... 104
Gambar 24. Prof.Ir.Drs.Ginandjar Kartasasmita ..................................... 105
| xi |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Daftar Tabel
Tabel 1. Ilustrasi Perbandingan Harga Komoditi Energi ..................... 43
| xii |
Catatan Kronologis
| xiii |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| xiv |
Jejak Langkah I
Pendidikan
yang tidak
Direncanakan
Ibunda Umar yang sudah menjanda memiliki tekad yang kuat agar
Umar terus melanjutkan sekolahnya. Karena kondisi ekonomi yang
tidak memungkinkan, setelah tamat Sekolah Rakyat (sekarang disebut
Sekolah Dasar), sang ibu terpaksa mengirim Umar untuk ikut pamannya,
agar Umar dapat meneruskan sekolah SMP dan SMA di Solo. Setiap hari,
| |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Tahun 1959 setelah tamat SMA, Umar yang bercita-cita menjadi insyinyur
pertanian mendaftar ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Meskipun terlambat
mendaftar, Umar berhasil diterima di IPB. Namun apa daya, ketiadaan
biaya kuliah kembali menjadi kendala. Akhirnya dengan terpaksa, ia
memutuskan untuk batal berkuliah di kampus idamannya itu.
| |
hari dosen-dosennya bekerja di Jawatan Kereta Api, Kantor Pekerjaan
Umum, atau instansi lainnya. Maka, tak heran bila setiap sore selalu saja
ada pengumuman bahwa dosennya berhalangan datang, dan mahasiswa
diminta menyalin isi buku pada halaman sekian hingga sekian. Pada masa
itu buku adalah barang yang sangat langka. Buku-buku yang dipelajari
di ATN adalah buku-buku teknik mesin, dan mahasiswa diminta mandiri
belajar dengan menyalin bagian buku tentang cara menghitung kekuatan
sambungan paku keling.
Hingga suatu saat, dengan mengenakan celana pendek dan wajah polos,
Umar mengajukan permohonan untuk bertemu Sekretaris Jenderal
(Sekjen) Departemen Pendidikan yang waktu itu dijabat Bapak Hutasoit.
Beruntunglah Umar, Pak Sekjen tidak memberlakukan prosedur maupun
urusan protokoler yang rumit, suatu hal yang tidak mungkin terjadi di
masa kini. Dengan mudah, ia langsung bisa bertemu Pak Hutasoit di
ruang kerjanya.
| |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Suatu waktu ketika Umar sedang bersepeda di siang hari seperti biasanya,
dilihatnya pengumuman bahwa perusahaan minyak milik Belanda yang
mempunyai kegiatan eksplorasi, produksi, dan pengolahan di Indonesia
sedang mencari pemuda-pemuda lulusan SMA untuk dididik menjadi ahli
minyak. Perusahaan itu bernama Bataafsche Petroleum Maatschappij
(BPM) atau Perusahaan Minyak Batavia yang merupakan cabang dari
Royal Dutch Shell yang dibangun tahun 1907.
| |
Hingga hari terakhir tes, Umar sangat bersyukur ia tidak pernah dipanggil
untuk menerima uang jalan. Malah, justru ia terpilih untuk wawancara
lisan. Umar sempat merasa heran, kok bisa lulus, padahal saingannya
begitu banyak? Belakangan ia baru tahu, rupanya BPM bukan hanya
mencari pemuda yang semata-mata pandai, tapi juga mencari yang
keadaan ekonominya terbatas alias miskin. Menurut BPM, kalau calon
siswa mereka adalah pemuda miskin, maka setelah lulus pendidikan,
mereka tidak akan tergoda untuk pindah ke perusahaan lain, dengan
iming-iming gaji BPM yang lebih tinggi daripada gaji pegawai negeri.
| |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Pelajaran yang lain adalah sistem kodifikasi, yaitu sistem penomoran untuk
logistik. Semua barang diberi nomor kode dengan spesifik, sehingga jika
disebutkan kodenya, maka spesifikasi barangnya tidak mungkin salah.
Pengkodean ini bermanfaat untuk pemesanan barang yang datang dari
luar negeri. Saat ini mungkin hanya NATO yang masih memakai sistem
pengkodean tersebut yang dikenal dengan NATO Codification System
(NCS).
| |
Jacatra yang masih setia menjadi guru di Jakarta. Kebiasaan menyusuri
Jakarta di siang hari dengan sepeda pun kembali ia lanjutkan.
| |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| |
lagi tuntas, Umar menerima telegram dari kakaknya yang mengabarkan
ayah Umar meninggal. Umar menunjukkan telegram tersebut kepada
atasannya. Sang atasan pun serta merta meminta kepada bagian
perjalanan untuk memberangkatkan Umar segera ke Jakarta dengan
pesawat kesempatan pertama.
| |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 10 |
Ada pula Sukrisman tukang jahit yang membuatkan seragam untuk
band Indonesia. Sementara Hariadi dan kawan-kawan lainnya sebagai
pengelola peralatan. Umar Said sendiri bertindak sebagai master of
ceremony, pembawa acara yang sekaligus tukang pidato.
| 11 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 12 |
yang meminta semua tanda tangan pernyataan setia juga tandatangan.
Itu semua semata-mata karena bingung.
Bagi Umar, surat clearance dari KBRI Moskow adalah yang paling
bermutu dan berkesan, karena surat itu dibuat berdasar catatan dan
pengetahuan yang obyektif dan benar-benar menunjukkan keadaan
yang sesungguhnya dari setiap mahasiswa. Hal ini wajar karena sebelum
terjadi peristiwa G-30-S PKI pun, KBRI Moskow sudah kenal betul semua
mahasiswa Indonesia yang jumlahnya sedikit itu.
Surat clearance lain yang berkesan adalah yang diperoleh dari Cepu
tahun 1967 setelah menjalani karantina selama 3 bulan. Umar dan
calon pekerja lainnya yang berjumlah sekitar 50 orang, harus menjawab
pertanyaan yang berlembar-lembar hingga kelelahan. Saking banyaknya
jawaban yang standar dan cenderung membosankan, Umar sampai
ragu apakah lembar-lembar jawaban itu nantinya benar-benar dibaca
oleh petugas keamanan ataukah tidak. Dugaannya, hanya orang-orang
tertentu yang sudah masuk daftar hitam saja yang benar-benar diamati
dan tidak akan mendapat clearance.
Karantina selama tiga bulan itu disebut “Kursus Penyesuaian Mental dan
Aptitute”, yang sepertinya menjadi cikal bakal Penataran P4. Kegiatannya
antara lain adalah pendidikan Pancasila, olah raga, baris-berbaris, serta
pembahasan tentang apa itu Orde Baru dan bagaimana kejahatan-
kejahatan yang dilakukan PKI.
| 13 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Masa-masa setelah G-30-S PKI adalah masa-masa yang berat bagi Umar
dan kawan-kawannya yang menyandang status alumsi sekolah Soviet.
Walaupun sudah mendapat surat-surat clearance, mereka terus dicurigai
membawa ideologi komunis. Setiap akan melakukan penugasan ke luar
negeri, mereka harus menjalani prosedur pemeriksaan (screening).
Sudah ratusan kali Umar menjalani screening, dan selalu lulus pula
karena memang dirinya tidak pernah ada keterkaitan aktivitas politik
selama menimba ilmu di Uni Soviet.
| 14 |
tahun. Sampai lama-kelamaan Umar pun enjoy saja dengan stigma eks-
Soviet.
| 15 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 16 |
Sumber: 1 Tahun LEMIGAS Mengabdi
| 17 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 18 |
Bagi Umar, banyak sekali pelajaran yang bisa ia petik ketika mendalami
studi Ekonomi dan Manajemen Perminyakan, yang ia sebut sebagai
‘wisdom’. Wisdom yang masih relevan dan bermanfaat hingga sekarang
adalah:
Ketiga, karena tingkat resiko yang cukup tinggi atau bahkan tidak bisa
dihitung, maka bagilah resiko kegagalan dengan perusahaan lain. Jika
gagal, maka resiko ini dibagi. Demikian pula sebaliknya, jika untung maka
keuntungan juga harus dibagi.
| 19 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Keenam, minyak dalam tanah ibarat limun dalam botolnya. Jika botol itu
dibuka mendadak, limun akan menyembur keluar, tetapi semburan itu
akan cepat habis. Yang tertinggal adalah limun di dalam botol yang harus
dibuka sedikit demi sedikit agar sebanyak mungkin cairan bisa keluar. Ini
sebabnya produksi minyak tidak boleh digenjot sesuka kebutuhan APBN
misalnya. Ada aturan flow rate yang harus dipatuhi.
| 20 |
harga. Minyak Brent dianggap yang menetapkan harga minyak dunia,
tetapi produsen minyak Brent sesungguhnya melihat ke kiri ke kanan
dalam menetapkan harga. Harga bisa tiba-tiba melambung atau anjlok
hanya karena isu politik. Isu dan ekspektasi sebenarnya hanya mampu
mengubah riaknya saja. Tetapi general price level minyak tidak jelas
siapa yang menetapkannya sekarang ini. Bukan OPEC dan bukan Saudi
lagi.
| 21 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Pesan Moral
“Dari beberapa pelajaran itu saya melihat banyak yang salah dalam
praktek pengusahaan minyak dan persepsi masyarakat di Indonesia.
Politisi di DPR masih sering ‘berbunyi aneh’ yang menunjukkan ketidak
tahuan mereka akan sifat alam. Politisi mempertanyakan mengapa
produksi turun tetapi ongkos naik (Wisdom Kelima). Mungkin saja
memang ada korupsi dalam produksi migas, tetapi memang sulit
menarik minyak yang makin sedikit tertinggal dalam pori-pori batuan.
Sifat alam memang seperti itu.
Kilang pengolahan minyak baru sering dikatakan tidak ekonomis
dan minta insentif berlebihan. Padahal dari jaman dahulu, return
kilang memang tipis (Wisdom Kedelapan). Semua kilang Pertamina
yang ada sekarang ini, dibangun oleh negara melalui APBN. Setelah
selesai dibangun, diserahkan ke Pertamina untuk dioperasikan. Kenapa
sekarang kita risau jika Pertamina tidak mau membangun kilang?
Pertamina oleh undang-undang BUMN diharuskan membuat laba.
Jadi kalau Pertamina menghindari melakukan investasi yang memberi
return kecil, itu akibat dari kemauan UU. Jika kita cukup cerdik, APBN
masih sangat mampu membiayai pembangunan kilang baru, seperti
dulu. Kilang baru adalah untuk meningkatkan ketahanan energi
nasional dan itu memang kewajiban pemerintah menjamin ketahanan
energi nasional.
Prof. M. Sadli (almarhum), Menteri Pertambangan dan Energi (1973-
1978), pernah berkunjung ke LEMIGAS dan meminta disiapkan
paparan tentang pembentukan harga minyak. Saya mendapat tugas
dari pimpinan LEMIGAS untuk menyiapkan bahan dan sekaligus
memaparkannya. Saya paparkan dengan data bahwa tidak ada
kaitan sama sekali antara marginal cost dengan harga minyak di pasar
(Wisdom Ketujuh).
Barangkali dengan fakta bahwa tidak ada teori di belakang
pembentukan harga minyak, beliau sebagai Menteri Pertambangan
dan Energi mengubah bagian kontraktor dari 40% menjadi hanya
15% dari nilai Net Operating Income (NOI)**. Beliau mengatakan
kepada para kontraktor bahwa yang menaikkan harga minyak kan
bukan kontaktor. Tetapi OPEC, termasuk pemerintah Indonesia, yang
menaikkan harga. Jadi wajar jika wind fall-nya untuk negara. Dengan
hanya 15% tetapi harga yang lebih tinggi, kontraktor juga mendapat
tambahan penghasilan dibanding 40% dengan harga lama. Kontrak
pun diamandemen untuk meningkatkan pendapatan negara.” (Umar
Said, 2014)
** NOI adalah sales revenue dikurangi ongkos mengangkat
| 22 |
E. Melanjutkan Pendidikan Doktor ke Madison,
Wisconsin (1982-1985)
Tahun 1978, di Departemen Pertambangan dan Energi dibentuk
direktorat jenderal baru yaitu Direktorat Jenderal Energi (DJE). Direktur
Jenderal (Dirjen) Energi yang pertama adalah Prof. DR. Samaun
Samadikun (alm.), seorang ahli listrik dan nuklir dari ITB. Salah satu
direkturnya adalah Prof. DR. Artono Arismunandar (alm.) yang juga ahli
listrik di PLN.
| 23 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
“Bapak itu tidak perlu sekolah lagi. Bapak sudah jadi dirjen, biar saya
saja.” Pungkas saya.
| 24 |
juga memberikan rekomendasi. Profesor Artono Arismunandar juga
memberikan. Dapat dua rekomendasi dari orang profesor dan satu
Dirjen, lalu saya bawa ke USAID dan diterima, Jadilah saya berangkat.
(Umar Said, 2014)
Semua ilmu yang sudah pernah Umar pelajari di Paris ternyata tidak
diakui oleh sistem pendidikan di Amerika untuk S2, karena ENSPM
memang bukan universitas. Jadi, Umar dianggap lulusan S1 murni. Umar
diharuskan mengambil S2 terlebih dahulu sebelum mengambil S3, atau
boleh langsung mendaftar sebagai graduate student untuk S3 tetapi
tanpa jaminan akan mendapat S2. Umar memilih menempuh resiko
kedua. Ia cukup yakin akan bisa studi S3 dengan cukup baik karena
sudah pernah belajar di Paris. Hanya karena ENSPM tidak dikategorikan
universitas, maka kredit nilainya tidak dapat ditransfer.
Bertindak sebagai official major advisor Umar Said adalah Prof. Charles J.
Cicchetti, seorang profesor ekonomi dan lingkungan. Tetapi karena Prof.
Cicchetti juga menjabat Ketua Wisconsin Public Servive Commission,
maka aktivitasnya luar biasa sibuk. Umar lebih banyak konsultasi kepada
Prof. Wesley Foell.
| 25 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Tetapi “para dewa” dari universitas tidak menyetujui ujian dua kali, dengan
alasan apa yang ditanyakan oleh Prof. Cicchetti selaku major advisor Umar,
tidak akan bisa diketahui oleh advisor yang lain. Pertimbangan tersebut
cukup fair. Timbul pemikiran inisiatif dari Umar Said untuk menempuh
ujian secara teleconference. Prof. Cicchetti setuju asal angggota komite
lainnya juga setuju. Segera Umar menghubungi USAID selaku sponsor
yang membiayai sekolah untuk memfasilitasi biaya penyelenggaraan
teleconference. Umar berargumen jika USAID tidak menyetujui
pembiayaan teleconference, maka USAID harus mensponsori Umar
selama tiga tahun lagi. Lagi-lagi Umar memang jitu memberikan alasan
pertimbangan. Padahal dalam batin Umar, kalaupun USAID tidak setuju
melanjutkan pembiayaan, maka sebenarnya Umar tidak bisa menuntut
apa-apa. Bahkan kemungkinan terburuknya Umar harus pulang, tanpa
gelar S3, dan tanpa gelar S2 yang diambilnya dengan potong kompas.
Alhamdulillah, pihak USAID setuju, pihak administrasi Graduate School
di Universitas Wisconsin juga setuju, dan anggota komite juga setuju.
Maka suatu pagi di bulan Oktober 1985, Umar Said menempuh ujian
akhir di hadapan seluruh anggota Komite Penasehat kecuali Prof. Cicchetti
dan sebuah peralatan video conference untuk berhubungan dengan Prof.
Cicchetti di Boston. Umar mempertahankan disertasinya yang berjudul
Input-Output Energy Analysis: Energy Implications of The Fourth Five-
Year Development Plan for Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan sangat umum dan singkat. Sidang berlangsung lancar, Umar
pun lulus.
| 26 |
Selesai ujian, Umar melapor ke Graduate School. Mereka mengatakan
ini pertama dan terakhir bagi Universitas Wisconsin mengijinkan
pelaksanaan ujian secara teleconference. Dalam benak Umar, “Yo wis
embuh.”
| 27 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 28 |
Jejak Langkah II
Karya-Karya
Penelitian
Umar Said bekerja di Cepu dari 1967 hingga akhir tahun 1968, dan awal
1969 dipindahkan ke Jakarta. Umar ditempatkan di bagian perencanaan
| 29 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 30 |
Saat di Cepu ini pula, Umar mendapat tugas membuat kajian kelayakan
pabrik minyak pelumas dan aspal. Penyediaan minyak pelumas dan
aspal sedang menjadi perhatian pemerintah, karena konsumsinya makin
meningkat sehingga impor semakin banyak. Sementara itu, pelaku bisnis
migas swasta belum memberi perhatian khusus pada produk-produk
ini.
Kajian kelayakan pabrik minyak pelumas dan aspal ini dilakukan di bawah
koordinasi Bapak Ir. Epi Jasjfi. Sementara itu, Pak Ir. Atung Kontawa yang
bekerja di laboratoritum minyak diminta mencarikan minyak Indonesia
yang sesuai untuk bahan baku pembuatan minyak pelumas. Dan
hasilnya nihil. Minyak Indonesia kebanyakan bersifat parafinis, sebagai
minyak pelumas unggul mutunya tetapi kadarnya terlalu sedikit. Untuk
aspal sama sekali tidak cocok, karena aspal memerlukan kadar aromatik
yang tinggi. Kesimpulannya untuk membuat minyak pelumas dan aspal,
harus menggunakan bahan baku minyak dari Timur Tengah. Akhirnya,
terpilihlah minyak Saudi.
Pada saat itu di bidang migas, antara pemerintah dan Pertamina sangat
tipis bedanya. Pertamina begitu erat dengan pemerintah. Pejabatnya pun
banyak yang merangkap. Begitu pemerintah tertarik dengan usulan Pak
Lubis, LEMIGAS mendapat penugasan dari Direktur Muda Pengolahan
Pertamina Bapak Ir. Sudarno Martosewoyo untuk melakukan kajian yang
lebih dalam.
| 31 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 32 |
Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 322a/DD/Migas/1967 kepada keseluruhan
LEMIGAS dilakukan Peraturan Gaji Pegawai Perusahaan Minyak (PGP2M), dan
semua pegawai LEMIGAS diberi pangkat dan golongan gaji sesuai dengan PGP2M
tersebut.
Tenaga ahli LEMIGAS berkembang cukup pesat pada waktu itu, karena di
samping beberapa sarjana lulusan dalam negeri (ITB, UGM dan lain-lain) sudah ada
pula beberapa lulusan luar negeri (Australia, Austria, Belanda, Kanada, Cekoslowakia),
dapat belajar
dan mulai tahun menghentikan
1966 berpulangan operasi dan menjalankannya
pula sarjana-sarjana lulusan kembali
Uni Sovietsetiap
yang
saat.
Sumber: Monumen
40 Tahun LEMIGAS Mengabdi
patung dua orang pekerja pemboran minyak didirikan di depan gedung
Pendidikan Kejuruan MIGAS. Cepu.
Gambar 3. Monumen patung dua orang pekerja pemboran minyak didirikan di depan gedung
Akamigas
40 Tahun LEMIGAS Mengabdi 7
Bagi seorang insinyur kimia teknik, neraca material merupakan perhatian
utama. Neraca itu berguna untuk mencocokkan berat bahan baku yang
masuk pabrik dan berat produk yang dihasilkan. Jika berat produk berbeda
terlalu banyak dari berat bahan baku, itu menunjukkan bahwa pabrik
tidak bekerja dengan baik. Umar dan rekannya mencoba membuat
neraca material untuk kilang Cepu. Tetapi flow meter untuk mengukur
aliran volume produk tidak ada. Volume tangki penimbun juga tidak
terpercaya, karena banyak tangki yang sudah tidak bulat silindris lagi
sehingga kedalaman tangki tidak mencerminkan volume.
akurat karena untuk bensin dan minyak solar dijual melalui Pertamina
Cepu dan ada flow meter-nya. Penjualan minyak bakar langsung dimuat
ke tangki kereta api. Tangki kereta itu umumnya masih baik bentuknya
sehingga, jika penuh, dapat menjadi indikator volumenya.
| 34 |
Dalam gedung
Sumber: 40 Tahun LEMIGAS inilah terdapat laboratorium perminyakan
Mengabdi
sebagai sarana pendidikan migas
Gambar 4. Dalam gedung LEMIGAS terdapat laboratorium perminyakan
| 35 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
‘Geng Empat’ berembug lagi dan yakin bahwa telah terjadi pencurian
minyak secara terorganisir. Mereka membuat surat ke pimpinan
LEMIGAS ditandatangani oleh semua anggota ‘Geng Empat’. Setelah
surat meluncur, ada timbul kegalauan karena merasa kurang hati-hati.
Rasa khawatir mulai muncul. Waktu itu ‘Geng Empat’ adalah anak-
anak muda yang bermodal semangat untuk mencari perbaikan dan
menghilangkan pencurian. Mereka sama sekali tidak berpikir bahwa ada
kemungkinan pencurian dilakukan secara berjamaah dari bawah sampai
ke atas. Jika itu terjadi, maka mereka berempat dengan mudah akan
disingkirkan, misalnya dengan dicap PKI. Dengan menyandang sebutan
eks Soviet, mereka berada dalam status dalam pengawasan politik. Jika
saja pimpinan LEMIGAS saat itu menjadi bagian pencurian minyak solar
itu, habislah riwayat ‘Geng Empat’.
| 36 |
Mereka segera diganti oleh Melalui buku ini, Umar Said
insinyur muda dari Kanada mewakili Geng Empat mohon maaf
dan Australia, sedang kepada mereka yang digeser. Pada tahun
2014, mereka sudah almarhum semua.
‘Geng Empat’ dipindahkan Terima kasih kepada Bapak Ir. Syarief Lubis
ke LEMIGAS Jakarta. (almarhum) sebagai Kepala LEMIGAS, saat
Barangkali ini merupakan itu, yang demikian bijak menyelesaikan
kasus tersebut.
kebijaksanaan lainnya Pesan kepada generasi muda,
dari pimpinan LEMIGAS “sesederhana apapun persoalannya,
untuk melindungi dan dengan bantuan perhitungan yang dibuat
secara profesional akan memberikan
mengamankan Umar gambaran yang lebih jernih tentang
dan ‘Geng Empat’ dari persoalan tersebut dan selanjutnya
kemungkinan balas membebaskan kita dari pengambilan
keputusan yang tidak obyektif”.
dendam.
| 37 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Kompromi antara kedua titik ekstrim itu haruslah diambil. Titik pertengahan
mana yang akan diambil, ditentukan oleh sasaran nasional yang akan
dicapai dan sangat dipengaruhi oleh tingkatan hidup yang ingin dicapai
oleh suatu bangsa.
| 38 |
Bangsa-bangsa yang sudah maju lebih condong untuk memilih alternatif
yang mendekati ‘miskin tapi bersih’, sedangkan bangsa-bangsa yang
sedang membangun memilih alternatif yang lebih dekat ke arah ‘kaya
tapi kotor’, dan setahap demi setahap titik pilihan ini menggeser kearah
kebersihan lingkungan dengan mengorbankan laju kenaikan taraf hidup.
Konsekuensi ekonomi yang akan timbul dari alternatif yang dipilih, secara
kuantitatif akan sukar sekali dinilai karena kita belum menguasai seluruh
sistemnya.
Ini berarti bahwa kita harus memilih cara-cara perlindungan alam dan
pencegahan pencemaran melalui jalan yang tidak terlalu mahal. Dalam
taraf sekarang ini, konsentrasi industri pencemaran lingkungan pada
umumnya belum terlalu tinggi sehingga belum dirasakan perlunya suatu
pengaturan tentang perlindungan lingkungan yang ketat.
| 39 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Pesan Moral
“Tidak semua perilaku menyimpang dapat diproses secara hukum.
Namun jika pimpinan mempunyai keyakinan berdasarkan data yang
obyektif bahwa telah terjadi penyimpangan, maka pimpinan dapat
menggunakan kewenangan administrasi/ manajemennya untuk
melakukan perbaikan. Tahun 2014, situasi seperti itu masih relevan.
Kebanyakan korupsi tidak dapat dibuktikan, tetapi dapat dicium
akibatnya. Yang menjadikan keadaan lebih parah adalah karena
banyak pimpinan yang menjadi bagian dari penyimpangan.
Dalam segala hal, kaum muda jangan pernah menghindar dari
berhitung. Perhitungan yang dilakukan dengan baik, dengan dasar
yang baik, akan memberikan kesimpulan yang benar dan mengalahkan
perasaan. Itu yang dibutuhkan Indonesia ke depan.” (Umar Said,
2014)
| 40 |
Jejak Langkah III
Kumpulan Makalah,
Pemikiran-Pemikiran
mengenai Kebijakan
Energi
| 41 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Dalam laporan bisnis, sering kita ikuti harga minyak mentah Arab sekian
dolar per barel, harga bensin sekian rupiah per liter, harga batu bara
sekian dolar per ton, harga gas sekian dolar per juta btu. Data itu bagi
orang awam seperti rimba saja. Ruwet dan tidak jelas, mana yang murah
dan mana yang mahal. Tetapi jika harga-harga itu dikorelasikan, maka
sesungguhnya semua itu terkait satu sama lain dan hanya satu harga
saja yang menjadi penentunya (price maker).
Logikanya adalah, jika satu perusahaan akan menjual produk baru ke pasar,
perusahaan itu pasti melihat ke kiri dan ke kanan, berapa harga barang
lain yang kegunaannya sama atau mirip dengan barangnya. Perusahaan
mempertimbangan harga yang sudah terbentuk di pasar, serta kelebihan
dan kekurangan pada produknya sendiri untuk menetapkan harga jual.
Itu harus dilakukan karena dunia ini tidak hampa. Dunia sudah penuh
dengan berbagai jenis barang dan masing-masing sudah mempunyai
| 42 |
tatanan harga. Demikian juga dengan komoditi energi. Oleh sebab itu,
harga energi yang kelihatannya lain-lain itu pasti berkorelasi.
Dahulu, yang dianggap sebagai price maker adalah harga minyak Arab
light. Setelah pemerintah Arab Saudi menyatakan tidak akan menetapkan
harga minyaknya secara independen tetapi akan mengikuti harga pasar,
yang kemudian dianggap menjadi price maker baru adalah minyak Brent
dari laut utara (Eropa) dan di pasar Amerika adalah minyak West Texas
Intermediate (WTI). Minyak-minyak Arab Light, Brent, WTI, memang
pantas menjadi acuan harga karena produksinya besar, diperdagangkan
dalam jumlah besar, dan ditawarkan di pasar minyak yang penting.
Rp/Liter
KOMODITI ENERGI SATUAN HARGA setara
Minyak
BRENT (Dated) US$/Bbl 100
ICP (Korelasi) US$/Bbl 99,90 7,493
Batubara Australia US$/Tonne
LNG Indonesia FOB
$/mmbtu 11,99 4,994
Indonesia
LNG Indonesia CIF Jepang $/mmbtu 13,61 5,672
LPG 50/50, CP Aramco US$/Tonne 794.4 5,653
| 43 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Catatan :
1. Tonne = 1000 kg = ton metrik.
2. LPG 50/50 adalah campuran yang terdiri dari 50% berat propana
(gas) dan 50% berat butana (gas).
3. Mean of Platts Singapore (MOPS) yaitu harga rata-rata produk
minyak yang diperdagangkan di pasar minyak curah Singapura dan
dilaporkan oleh perusahaan Platts.
4. Bensin 88, 92, 95, 97 artinya bensin dengan nilai oktana 88
(buruk), 92, 95 dan 97 (bagus sekali).
5. CPO bukan komoditi energi, tetapi merupakan bahan dasar
pembuatan biodiesel bersaing dengan biodiesel dari minyak
kedele sehingga harganya sangat sering terkait harga minyak bumi.
| 44 |
biaya tinggi. Impor minyak solar dalam jumlah banyak juga melemahkan
neraca perdagangan dan melemahkan rupiah.
| 45 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
semakin mendekati 1.
140
120
100
ICP, US$/Bbl
80
60
40 y = 0.9934x + 0.1742
R² = 0.996
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Simulasi Umar Said
Gambar 1. ICP versus Dated Brent
Gambar 5. Harga ICP versus Dated Brent
140
120 2
100
80
60
40 y = 1.0724x + 3.9096
20 R² = 0.9744
0
0 20 40 60 80 100 120 140
| 46 |
Gambar 2. MOPS Gasoline 97 versus Dated Brent
2. Harga
2. Hargabensin 95 (USD/Bbl)
bensin = 1,0509
95 (USD/Bbl) = x1,0509
Dated Brent (USD/Bbl
x Dated + (USD/Bbl
Brent
2
3,1987 dengan R = 0,9757
+3,1987 dengan R2 = 0,9757
160
MOPS GASOLINE 95, US$/Bbl
140
120
100
80
60
40 y = 1.0509x + 3.1987
20 R² = 0.9757
0
0 20 40 60 80 100 120 140
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Simulasi
Gambar Umar Said Gasoline 95 versus Dated Brent
3. MOPS
3. HargaBensin
3. Harga Bensin 92 (USD/Bbl)
92 (USD/Bbl) = x1,0379
= 1,0379 x Dated
Dated Brent Brent
(USD/Bbl) + (USD/Bbl) +
3
2,1993
2,1993 dengan
dengan 2
R = 0,9742
2
R = 0,9742
160
MOPS GASOLINE 92, US$/Bbl
140
120
100
80
60
40
y = 1.0379x + 2.1993
R² = 0.9742
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Gambar
Simulasi4.Umar SaidGasoline 92 versus Dated Brent
MOPS
4. Harga Bensin 88
4. Harga Bensin 88
Karena
Karenapasar
pasarbensin 88 tidak
bensin terbuka,
88 tidak harga harga
terbuka, curah bensin
curah 88 bensin 88
diperkirakan dengan ekstrapolasi dari persamaan korelasi bensin 95 dan
diperkirakan
92. dengan ekstrapolasi
Proses ini menghasilkan persamaan untukdari persamaan
bensin korelasi bensin
88 sebagai berikut:
95 dan
Bensin 92. Proses
88 (USD/Bbl) ini menghasilkan
= 1,0206 persamaan
x DATED BRENT (USD/Bbl) untuk bensin
+ 0,8668 88
sebagai berikut:
5. Harga minyak solar dengan kadar belerang 0,05% (USD/Bbl) = 1,1534
x Dated Brent (USD/Bbl) + 0,6625| dengan
47 R| 2 = 0,9470
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
180
160
140
DIESEL, US$/Bbl
120
100
80
60 y = 1.1534x + 0.6625
40 R² = 0.947
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Simulasi Umar5.SaidDiesel 0.05% vs Dated Brent
Gambar
1400
PROPANE, US$/TONNE
1200
1000
6. Harga Propan Aramco (USD/Ton)
y = 6.8068x = 6,8068 x Dated Brent (USD/bbl) +
+ 95.229
800
95,229 dengan R2 = 0,8806
R² = 0.8806
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100 120 140
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Simulasi Umar Said
Gambar 6. Propane (CP Aramco) vs Dated Brent
5
Gambar 10. Harga Propane (CP Aramco) versus Dated Brent
1400
1200
, US$/TONNE
1000 | 48 |
y = 7.3008x + 72.573
800
R² = 0.8994
600
0
0 20 40 60 80 100 120 140
DATED BRENT, US$/Bbl
1400
1200
BUTANE, US$/TONNE
1000
y = 7.3008x + 72.573
800
R² = 0.8994
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100 120 140
8. Harga
8. Harga LPG
LPG 50/50
50/50 (USD/ton)
(USD/ton) = x7,1489
= 7,1489 x Dated
Dated Brent Brent+( USD/Bbl)
( USD/Bbl)
+ 79,495
79,495 dengandengan
2
R =0,9145
2
R =0,9145
1400 6
1200
LPG 50/50, US$/Tonne
1000
y = 7.1489x + 79.495
800
R² = 0.9145
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100 120 140
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Simulasi Umar Said
Gambar 8. LPG 50/50 vs Dated Brent
Gambar 12.Harga Indonesia LNG Exp. FOB versus Dated Brent
| 49 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said Gambar 13.
diganti dengan
ini
9. HargaLNG
8. Harga LNG Indonesia,
Indonesia, FOB,FOB, (USD/Ton)= =
(USD/MMBTU) 0.0943
0,0833 Dated Brent
x Brent
x Dated
(USD/Bbl)
(USD/Bbl) + 2.5557
+ 3,0626 dengan R2 = 0,8551
14
FOB LNG INDONESIA, US$/MMBTU
12
10
8
6
y = 0.0833x + 3.0626
4 R² = 0.8551
2
0
0 20 40 60 80 100 120
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Simulasi
Gambar 1. Umar Said LNG Exp. FOB versus Dated Brent
Indonesia
Gambar 19
Gambar 13. Harga Indonesia LNG Exp. FOB versus Dated Brent diganti
dengan ini
7
10. HargaLNG
10. Harga LNGIndonesia,CIF
Indonesia,CIFJepang
Jepang =0,129
=0,129 x Dated
x Dated Brent Brent (USD/Bbl)
(USD/Bbl) +
PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
2
1,0411
6 dengan R = 0,9033
+ 2,5557
5
25
INDONESIA LNG, CIF
JAPAN, US$/mmbtu
4
20
y = 0.1293x + 1.0411
3
15 R² = 0.9033
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
10 TAHUN
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140
1
DATED BRENT, US$/Barrel
Sumber: Hasil Gambar
Simulasi Umar Said
10. Indonesia LNG CIF (Japan) versus Dated Brent
Gambar 14. Harga LNG Indonesia CIF Jepang versus Dated Brent
200
180
y = 0.8699x +|14.199
50 |
160
S$/TON
140
R² = 0.7927
120
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140
DATED BRENT, US$/Barrel
200
180
160
y = 0.8699x + 14.199
AUST. COAL, US$/TON
140
R² = 0.7927
120
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
DATED BRENT, US$/Bbl
Sumber: Hasil Simulasi Umar Said
Gambar 11. Australian Coal versus Dated Brent
Gambar 15. Australian Coal versus Dated Brent
| 51 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 52 |
satu negara, di Amerika ada satu negara juga. Tiongkok yang komunis,
berjuang keras untuk ikut sistem ekonomi global itu. Tiongkok berhasil.
Tiongkok menikmati dan bahkan menunggangi sistem itu.
Tetapi lepas maghrib pada hari yang sama, Perdana Menteri Mahathir
mengadakan koferensi pers. Intinya Mahathir menyatakan tidak setuju
dengan isi Deklarasi Bogor. Beliau ikut menandatangani Deklarasi karena
menghormati Indonesia dan menghormati Pak Harto.
Gambar 16. Tahun 1996, Presiden Suharto memberikan petunjuk kepada Umar Said, selaku
Sekjen Departemen Pertambangan dan Energi, tentang cara-cara menyuburkan kembali
lahan bekas tambang.
| 53 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Kedua, pidato Bung Hatta pada peringatan Hari Koperasi, 12 Juli 1977.
| 54 |
Pada kesempatan itu Bung Hatta menyampaikan makna “dikuasai oleh
negara”. Menurut beliau, “dikuasai” oleh negara dalam pasal 33 UUD
1945 tidak berarti negara sendiri menjadi pengusaha, usahawan, atau
ondernemer. Menurut Bung Hatta, kekuasaan negara terdapat pada
pembuatan peraturan guna melancarkan jalan ekonomi. Yang penting
negara mempunyai kewenangan untuk mengatur. Peraturan harus juga
melarang “penghisapan” orang yang lemah oleh orang yang bermodal.
Kelihatan sekali bahwa antara tahun 1934 dan 1977, pemikiran Bung
Hatta sudah berubah. Beliau menyesuaikan dengan perkembangan
jaman. Seperti diketahui, tahun 1930-an lahir aliran Keynes yang
menyarankan peran negara dalam ekonomi karena kegagalan peran
swasta. Sedangkan pada tahun 1977, mulai kelihatan kegagalan sistem
semua oleh negara yang berlaku di blok Timur dan keunggulan sistem
ekonomi barat. Barangkali Bung Hatta, sebagai cendekiawan, mencermati
perubahan keadaan itu.
Hari ini, beberapa orang, bahkan ada juga tokoh terpelajar, yang masih
berpendapat bahwa “untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” di
sektor migas harus diterjemahkan sebagai subsidi BBM. Padahal pesan
konstitusi sangat jelas, yaitu “untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
| 55 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 56 |
dibanding banyak komoditi lain.
Masih ada pesan politik lain yang tidak terlalu cermat dibaca oleh
kebanyakan dari kita. Pasal 33 Ayat (3) UUD berbunyi “Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Kita tidak
cermat membaca anak kalimat “yang terkandung di dalamnya”.
Kita berpendapat setiap tetes minyak harus dikuasai negara. Minyak Arab
yang kita impor, tidak pernah terkandung di dalam bumi dan air Indonesia,
jadi mestinya tidak terkena amanat itu. Para perumus konstitusi sudah
sangat bijak dengan tidak ingin menguasai minyak impor ini. Tetapi
perdagangan BBM-nya harus diatur oleh pemerintah.
| 57 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Terjadi pergantian kabinet lagi. RUU migas diajukan lagi dengan lebih
hati-hati. Belajar dari pengamalan yang baru lewat, RUU lolos menjadi UU
No 22 tahun 2001. Barangkali tanpa UU 22/2001 tersebut, Pertamina
masih terus hidup hanya dengan uang upah pungut atau retensi sebesar
2 persen saja. Dengan retensi sekecil itu, Pertamina tidak akan mati
tetapi juga tidak mampu hidup layaknya suatu perusahaan minyak.
Pertamina akan tetap kumuh.
Dalam hal BBM, kita masih terjebak dengan interpretasi sempit “untuk
sebesar besar kemakmuran rakyat.” Sepertinya, kekayaan migas bisa
sampai ke rakyat hanya melalui subsidi. Tiba-tiba sistem pasar BBM
menjadi haram. Padahal UUD tidak sekali pun mengharamkan sistem
pasar. Padahal sebelum penjajah datang, penduduk nusantara telah
mengenal sistem pasar termasuk harga pasar. Padahal, akan lebih mulia
| 58 |
bangsa ini jika kesejahteraannya meningkat sehingga tidak perlu disubsidi,
karena pendidikan kaum mudanya unggul, karena kesehatannya prima,
karena semua mendapat pekerjaan yang layak.
Pesan Moral:
Gambar 13.
“Keadaan selalu berubah. Jika kita kaku berpegang pada apa yang diganti dengan
sudah biasa kita lakukan dan tidak pandai menyesuaikan diri dengan ini
keadaan yang terus berubah itu, kita akan tertinggal dari bangsa lain.
Prinsip 8. Harga
dasar LNG Indonesia,
nilai-nilai bangsa FOB,harus(USD/MMBTU) = 0,0833
tetap dipegang teguh,x tetapi
Dated Brent
2
(USD/Bbl)
implementasi + 3,0626tanpa
bisa berubah dengan R = 0,8551
harus meninggalkan prinsip dasar
dan nilai bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa banyak negara tidak
maju dengan menutup
14 diri. Demikian juga suku bangsa yang sulit
FOB LNG INDONESIA, US$/MMBTU
7
PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
3
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
TAHUN
| 59 |
Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2000-2014
0,42
0,40
Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2000-2014
0,38
INDEKS GINI
0,36 Gambar 20
0,34 diganti
0,32 dengan ini
0,30
0,42
1976 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2009 2010 2011 2012 2013
0,40 TAHUN
0,38
INDEKS GINI
1976 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2009 2010 2011 2012 2013
pada tahun30 2013. Semakin tinggi Indeks Gini, semakin lebar
TAHUN
kesejangan25 pendapatan penduduk. Nilai 0,42, oleh banyak
ekonom, 20sudah dianggap sebagai batas tertinggi. Kesenjangan
yang melebar2000 dan 2002 2004Indeks
Gambar 3.
terjadi dalam Gini Tahun
2006 jangka1976-2013
2008 2010 cukup
yang 2012 panjang
2014
Gambar 21
bisa mengancam kerukunan sosial TAHUNdan kohesi NKRI. diganti
dengan ini
Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2000-2014
45 Gambar 4.
JUMLAH PENDUDUK MISKIN
40
35
(Juta Jiwa)
2
30
25
20
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
TAHUN
| 60 |
2
2. Dua Wajah Ekonomi Indonesia
| 61 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 62 |
Perlu kita catat bahwa tanpa didukung oleh iklim usaha dan
infrastruktur yang baik, sektor ini telah mampu menumbuhkan
ekonomi Indonesia sekitar 6% per tahun. Dengan iklim usaha
dan infrastruktur yang baik dan tidak diganggu, ke depan sektor
modern pasti akan mampu tumbuh jauh di atas 6%.
| 63 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 64 |
Oleh pemerintah, siapa pun yang menjadi pemimpin,
pengalihan subsidi BBM ke program sektor tradisional
harus dilakukan bertahap, tetapi dengan sangat cepat agar
segera kelihatan manfaatnya. Jika pengalihan lambat, partai
non pemerintah akan mengejek dan jika media serta rakyat
sempat terpengaruh, akan menyulitkan pelaksanaan program
lebih lanjut. Mengapa bertahap, karena menaikkan harga
BBM mudah, tetapi mengalihkan dana yang diselamatkan
menjadi program nyata tidaklah gampang. Pengalihan subsidi
BBM harus dilakukan one to one, artinya satu rupiah subsidi
dihemat, maka satu rupiah pula sektor tradisional mendapat
bantuan. Yang sangat penting diperhatikan adalah pengalihan
subsidi harus benar-benar dikawal agar tidak bocor. Sebagai
gambaran, apabila harga bensin premium dan minyak solar
dinaikkan Rp 1000 per liter akan dihemat subsidi BBM
sebanyak Rp 46 triliun. Ini suatu jumlah yang bermakna guna
membantu sektor tradisional.
| 65 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
6. Upaya Lain
| 66 |
bensin. Ini lebih murah dibanding harga bensin premium
sekarang, apalagi jika harga bensin premium dinaikkan.
Konsumen pasti berminat menggunakan LPG untuk
kendaraannya. APBN pasti juga senang karena LPG yang
dipakai mengganti bensin premium itu tidak memerlukan
subsidi sama sekali.
| 67 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
d) Gas Pipa
| 68 |
gasnya, baru atau lama, pengeluaran untuk impor minyak
solar akan berkurang juga.
| 69 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 70 |
para politisi itu sendiri. Semakin tua mobil itu, semakin
mahal ongkosnya.
| 71 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 72 |
12
10
8
KUPON, %
6
4
2
0
2004 2006 2008 2010 2012 2014
TAHUN
Sumber: Umar Said
Gambar 5. Obligasi Valas Pemerintah Indonesia
Gambar 20. Grafik Obligasi Valas Pemerintah Indonesia
| 73 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Perusahaan jasa migas disebut “dalam negeri” jika kepemilikan Indonesia merupakan
mayoritas.
| 74 |
Industri minyak Indonesia sudah berumur lebih dari
100 tahun. Namun, peran perusahaan dalam negeri
dalam menyediakan berbagai jasa untuk industri migas
masih memprihatinkan. Tidak ada keberpihakan nyata
dari pengelola sektor migas kepada perusahaan jasa
migas dalam negeri. Peraturan perundangannya sudah
menunjukkan keberpihakan, namun implementasi dan
pengawasan kepatuhan para kontraktor migas masih
sangat lemah. Pelanggaran sangat kasat mata dan
semuanya berlindung di balik ketentuan lelang.
| 75 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 76 |
Investasi PLTU Mikro, per MW, memang jauh lebih
mahal dibandingkan dengan PLTU besar atau PLTD,
bisa mencapai empat kalinya. Tetapi harga listrik PLTU
batubara mikro jauh lebih murah dibanding harga listrik
yang dihasilkan dengan mesin diesel dan minyak solar.
Dari kajian singkat yang sudah dilakukan, harga listrik
PLTU mikro batubara, tidak akan lebih dari US 20 cent
per kWh sedangkan dengan minyak solar bisa mencapai
US 30 cent atau bahkan lebih.
| 77 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 78 |
Jejak Langkah IV
Hidup sebagai
Pejabat dan
Kenangan dari
Kolega
| 79 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
pintu pejabatnya pun tidak ada nama. Jadi jika ada orang masuk dan
celingukan tidak jelas, dapat dipastikan orang tersebut bukan tamu yang
benar.
Atas dasar itulah Umar tidak ingin ada papan namanya di pintu
komisaris, yang menemui Umar di kantor adalah benar-benar orang yang
berkepentingan, sudah tahu orang yang hendak dituju, tidak celingukan.
Umar benar-benar menjaga kepentingan informasi Pertamina. Sebab
sebagaimana di Norwegia, kantor Pertamina juga amat berharga. Bahkan,
tempat sampah Pertamina juga diburu orang. Untuk mendapatkan
informasi-informasi berharga, misalnya konsep-konsep yang pernah
ditulis, rencana-rencana strategis Pertamina.
| 80 |
yang cerdas Umar menyatakan ini bukan pinjaman pribadi, kalau bisa
dikembalikan ya dikembalikan, kalau tidak sanggup mengembalikan
dicatat saja sebagai hutang. Umar pun mendapatkan pinjaman dari
pengusaha. Uang tersebut diturunkan ke koperasi pegawai negeri atau
Korpri. Anggota koperasi yang ingin mencicil rumah dapat meminjam ke
koperasi dengan berbagai kemudahan dan bunga cicilan yang sangat
ringan yaitu tiga persen. Pegawai negeri sangat menikmati program
ini dan berterima kasih kepada Umar Said. Bahkan dari tiga persen
itu terakumulasi menjadi dana yang cukup banyak. Pengusaha yang
meminjamkan uang pun tidak pernah menagih piutangnya.
| 81 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Pak Ginandjar adalah birokrat ulung yang sangat jeli memilih orang yang
akan mengelola birokrasi. Pak Ginandjar paham betul tugas dan fungsi
birokrasi. Seperti semua konsep yang masuk meja beliau dibaca dengan
seksama. Salah satu tugas Pak Umar adalah membuat draft untuk
dibaca Pak Ginandjar. Pernah, Pak Umar mengirim draft tebal sekitar jam
Maghrib, dan jam 10 malam draft sudah turun keluar dengan koreksian
coret-coretan Pak Ginandjar. Hebatnya, Pak Ginandjar mampu membuat
sinkron tema demi tema, konsep demi konsep. Dengan “selera” Pak
Ginandjar yang setinggi itu, maka yang pas sebagai Kepala Biro adalah
Pak Umar Said. Terlihat Pak Ginandjar memilih orang tidak sembarangan,
orang dengan kualifikasi setinggi Pak Umar.
| 82 |
Pertambangan dan Energi dari departemen yang sangat tertutup menjadi
lebih terbuka. Pak Ginandjar membawa nuansa baru di pemerintahan
yaitu reformasi birokrasi. Perubahan tatanan dari kerja birokrasi yang
awalnya agak lamban menjadi lebih cepat.
Reformasi birokrasi ini tercermin dari cara kerja Pak Umar Said memimpin
Biro Perencanaan. Pak Umar cepat dalam mengambil keputusan, tidak
dilama-lama. Setiap rapat berlangsung efektif, antara 10 hingga 20 menit
rapat selesai dengan taktis. Rapat dibuka Pak Umar, ditanyakan siapa
saja yang hadir, apa agenda yang hendak dibahas, kemudian membagi
pekerjaan kepada yang hadir rapat sebagai penugasan. Pada rapat
selanjutnya dibahas kemajuan dan evaluasi dari penugasan-penugasan
tersebut.
Gaya rapat ini tidak hanya berlaku untuk pegawai internal Biro, tetapi
juga untuk rapat-rapat yang melibatkan pihak eksternal. Seperti ketika
mengumpulkan pimpinan proyek dari seluruh Indonesia, Pak Umar Said
tetap bisa menyelenggarakan rapat dengan efektif. Tidak berlama-lama
dalam rapat, dan cepat mengambil keputusan. Membagi pekerjaan
untuk setiap wilayah kerja pimpinan proyek tersebut. Karakter Pak
Umar, jika beliau yakin terhadap suatu keputusan, beliau cepat ambil
keputusan, anak buah dibawah menjadi tidak ragu melakukan pekerjaan
yang diputuskan Pak Umar Said.
Pak Zen menghormati dan mengagumi, Pak Umar Said karena dalam
kesehariannya Pak Umar adalah seorang pekerja keras, jujur, sederhana,
tegas, punya integritas, dan setia kawannya tinggi. Kualitas istimewa yang
berhimpun pada satu orang Umar Said.
| 83 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Pak Umar Said adalah seorang pemimpin yang tegas. Salah satu contoh
ketegasan Pak Umar, dulu waktu pembangunan listrik pedesaan, beliau
kumpulkan pimpinan proyek di seluruh Indonesia, beliau tanyakan desa
mana saja yang belum masuk listrik. Beliau meminta pimpinan proyek
untuk memasukkan ke dalam daftar isian proyek saat itu juga, untuk
bisa Pak Umar proses ke Bappenas selekasnya. Pak Umar juga tidak
menaruh kepentingan pribadi sedikitpun dalam pekerjaan, sehingga
tidak mempunyai beban dalam mengambil keputusan-keputusan.
| 84 |
mengetahui kemampuan dan kinerja pegawai-pegawainya. Letih itu
tidak terasa. Beliau datang ke ruangan tanpa menganggu anak buahnya,
beliau ketuk meja, “Ada yang sulit ga?”
Menurut Pak Zen, jaman kepemimpinan Pak Umar staf bekerja dengan
enjoy. Sebab setiap ada masalah selalu dicarikan jalan keluar. Pak Umar
memotivasi orang sekaligus menjadi teladan, sehingga orang tidak
terbebani, sebab ketulusannya terlihat untuk menyelesaikan pekerjaan.
Beliau membuka cakrawala orang, memberikan pandangan dan
pendidikan. Pak Zen sendiri belajar aplikasi WordStar dari Pak Umar.
Dalam kacamata Pak Zen, Pak Umar adalah sosok birokrat yang akademis.
Perjalanan beliau memahami birokrasi beliau gabung dengan perjalanan
beliau memahami akademik. Beliau memimpin birokrat dengan cara
seperti itu. Sehingga cepat berpikir dan mengambil keputusan.
| 85 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Suatu kali, Pak Zen diminta memeriksa draft tulisan Pak Umar, pada
kalimat penutup “Kalau seandainya terjadi kesalahan akan dirubah
sebagaimana mestinya di kemudian hari.” Kata “rubah” itu dilingkari
oleh Pak Zen dengan tanda panah keatas diberi komentar “binatang”.
Maksud Pak Zen rubah itu binatang, bukan yang nulis draft yang
dimaksud binatang. Serta merta Pak Zen dipanggil oleh Pak Umar untuk
menjelaskan maksud komentar binatang tersebut. Pak Zen memberi
argumen kepada beliau bahwa rubah adalah nama binatang, seharusnya
bukan dirubah tapi diubah. Pak Umar menjawab, “Ah selama ini begitu.”
Maka Pak Zen mengambilkan kamus Bahasa Indonesia, menunjukkan
yang benar adalah diubah. Beliau diam, diamati serius, Pak Umar kalau
mengamati itu serius.
| 86 |
Dengan berkelakar, Pak Zen mengatakan, “Dulu SD nya negeri loh Pak
Umar, dapat pelajaran Bahasa Indonesianya juga sesuai kamus.” Sejak
itu timbul kelakar yang dipopulerkan Pak Umar, “Kepala bagian yang
tidak bisa Bahasa Indonesia itu SD nya ga negeri.” Kepada semua
Kepala Bagian dipesankan agar konsep surat diminta diperhatikan
dengan benar.
Menurut Pak Zen, kalau staf dimarahi Pak Umar, maka marah beliau itu
membentuk pola kerja yang baru, yang lebih baik. Ibarat tukang kayu,
untuk menghaluskan kayu itu dengan diserut. Ya seperti itulah beliau.
Pernah, suatu kali Pak Zen diminta Pak Umar membuat draft tulisan. Pak
Zen menunggu-nunggu komentar dari beliau. Begitu muncul Pak Umar,
“kurangi sedikit. kurangi bodomu itu, biar yang muncul pinternya.”
Tapi bagi orang yang pernah dimarahi Pak Umar tidak timbul atau
menyimpan jengkel. Marahnya Pak Umar akumulatif, bukan sekali
langsung nembak marah-marah. Beliau melihat perkembangan
perbaikannya. Beliau lihat orang merokok di kantor marah. Waktu itu
Pak Zen foto kopi bawa rokok. Lihat Pak Umar Said datang maka rokok
ditaruh belakang punggung Pak Zen. Pak Umar menegur, “Zen disini
jangan merokok, ini saya ganti rokokmu.” Beliau keluarkan uang 1000
padahal waktu itu rokok 600 sebungkus, “Nanti merokok di ruangan
lain ya, jangan disini, disini ga merokok.”
Dalam ingatan Pak Zen, Pak Umar Said itu kalau minta tolong orang,
keringatnya belum kering sudah beliau bayar duluan. Pak Umar tidak
cuek melihat stafnya lembur, tidak diam-diam saja. Beliau keliling dari
| 87 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Pak Zen juga mengingat Pak Umar dengan selera humornya yang
tinggi, kalau bercanda kena dan lucu. Contohnya, pernah dulu PLN di
Indonesia timur akan memasang listrik di NTT. Pimpinan proyeknya dari
pembangkit Jawa dan Bali. Jadi pengadaan tiang beton yang besar-besar
itu dari Jawa Timur. Ketika dipanggil rapat pencapaian target oleh Pak
Umar Said, pimpinan proyek menjelaskan bahwa transportasi peralatan-
peralatan ke NTT itu harus melewati transportasi laut, ini yang agak
susah dan menyebabkan lamanya waktu yang dibutuhkan. Pak Umar
Said komentar singkat,”Ingat ya menurut pemikiran kalian orang-orang
teknik, kalau tahun depan laut itu tidak akan pindah, tolong dihitung
dalam rencana proyek kalian.” Peserta tertawa seusai rapat. Begitulah
cara beliau mengingatkan, dengan sindiran yang humoris, tapi berdaya
sangat tajam.
Pak Umar adalah birokrat dengan ide-ide segar, inovasi layanan yang
baru dan bermanfaat. Dulu, ide ruang aduan publik untuk layanan
pemerintah itu ide Pak Umar. Setiap Departemen Pertambangan
dan Energi di setiap provinsi itu harus membuat ruangan informasi,
jangan sampai masyarakat tidak terlayani. Untuk pengaduan PLN dan
berbagai layanan masyarakat. Pembangunan PLTA, microhydro itu juga
berlangsung pada jaman beliau. Kegiatan berlangsung rapi karena beliau
perintahkan untuk berkoordinasi dengan orang-orang yang terlibat sejak
awal melangkah, sejak awal proyek dijalankan. Jangan sampai ketika
sudah jalan nantinya tersandung oleh orang-orang yang tidak dilibatkan.
Kalau tidak pandai berpikir, pandailah bergaul, demikian ajaran beliau
kepada anak buahnya.
Secara hubungan struktural vertikal Pak Umar adalah seorang staf yang
loyal kepada atasan, taat kepada asas, dan patuh kepada hukum. Sesuatu
yang dikerjakan dilihat dasarnya dulu, jangan sampai salah berpandangan
nantinya. Karena peraturan yang menjadi dasar itu bagi beliau adalah
kekuatan, pijakan untuk melangkah. Dengan ketaatan kepada aturan,
maka jika seorang Umar Said sudah mengambil keputusan sulit diubah,
| 88 |
karena landasan hukumnya kuat. Beliau loyal kepada atasan sepanjang
berjalan dari koridor yang benar. Demikian pula kesetiakawanannya
terlihat manakala Pak Umar membela Pak Kuntoro pada kasus Busang
tempo dulu. Demikian pula ketika Pak Rachmat terkena masalah, maka
Pak Umar juga membantu.
Terakhir, berikut ucapan Pak Umar sebagai seorang birokrat yang tidak
pernah Pak Zen dengar lagi dari birokrat lainnya, “Dulukan pekerjaan
rutin, nanti pekerjaan lain mengikuti. Karena rutin inilah pemerintahan
birokrasi yang sesungguhnya. Sampai di meja kerjakan, jangan nunggu-
nunggu.” Bagi Pak Zen, Pak Umar itu pertama kali menata diri, dirinya
yang dia tata, sebelum menata orang, leading by example, itulah yang
membuat orang segan sendiri. Segenap penghormatan takzim kepada
Bapak Umar Said yang telah memberikan keteladanan dalam bekerja,
berkarya, dan mengabdi kepada negara.
Kesan pertama terhadap Pak Umar adalah beliau ini tegas. Pak Umar
tidak suka orang membual, bicara macam-macam, pandai membuat
alasan. Bagi Pak Umar kalau bisa maka buktikan, sebaliknya kalau tidak
bisa lebih baik menyatakan tidak bisa.
Pak Suratmin sendiri pernah dua kali kena marah Pak Umar. Pertama,
dulu ketika masih berstatus honorer, seorang kolega kantor menyarankan
agar Pak Suratmin bicara menghadap Pak Umar mengenai status
honorernya, apakah ada kemungkinan untuk diangkat menjadi pegawai
tetap. Sebenarnya Pak Suratmin ragu-ragu dengan ide ini, koleganya
| 89 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Maka dengan tidak yakin Pak Suratmin menghadap Pak Umar, menyatakan
maksud tentang status pekerjaannya. Pak Umar memandang sambil
berkata, “jadi saya harus berbuat apa?” Sebaris kalimat saja sudah
membuat hati Pak Suratmin menjadi kecut karena merasa melakukan
kesalahan. Pak Umar adalah birokrat yang taat asas taat aturan, tidak
mungkin Pak Umar melakukan tindakan yang menyalahi prosedur.
Kesan lainnya yang sangat mendalam bagi semua staf beliau adalah
Pak Umar Said itu sangat memperhatikan bawahannya. Beliau kerap
keliling menanyakan, “kamu lagi ngerjain apa?” Staf yang rajin diberikan
tambahan-tambahan, diikutkan kegiatan-kegiatan yang ada insentifnya,
seperti Pak Suratmin dulu masih suka dipanggil jika ada kegiatan di
Dewan Komisaris Pertamina. Tunjangan operasional pribadi Pak Umar
dibagikan kepada staf. Beliau selalu perhatian kepada staf, yang lembur
kerap ditanya sudah makan apa belum. Beliau dengan ringannya
menggunakan uang pribadi membelikan makanan staf.
| 90 |
Pak Umar memanggil kepala bagian yang baru dan mengatakan, “ini
ada beberapa karyawan honorer, siapa yang ingin diangkat, tolong
diberikan lowongan kerjaan”.
| 91 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
untuk reuni, maka akan kumpul semua. Meskipun bagi orang yang
belum begitu mengenal Pak Umar akan mendapat kesan “menakutkan”,
tetapi sebenarnya tidak, Pak Umar kocak, suka humor, dan yang sangat
berkesan Pak Umar memperhatikan bawahan, maka Pak Umar dicintai
oleh staf-stafnya, bahkan ketika sudah tidak menjadi pejabat lagi.
Pak Umar Said juga seorang yang tegas, lurus karena tidak memasukkan
kepentingan pribadi ke dalam agenda pekerjaan. Meski tegas, Pak
Umar tidak dibenci, sebaliknya menumbuhkan rasa segan. Segan jika
melakukan perbuatan tidak benar, segan jika tidak memenuhi tugas
yang diberikan Pak Umar. Di organisasi manapun beliau berkarya, akan
menumbuhkan penghormatan dan disegani. Ketika menjadi komisaris
Pertamina, beliau juga disegani direksi Pertamina. Beliau menjadi orang
yang dapat dipercaya dan diandalkan, dapat dipercaya karena tidak
ada kepentingan pribadi dalam pekerjaannya, tidak mengambil fasilitas
dengan memanfaatkan posisi.
| 92 |
Jejak Langkah V
Penutup
Mereka yang
Mengubah Hidup
Umar
| 93 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Tuhan benar ada dan kalau ada dimana kedudukannya. Resi terkejut
mendengar pertanyaan itu, tetapi sekaligus melihat kesempatan untuk
menghilangkan Bima selamanya, agar nantinya Bima tidak ikut perang
Baratayuda. Bima ditakuti karena akan memenangkan perang itu. Sang
Guru mengatakan bahwa kedudukan ada di dalam sarangnya angin
yang ada di atas gunung. Resi menyuruh Bima pergi mencari Tuhan ke
sana. Resi Durna tahu sarang angin itu tidak ada dan gunung itu penuh
bahaya. Ketaatan Bima sebagai seorang murid, menjalankan perintah
guru dan menempuh bahaya mencari sarang angin. Pohon besar telah
dicabuti tetapi tidak ada sarang angin disana. Bima kembali kepada Resi
Durna untuk melaporkan bahwa gagal menemukan sarang angin. Resi
Durna pun memerintahkan Bima untuk menuju samudra demi menemui
Tuhan. Semua kerabat Bima sudah melarang dan memperingatkan
bahwa itu hanyalah jebakan saja. Namun Bima tetap bertekad pergi,
bahkan jika menemui kebinasaan pun dia siap, sebab Bima memiliki
keyakinan bahwa semua kejadian sudah ada yang mengaturnya.
Sesampai di laut, Bima mengatur segala emosi, ragu, takut dalam dirinya.
Dengan kesaktian aji Jalasegara yang didapatnya dari Batara Bayu, Bima
menyibak air dan sanggup bernafas dalam air. Bima dihadang naga sakti,
Bima mengeluarkan kuku Pancanaka sehingga naga binasa. Akhirnya Bima
bertemu dengan sosok mini, kecil, yang berwajah serupa persis dengan
Bima sendiri, itulah sosok Dewaruci. Dewaruci meminta Bima masuk
ke telinga Dewaruci. Dengan sangat ragu bagaimana Bima yang besar
bisa masuk ke telinga mahluk kecil itu. Akhirnya Bima memang masuk
ke telinga Dewaruci dan terjadilah dialog antara Bima dengan Dewaruci
tentang ketuhanan, tentang perilaku baik, dll. Kisah ini diceritakan oleh
ibunda Umar berulang-ulang, bahwa pada hakikatnya Tuhan itu ada di
dalam dada manusia, dia ada di dalam diri manusia sendiri, di dalam diri
Umar Said. Maka dimanapun, kapanpun, bersikaplah jujur. Sebab disana,
di dalam dada ada Tuhan yang senantiasa mengawasi dan menyertai.
Ajaran ibunda melalui kisah Bima mencari Tuhan ini melekat dalam pikir
dan laku Umar Said. Sehingga integritas diri, kejujuran, menjadi bagian
yang melekat dalam kepribadian Umar Said.
| 94 |
Paman Umar adalah salah seorang yang berjasa dalam perjalanan
hidup Umar. Namanya Bapak Narpowiyono. Dia adalah adik ayahanda
Umar. Pak Narpo, begitu beliau dipanggil oleh teman-temannya, adalah
seorang mantri kesehatan dari Dinas Kesehatan Daerah, ditempatkan di
kecamatan di manapun, di sekitar Solo, ada penyakit menular. Jadi beliau
selalu pindah-pindah. Beliau tidak mempunyai keturunan. Setelah tamat
Sekolah Rakyat (sekarang SD), oleh ibu, Umar dititipkan kepadanya. Titip
anak ke famili adalah lumrah saat itu.
Karena Pak Narpo adalah seorang pegawai negeri sipil, otomatis dia
anggota PNI. Memang begitu budaya politik saat itu. Beliau secara tidak
langsung mengajarkan pikiran Bung Karno kepada Umar. Pemikiran yang
kemudian menjadi haram selama Orde Baru dan mulai dihidupkan
kembali di masa reformasi. Beliau sering membawa buku tentang pikiran
Bung Karno, tentang kaum Marhaen yang serba kecil. Umar sering ikut
membacanya.
Jika saja Umar tidak dititipkan kepada Pak Narpo, mungkin Umar tidak
bisa melanjutkan sekolah dan tidak menamatkan SMP dan SMA. Setamat
SMA, Umar ikut kakak kandung yaitu Udiarti dan suaminya Sutarso.
Mereka adalah guru, pegawai Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mereka ditempatkan di Jakarta. Sutarso bekerja keras. Pagi sampai siang
dia mengajar dan malam hari sekolah di UI. Untuk mobilitasnya, dia
membeli sepeda motor tua merk Jawa. Sepeda motor memang sudah
tua jadi sering harus dibongkar dan dibetulkan. Itu dilakukan sendiri
oleh Sutarso di hari Minggu. Semangatnya untuk menambah ilmu dan
bekerja membuat Umar malu ikut dia. Umar tidak sekolah dan juga tidak
bekerja.
Udiarti, kakak perempuan Umar, dari sejak Umar masih duduk di bangku
di Sekolah Rakyat, sudah mendorong Umar untuk membaca buku.
Mungkin karena dia guru. Karena dorongan itu, Umar menjadi gemar
membaca. Banyak buku cerita saat itu, seperti Tom Sawyer, Huckelberry
Fin, Di Sudut-Sudut Balkan, Layar Terkembang, Malin Kundang dan
banyak lagi sudah Umar baca semua. Padahal ia belum tamat kelas 6.
Semua buku itu milik perpustakaan Jawatan Penerangan yang ada di
| 95 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
| 96 |
Umar tahu alat baru itu sudah dipasang di laboratorium instrumentasi.
Maka, ia pun pergi ke sana dan mempelajarinya dengan mendalam.
Uraiannya ia baca dengan sungguh-sungguh. Dihafalkannya gambar
beserta deskripsinya. Dugaan Umar ternyata benar. Pada pertemuan
kelas berikutnya, Pak Rektor langsung menunjuknya untuk maju ke depan
kelas dan menjelaskan cara kerja alat baru itu. Karena sudah ia hafalkan,
dengan penuh percaya diri, Umar menggambar alat itu di papan tulis
dan dijelaskannya pula cara kerjanya dengan rinci. Umar sendiri heran,
kok dirinya bisa hafal? Ia yakin Pak Rektor juga heran, bagaimana Umar
bisa hafal sedetail itu. Sejak itu, Pak Rektor tidak keberatan lagi Umar aktif
di PPI. Mereka makin saling menghormati. Apalagi beliau makin paham
bahwa PPI bukan organisasi anti pemerintah Soviet maupun pro-Barat.
Dalam sistem Soviet, seorang rektor haruslah cendekiawan dan kader
partai. Saat itu, di Baku, hanya mahasiswa Indonesia yang mempunyai
organisasi formal. Jadi kegiatan PPI selalu menarik perhatian Rektor dan
para pembantunya. Kebiasaan membaca ternyata telah menyelamatkan
Umar dan PPI. Umar merasa berterima kasih sekali atas dorongan Udiarti
untuk rajin membaca.
| 97 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Sumber: 40 TahunPada
LEMIGAS Mengabdi
awal kepemimpinan Ir. Sjarif A. Loebis jumlah karyawan
masih berjumlah tidak lebih dari 100 orang
Gambar 21. Bapak Syarif Lubis
dikirim pada tahun 1962, serta sarjana/pascasarjana dari Jerman dan negara-negara
Tahun
lain. 1967, setelah
Sarjana-sarjana yang tamat dari sebagai
baru diterima pendidikan minyak
pegawai, di perguruan
baik dari Soviet, Umar
tinggi
di dalam negeri maupun dari universitas luar negeri ditempatkan
bertemu lagi dengan Pak Lubis karena beliau sudah menjadi untuk memulai
Kepala
kariernya di Cepu. Mereka ditugaskan di lapangan-lapangan dan kilang minyak dan
LEMIGAS.tenaga
menjadi Lembaga itu pada
pengajar memang sudahdan
Akamigas beliau perjuangkan
kursus-kursus lain lama.
yang
Tugas yang beliau
diselenggarakan emban
di Pusdik Migassebenarnya
Cepu. berat: membangun lembaga
perminyakan yang bertugas
Bersamaan dengan itu LEMIGASmelakukan penelitian,
segera melakukan pendidikan
perubahan dan
besar untuk
membuat kilang minyak Cepu dan lapangan-lapangan minyak di sekitarnya, seperti
menyediakan
Lapangan informasi
Kawengan, bidangdanminyak.
Ledok, Nglobo SemanggiBarangkali kekuatan
menjadi sarana pendidikanyang
dan
mendukung
pelatihan keberhasilan
lapangan. Daerah CepuPakmemang
Lubis melaksanakan penugasan
terletak di tengah-tengah tersebut
suatu cekungan
sedimentasi (Cekungan Jawa Timur Utara) dengan data geologi yang tersingkap
ada tiga.
baik, mudah Pertama,
dijangkau,membangun penelitian
dan dapat dihayati dan pendidikan
dan dijelaskan migas
dengan mudah. yang
Demikian
sudah
juga lama penambangan
terdapat ia cita-citakan.minyak
Jadi, beliau melaksanakan
tradisional di Wonocolo, pekerjaan ini pun
termasuk cara-cara
pengolahan dan perdagangannya, adanya singkapan batuan reservoir minyak dan
gas, singkapan batuan induk dan berbagai struktur geologi dan patahan yang
tersingkap dengan baik, semuanya |merupakan98 | peraga pendidikan dan pelatihan
yang baik.
Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas) didirikan di Cepu berdasarkan Surat
dengan senang hati. Kedua, dukungan pemerintah yang sangat kuat
dan sangat jelas, terutama dari Pak Ibnu Sutowo, yang juga ingin agar
kegiatan minyak dilakukan oleh orang Indonesia sendiri. Ketiga, Pak
Lubis mempunyai cara menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan
kekuatan dan kemampuan bersama, sehingga segala hal menjadi lebih
ringan dan tidak dipikul sendirian.
Meskipun dukungan Pak Ibnu kuat, tetapi antara Pak Lubis dan Pak Ibnu
ada banyak pejabat yang bisa jadi juga ingin mendapat penugasan seperti
Pak Lubis. Jadi tidak mudah. Pak Lubis juga senang kalau orang-orang
disekitarnya menjadi problem solver. Beliau berusaha keras agar Umar
dan teman-temannya bisa belajar dari para ahli. Saat itu, Pertamina dan
LEMIGAS sangat erat bekerja sama, karena Pak Ibnu pernah menjadi Dirut
Permina selama satu periode dan juga juga menjabat sebagai Direktur
Jenderal Migas, lalu akhirnya menjadi Menteri. Sebagai catatan, tahun
1971 PN Permina digabung dengan PN Pertamin menjadi Pertamina,
kemudian tahun 2003 berubah lagi menjadi PT. Pertamina (Persero).
| 99 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
D. Pak Wijarso
Di LEMIGAS, Umar mendapat tugas bidang tekno ekonomi migas. Ia
harus banyak membantu Direktorat Jenderal Migas. Malahan kegiatan
Umar lebih banyak untuk kepentingan pemerintah dibandingkan untuk
kepentingan LEMIGAS sendiri. Tetapi itu memang fungsi LEMIGAS. Suatu
hari, Pak Dirjen Migas yakni Pak Wijarso, merencanakan untuk membuat
makalah yang memaparkan keadaan energi Indonesia. Beliau akan
menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan energi Indonesia terlalu
tergantung pada minyak. Ini tidak baik, karena pada saat itu, fungsi minyak
adalah untuk membiayai pembangunan sektor lain. Beliau mencari staf
yang bisa membantu beliau dengan angka dan penghitungan.
| 100 |
Sumber: 40 Tahun
Direktur LEMIGAS
Jenderal MinyakMengabdi
dan Gas Bumi Ir. Wijarso tampak menandatangani penyaksian
serah terima para siswa dari PT. Arun dan PT. Badak yang telah mengikuti pendidikan di
Gambar 22. Direktur Jenderal Minyak dan
Pusdik Gas Bumi Ir. Wijarso
Migas-LEMIGAS, Cepuyang menandatangani dokumen
Umar kagum pada Pak Wijarso karena, tidak seperti pejabat lain, beliau
selalu melakukan penghitungan rinci sendiri untuk mendukung seluruh
pemikirannya. Beliau masih memegang slide rule. Maka wajar jika
pejabat lain kalau berdebat soal energi dengan pak Wijarso banyak yang
kalah. Pak Wijarso selalu menuliskan narasi yang menjadi jalan pemikiran
beliau. Di tempat yang harus ada angka, beliau kosongkan, diganti titik-
titik. Itu yang kemudian menjadi tugas Umar untuk mengisinya. Setelah
Umar isi, ia harus diskusikan dengan beliau. Tidak jarang Umar kalah
dalam sebuah argumen karena salah. Tetapi Umar selalu senang karena
beliau tidak marah, melainkan mengajari Umar. Beliau menggunakan
wordstar untuk menuangkan pemikirannya. Dengan menjadi tukang
cari angka seperti ini, Umar membaca konsep-konsep beliau dan makin
menguasai persoalan pengelolaan migas dan energi.
Pak Wijarso adalah Ketua Panitia Tetap Energi (PTE) suatu panitia
interdepartemen yang membahas masalah energi. Semua instansi
yangKapus
terkait dengan
LEMIGAS Prof. energi dan
Dr. Wahyudi perguruan
Wisaksono tinggiDiklat
dan Asisten adaPusat
di dalam
Intendans tim itu.
Angkatan Darat Jakarta, Kolonel Sujono saling bertukar “Plaquet” sehubungan praktek-
Pertamina, PLN,Kursus
kerja peserta perusahaan Batubara, Pekerjaan
Perwira Perminyakan-TNI-AD di LEMIGAS Umum, Kehutanan
(1 April 1976)
dan banyak lagi instansi ada semua di sana. ITB, UI dan Gajah Mada juga
40 Tahun LEMIGAS Mengabdi 51
ada disana. Dengan membantu Pak Wijarso, Umar ikut hanyut dalam
jaringan energi tersebut. Jaringan Umar meluas.
| 101 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Suatu saat, Pak Wijarso sebagai Dirjen Migas yang menjadi nakhoda
penerimaan migas untuk APBN merasa risau karena makin banyak
minyak bakar dipakai PLN. Meskipun harga minyak bakar rendah,
tetapi jika yang dibakar oleh PLN terus meningkat tentu menggerogoti
penerimaan negara. Padahal penerimaan migas merupakan penerimaan
pemerintah yang terpenting, saat itu. Beliau ingin menghemat minyak
dan menggunakan sumber energi yang tidak dapat dijual ke luar negeri,
yaitu batubara dan tenaga air untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Umar kemudian menghitung berapa jumlah batubara dibutuhkan untuk
mengganti satu barel minyak bakar yang diselamatkan. Itu soal efisiensi
pembangkit listrik dan nilai kalori bahan bakar saja. Pak Wijarso langsung
menerima hasil penghitungan Umar.
| 102 |
tahu data. Kalau dia menyampaikan data, dia harus tahu apa makna data
itu dan apa definisinya.
Daya ingat Pak Wijarso juga luar biasa. Beliau ingat data yang pernah
Umar masukkan ke beliau. Padahal Umar sendiri sudah lupa. Beliau
suka kalau pemikirannya ada yang mendebat sebelum beliau sampaikan
ke publik. Itu mungkin keuntungan Umar dibanding kawan-kawan lain,
yang menjadi staf Ditjen Migas. Mereka sangat menghormati Pak Wijarso
selaku Dirjen sehingga tidak terlalu berani mendebat beliau. Sedangkan
Umar bukan anak buah langsung beliau. Umar tetap staf LEMIGAS, jadi
Umar merasa nyaman berdebat dengan beliau. Padahal kalau Pak Dirjen
mau pecat Umar ya mudah saja. Ia tahu beliau membutuhkan oposisi
untuk menguji pemikiran beliau. Umar selalu menganggap beliau
sebagai guru saja.
Pelajaran hidup yang Umar peroleh dari pak Wijarso adalah: (i)
jangan bicara kalau tidak paham, (ii) selalu berhitung, berhitung dan
berhitung, (iii) jangan pernah menyelipkan kepentingan kita sendiri
dalam penghitungan, (iv) harus percaya pada staf, tetapi harus selalu
menggunakan perasaan dan wisdom kita sendiri untuk menilai apakah
masukan staf sesuai dengan nalar atau tidak.
Pelajaran tentang pengelolaan migas dan energi banyak Umar dapat dari
beliau. Bukan dari ceramah, tetapi dari bekerja membantu beliau. Banyak
aspek pengelolaan migas yang duduk perkaranya dan asal muasalnya,
tidak banyak diketahui oleh publik, dilahirkan pada masa Pak Wijarso
menjadi Dirjen Migas. Dalam era reformasi, banyak pengamat migas
dan politisi mengeluarkan pendapat terkait migas yang sering tidak pas.
Mungkin di migas ada korupsi, tetapi tidak semua kebijakan yang dibuat
di era sebelumnya ada korupsinya.
| 103 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
E. Wesley Foel
Seperti telah diceritakan di atas,
Umar dibantu oleh Prof. Wesley Foell
mendapat beasiswa dari USAID
untuk melanjutkan pendidikannya
di Universitas Wisconsin di Madison.
USAID melarang mahasiswa yang
dibiayainya membawa keluarganya
ke Amerika sebelum 3 bulan. Prof
Wesley Foell meyakinkan USAID
bahwa Umar sebaiknya diijinkan
membawa keluarganya sejak hari
pertama, supaya bisa konsentrasi
belajar, tidak memikirkan
keluarganya di Indonesia. USAID
Sumber: Dokumen Pribadi
setuju. Hubungan Wes dan Umar
Gambar 23. Tahun 1983 – Prof. Wesley Foell, selanjutnya bukan saja hubungan
Universitas Wisconsin - Madison
seorang profesor dan muridnya.
Hubungannya lebih dari itu. Mereka menjadi sahabat. Keluarga Wesley
Foell dan keluarga Umar menjadi seperti saudara. Kemudian, pada waktu
harus menempuh ujian akhir, atas bantuan Prof Wesley Foell pula Umar
diijinkan oleh Universitas untuk menempuh ujian secara teleconference.
Ujian dengan teleconference Umar menjadi yang pertama dan terakhir
di universitas itu. Umar mencatat Prof. Wesley Foell sebagai salah satu
yang mengubah hidup Umar.
| 104 |
menerima tawaran Pak Wijarso
dan memberi tugas kepada Umar
untuk menyiapkan pidato beliau
menyangkut kebijakan energi yang
akan beliau sampaikan di ITB.
| 105 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
insinyur banget. Memang benar. Kalimat bikinan Umar sangat lugu. Pak
Ginandjar mengajarinya bahwa kita tidak boleh bohong, tetapi juga tidak
perlu menceritakan semua. Umar ingat benar pesan itu. Dan memang
dengan mengikuti selera beliau, yang makin ia pahami, coretan beliau
atas konsep Umar makin sedikit, meskipun tetap banyak.
Pelajaran kedua yang Umar dapat dari Pak Ginandjar adalah dalam
menulis sesuatu pikiran harus mengalir. Jangan lompat-lompat pikirannya.
Karena sering membantu beliau dengan pidato, Umar makin paham
yang beliau maksud pikiran harus mengalir itu seperti apa.
Secara rutin, DPR selalu mengadakan rapat kerja dengan para menteri
yang menjadi mitranya. Pak Ginandjar sangat memperhatikan bahan
rapat kerja ini. Harus dengan banyak angka dan tidak boleh salah. Ini
yang membuat Umar selalu sakit-sakitan. Ia kurang tidur. Sering batuk
pilek.
| 106 |
dipertengahan dekade 90-an, beliau menyampaikan bahwa jika eksplorasi
tidak dipacu, maka kurva produksi dan konsumsi akan bertemu di tahun
2012. Minyak bukannya habis, tetapi Indonesia sudah akan menjadi net
importer. Ada seorang tokoh yang mengatakan bahwa Pak Ginandjar
mencoba mengelabui publik dengan cerita net importer itu. Kata tokoh
itu, maksud sebenarnya adalah menyiapkan iklim untuk menaikkan
harga. Dengan kaum muda/mahasiwa, untuk banyak hal, Pak Ginandjar
mengatakan ini konsep kami. “Kalau Saudara mahasiwa ada konsep
lain, mari kita taruh di meja dan kita diskusikan,” demikian beliau selalu
mengatakan. Dan umumnya memang tidak ada konsep lain.
Itulah sekelumit kisah perjalanan dan interaksi Umar Said bersama orang-
orang istimewa yang telah banyak memberi peran dalam sepanjang karir
dan kehidupannya. Semuanya memberi warna, inspirasi, dan motivasi
tinggi hingga Umar Said menjadi salah seorang tokoh penting dalam
dunia perminyakan, sebagai seorang birokrat tekno ekonomi migas
Indonesia.
Pesan Moral:
“Membaca dan membaca agar tidak salah arah. Belajar dan belajar
agar tetap tajam. Jangan takut pada orang lain tetapi hormati mereka
selayaknya. Kepentingan pribadi jangan dibawa ke urusan kantor.
Kerjakan dengan senang, cermat, tepat dan secara kolegial apa yang
menjadi tugas kita.”
| 107 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
Daftar Referensi
LEMIGAS. (2005). “40 Tahun LEMIGAS Mengabdi 1965-2005”.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
LEMIGAS.
| 108 |
| 109 |
Birokrat Tekno Ekonomi Migas Indonesia | Umar Said
ISBN 978-602-711
9786027113985
| 110 |