Anda di halaman 1dari 10

INDAHNYA SYURGA DAN PERIHNYA NERAKA

Kenikmatan di Surga
Saudaraku … bersegeralah menuju ampunan Rabb kalian dan surga yang seluas langit dan
bumi. Di dalamnya terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata,
terdengar oleh telinga, ataupun terbetik di hati seorangpun. Hal ini sebagaimana
dibenarkan oleh firman Allah ‘azza wa jalla yang artinya,

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-
macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan.” (As Sajdah : 17).

Di antara kenikmatan di surga yang Allah dan Rasul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah

[1]. Merasakan nikmatnya sungai susu, arak, dan madu, sebagaimana


Allah Ta’ala berfirman yang artinya,” (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air
yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah
rasanya, sungai-sungai dari khamer (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-
sungai dari madu yang disaring.” (Muhammad : 15).

[2]. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Allah
yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu)
kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (An Naba’ : 31-33).

[3]. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda yang artinya, “Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak
pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna.”
(HR. Muslim).

[4]. Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya, “Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau
33 tahun.” (Shohihul Jaami’).

[5]. Memandang wajah Allah yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika surga telah dimasuki oleh para
penghuninya, ada yang menyeru : ‘Wahai penduduk surga, sesungguhnya Alloh mempunyai
suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Allah, di mana Dia ingin
menuaikannya.’ Mereka berkata : ‘Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan
timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari
neraka?‘ Beliau melanjutkan : ‘Maka Allah menyingkapkan hijabnya (tabirnya),
sehingga mereka melihat-Nya (wajah Allah). Demi Allah, Allah belum pernah memberikan
sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada
melihat-Nya.” (HR. Muslim).

Masih banyak sekali ayat dan hadits lainnya yang menerangkan tentang sifat-sifat surga,
kenikmatannya, kesenangannya, kebahagiannya, dan keelokannya. Semoga Allah
menjadikan kita sebagai penghuninya.

Jalan Menuju Surga


Jika ada yang bertanya tentang amal dan jalan menuju ke surga, maka jawabannya telah
Allah berikan secara jelas dalam wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang mulia. Di
antaranya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam surat Al Mu’minuun ayat 1-11. Beberapa
sifat-sifat penghuni surga –semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuninya– dari ayat
tersebut adalah:

Pertama, beriman kepada Allah dan perkara-perkara yang wajib diimani dengan keimanan
yang mewajibkan penerimaan, ketundukan, dan kepatuhan.

Kedua, khusyu’ dalam shalatnya yaitu hatinya hadir dan anggota tubuhnya tenang.

Ketiga, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia (yang tidak mempunyai
faedah dan kebaikan).

Keempat, menunaikan zakat yaitu bagian harta yang wajib dikeluarkan atau mensucikan
jiwa mereka (karena salah satu makna zakat adalah bersuci) berupa perkataan dan
perbuatan.

Kelima, menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri dan budaknya.

Keenam, memelihara amanah yang dipercayakan dan memenuhi janjinya baik kepada Alloh,
kepada sesama mukmin, ataupun kepada makhluk lainnya.

Ketujuh, melaksanakan sholat pada waktunya, sesuai dengan bentuknya yang sempurna,
dengan memenuhi syarat, rukun, dan kewajibannya.

Selain ayat di atas, Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan tentang
jalan menuju surga yaitu dengan menuntut ilmu syar’i. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut
ilmu, niscaya Allah akan memudahkannya dalam menempuh jalan ke surga.” (HR. Muslim).
Ya Alloh, mudahkanlah kami untuk melaksanakan amalan-amalan ini dan menetapkan kami
di atasnya.

SURGA

1. SURGA FIRDAUS: surga yang diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya,
menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya,
memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. dalam Al-Qur’an terdapat
pada surah (Al Kahfi, ayat 107) dan surah(Al Mu’minuun, ayat 9-11).

2. SURGA ‘ADN: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah (An
Nahl:30-31), benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik
(Fathir: 32-33), sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan
(Ar-Ra’ad:22-23)

3. SURGA NAIM: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa
kepada Allah dan beramal shaleh. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Luqman, ayat 8)
dan (Al Hajj, ayat 56)

4. SURGA MA’WA: surga yang diperuntukan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah
(An Najm: 15), beramal shaleh (As Sajdah: 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan
menahan hawa nafsu (An Naziat : 40-41)

5. SURGA DARUSSALAM: surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan
Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala,“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan
Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS.
6:127)

6. SURGA DARUL MUQAMAH: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada
Allah. Kata Darul Muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang
tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-
orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam surat (Faathir ayat 35).

7. SURGA AL-MAQAMUL AMIN: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman (Ad Dukhan,
ayat 51)

8. SURGA KHULDI: surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah
Allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang
demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang Telah dijanjikan kepada orang-orang
yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?” (Al Furqaan, ayat
15)

Dahsyatnya Neraka
Saudaraku … kebalikan dari berbagai kenikmatan di atas, sebagian makhluk malah menuju
neraka yang teramat panas. Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan kepada
kita tentang neraka dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya. Allah telah
menggambarkan kepada kita tentang berbagai bentuk siksaan yang terdapat di dalamnya
dengan penggambaran yang mampu membuat hati dan jantung ini serasa terbelah-belah.
Maka perhatikanlah baik-baik terhadap apa yang datang dalam Al Qur’an dan As Sunnah
tentang berbagai bentuk adzab (siksaan) di dalamnya.
Di antara siksaan-siksaan bagi penduduk neraka adalah :

[1]. Kulit mereka diganti dengan yang baru, sebagaimana Allah berfirman yang artinya,
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya
mereka merasakan adzab.” (An Nisa’ : 56).

[2]. Bara apinya membakar sampai ke hati, sebagaimana Allah berfirman yang
artinya, “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke
hati.” (Al Humazah : 6-7).

[3]. Mereka diseret ke neraka di atas wajah mereka, sebagaimana dalam firman-Nya yang
artinya, “(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.” (Al Qomar : 48).

[4]. Minuman mereka seperti besi yang mendidih, sebagaimana Allah berfirman yang
artinya, “Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk
dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al Kahfi : 29).

[5]. Tubuh mereka membesar, sebagaimana sabda beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam yang
artinya, “Gigi taring orang kafir besarnya seperti gunung uhud dan tebal kulit mereka
seukuran tiga perjalanan.” (Shohihul Jaami‘)

Begitu syadiid (keras) siksaan ini, lalu siksaan apa yang paling ringan bagi penghuni neraka?
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya penduduk
neraka yang paling ringan siksanya ialah orang yang mengenakan dua sandal dari neraka
lalu mendidih otaknya karena sangat mencekam panas dua sandalnya.” (HR. Muslim).
Wahai saudaraku … tidakkah kalian takut dengan siksa yang pedih dan dahsyat ini ??!

Sebab-Sebab Masuk Neraka


Perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis sebab yang menyebabkan seseorang masuk
neraka –semoga Allah menyelamatkan kita darinya-.

Jenis pertama adalah sebab-sebab yang menyebabkan pelakunya tidak lagi beriman,
menjadikannya kafir, sekaligus membuatnya kekal di neraka. Di antara sebab-sebab jenis
pertama ini adalah :

Pertama, melakukan syirik akbar (besar), seperti bernadzar dan menyembelih kepada selain
Alloh.

Kedua, kufur kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir, serta qodho
dan qodhar dengan cara mendustakan, menentang, ataupun meragukannya.

Ketiga, mengingkari kewajiban salah satu rukun Islam yang lima.

Keempat, mengolok-olok dan mencaci Allah, agama-Nya, atau Rasul-Nya.


Kelima, berhukum dengan selain hukum Allah dengan keyakinan hukum tersebut lebih
benar dan lebih bermanfaat, atau setara dengan hukum Allah, atau meyakini bolehnya hal
tersebut.

Ketujuh, kemunafikan yaitu menyembunyikan kekafiran dalam hatinya, akan tetapi dia
menampakkan diri seolah-olah seorang muslim.

Jenis kedua adalah sebab yang menyebabkan pelakunya berhak masuk neraka, namun tidak
kekal di dalamnya. Di antaranya ialah : durhaka pada kedua orang tua, memutuskan
silaturahmi, memakan riba, memakan harta anak yatim, bersaksi palsu, dan sumpah palsu

1. NERAKA HAWIYAH: diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya,


yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur keburukan.
Orang muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari- harinya tidak sesuai
dengan ajaran Islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya. Mereka ini yaitu orang yang
tidak mau menerima syariat Islam, tidak mau memakai jilbab (bagi wanita), memakai sutra
dan emas (bagi lak- laki), mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan lain
sebagainya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Qori’ah ayat 8-11)

2. NERAKA JAHIM adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau
orang-orang yang menyekutukan ALLAH, maka sesembahan mereka akan datang untuk
menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang
akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung
itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang
paling besar menurut ALLAH, karena syrik berarti mensekutukan ALLAH atau menganggap
ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat ALLAH. Syirik dapat pula berarti
menganggap ada Tuhan lain selain ALLAH. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (As-
Syu’araa, ayat 91), (Asy-Syu’ara’) dan (Surah As-Saffat)

3. NERAKA SAQAR adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang
mendustakan (tidak mentaati) perintah ALLAH dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa
ALLAH sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah
hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muddatsir
ayat 26-27,42)

4. NERAKA LAZZA: neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya.
(QS:70. Al Ma´aarij] 15-18)

5. NERAKA HUTHAMAH: itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta,
serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau
bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam
apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka ALLAH membalas dengan menyiksa
mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar
mereka semau yang ALLAH mau. NERAKA HUTHAMAH disediakan untuk gemar
mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan
zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta
mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat
pengumpul harta. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Humazah)

6. NERAKA SAIR diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim.
Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan
menolak adanya ALLAH atau dengan membantah perintah ALLAH dan Rasul-NYA. Jadi
manusia kafir itu terdiri dari: Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau
membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa.
Orang Islam yang tidak mau berzakat. Didalam Al-Qur’an terdapat pada (An-Nisa’ ayat 10),
(Al-Mulk ayat 5,10,11)

7. NERAKA WAIL disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi
timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka
dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-
dosa mereka. Surah (Al-Tatfif) dan (Surah At-Tur). Nama neraka ini tercantum dalam Al-
Quran Surah (Al-Muthaffifin, ayat 1-3)

8. NERAKA JAHANAM: Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang
dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an surah (Al
Hijr, 43-44). “Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah,
dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam
neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”(An-Nisa: 169)

Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat


Menarik sekali, banyak tulisan yang membahas pentingnya menjadi pribadi yang
bermanfaat. Mengapa banyak orang yang tertarik tentang bahasan ini, sebab ini salah satu
perintah Rasulullah saw kepada umatnya. Sabda beliau:

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani,
Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh
seorang Muslim. Seorang Muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi
orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain. Ini
adalah bagian dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi.

Selain itu, manfaat kita memberikan manfaatkan kepada orang lain, semuanya akan kembali
untuk kebaikan diri kita sendiri.

Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri (QS. 17:7)

Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah membantu


keperluannya. (Muttafaq ‘alaih)
Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan2 dunia, Allah
akan menyelesaikan kesulitan2nya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang
sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat (HR. Muslim)

Setelah mengetahui manfaat “menjadi pribadi yang bermanfaat”, pertanyaanya adalah


bagaimana caranya agar kita menjadi pribadi yang bermanfaat?

Langkah-langkah Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat

Langkah #1: Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat Adalah Kemauan

Kuncinya adalah kemauan, kemauan kita memberikan manfaat kepada orang lain. Jika kita
punya harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. Jika kita punya
ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. Jika kita punya tenaga, kita bisa
memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain.

Ini adalah langkah awal, Anda harus memiliki kemauan untuk memberikan manfaat kepada
orang lain. Bagaimana pun kondisi Anda. Jangan malah mencari-cari cara untuk
mendapatkan manfaat dari orang lain bahkan memanfaatkan orang lain.

Jika Anda mau, bagaimana pun kondisi Anda, Anda bisa memberikan manfaat kepada orang
lain. Mau?

Langkah #2: Take Action Now

Apa yang bisa Anda lakukan sekarang untuk memberikan manfaat kepada orang lain? Anda
bisa share artikel ini melalui facebook atau twitter Anda. Ini jauh lebih memberikan manfaat
kepada teman-teman Anda daripada Anda update status yang tidak penting bahkan hanya
berisi keluhan dan caci maki.

Lihat sekitar Anda, adakah yang bisa Anda bantu. Adakah yang bisa Anda lakukan untuk
memperbaiki lingkungan, rumah, atau kantor Anda? Akan banyak yang bisa Anda lakukan
untuk memberikan manfaat kepada orang lain.

Langkah #3: Biasakanlah Memberikan Manfaat, Jadikan Gaya Hidup Anda

Jika memberikan manfaat kepada orang sudah menjadi kebiasaan Anda, maka Anda sudah
mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Pada langkah #2, Anda baru disebutkan melakukan
kebaikan (belum menjadi akhlaq), namun jika sudah menjadi kebiasaan dan menjadi gaya
hidup Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat.

Ini yang kada dilupakan orang. Banyak yang hanya membahas sampai melakukan kebaikan
dengan cara membantu orang orang lain. Namun itu belum menjadi kepribadian, baru
sebatas mau melakukan. Sebuah tindakan, akan menjadi sebuah akhlaq saat Anda sudah
melakukan dengan biasa tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
Anda memberi, belum tentu kepribadian Anda. Namun jika Anda sudah biasa memberi dan
menjadi gaya hidup Anda, barulah disebut kepribadian.

Langkah #4: Tingkatkan Manfaat Diri Anda

Harus ditingkatkan? Tentu saja, sebab menurut hadits diatas tidak hanya mengatakan
menjadi pribadi yang bermanfaat, tetapi ada kata superalif yaitu paling. Artinya Anda
ditantang untuk menjadi juara dalam kebaikan. Anda harus menjadi yang paling
memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan sekedar memberikan manfaat.

Bagaimana cara meningkatkan manfaat diri Anda? Ya, Anda harus meningkatkan kuantitas
dan kualitas kebaikan Anda. Kuantitas bisa dilihat dari frekuensi dan besarnya apa yang
Anda berikan kepada orang lain. Sementara kualitas manfaat ditingkatkan dengan cara
meningkatkan kualitas diri Anda, yaitu dengan meningkatkan keterampilan dan kemampuan
Anda, sehingga apa yang Anda berikan semakin bermanfaat.

Langkah #5: Raihnya Manfaatnya Untuk Anda Juga

Jangan sampai, Anda memberikan manfaat tetapi tidak memberikan manfaat untuk diri
Anda sendiri. Bukan, saya bukan mengatakan berharap dari orang yang kita berikan
manfaat. Bukan itu. Namun, yang saya maksud adalah kita harus menghindari dari semua
penghapus pahala amal, itu ketidak ikhlasan atau riya’.

Jadi, agar kita benar-benar mendapatkan dari manfaat yang kita berikan kepada orang lain,
kita harus ikhlas. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Dan hanya amal yang diterima Allah
SWT yang akan memberikan manfaat kepada kita dunia dan akhirat.

Niatkan, bahwa apa yang kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena ingin disebut
pribadi yang bermanfaat (pujian). Penyakit riya sungguh tidak terlihat, sangat samar,
sehingga kita harus hati-hati.

Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia akan mendapatkan


balasannya (QS. Al Zalzalah:7)

AWALI KERJA DENGAN SHALAT DHUHA


Tubuh manusia memiliki ratusan tulang yang masing-masing dihubungkan dengan
persendian. Jumlah persendian dalam tubuh manusia adalah 360, sebagaimana disebutkan
oleh Rasulullah SAW dan dibenarkan oleh para dokter. Kita tidak bisa membayangkan,
bagaimana jika tulang-tulang yang ada dalam tubuh kita tersebut tidak dihubungkan dengan
persendian. Atau salah satu persendian tersebut tidak bisa menjalankan fungsinya dengan
baik. Maka, tidak ada yang mengetahui betapa besarnya nikmat ini kecuali orang yang telah
kehilangan nikmat tersebut.
Shadaqah tanpa harta
Setiap hari, persendian kita mempunyai kewajiban untuk bershadaqah sebagai realisasi
syukur kita kepada Allah, Dzat yang telah menciptakannya. Caranyapun beragam
sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah SAW,
"Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bershadaqah setiap harinya sejak matahari
terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang yang berselisih adalah
shadaqah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-
barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah. Berkata yang baik juga termasuk
shadaqah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah
shadaqah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah."(HR. Bukhari
dan Muslim)
Begitu berat dan lelahnya kita jika harus melakukan berbagai amal tersebut setiap
harinya. Sehingga para sahabatpun bertanya, "Siapa yang sanggup melakukan, wahai
Rasulullah?" Maka beliau menjawab, "Jika ia tidak mampu, maka dua rakaat Dhuha sudah
mencukupinya." (HR Ahmad Abu Dawud)
Rasulullah SAW memberikan kemudahan kepada umatnya, bahwa semua shadaqah
yang dilakukan oleh anggota badan tersebut dapat diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha,
karena shalat merupakan amalan semua anggota badan. Jika seseorang mengerjakan shalat,
maka setiap anggota badan menjalankan fungsinya masing-masing. Demikian penjelasan
yang disebutkan oleh Ibnu Daqiqil 'Ied.
Jumlah raka'at Dhuha minimal adalah 2 raka'at sedangkan maksimalnya adalah 8
raka'at. Dengan menjalankan 2 raka'at Dhuha, kita telah melaksanakan salah satu wasiat
Rasulullah SAW. Abu Hurairah berkata, "Kekasihku, Rasulullah SAW berwasiat kepadaku
dengan tiga perkara: puasa selama tiga hari setiap bulannya, dua raka'at shalat Dhuha, dan
mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur." (Muttafaq 'Alaihi)

Keutamaan shalat dhuha


Meskipun bernilai sunnah, shalat ini mengandung banyak fadhilah (keutamaan), namun
tidak banyak dari kita yang memperhatikannya. Diantaranya sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Darda' ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah ta'ala berfirman,
"Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat pada permulaan hari, maka Aku akan
mencukupi kebutuhanmu pada sore harinya." (HR. Tarmidzi)
At Thayyibi menerangkan bahwa dengan mengerjakan empat rak'at di pagi hari,
Allah akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita dan menjauhkan kita dari semua yang
tidak kita inginkan hingga sore hari. Fadhilah lainnya, orang yang mengerjakannya
dimasukkan dalam golongan orang-orang yang kembali kepada Allah. Karena shalat Dhuha
adalah shalat awwabin, shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (bertaubat).
Dalam hadits lain Rasulullah SAW menyebutkan bahwa pahala orang yang mengerjakan
shalat Dhuha seperti orang yang mengerjakan umrah.

Menjadi kaya dengan shalat dhuha?


Ada diantara kaum muslimin yang begitu bersemangat mengerjakan shalat dhuha.
Namun ironisnya ketika mereka melaksanakan shalat wajib, justru malas-malasan dan hanya
sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja. Shalat subuh dikerjakan jam enam pagi dan
salat asar hanya kalau sempat saja. Penyebabnya, ada tujuan lain ketika mereka
mengerjakannya yaitu ingin mendapatkan balasan di dunia, biar lancar rezekinya dan
menjadi orang yang kaya raya. Sehingga doa-doa yang dipanjatkannyapun hanya dengan
kelancaran rizki. Demikian fenomena yang sering kita dapatkan di masyarakat. Dunia,
mungkin saja mereka peroleh. Boleh jadi akan semakin lancar rizkinya dan karirnya terus
meningkat. Namun apa yang mereka peroleh di akhirat? Qatadah ketika menafsirkan surat
Hud: 15-16, ia berkata, "Barang siapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia
cari-cari dengan amalan shalehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di
dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai alasan
untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlas dalam beribadah (yang hanya
mengharapkan wajah Allah), selain akan mendapatkan balasan di dunia dia juga akan
mendapatkan balasannya di akhirat."
Luangkan waktu
Waktu pelaksanaan shalat Dhuha adalah ketika matahari mulai naik sepenggalan,
kira-kira seperempat jam setelah matahari terbit hingga waktu zawal (matahari tergelincir).
Dan waktu yang paling afdhal adalah ketika matahari mulai panas.

Memang, tidak mudah untuk melaksanakan shalat Dhuha. Karena waktunya


bertepatan dengan jam-jam dimulainya aktivitas keseharian, orang sibuk bekerja mencari
rezki pada waktu tersebut. Namun, sesempit apapun waktu kita karena aktivitas sehari-hari,
jika kita luangkan waktu sejenak untuk mengerjakan shalat Dhuha, Insya Allah tidak akan
mengurangi jatah rizki yang telah ditentukan untuk kita. Kalau toh meluangkan waktu pada
waktu tersebut tidak memungkinkan pula, karena peraturan perusahaan yang begitu ketat
dan mengikat, shalat Dhuha bisa kita kerjakan sebelum masuk jam kerja. Nah, mari awali
kerja kita dengan melaksanakan shalat Dhuha.

Anda mungkin juga menyukai