BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keselamatan kapal merupakan salah satu aspek penting tidak hanya pada
proses perancangan tetapi juga pada pengoperasian kapal. Aspek keselamatan
juga merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah kapal
untuk mendapatkan kelas. Begitu juga pada pengoperasian kapal, surat izin
berlayar (SIB) akan diberikan oleh otoritas pelabuhan (syahbandar) apabila kapal
tersebut memenuhi semua kriteria keselamatan yang telah ditetapkan. Salah satu
kriteria keselamatan yang harus dipenuhi oleh sebuah kapal adalah lambung
timbul minimum yang harus sesuai dengan ketentuan lambung timbul minimum
baik yang diatur oeh otoritas dalam negeri untuk kapal-kapal yang beroperasi di
perairan lokal dan International Load Line Convention (ILLC) yang dikeluarkan
oleh Organisasi Maritim Internasional (IMO).
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pengerian lambung timbul
Secara sederhana pengertian lambung timbul (Freeboard) adalah tinggi
tepi dek dari permukaan air yang diukur pada tengah kapal (midship). Tinggi
minimum dari lambung timbul ini perlu dipertahankan agar supaya kapal
mempunyai daya apung cadangan. Karena lambung timbul ini menyangkut
masalah keselamatan pelayaran, maka diadakan suatu peraturan internasional
yang sifatnya mengikat untuk menetapkan besarnya lambung timbul minimum
yang diperkenankan untuk suatu kapal.
b. Tanda Garis Muat (Load Line Mark = Free Board Mark = Plimsoll
Mark).
Tanda garis muat terdiri dari suatu lingkaran dengan diamater luas 300 mm
dan lebar 25 mm yang dipotong oleh sebuah garis horizontal dengan panjang
450 mm dan lebar 25 mm dimana sisi atas garis ini melalui titik tengah dari
lingkaran. Titik tengah lingkaran harus diletakkan di tengah kapal pada jarak
sama dengan lambung timbul musim panas yang diberikan (summer
freeboard), diukur vertikal ke bawah dari sisi atas garis geladak seperti
gambar di bawah ini.
c. Garis Muat
Garis muat secara lengkap yang dipakai pada freeboard mark adalah sebagai
berikut (lihat gambar di atas).
1. Garis muat musim panas (summer load line), ditunjukkan oleh sisi atas
dari garis yang melalui titik tengah dari lingkaran dan bertanda S.
2. Garis muat musim dingin (winter load line), ditunjukkan oleh sisi atas
sebuah garis yang bertanda W.
3. Garis muat musim dingin Atlantik Utara (WinterNorth Atlantic Load
Line), ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis yang bertanda W.N.A.
4. Garis muat tropik (Tropical Load Line), ditunjukkan oleh sisi atas sebuah
garis yang bertanda T.
5. Garis muat air tawar (Freshwater Load Line), ditunjukkan oleh sisi atas
sebuah garis bertanda F dan dipasang di belakang garis vertikal.
6. Garis muat air tawar tropik (Tropical Freshwater Load Line) ditunjukkan
oleh sisi atas sebuah garis bertanda TF dan dipasang dibelakang garis
vertikal.
1. Garis muat kayu musim panas (Summer Timber Load Line) ditunjukkan
oleh sisi atas sebuah garis bertanda LS.
2. Garis muat kayu musim dingin (Winter Timber Load Line) ditunjukkan
oleh sisi atas sebuah garis bertanda LW.
3. Garis muat kayu musim dingin Atlantik Utara (Winter North Atlantic
Timber Load Line) ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda
LWNA. Garis muat kayu musim dingin Atlantik Utara LWNA
dianggap/dibuat sama (satu garis horizontal) dengan garis muat musim
dingin Atlantik Utara WNA.
4. Garis muat kayu tropic (Tropical Timber Load Line) ditunjukkan oleh sisi
atas sebuah garis bertanda LT.
5. Garis muat kayu air tawar pada musim panas (Freshwater Timber Load
Line) ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda LF dan dipasang
sebelah depan garis vertikal.
6. Garis muat kayu air tawar tropic (Tropical Fresh water Timber Load Line)
ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda LTF dan dipasang di
depan garis vertikal.
Data Kapal:
1. Ukuran Utama
2. Gambar Rencana Garis dan Hidrostatika
3. Gambar Rencana Umum
BAB III
PENYAJIAN DATA
III.1 Data kapal
Diketahi kapal tipe barang umum (general cargo) dengan DWT 2550 Ton,
berlayar di perairan Indonesia. Dengan data kapal sebagai berikut :
LBP = 76,09 m
LWl = 77,99 m
B = 12 m
H = 6,21 m
T = 5 m
Cb = 0,74
Cm = 0,99
Cw = 0,83
Δ = 3621,09 Ton
Fb = 1,21 m
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Tipe kapal
Convensi lambung timbul internasional 1966, membedakan dua tipe kapal
yaitu :
1. Kapal tipe A
Kapal tipe A yaitu kapal-kapal tangki minyak yang memiliki muatan
dengan lubang masuk yang kecil dan kedap air dengan penutup baja atau
material yang equivalent. Ciri-ciri khas kapal tipe A adalah :
1. Geladak cuaca yang sangat “Safe” artinya kuat dan kedap air
2. Kapal yang memiliki keselamatan yang tinggi terhadapkebocoran,
karena permeabilitas ruang pada waktu penuh adalah kecil.
2. Kapal tipe B
Kapal tipe B yaitu kapal-kapal yang bukan tipe A, umpamanya kapal
barang dan sebagainya. Khusus untuk kapal tipe B, konvensi memberikan
variasi-variasi yang tergantung dari konstruksi penutup palka (portable
dari kayu atau baja, kekedapan airnya dari terpal dan batten atau dengan
gasken atau alat penjepit), perlindungan awak kapal feeing ports.
Adapun istilah yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut :
a. Panjang Kapal
Panjang kapal (L) didefenisikan sebagai 96% panjang garis air (Lwl)
yang diukur pada sarat kapal sama dengan 0.85 H atau panjang antara
garis tegak haluan (FP) sampai pada sumbu poros kemudi pada sarat yang
sama, diambil nilai yang terbesar.
b. Tinggi Kapal
Tinggi kapal (H) diukur dari sisi atas pelat lunas (keel) sampai pada sisi
atas balok geladak pada tepi geladak.
c. Lebar Kapal
Lebar kapal (B) adalah lebar maksimum kapal yang diukur pada midship
(penampang melintang tengah kapal).
d. Sarat Kapal
Sarat kapal (T) adalah sarat yang hitung pada ketinggian 85% tinggi
kapal. Namun apabila sarat ini lebih kecil dari sarat yang sebenarnya maka
yang digunakan adalah sarat yang sebenarnya.
c. Penjepit (Cleats)
Penjepit harus dipasang sehingga dapat dengan bentuk baji-baji
(wedges). Lebar penjepit harus ≥ 65 mm.Jarak antara penjepit
dengan penjepit sisi ambang palkah harus ≤ 600 mm. Jarak antara
penjepit dengan ujung palkah harus ≤ 100 mm.
e. Terpal
Paling sedikit dua lapis terpal dalam keadaan baik harus
diberikan untuk setiap lubang palkah diposisi satu dan dua. Terpal-
terpal tersebut harus tahan air dan kedap air serta mempunyai
kekuatan yang besar.
h. Ventilator
a) Ventilator diposisi 1 dan 2 sampai ruangan di bawah geladak
lambung timbul atau geladak bangunan atas tertutup harus dibuat
dari baja atau bahan lain yang setara dan dihubungkan ke geladak
dengan konstruksi yang kuat dan efisien.
b) Ventilator diposisi 1 yang tinggi ambangnya > 4,5 m di atas
geladak dan diposisi 2 yang tinggi ambangnya > 2,3 m diatas
geladak, tak perlu dilengkapi dengan alat-alat penutup.
c) Kecuali di atas, bukaan-bukaan ventilator haruslah-diberi alat-alat
penutup yang kedap dan efisien. Bila alat tersebut tidak dipasang
haruslah diletakkan di tempat yang mudah diambil dekat ventilator.
d) Pada kapal yang panjangnya L < 100 m, alat penutup harus
ditempatkan pada ventilator secara permanen.
Di posisi 1: tinggi ambang ventilator harus ≥ 900 m di atas geladak.
Lihat gambar.
b) Luas minimum dari freeing ports pada setiap sisi dan kapal untuk
setiap well di geladak bangunan atas haruslah = ½ x A m2.
c) Bila tinggi rata-rata dari bulwark > 1,2 m, maka luas freeing ports
= A + (tr-1,2)x0,04 m2 dimana tr = tinggi rata-rata dari bulwark.
Bila tinggi rata-rata dari bulwark < 0,9 maka luas freeing ports =A
- (0,9-tr) x 0,041 m2
d) Bila kapal mempunyai trunk yang tidak memenuhi persyaratan
peraturan Convensi atau mempunyai sisi ambang palkah (Side
Coaming) yang menerus dan dipasang diantara atas terpisah, luas
minimum dari freeing ports dihitung dari tabel sebagai berikut:
Perbandingan lebar lubang palkah Perbandingan Iuas freeing ports
pada trunk dengan lebar kapal (B) dan Iuas total dari bulwark
e) Sisi bawah dan freeing ports harus sepraktis mungkin, yaitu dekat
dengan geladak. 2/3 bagian dari luas freeing ports yang diminta
harus dipasang ditengah-tengah well, yang terdekat dengan titik
terendah dari lengkungan sheer.
f) Semua bukaan pada bulwark harus dilindungi dengan rails atau
harus berjarak antara kira-kira 230 mm.
l. Perlindungan Terhadap Anak Buah Kapal
a) Guard rails yang efisien atau bulwark-bulwark harus dipasang
semua bagian yang terbuka dari geladak lambung timbul dan
geladak atas. Tinggi bulwark atau persetujuan dari yang
berwenang.
b) Bukaan-bukaan dibawah guard rails yang terbawah harus < 230
mm (Lihat gambar). Untuk tempat-tempat lainnya, satu sama
lainnya harus berjarak < 380 mm. Pada kapal dengan sisi yang
dibundarkan (rounded gunwales) penyangga guard rail harus
diletakkan pada bagian yang rata dari geladak.
Volume = 1/3x I x Σ
V = 3717,93 m3
Cb = V/(L x B x T)
= 0,75
= 1,05 mm
Penambahan lambung timbul (Δ fs ) = (Fb) x C
= 756,81 mm x 1,05 mm
= 796,90 mm = 74,97 cm
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengerjaan, pembahasan dan penyajian data, dapat di tarik
kesimpulan bahwa Freeboard minimum sebagai berikut :
hasil yang di dapat =
L= 714 mm = 0,714 m
T= 594 mm = 0,594 m
V.2 Saran
1. Dalam pengerjaan tugas lambung timbul ini untuk selanjutnya agar
mendetailkan nilai-nilai perhitungan.
2. Bagi mahasiswa yang mengerjakan tugas lambung timbul, harus
membaca dengan teliti peraturan-peraturan pemerintah tentang lambung
timbul.
DAFTAR PUSTAKA