Kenikmatan di Surga
Saudaraku … bersegeralah menuju ampunan Rabb kalian dan surga yang seluas langit dan
bumi. Di dalamnya terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata,
terdengar oleh telinga, ataupun terbetik di hati seorangpun. Hal ini sebagaimana
dibenarkan oleh firman Allah ‘azza wa jalla yang artinya,
“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-
macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan.” (As Sajdah : 17).
Di antara kenikmatan di surga yang Allah dan Rasul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah
[2]. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Allah
yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu)
kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (An Naba’ : 31-33).
[3]. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda yang artinya, “Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak
pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna.”
(HR. Muslim).
[4]. Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya, “Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau
33 tahun.” (Shohihul Jaami’).
[5]. Memandang wajah Allah yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika surga telah dimasuki oleh para
penghuninya, ada yang menyeru : ‘Wahai penduduk surga, sesungguhnya Alloh mempunyai
suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Allah, di mana Dia ingin
menuaikannya.’ Mereka berkata : ‘Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan
timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari
neraka?‘ Beliau melanjutkan : ‘Maka Allah menyingkapkan hijabnya (tabirnya),
sehingga mereka melihat-Nya (wajah Allah). Demi Allah, Allah belum pernah memberikan
sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada
melihat-Nya.” (HR. Muslim).
Masih banyak sekali ayat dan hadits lainnya yang menerangkan tentang sifat-sifat surga,
kenikmatannya, kesenangannya, kebahagiannya, dan keelokannya. Semoga Allah
menjadikan kita sebagai penghuninya.
Pertama, beriman kepada Allah dan perkara-perkara yang wajib diimani dengan keimanan
yang mewajibkan penerimaan, ketundukan, dan kepatuhan.
Kedua, khusyu’ dalam shalatnya yaitu hatinya hadir dan anggota tubuhnya tenang.
Ketiga, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia (yang tidak mempunyai
faedah dan kebaikan).
Keempat, menunaikan zakat yaitu bagian harta yang wajib dikeluarkan atau mensucikan
jiwa mereka (karena salah satu makna zakat adalah bersuci) berupa perkataan dan
perbuatan.
Keenam, memelihara amanah yang dipercayakan dan memenuhi janjinya baik kepada Alloh,
kepada sesama mukmin, ataupun kepada makhluk lainnya.
Ketujuh, melaksanakan sholat pada waktunya, sesuai dengan bentuknya yang sempurna,
dengan memenuhi syarat, rukun, dan kewajibannya.
Selain ayat di atas, Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan tentang
jalan menuju surga yaitu dengan menuntut ilmu syar’i. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut
ilmu, niscaya Allah akan memudahkannya dalam menempuh jalan ke surga.” (HR. Muslim).
Ya Alloh, mudahkanlah kami untuk melaksanakan amalan-amalan ini dan menetapkan kami
di atasnya.
SURGA
1. SURGA FIRDAUS: surga yang diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya,
menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya,
memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. dalam Al-Qur’an terdapat
pada surah (Al Kahfi, ayat 107) dan surah(Al Mu’minuun, ayat 9-11).
2. SURGA ‘ADN: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah (An
Nahl:30-31), benar-benar beriman dan beramal shaleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik
(Fathir: 32-33), sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan
(Ar-Ra’ad:22-23)
3. SURGA NAIM: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa
kepada Allah dan beramal shaleh. dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Luqman, ayat 8)
dan (Al Hajj, ayat 56)
4. SURGA MA’WA: surga yang diperuntukan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah
(An Najm: 15), beramal shaleh (As Sajdah: 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan
menahan hawa nafsu (An Naziat : 40-41)
5. SURGA DARUSSALAM: surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan
Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala,“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan
Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS.
6:127)
6. SURGA DARUL MUQAMAH: surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada
Allah. Kata Darul Muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang
tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-
orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam surat (Faathir ayat 35).
7. SURGA AL-MAQAMUL AMIN: surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman (Ad Dukhan,
ayat 51)
8. SURGA KHULDI: surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah
Allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang
demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang Telah dijanjikan kepada orang-orang
yang bertaqwa?” dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?” (Al Furqaan, ayat
15)
Dahsyatnya Neraka
Saudaraku … kebalikan dari berbagai kenikmatan di atas, sebagian makhluk malah menuju
neraka yang teramat panas. Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan kepada
kita tentang neraka dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya. Allah telah
menggambarkan kepada kita tentang berbagai bentuk siksaan yang terdapat di dalamnya
dengan penggambaran yang mampu membuat hati dan jantung ini serasa terbelah-belah.
Maka perhatikanlah baik-baik terhadap apa yang datang dalam Al Qur’an dan As Sunnah
tentang berbagai bentuk adzab (siksaan) di dalamnya.
Di antara siksaan-siksaan bagi penduduk neraka adalah :
[1]. Kulit mereka diganti dengan yang baru, sebagaimana Allah berfirman yang artinya,
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya
mereka merasakan adzab.” (An Nisa’ : 56).
[2]. Bara apinya membakar sampai ke hati, sebagaimana Allah berfirman yang
artinya, “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke
hati.” (Al Humazah : 6-7).
[3]. Mereka diseret ke neraka di atas wajah mereka, sebagaimana dalam firman-Nya yang
artinya, “(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.” (Al Qomar : 48).
[4]. Minuman mereka seperti besi yang mendidih, sebagaimana Allah berfirman yang
artinya, “Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk
dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al Kahfi : 29).
[5]. Tubuh mereka membesar, sebagaimana sabda beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam yang
artinya, “Gigi taring orang kafir besarnya seperti gunung uhud dan tebal kulit mereka
seukuran tiga perjalanan.” (Shohihul Jaami‘)
Begitu syadiid (keras) siksaan ini, lalu siksaan apa yang paling ringan bagi penghuni neraka?
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya penduduk
neraka yang paling ringan siksanya ialah orang yang mengenakan dua sandal dari neraka
lalu mendidih otaknya karena sangat mencekam panas dua sandalnya.” (HR. Muslim).
Wahai saudaraku … tidakkah kalian takut dengan siksa yang pedih dan dahsyat ini ??!
Jenis pertama adalah sebab-sebab yang menyebabkan pelakunya tidak lagi beriman,
menjadikannya kafir, sekaligus membuatnya kekal di neraka. Di antara sebab-sebab jenis
pertama ini adalah :
Pertama, melakukan syirik akbar (besar), seperti bernadzar dan menyembelih kepada selain
Alloh.
Kedua, kufur kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir, serta qodho
dan qodhar dengan cara mendustakan, menentang, ataupun meragukannya.
Ketujuh, kemunafikan yaitu menyembunyikan kekafiran dalam hatinya, akan tetapi dia
menampakkan diri seolah-olah seorang muslim.
Jenis kedua adalah sebab yang menyebabkan pelakunya berhak masuk neraka, namun tidak
kekal di dalamnya. Di antaranya ialah : durhaka pada kedua orang tua, memutuskan
silaturahmi, memakan riba, memakan harta anak yatim, bersaksi palsu, dan sumpah palsu
2. NERAKA JAHIM adalah neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau
orang-orang yang menyekutukan ALLAH, maka sesembahan mereka akan datang untuk
menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang
akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung
itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang
paling besar menurut ALLAH, karena syrik berarti mensekutukan ALLAH atau menganggap
ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat ALLAH. Syirik dapat pula berarti
menganggap ada Tuhan lain selain ALLAH. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (As-
Syu’araa, ayat 91), (Asy-Syu’ara’) dan (Surah As-Saffat)
3. NERAKA SAQAR adalah tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang
mendustakan (tidak mentaati) perintah ALLAH dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa
ALLAH sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah
hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surah (Al-Muddatsir
ayat 26-27,42)
4. NERAKA LAZZA: neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya.
(QS:70. Al Ma´aarij] 15-18)
5. NERAKA HUTHAMAH: itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta,
serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau
bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam
apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka ALLAH membalas dengan menyiksa
mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar
mereka semau yang ALLAH mau. NERAKA HUTHAMAH disediakan untuk gemar
mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan
zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta
mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat
pengumpul harta. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah (Al-Humazah)
6. NERAKA SAIR diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim.
Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan
menolak adanya ALLAH atau dengan membantah perintah ALLAH dan Rasul-NYA. Jadi
manusia kafir itu terdiri dari: Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau
membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa.
Orang Islam yang tidak mau berzakat. Didalam Al-Qur’an terdapat pada (An-Nisa’ ayat 10),
(Al-Mulk ayat 5,10,11)
7. NERAKA WAIL disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi
timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka
dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-
dosa mereka. Surah (Al-Tatfif) dan (Surah At-Tur). Nama neraka ini tercantum dalam Al-
Quran Surah (Al-Muthaffifin, ayat 1-3)
8. NERAKA JAHANAM: Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang
dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an surah (Al
Hijr, 43-44). “Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah,
dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam
neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”(An-Nisa: 169)
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani,
Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)
Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh
seorang Muslim. Seorang Muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi
orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain. Ini
adalah bagian dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi.
Selain itu, manfaat kita memberikan manfaatkan kepada orang lain, semuanya akan kembali
untuk kebaikan diri kita sendiri.
Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri (QS. 17:7)
Kuncinya adalah kemauan, kemauan kita memberikan manfaat kepada orang lain. Jika kita
punya harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. Jika kita punya
ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. Jika kita punya tenaga, kita bisa
memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain.
Ini adalah langkah awal, Anda harus memiliki kemauan untuk memberikan manfaat kepada
orang lain. Bagaimana pun kondisi Anda. Jangan malah mencari-cari cara untuk
mendapatkan manfaat dari orang lain bahkan memanfaatkan orang lain.
Jika Anda mau, bagaimana pun kondisi Anda, Anda bisa memberikan manfaat kepada orang
lain. Mau?
Apa yang bisa Anda lakukan sekarang untuk memberikan manfaat kepada orang lain? Anda
bisa share artikel ini melalui facebook atau twitter Anda. Ini jauh lebih memberikan manfaat
kepada teman-teman Anda daripada Anda update status yang tidak penting bahkan hanya
berisi keluhan dan caci maki.
Lihat sekitar Anda, adakah yang bisa Anda bantu. Adakah yang bisa Anda lakukan untuk
memperbaiki lingkungan, rumah, atau kantor Anda? Akan banyak yang bisa Anda lakukan
untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Jika memberikan manfaat kepada orang sudah menjadi kebiasaan Anda, maka Anda sudah
mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Pada langkah #2, Anda baru disebutkan melakukan
kebaikan (belum menjadi akhlaq), namun jika sudah menjadi kebiasaan dan menjadi gaya
hidup Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat.
Ini yang kada dilupakan orang. Banyak yang hanya membahas sampai melakukan kebaikan
dengan cara membantu orang orang lain. Namun itu belum menjadi kepribadian, baru
sebatas mau melakukan. Sebuah tindakan, akan menjadi sebuah akhlaq saat Anda sudah
melakukan dengan biasa tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
Anda memberi, belum tentu kepribadian Anda. Namun jika Anda sudah biasa memberi dan
menjadi gaya hidup Anda, barulah disebut kepribadian.
Harus ditingkatkan? Tentu saja, sebab menurut hadits diatas tidak hanya mengatakan
menjadi pribadi yang bermanfaat, tetapi ada kata superalif yaitu paling. Artinya Anda
ditantang untuk menjadi juara dalam kebaikan. Anda harus menjadi yang paling
memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan sekedar memberikan manfaat.
Bagaimana cara meningkatkan manfaat diri Anda? Ya, Anda harus meningkatkan kuantitas
dan kualitas kebaikan Anda. Kuantitas bisa dilihat dari frekuensi dan besarnya apa yang
Anda berikan kepada orang lain. Sementara kualitas manfaat ditingkatkan dengan cara
meningkatkan kualitas diri Anda, yaitu dengan meningkatkan keterampilan dan kemampuan
Anda, sehingga apa yang Anda berikan semakin bermanfaat.
Jangan sampai, Anda memberikan manfaat tetapi tidak memberikan manfaat untuk diri
Anda sendiri. Bukan, saya bukan mengatakan berharap dari orang yang kita berikan
manfaat. Bukan itu. Namun, yang saya maksud adalah kita harus menghindari dari semua
penghapus pahala amal, itu ketidak ikhlasan atau riya’.
Jadi, agar kita benar-benar mendapatkan dari manfaat yang kita berikan kepada orang lain,
kita harus ikhlas. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Dan hanya amal yang diterima Allah
SWT yang akan memberikan manfaat kepada kita dunia dan akhirat.
Niatkan, bahwa apa yang kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena ingin disebut
pribadi yang bermanfaat (pujian). Penyakit riya sungguh tidak terlihat, sangat samar,
sehingga kita harus hati-hati.