Anda di halaman 1dari 10

Tabel 2.

1 Klasifikasi Faktor Bentuk Drainase dan Skornya


No. Kelas Deskripsi Percabangan Sungai Skor
1. I. Ringan 0-2 1
2. II. Sedang 3-4 4
3. III. Kuat 5-9 8
4. IV. Sangat Kuat > 10 10

Tabel 2.2 Klasifikasi Faktor Topografi/Bentuk Lapangan dan Skornya


No. Kelas Deskripsi Skor
1. I. Datar (flat) 1
2. II. Berombak (undulating) 3
3. III. Bergelombang (rolling) 4
4. IV. Berbukit kecil (small hilly) 3
5. V. Berbukit sedang (hillocky) 4
6. VI. Berbukit (hilly) 5
7. VII. Bergunung (mountaineous) 5

Tabel 2.3 Klasifikasi Faktor Penggunaan Lahan dan Skornya


No. Deskripsi Skor
1. Tubuh Air 10
2. Sawah/Rawa 10
3. Hutan/Perkebunan 9
4. Semak Belukar 7
5. Kebun Campuran & Pemukiman 5
6. Alang-alang 4
7. Pertanian Lahan Kering/Tegalan 2
8. Lahan Gundul/Terbuka/Berbatu 1

Tabel 2.4 Klasifikasi Faktor Kemiringan Lapangan dan Skornya


No. Kelas Deskripsi Percabangan Sungai Skor
1. I. Landai < 16 % 0
2. II. Agak Curam 16 - 30 % 2
3. III. Curam 31 - 50 % 3
4. IV. Curam Sekali 51 - 75 % 4
5. V. Terjal > 75 % 5

Tabel 2.13 Klasifikasi Indeks Bahaya Erosi


No. Indeks Bahaya Erosi (IBE) Kategori / Harkat
1. < 1,00 Rendah
2. 1,01- 4,00 Sedang
3. 4,01 - 10,00 Tinggi
4. > 10,01 Sangat Tinggi
Tabel 2.12 Pedoman penetapan nilai Edp untuk tanah-tanah di Indonesia
Nilai Edp
No Sifat Tanah dan Substratum (ton/ha/th
)
1. Tanah sangat dangkal (< 25 cm) diatas batuan. 0
Tanah sangat dangkal (< 25 cm) diatas bahan telah melapuk
2. (kadang tidak terkonsolidasi). 4.8
3. Tanah dangkal (25 - 50 cm) diatas bahan telah melapuk. 9.6
Tanah dengan kedalaman sedang (50 - 90 cm) diatas bahan
4. telah melapuk 14.4
Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah yang kedap
5. air diatas substrata yang telah melapuk. 16.8
Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah
6. berparmeabilitas lambat, diatas substrata telah melapuk. 19.2
Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah
7. berparmeabilitas sedang, diatas substrata telah melapuk. 24,0
Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah yang
8. parmeable, diatas substrata telah melapuk. 30,0

Tabel 2.5 Klasifikasi kelas erodibilitas tanah di Indonesia


No. Nilai K Tingkat Erodibilitas
1. < 0,10 Sangat rendah
2. 0,10 - 0,15 Rendah
3. 0,15 - 0,20 Agak rendah
4. 0,20 - 0,25 Sedang
5. 0,25 - 0,30 Agak tinggi
6. 0,30 - 0,35 Tinggi
7. 0.35 Sangat tinggi

Tabel 2.6 Prakiraan besarnya nilai K untuk beberapa jenis tanah


No. Jenis Tanah Nilai K Rataan
1. Latosol (Haplorthox) 0.09
2. Latosol merah (Humox) 0.12
3. Latosol merah kuning (Typic Haplorthox) 0.26
4. Latosol coklat (Typical Tropodult) 0.23
5. Latosol (Epiaquic Tropodult) 0.31
6. Regosol (Troporthents) 0.14
7. Regosol (Oxic Dystropept) 0,12 - 0,16
8. Regosol (Typic entropept) 0.29
9. Regosol (Typic Dystropept) 0.31
10. Gley humic (Typic tropoquept) 0.13
11. Gley humic (tropoquept) 0,20
12. Gley humic (Aquic Entropept) 0.26
13. Lithosol (Lilic Eutropept) 0.16
14. Lithosol (Orthen) 0.29
15. Grumosol (Chromudert) 0.21
16. Hydromorf Abu-abu (Tropofluent) 0,20
17. Podsolik (Tropodults) 0.16
18. Podsolik Merah Kuning (Tropodults) 0.32
19. Mediteran (Tropohumults) 0.10
20. Mediteran (Tropoaqualfs) 0.22
21. Mediteran (Tropudalfs) 0.23

Tabel 2.7 Nilai faktor C untuk berbagai jenis tanaman dan pengelolaan tanaman
Jenis Tanaman/Tata Guna Lahan Nilai C
Tanaman rumput (Brachiaria sp.) 0,290
Tanaman kacang jogo 0,161
Tanaman gandum 0,242
Tanaman ubi kayu 0,363
Tanaman kedelai 0,399
Tanaman serai wangi 0,434
Tanaman padi lahan kering 0,560
Tanaman padi lahan basah 0,010
Tanaman jagung 0,637
Tanaman jahe,cabe 0,900
Tanaman kentang ditanam searah lereng 1,000
Tanaman kentang ditanam searah kontur 0,350
Pola tanam tumpang gilir (jagung+padi+ubi kayu setelah panen ditanami 0,079
kacang tanah) + mulsa jerami (6 ton/ha/th)
Pola tanam berurutan + mulsa sisa tanaman 0,347
Pola tanam berurutan (padi+jagung+kacang tanah) 0,398
Pola tanam tumpang gilir + mulsa sisa tanaman 0,357
Kebun campuran 0,200
Ladang berpindah 0,400
Tanah kosong diolah 1,000
Tanah kosong tidak diolah 0,950
Hutan tidak terganggu 0,001
Semak tidak terganggu 0,010
Alang-alang permanen 0,020
Alang-alang dibakar 0,700
Sengon disertai semak 0,012
Sengon tidak disertai semak dan tanpa seresah 1,000
Pohon tanpa semak 0,320
Tegalan tanpa dispesifikasi 0,700
Kacang tanah 0,200
Tebu 0,200
Pisang 0,600
Rumput bede (tahun pertama) 0,287
Rumput bede (tahun kedua) 0,002
Kopi dengan penutup tanah buruk 0,200
Talas 0,850
Kebun campuran : -Kerapatan tinggi 0,100
-Kerapatan sedang 0,200
-Kerapatan rendah 0,500
Hutan alam serasah kurang 0,005
Hutan produksi : - tebang habis 0,500
- tebang pilih 0,200
Semak belukar/padang rumput 0,300
Ubi kayu + kedelai 0,181
Ubi kayu + kacang tanah 0,195
Padi - sorghum 0,345
Padi - kedelai 0,417
Kacang tanah + gude 0,495
Kacang tanah + kacang tunggak 0,571
Kacang tanah + mulsa jerami 4 ton/ha 0,049
Padi + mulsa jerami 4 ton/ha 0,096
Kacang tanah + mulsa jagung 4 ton/ha 0,128
Kacang tanah + mulsa Crotolaria 3 ton/ha 0,136
Kacang tanah + mulsa kacang tunggak 0,259
Kacang tanah + mulsa jerami 2 ton/ha 0,377
Padi + mulsa Crotolaria 3 ton/ha 0,387

Tabel 2.8 Nilai faktor P pada berbagai aktivitas konservasi tanah


Teknik Konservasi Tanah Nilai P
Teknik bangku :
a. Konstruksi baik 0,04
b. Konstruksi sedang 0,15
c. Konstruksi kurang baik 0,35
d. Teras tradisional 0,40
Teras bangku : jagung - ubi kayu/kedelai 0,06
Teras bangku : sorghum - sorghum 0,02
Tersa gulud : padi - jagung 0,01
Tersa gulud : ketela pohon 0,06
Tersa gulud : jagung - kacang + mulsa sisa tanaman 0,01
Tersa gulud : kacang kedelai 0,11
Strip tanaman rumput bahia 0,40
Tanaman dalam kontur :
a. Kemirngan 0 - 8 % 0,50
b. Kemiringan 9 - 20 % 0,75
c. Kemiringan > 20 % 0,90
Tanaman dalam jalur-jalur : jagung - kacang tanah + mulsa 0,05
Mulsa limbah jerami :
a. 6 ton/ha/th 0,30
b. 3 ton/ha/th 0,50
c. 1 ton/ha/th 0,80
Tanaman perkebunan :
a. Disertai penutup tanah rapat 0,10
b. Disertai penutup tanah sedang 0,50
Padang rumput :
a. Baik 0,04
b. Jelek 0,40
Tanpa tindakan konservasi 1,00

Tabel 2.9 Prakiraan nilai faktor CP pada berbagai jenis penggunaan lahan
No. Konservasi dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP
1. Hutan :
a. Tidak terganggu 0,01
b. Tanpa tumbuhan bawah, dengan serasah 0,05
c. Tanpa tumbuhan bawah, tanpa serasah 0,50
2. Semak :
a. Tidak terganggu 0,01
b. Sebagian berumput 0,10
3. Kebun :
a. Kebun-talun 0,02
b. Kebun-pekarangan 0,20
4. Perkebunan :
a. Penutupan tanah sempurna 0,01
b. Penutupan tanah sebagian 0,07
5. Rerumputan :
a. Penutupan tanah sempurna 0,01
b. Penutupan tanah sebagian, ditumbuhi alang-alang 0,02
c. Alang-alang : pembakaran sekali setahun 0,06
d. Serai wangi 0,65
6. Tanaman pertanian :
a. Umbi-umbian 0,51
b. Biji-bijian 0,51
c. Kacang-kacangan 0,36
d. Campuran 0,43
e. Padi irigasi 0,02
7. Perladangan :
a. 1 tahun tanam, 1 tahun bero 0,28
b. 1 tahun tanam, 2 tahun bero 0,19
8. Pertanian dengan konservasi :
a. Mulsa 0,14
b. Teras bangku 0,04
c. Contour Cropping 0,14
Tabel 2.10 Faktor VM untuk beberapa tipe vegetasi penutup tanah (U.S Soil Conservation Service, 1977
dalam Asdak, 2004 : 380)
Tipe dan Tinggi Tajuk² Persen penutupan (%)
Tipe³
Tajuk¹ Penutup 0 20 40 60 80
Kondisi tanpa tajuk G .45 .20 .10 .042 .013
W .46 .24 .15 .090 .043

G .36 .17 .09 .038 .012


25
W .36 .20 .13 .082 .041
Semak belukar G .26 .13 .07 .035 .012
rendah (0,5 m dari 50
tanah) W .26 .16 .11 .075 .039
G .17 .10 .06 .031 .011
75
W .17 .12 .09 .038 .038

G .40 .18 .09 .040 .013


25
Semak atau W .40 .22 .14 .085 .042
tanaman bawah G .34 .16 .085 .038 .012
50
lainnya (2 m dari W .34 .19 .13 .081 .041
tanah) G .28 .14 .08 .036 .012
75
W .28 .17 .12 .077 .040

G .42 .19 .10 .041 .013


25
Pohon-pohonan W .42 .23 .14 .087 .042
dengan sedikit G .39 .18 .09 .040 .013
50
semak (4 m dari W .39 .21 .14 .085 .042
tanah) G .36 .17 .09 .039 .012
75
W .36 .20 .13 .083 .041
Tabel 2.11 Faktor VM untuk daerah berhutan yang tidak terganggu (U.S Soil
Conservation Service, 1977 dalam Asdak, 2004 : 381)
Tajuk Efektif¹ (%) Seresah Hutan²(%) Nilai "VM"³
100-75 100-90 0,0001-0,001
75-40 85-75 0,002-0,004
35-20 70-40 0,003-0,009
rvation Service, 1977

%)
95-100
.003 Tipe dan Tinggi Tajuk² Persen penutupan (%)
Tipe³
.011 Tajuk¹ Penutup 0 20 40 60

.003 G .36 .17 .09 .038


25
.011 W .36 .20 .13 .082
.003 Semak belukar G .26 .13 .07 .035
rendah (0,5 m dari 50
.011 tanah) W .26 .16 .11 .075
.003 G .17 .10 .06 .031
75
.011 W .17 .12 .09 .038

.003 G .40 .18 .09 .040


25
.011 Semak atau W .40 .22 .14 .085
.003 tanaman bawah G .34 .16 .085 .038
50
.011 lainnya (2 m dari W .34 .19 .13 .081
.003 tanah) G .28 .14 .08 .036
75
.011 W .28 .17 .12 .077

.003 G .42 .19 .10 .041


25
.011 Pohon-pohonan W .42 .23 .14 .087
.003 dengan sedikit G .39 .18 .09 .040
50
.011 semak (4 m dari W .39 .21 .14 .085
.003 tanah) G .36 .17 .09 .039
75
.011 W .36 .20 .13 .083
utupan (%)
80 95-100

.012 .003
.041 .011
.012 .003
.039 .011
.011 .003
.038 .011

.013 .003
.042 .011
.012 .003
.041 .011
.012 .003
.040 .011

.013 .003
.042 .011
.013 .003
.042 .011
.012 .003
.041 .011

Anda mungkin juga menyukai