Anda di halaman 1dari 51

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

A. PENDAHULUAN

1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN


mengatur tentang hak tenaga kerja untuk mendapat perlindungan keselamatan kerja, moral dan
kesetaraan harkat dan martabat.
2. Kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-
tingginya, mencegah kelelahan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
3. Keselamatan kerja adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja; menjaga
keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi untuk mendukung
kelancaran proses produksi.
4. Faktor-faktor Keselamatan Kerja penyebab kecelakaan kerja :
a. Faktor manusia
b. Faktor alat-alat kerja
c. Faktor lingkungan kerja

B. PELINDUNG DIRI

1. Alat Pelindung Diri


Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan adalah
melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu.
Penggunaan alat pelindung diri atau Personal Protective Equipment (PPE) yang efektif harus :
 Sesuai dengan bahaya yang dihadapi
 Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut
 Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas
 Memiliki konstruksi yang sangat kuat
 Tidak mengganggu PPE yang lain yang sedang dipakai secara bersamaan
 Tidak meningkatkan resiko terhadap pemakainya
Pemakaian (PPE) harus :
 Disediakan secara gratis
 Diberikan satu persatu orang atau jika tidak, harus dibersihkan setelah digunakan
 Hanya digunakan untuk keperentukannya
 Dijaga dalam keadaan baik
 Diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan
 Disimpan di tempat yang sesuai ketika tidak digunakan
Operator yang menggunakan (PPE) harus memperoleh :
 Informasi tentang bahaya yang dihadapi
 Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambail
Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan
SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 1
 Pelatihan tentang penggunaan peralatan dengan benar
 Pelatihan cara memelihara dan menyimpan PPE
 Instruksi agar melaporkan setiap kecatatan atau kerusakan
Bagian Bahaya PPE
Tubuh
Kepala Benda-beda jatuh
Ruang yang sempit
Rambut terjerat

Mata Debu, partikel-partikel


beterbangan, asap, bunga api
dan sinar

Telinga Suara bising

Paru Debu, asap dan gas beracun

Tangan Tepi-tepi dan ujung yang tajam


Zat kimia krosif

Kaki Terpelest, benda tajam


dilantai, benda jatuh
Percikan logam cair

Kulit Kotoran dan bahan korosif


ringan, korosif kuat dan zat
pelarut

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 2
Bagian Bahaya PPE
Tubuh
Tubuh Zat pelarut dan kelembaban
Tepi-tepi dan ujung yang tajam
Zat kimia krosif

2. Simbol-simbol Pelindung Diri


a. Simbol-simbol Wajib Mengunakan PPE
Simbol Kewajiban PPE
Menggunakan PPE untuk
kepala

Menggunakan PPE untuk mata

Menggunakan PPE untuk


telinga

Menggunakan PPE untuk


hidung

Menggunakan PPE untuk


tangan

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 3
Simbol Kewajiban PPE
Menggunakan PPE untuk kaki

b. Simbol-simbol Waspada terhadap Bahaya

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 4
c. Simbol-simbol Larangan

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 5
d. Simbol-simbol Petunjuk P3K

Sumber Belajar :
Eric Rawung, Arie. 2013. Teknik Kerja Bangku . Malang : PPPPTK BOE Malang

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 6
PENGETAHUAN BAHAN
A. Diagram Material Teknik
Secara garis besar material teknik dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu 1.Logam (metal) dan 2.
Bukan logam (non metal).

Keterangan:
Cu : Tembaga Be : Belium
Cr : Krom Au : Emas
Si : Silikon Ag : Perak
Ni : Nikel Pt : Platina
Al : Almunium Kuningan : Cu + Zn
Mg : Magnesium Perunggu : Cu + Pb

B. Material Logam (Metal)


1. Logamferro (besi) adalah logam yang mengandung besi
a. Besi dapat berarti:
- Besimurni (Fe) diperoleh dengan jalan reaksi kimia
- Besi teknik adalah besi yang sudah bercampur dengan unsur lain (S, P, C, dan lain-lain)
- Besi mentah (besi kasar) adalah besi dengan zat arang lebih dari 3,7%
b. Besi tuang adalah besi dengan zat arang 2,3 -3,6%
c. Baja/besitempa adalah besi dengan zat arang kurang dari 1,7%
d. Besi karbon/baja karbon adalah campuran antara Fe + C + unsur lain seperti Mn, P, S, dan lain-
lain.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 7
2. Logam bukan besi (non ferro)
adalah logam yang tidak mengandung unsur Fe (besi). Kebanyakan sebagai paduan dengan
logam lain kecuali logam mulia.
a. Logam berat adalah logam yang berat jenisnya di atas5 kg/dm3
b. Logam ringan adalah logam yang berat jenisnya di bawah 5 kg/dm3
c. Logam mulia adalah logam yang sudah langsung dapat di pakai walau tanpa dicampur. Sifat:
memiliki ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik dan cukup kuat tetapi karena harganya
mahal maka hanya dipergunakan untuk keperluan khusus.
- Sifat Logam murni antara lain:
a) Kadar kemurnian 99,9%
b) Kekuatan tarik rendah
c) Titik lebur tinggi
d) Daya hantar listrik baik
e) Daya tahan terhadap karat baik
- Sifat Logam paduan antara lain:
a) Kekerasan dapat ditingkatkan
b) Kekuatan tarik dapat diperbesar
c) Pemuaian dapat dikurangkan
d) Titik lebur dapat dinaikkan atau diturunkan
3. Bukan Logam (non metal) dibutuhkan dalam teknik bangunan dan mesin, bangunan umum, teknik
proses, maupun keperluan lainnya. Digunakan sebagai bahan pengganti logam untuk beberapa
keperluan, sebagai bahan utama dengan kemampuan yang dimiliki dan sifat-sifat khas untuk
berbagai keperluan.
 Bahan pelumas: minyak, gemuk
 Bahan baker: padat, cair, gas
 Bahan Paking: perapat cairan dan gas
 Bahan isolasi, bahan asah, bahan las, karet dan plastik

C. Sifat-sifat Material Logam


1. Sifat logam antara lain:
a. Sifat mekanis adalah kemampuan logam untuk menahan beban yang dikenakan padanya, baik
statis, dinamis, berubah-ubah dalam berbagai keadaan, suhu tinggi atau di bawah nol derajat.
Berupa: kekenyalan, kekuatan, keuletan, liat, kegetasan ,ketahanausan dan kekuatan tekannya.
b. Sifat Fisis adalah keadaan logam itu mengalami peristiwa fisika. Misalnya: terkena pengaruh
panas/ listrik, logam mencair atau berubah bentuk.
c. Sifat Kemis adalah kondisi bahan tersebut mampu menahan adanya zatkimia yang dikenakan.
Misalnya: pengaruh terkena zat asam, basa dan garam.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 8
d. Sifat teknologis adalah kemampuan suatu bahan dalam pengerjaan secara teknis yaitu:
kemampuan dilas, dimesin, dituang, dan ditempa.
2. Ciri-ciri dan kegunaan
a. Besi
- Bidang patah berwarna kelabu sampai hampir hitam
- Keuletan rendah (getas)
- Mampu bentuk
- Sifat konduktor rendah
b. Baja karbon
- Keuletan tergantung dari kadar karbon
- Mampu bentuk
- Konduktor yang baik
c. Besituang
Besi tuang adalah besi dengan komposisi sebagai berikut: C kadar 3–4 %, Si 1-3%, Mn 0,5-1%, S di
atas 0,1%, dan P di atas 1%.
d. Tembaga
- Berwarna merah muda
- Konduktor listrik dan panas yang baik
- Mampu tempa dan bentuk
- Patahan mempunyai butir yang halus mengkilap
- Berat jenis 8,9 gr/cm3
- Titik lebur ± 11000C
- Kekuatan tarik 200-300 N/mm2
- Regangan 30%
- Kegunaan: peralatan teknik pendingin, alat-alat listrik, penutup baja, dll)
e. Almunium (Al)
- Lunak dan liat
- Daya hantar panas dan listrik yang baik
- Tahan terhadap korosi
- Mudah dibentuk tetapi sukar dituang, sukar dilas
- Warna putih keperakan
- Berat jenis 2,6 gr/cm3
- Titik lebur ± 700 0C
- Kegunaan: cincinp aking, Pelapis baja, bahan baku cat
f. Nikel (Ni)
- Berat jenis 8,9 gr/cm3
- Titik lebur ± 1455 0C

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 9
- Kekuatan tarik ±700 N/mm2
- Kuat, liat, tahan korosi
- Warna keabu-abuan
- Sebagai pelapis logam dan unsur paduan
- Kegunaan: gelang paking
g. Magnesium (Mg)
- Berat jenis 1,74 gr/cm3
- Titik lebur ± 650 0C
- Sebagai unsur paduan
- Dipergunakan untuk bangunan pesawat terbang dan bangunan mesin
h. Seng (Zn)
- Warna kelabu
- Berat jenis 7,1 gr/cm3
- Titikl ebur ± 4200C
- Kekuatan tarik ±140 N/mm2
- Lunak, ulet, tahan korosi
- sebagaipelapis plat, unsurpaduan, bahanbaku cat
i. Timbel (Pb)
- Lunak, empuk, tahan korosi
- Warna keabu-abuan
- Berat jenis 11,4-11,5 gr/cm3
- Titik lebur ± 3300C
- Sebagai pelapis, logam paduan, bahan solder, gelang paking, bahan cat
j. Logampaduan
1) Baja paduan
Baja yang dipadu dengan unsur antara lain: Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu
Contoh penggunaan sebagai:
a) Baja konstruksi (dipergunakan sebagai konstruksi bangunan, pembuatan bagunan-
bangunan mesin)
b) Baja perkakas (sebagai bahan membuatalat-alat perkakas, seperti: alat potong, caliber,
stempel)
c) Baja khusus (sifat tahan karat, tahan panas seperti Stainless steel).
2) Paduan tembaga
a) Kuningan/Brass adalah paduan antara tembaga (Cu) dan Seng (Zn)
b) Perunggu/Bronze adalah paduan antara tembaga (Cu) dan timah (Pb)

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 10
SOAL LATIHAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
A. Soal Pilihan Ganda
1. Logam ferro adalah logam yang mengandung …….
a. Fe c. Au
b. Be d. Cu
2. Berikut ini adalah logam berat adalah …….
a. Cr, Cu, Si, Ni c. Cu, Cr, Mg, Be
b. Cr, Cu, Si, Al d. Cu, Al, Mg, Be
3. Bronze adalah campuran antara …….
a. Tembaga dan mangan c. Tembaga dan silikon
b. Timah dan tembaga d. Silikon dan almunium
4. Simbol Al, Mg, Be adalah nama dari …….
a. Alumin, mangan, belerang c. Almunium, magnesium, belerang
b. Almunium, magnesium, belium d. Alumin, mangan, belium
5. Ringan, lunak, sukar dilas, sukar dituang, penghantar panas yang baik adalah ciri-ciri dari …….
a. Tembaga c. Almunium
b. Perak d. Magnesium
6. Contoh penggunaan baja perkakas adalah …….
a. Rangka bangunan c. Alat potong/pahat
b. Bagian-bagian mesin d. Stainless steel

B. Soal Essay
1. Apakah perbedaan antara logam ferro dan non ferro? Berikan contohnya!
2. Sebutkan bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok logam?
3. Apakah yang dimaksud dengan logam berat? Berikan contohnya!
4. Apakah yang dimaksud dengan logam ringan? Berikan contohnya!
5. Apakah yang dimaksud dengan logam mulia? Berikan contohnya!
6. Sebutkan sifat dari logam murni? Berikan contohnya!
7. Sebutkan sifat dari logam paduan? Berikan contohnya!
8. Pemakaian logam sebagai bahan teknik didasarkan atas sifat-mekanis, kemis, teknologi. Jelaskan
pengertian masing-masing sifat tersebut?

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 11
ALAT UKUR TEKNIK

A. Mistar Ukur

Mistar ukur adalah alat ukur untuk mengetahui nilai panjang, lebar, tinggi/ketebalan, dan
kedalaman. Alat ini berbentuk pipih lurus dilengkapi dengan satuan ukuran metrik dan imperial. Mistar
dengan satuan metrik berbasis pada satuan milimeter dan setengah milimeter, sedangkan mistar satuan
imperial berbasis pada satuan inchi dengan pembagian 16, 32, atau 64 bagian. Jika dibagi dalam 16
bagian artinya harga satuan terkecil adalah 1/6", jika dibagi dalam 32 bagian maka satuan terkecil sama
dengan 1/32" sedangkan jika dibagi dalam 64 bagian berarti satuan terkecil adalah 1/64".

B. Busur Derajat (Protractor)

Busur derajat adalah alat yang dapat untuk mengukur dan membentuk sudut antara dua bidang
permukaan benda kerja yang saling bertemu.Protractor sederhana biasanya terdiri dari cakram pipih
separuh lingkaran berskala mulai dari 0o sampai dengan 180o dan bilah putar

C. Pengukur Tinggi (Hight Gauge)


Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi
mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga
untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda
kerja sebagai acuan dalam proses pengerjaan selanjutnya
(permesinan). Dengan adanya kemajuan teknologi pengukur tinggi
juga dikembangkan dari analog menjadi digital.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 12
D. Penyiku
Penyiku atau siku-siku merupakan salah satu
alat pada kerja bangku yang terbuat dari baja yang
berfungsi untuk memeriksa ketepatan sudut pada
benda kerja.Umumnya penyiku memiliki besaran
sudut 90o dan 135o.Ada juga penyiku yang dapat
distel (penyiku lipat), penyiku lipat bahkan sudah
ada yang dilengkapi dengan layar baca digital

E. Mal Radius
Mal radius umum diproduksi dalam bentuk set yang
terdiri dari beberapa tingkat besaran radius (misalnya R1 – 7 mm)
baik untuk pemeriksaan radius luar maupun radius dalam. Mal
radius dibuat dari pelat baja perkakas

F. Jangka Bengkok
Jangka bengkok adalah jangka yang kedua kakinya dibuat melengkung kedalam
yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah
poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua kakinya bertumpu pada
sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk
penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang
merangkai kedua kakinya. Jangka bengkok terbuat dari baja perkakas dan
berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran luar, diantaranya ketebalan
benda kerja, diameter luar benda-benda silindris, kesejajaran dua permukaan
bidang pada sebuah benda kerja

G. Jangka Kaki
Jangka kaki adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat bengkok
keluar yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak
dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua
kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas
daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan
batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka
kaki terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk
mengukur ukuran dalam, diantaranya diameter lubang, diameter dalam
dari pipa, atau celah pada benda kerja

Sumber Belajar :
Eric Rawung, Arie. 2013. Teknik Kerja Bangku . Malang : PPPPTK BOE Malang

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 13
H. Jangka Sorong (Vernier Caliper)

1. Bagian- bagian mistar geser


Keterangan:
 Beam (Batang/rangka)
 Fixed jaw (rahang tetap)
 Sliding Jaw (rahang gerak)
 Main scale (skala tetap)
 Vernier scale (skala ninius)
 Fine adjustment (Penggerak halus)
 Clamping screws (Baut pengencang)

2. Fungsi mistar geser

a. Ketebalan, jarak luar atau diameter luar.


b. Kedalaman.
c. Tingkat/step.
d. Jarak celah atau diameter dalam.

3. Ketelitian dan panjang

Ketelitian mistar sorong dapat mencapai 0,02 dan 0,05 satuan millimeter dan 1/128” hingga
1/1000” untuk satuan inchi.Ukuran panjang vernier caliper antara lain: 0 sampai 150 mm, 0 sampai 175
mm, 0 sampai 250 mm, 0 sampai 300 mm, 1 meter (sistem metrik).

4. Persiapan sebelum melakukan pengukuran


Sebelum melakukan pengukuran dengan
menggunakan vernier caliper bersihkan vernier caliper
dengan menggunakan kainyang lunak dan bersih.
Kemudian periksa vernier caliper apakahpenunjukkannya
masih nol (0), apabila ke dua rahangnyadirapatkan. Untuk
merapatkan rahangnya gunakan penyetel.Benda kerja
yang akan diukur bersihkan terlebih dahulu darikotoran.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 14
5. Melakukan pengukuran luar
Pertama-tama atur kedudukan rahang pengukur
untuk pengukuran bagian luar benda kerja pembukaan
rahang diperkirakan lebih besar dari ukuran benda kerja
yang akan diukur.

Selanjutnya tempatkan benda kerja di antara


rahang dan aturlah rahang hingga semua rahang
pengukur menjepit benda kerja. Penjempitan tidak
boleh terlalu longgar dan tidak boleh terlalu sesak dan
semua permukaan rahang menyentuh permukaan
benda kerja. Kalau langkah ini telah selesai tinggalah kita
membaca ukuran yang ditunjukkan oleh vernier caliper.

6. Mengukur ukuran bagian dalam benda kerja


Sebelum melakukan pengukuran bagian dalam dari suatu
benda kerja, maka bersihkanlah terlebih dahulu vernier caliper
terutama pada sensor pengukur bagian dalam benda kerja.
Untuk melakukan pengukuran bagian dalam benda kerja, maka
bukalah rahang/sensor ukur dengan perkiraan harus lebih kecil
dari ukuran permukaan bagian dalam benda kerja. Tempatkan
rahang pengukur hingga menyentuh permukaan benda kerja.

Gerakkan penyetel rahang hingga menyentuh dinding benda kerja dan menjepit benda kerja.
Perlu diingat bahwa, dalam melakukan pengukuran lobang, yakinkan rahang vernier betulbetul sejajar
dengan titik senter lobang pada benda kerja. Langkah inilah yang ditunjukkan oleh vernier caliper.

7. Menyimpan vernier caliper


Sebelum vernier caliper disimpan, terlebih dahulu vernier caliper
dibersihkan dengan menggunakan kain kering dan bersih dan seterusnya lapisi
vernier caliper dengan minyak pelumas. Jaga vernier caliper agar tetap standar,
karena vernier caliper adalah alat ukur presisi. Tempatkan vernier caliper pada
tempat penyimpanannya dan jaga jangan sampai jatuh. Sebaiknya setelah vernier
caliper dipakai beberapa bulan vernier caper ini dibersihkan dengan jalan
membuka bagian-bagiannya dan membersihkannya dengan kain yang bersih dan
kering, sebab setelah dipakai lama, kemungkinan adanya debu atau kotoran lain
yang masuk di antara celah-celahnya.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 15
8. Teknik Pengukuran Metris
Perhitungan skala ketelitian:
a. Ketelitian 0,1 mm (9/10)
9 skala nonius
 0,9 Jadi  1 - 0,9  0,1
10 skala utama

Hasil Pengukuran:
Contoh:
Ukuran pada skala utama : 12,0

Ukuran pada skala nonius : 0,7

Ukuran total : 12,7

Perhitungan skala ketelitian:


b. Ketelitian 0,05 mm (19/20)
19 skala nonius
 0,95 Jadi  1 - 0,95  0,05
20 skala utama

Hasil Pengukuran:
Contoh:
Ukuran pada skala utama : 10,0

Ukuran pada skala nonius : 0,5

Ukuran total : 10,5

Perhitungan skala ketelitian:


c. Ketelitian 0,05 mm (39/20)
39 skala nonius
 1,95 Jadi  2 - 1,95  0,05
20 skala utama

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 16
Hasil Pengukuran:
Contoh:
Ukuran pada skala utama : 137,0

Ukuran pada skala nonius : 0,45

Ukuran total : 137,45

d. Pengukuran mistar geser dengan jam jarum

9. Teknik Pengukuran Inchi

a. Ketelitian 1/128

Pada skala vernier/skala nonius panjang totalnya sebesar 7/16 inchi dan panjang ini dibagi menjadi
8 bagian. Maka tiap bagian berharga 7/128 inchi. Pada skala utama panjang 1 (satu) inchi dibagi menjadi
16 bagian, maka masing-masing bagian berharga 1/16 inchi atau 8/B128B inchi. Dengan demikian
perbedaan ukuran untuk setiap bagian antara skala utama dan skala vernier adalah sebesar: 8/128 –
7/128 = 1/128 inchi.

Contoh:
Hasil Pengukuran:

Ukuran pada skala utama : 8/16”

Ukuran pada skala nonius : 4/128”

Ukuran total : 17/32”

8 4 64 4 68 34 17
+ = + = = = "
16 128 128 128 128 64 32

b. Ketelitian 1/1000”
Di dalam bengkel kerja mesin dimungkinkan adanya
vernier caliper sistem dengan pecahan desimal. Pada vernier
caliper ini panjang satu inchi pada skala utama dibagi
menjadi 10 bagian sama besar. Kemudian pada setiap bagian
masih dibagi kembali menjadi 4 bagian, ini berarti dalam
lebar atau panjang 1 inchi dibagi menjadi 40 bagian sama
besar. Dengan demikian, maka harga setiap bagiannya adalah

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 17
1/40 sama dengan 0,025 inchi.

Pada skala vernier/skala nonius terdapat 24 garis skala yang dibagi menjadi 25 bagian, sehingga
harga tiap bagian adalah sebesar 24/25 x 0,025 inchi, sama dengan 0,024 inchi, maka perbedaannya
adalah sebesar 0,025 – 0,024 = 0,001 inchi.

Contoh:
Hasil Pengukuran:

Angka bulat : 0,0”

Jarak divisi : 8 × 0,1 = 0,8"

Garis sejajar 1
12 × = 0,012
1000

Ukuran total : 0,8 + 0,012 = 0,812”

LATIHAN SOAL
A. Mistar Geser Ketelitian 0,1 mm

Isilah ukuran jangka sorong pada kotak yang telah disediakan!

1 4

2 5

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 18
B. Mistar Geser Ketelitian 0,05 mm

1 5

2 6

3 7

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 19
I. Mikrometer
Mikrometer merupakan
alat ukur linier yang
mempunyai Ketelitian/
kecermatan yang lebih baik
daripada mistar geser.

1. Fungsi Mikrometer
Mikrometer dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pengukuran, diantaranya untuk mengukur:

2. Jenis-jenis
Sesuai kebutuhan pengukuran Mikrometer ini dibuat dengan berbagai jenis yaitu Mikrometer luar
(Outside Mikrometer), Mikrometer dalam (Inside Mikrometer), Mikrometer Kedalaman (Depth
Mikrometer), Mikrometer Ulir (Threads Mikrometer).

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 20
3. Ketelitian dan ukuran
Mikrometer memiliki ketelitiannya 0,01 mm dan
1/1000 Inchi. Angka-angka yang terdapat pada tabung
ukur menunjukkan mm, misalnya 0 – 5 – 10 – 15 – 20 –
25 dan seterusnya. Mikrometer juga dibuat dalam
satuan Inchi namun tetap pada kapasitas 0 – 1” 2 – 3
inchi, 3 – 4 inchi dan seterusnya.
Ketelitian pada mikrometer ialah jarak ukur yang
dicapai oleh putaran tabung skala Nonius sejarak 1
divisi, dengan demikian dpat diketahui bahwa ketelitian
micometer ini ialah 0,5 mm : 50 = 0,01 mm.

4. Pembacaan mikrometer
Pada bagian tabung ukur dan tabung putar
terdapat angka-angka dan garis-garis, angka-angka inilah
yang menunjukkan ukuran benda yang diukur. Angka-
angka yang terdapat pada tabung ukur menunjukkan mm,
misalnya 0 – 5 – 10 – 15 – 20 – 25. dari 0 – 5 jaraknya
adalah 5 mm. demikian pula 5 – 10 jaraknya adalah 5 mm,
dan seterusnya. Dari angka ke angka ini dibagi dalam 5
bagian, sehingga 1 bagian jaraknya 1 mm. pada bagian
garis bawah terdapat pula garis-garis ukur pembagi dua,
yang artinya antara garis atas dan garis bawah jaraknya
0,5 mm.
Sedangkan pada tabung putar terdapat garis-garis
ukur yang banyaknya 50 buah. Apabila tabung putar
diputar satu kali (misalnya dari 0 sampai ke 0 lagi), maka
poros geser akan bergerak 0,5 mm. Jika diputar 2 kali
berarti 2 x 0,5 mm = 1 mm dan seterusnya. Dengan
demikian tabung putar dibagi dalam 50 bagian, maka 1
bagian jaraknya 0,5 mm : 50 = 0,01 mm

5. Contoh Pembacaan Mikrometer

Contoh pembacaan mikrometer kapasitas 0 – 25 mm ketellitian/kecermatan 0,01, pada


pengukuran 5,62 mm.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 21
Pada pengukuran 5,62 mm, maka kedudukan
garis-garis ukurannya adalah sebagai berikut:
a. Pada tabung ukur terlihat dengan jelas garis
ukur millimeter yang ke 5.
b. Garis ukur 0,5 mm pada tabung ukur terletak
antara garis ke 5 dan ke 6, dan terlihat posisi
tabung putarnya melebihi garis ukur 0,5 mm.
c. Pada tabung putar posisi garis ke 12 segaris
dengan garis tengah pada tabung ukur. Jadi
cara pembacaannya adalah: 5 mm + 0,5 mm +
0,12 mm = 5,62 mm.
Pada tabung ukur = 10,00
Pada tabung putar = 0,00
ukuran = 10,00

6. Membaca Mikrometer Sistem Inchi

Pada skala utama ukuran garis horizontal besarannya adalah 0,1 inchi, sedangkan yang di bawah
besarannya adalah 0,025 inchi. Pada bidal besaran ukurannya adalah 0,001 inchi atau (1/40 x 0,025
inchi).

Contoh:
Langkah pembacaannya adalah pertama
kita baca pada skala barrel/skala utama, di
mana angka yang ditunjukkan adalah: 0,2 inchi
+ 3 bagian; ini berarti 0,2 inchi + 0,025 inchi +
0,025 inchi + 0,025 inchi = 0,275 inchi.

Kemudian kita baca skala pada bidal. Pada gambar di atas ternyata ditunjukkan bahwa garis yang
ke 22 (dua puluh dua) yang segaris dengan datar pada skala utama. Dengan demikian ukuran yang
ditunjukkan adalah sebesar 0,001 inchi x 22 = 0,022 inchi.
Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan
SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 22
Jadi ukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah sebesar: 0,275 inchi + 0,022 inchi =
0,297inchi.

7. Setelah Selesai Melakukan Pengukuran


Setelah selesai melakukan ukuran,
bersihkan micrometer dengan menggunakan
kain lunak yang bersih dan kemudian lindungi
bagian-bagian micrometer dengan lapisan
pelindung anti karat (minyak yang sesuai) dan
simpanlah kedalam kotak penyimpannya.

Kemudian perlu diingat untuk menjaga micrometer tetap standar, pada waktu bekerja
janganmenempatkan mikrometer pada tempat di mana kemungkinan ia jatuh atau terhimpit benda
kerja lainnya. Di samping itu setiap saat lakukan pengkalibrasian sehingga kepresisian ukuran yang
didapat selalu tepat atau akurat.
LATIHAN SOAL

I. Mikrometer Ketelitian 0,01mm

1 5

Pada tabung ukur atas =

Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =

ukuran = Pada tabung ukur atas =

Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =

ukuran =

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 23
2 6

Pada tabung ukur atas =

Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =


Pada tabung ukur atas =
ukuran =
Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =

ukuran =

3 7

Pada tabung ukur atas =

Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =


Pada tabung ukur atas =
ukuran =
Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =

ukuran =

4 8

Pada tabung ukur atas =

Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =


Pada tabung ukur atas = ukuran =
Pada tabung ukur bawah =

Pada tabung putar =

ukuran =

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 24
II. Mikrometer Ketelitian 0,02mm

1 2

J. Alat Penanda
1) Penggores
Penggores adalah alat untuk membuat
tanda atau garis pada permukaan
benda kerja.Penggores umumnya
berbentuk batang silindris yang bagian
ujungnya diruncingkan.

Penggores dibuat dari bahan baja perkakas dengan syarat harus lebih keras dari benda kerja
yang dikerjakan supaya dapat meninggalkan bekas goresan pada permukaan benda kerja. Model
penggores bermacam-macam antara lain model ujung tunggal dan model ujung ganda, ada yang
berujung tetap dan ada yang ujungnya dapat diganti.
2) Penitik
Penitik pusat (center-punch) terbuat dari baja
perkakas yang bagian badannya dibuat
berbentuk batang segi delapan atau dikartel
agar tidak licin sewaktu dipegang, ujungnya
lancip dengan sudut 90°. Penitik yang
bersudut 90° ini sebagai penitik pusat yang
digunakan untuk menandai titik pusat lubang
yang akan dibor. Sedangkan untuk menandai
garis yang akan dipotong dapat digunakan
penitik garis (prick-punch), penitik ini
mempunyai sudut lancipnya 60°.
3) Jangka Tusuk

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 25
Jangka Tusuk adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat runcing yang mana pangkal
kedua kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang
pertemuan pangkal kedua kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah
pegas daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan
mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka tusuk terbuat dari baja perkakas dan
berfungsi sebagai mal ataupun untuk mengukur dan sekaligus dapat digunakan sebagai alat
penanda seperti untuk membuat lingkaran, garis lengkung atau busur, dan membuat garis sejajar
terhadap tepi benda kerja

4) Jangka Pincang (Hermaphrodite caliper)


Bentuk dari jangka pincang ialah kaki yang satu
ujungnya sama dengan kaki pada jangka tusuk,
sedangkan yang satunya lagi sama bentuknya dengan
kaki jangka bengkok. Jangka pincang ini sangat banyak
digunakan pada pekerjaan melukis dan menandai
seperti; untuk menarik garis sejajar, mencari titik
senter/pusat.Dengan demikian jangka ini sangat
banyak digunakan pada bengkel kerja bangku maupun
pada bengkel kerja mesin. Konstruksi dari jangka ini
hampir sama dengan jangka-jangka yang lainnya juga
bahan pembuatnya pun dari bahan yang sama
5) Stempel
Stempel digunakan untuk memberikan tanda dipermukaan benda
kerja berupa huruf, angka, dan tanda/simbol.Stempel berbentuk
batang persegi dan dibuat dari baja perkakas.Setiap batang memuat
satu tanda huruf, angka, atau simbol pada salah satu penampang
ujungnya, sedangkan ujung yang lain rata. Stempel tersedia dalam
beberapa ukuran tinggi huruf, dan yang umum digunakan pada kerja
bangku yaitu ukuran 3,5 mm, 5 mm, dan 7 mm. Stempel yang

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 26
memuat huruf disebut stempel huruf (Letter Stamping), stempel
yang memuat angka disebut stempel angka (Number Stamping).

PERKAKAS TANGAN
A. Jenis Perkakas Tangan
Perkakas tangan adalah alat untuk menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan pemahatan,
penandaan atau pengerokan, diantaranya:
1 Ragum 5 Obeng
2 Kikir 6 Kunci
3 Pahat 7 Sekrap tangan
4 Palu 8 Gergaji tangan

B. Fungsi Berbagai Macam Perkakas Tangan


1. Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat,
digergaji, ditap, diseney, dan lain-lain.
Dengan memutar tangkai (handle) ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau membuka
benda kerja yang dikerjakan. Bibir dari mulut ragum harus dijaga baik-baik, jangan sampai rusak akibat
terpahat, terkikir dan sebagainya.

Bila menggunakan ragum, letakkan alat perkakas yang kebetulan tidak dipergunakan di waktu
bekerja, di atas meja kerja di sebelah kiri dan kanan ragum, sehingga tidak bertumpuk. Meletakkannya
adalah sedemikian rupa, sehingga di sebelah kiri ragum ditempatkan alat-alat ukur dan di sebelah kanan
ialah kikir, palu, pahat dan sebagainya.

2. Kikir

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 27
Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda kerja. Dilihat dari bentuk
penampangnya, kikir mempunyai bermacam-macam bentuk dan kegunaannya, antara lain:
a. Kikir plat, untuk pengikiran bidang rata
b. Kikir pilar, untuk pengikiran bidang yang besar
c. Kikir segiempat, untuk pengikiran penampang persegi maupun lubang segiempat
d. Kikir segitiga, untuk lubang segitiga maupun runcing 600 atau lebih
e. Kikir pisau, untuk alur pasak dan ekor burung dengan sudut kurang dari 600
f. Kikir bulat, untuk lubang bulat, rongga cekung
g. Kikir setengah bulat, sisi ratanya untuk bidang rata, sisi bundar untuk rongga bundar/cekung
h. Kikir silang, untuk lekukan dan pembulatan

3. Pahat Tangan
Pahat tangan (jenis pahat dingin) digunakan untuk memahat atau menyayat benda kerja dalam
keadaan dingin.
Menurut bentuk dan kegunaannya, pahat dingin dibagi menjadi bermacam-macam, yaitu:
a. Pahat plat/pipih, mempunyai kegunaan yang luas, misalnya untuk meratakan bidang, pengikisan
bidang cembung, memotong plat, baut dan paku keling
b. Pahat alur/silang, digunakan untuk membuat alur-alur sempit, alur minyak
c. Pahat dam, untuk memotong bahan yang tebal, umumnya diawali dengan pengeboran secara
berderet
d. Pahat setengah bulat/kuku, digunakan untuk membuat alur bulat dan juga untuk meralat
permulaan pengeboran yang salah
e. Pahat dimon, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut dalam, membuat alur V, meralat
permukaan pemboran yang salah.
Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan
SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 28
a) Pahat plat/pipih
b) Pahat alur/silang
c) Pahat dam
d) Pahat setengah bulat/kuku
e) Pahat dimon

4. Palu
Palu merupakan alat pemukul yang terbuat dari baja dengan kedua ujungnya dikeraskan. Pada
bengkel kerja bangku, palu yang sering dipakai adalah:
a. Palu konde (ball peen)
b. Palu pen searah (straight peen)
c. Palu pen melintang (cross peen)
Selain itu ada pula palu yang terbuat dari
plastic, kayu, atau tembaga. Ukuran kayu
ditentukan oleh beratnya, misalnya 0,6 kg, 1 kg
dan lain-lain.
5. Obeng

Obeng secara umum digunakan untuk mengencangkan sesuatu sekrup terhadap suatu
pasangannya, baik yang berupa kayu, plastic atau besi sekalipun.
Menurut penggunaannya obeng digunakan menurut nomernya, dari mulai 1, 2, 3 atau lebih
tergantung dari kebutuhan.
Adapun jenis obeng yang umum kita ketahui diantaranya:
a. Obeng plat, untuk alur keras
b. Obeng kembang/philiph, untuk alur khusus.

6. Sekrap Tangan
Sekrap tangan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan penggunaannya.
Pengerjaan penyekrapan adalah menghilangkan noda-noda/tanda-tanda pada permukaan benda kerja
untuk menghasilkan permukaan yang licin dan rata sehingga mencapai ukuran yang tepat.
Pelat sekrap mempunyai bentuk mata pemotong
yang rata.

Pelat sekrap dengan mata potong bulat,


digunakan untuk meratakan permukaan yang
sebelumnya telah diperiksa dahulu pada meja rata.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 29
Sekrap keruk, dipergunakan untuk menyekrap
bagian tengah pada permukaan yang berukuran
luas/lebar.
Sekrap setengah bundar, untuk menyekrap
permukaan bagian dalam yang berbentuk lingkaran
seperti bantalan poros.
Sekrap mata pemotong segitiga dipergunakan
untuk menyekrap seluas permukaan yang berbentuk
segitiga.
Sekrap mata pemotong bulat berbentuk hidung sapi,
dipergunakan untuk menyekrap permukaan yang
berbentuk lingkaran.

7. Gergaji Tangan
Daun gergaji tangan merupakan alat
pemotong dan pembuat alur yang sederhana,
bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang
dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya
terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja
kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja
tungsten (tungsten steel).

Sengkang/ tangkai gergaji tangan pada umumnya ada dua


macam, yang tetap (untuk panjang daun gergaji 300 mm) dan yang
dapat disetel (untuk panjang daun gergaji 250 – 300 mm).

Spesifikasi daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi,


jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji ditentukan
oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji
secara lengkap : Single cut-straight set-18T-12".

Pemakaian
Jumlah gigi tiap
No. Jenis bahan Tebal bahan
inchi
minimum

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 30
1. 14 Lunak (almunium, kuningan, besi tuang) 5.5 mm

2. 18 Lunak sd sedang (baja perkakas, baja lunak) 4.2 mm

3. 24 Sedang sd keras (baja propel, pipa baja, pipa besi 3,2 mm


tuang)

4. 32 Keras (pelat tipis, pipa tipis) 2,4 mm

SOAL LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan perkakas tangan dan berilah contohnya?
2. Apakah fungsi ragum?
3. Sebutkan bagian-bagian dari ragum!
4. Apakah fungsi kikir!
5. Sebutkan macam-macam kikir dan kegunaannya!
6. Dibuat dari bahan apakah kikir itu?
7. Apakah fungsi pahat tangan?
8. Sebutkan macam-macam pahat tangan dan kegunaannya!
9. Dalam pengerjaan apakah pahat diamond dan pahat dan digunakan?
10. Apa fungsi palu?
11. Sebutkan macam-macam palu dan kegunaannya!
12. Sebutkan nama-nama bagian palu!
13. Apakah fungsi obeng?
14. Sebutkan macam-macam obeng dan kegunaannya!
15. Apakah perbedaan oberng 1, 2, 3, sampai 7?
16. Apakah fungsi kunci?
17. Apakah fungsi sekrap tangan?
18. Sebutkan bagian-bagian dari sekrap tangan?
19. Sebutkan macam-macam sekrap tangan dan kegunaannya!
20. Apa fungsi gergaji tangan?
21. Sebutkan macam-macam sengkang gergaji!
22. Apa yang menyebabkan daun gergaji cepat rusak?
23. Tuliskan contoh spesifikasi daun gergaji dan sebutkan artinya!
24. Apa yang perlu diperhatikan dalam pemasangan daun gergaji?

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 31
B. PENGGUNAAN RAGUM
1. Menentukan bidang dasar
Yang dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang yang dijadikan acuan untuk pengambilan
ukuran, kesikuan dan kesejajaran terhadap bidang lain. Suatu pekerjaan yang berbentuk balok, minimal
harus mempunyai 3 bidang dasar, di mana bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang berbatasan
satu sama lain.
2. Mengatur ketinggian ragum
Ketinggian ragum harus diatur sesuai dengan kebutuhan pengerjaan.
Untuk pengerjaan kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan lebih besar, tinggi
ragum diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih tinggi dan
untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada lengan.

3. Pencekaman benda kerja


Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja, untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan
cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir
akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan
pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).

C. MENGGERGAJI
1. Daun gergaji tangan
Daun gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya
terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja
perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).

2. Pemilihan Daun Gergaji Berdasarkan Spesifikasi


Spesifikasi daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan
panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji
secara lengkap : Single cut-straight set-18T-12".

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 32
3. Kecepatan langkah menggergaji
Kecepatan langkah menggergaji bisa dianggap sama dengan kecepatan langkah mengikir untuk
ukuran panjang yang sama. Hal ini dapat dipahami karena jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis
bahan kikir, yaitu dari baja karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja lunak adalah sekitar
40 langkah permenit.

4. Pemasangan daun gergaji


Dalam pemakaiannya, daun gergaji dipasang
pada sengkang. Posisi pemasangan daun gergaji dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Ketentuan
pemasangan daun gergaji adalah sebagai berikut :
a. Gigi gergaji harus menghadap ke muka
b. Ketegangannya harus cukup, sehingga tidak terjadi
lekukan pada waktu dipakai.
5. Pemegangan dan penekanan gergaji
Cara menggergaji hampir mirip dengan cara mengikir, yang
berbeda adalah cara pemegangan. Untuk pemotongan yang berat,
tekanan gergaji cukup besar, namun untuk pemotongan yang perlu
lurus hasilnya, tekanan gergaji harus ringan.

6. Langkah penggergajian
a. Membuat alur
Tinggi mulut catok/ragum sama seperti pada waktu mengikir, bagian yang digergaji harus sedekat
mungkin dengan mulut catok/ragum. Pada permulaan menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu jari.
Namun untuk pemotongan yang dianggap presisi, sebelum digergaji benda kerja harus ditandai terlebih
dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan awal penggergajian.

b. Awal penggergajian
Sebagai awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ±
30º, selanjutnya gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat
laun sudutnya makin kecil. .

c. Pemotongan benda kerja Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut
Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan
SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 33
d. Bahan lebih lebar

Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar sengkang gergaji, maka pemasangan daun gergaji
harus diputar 90º.
7. Pemeliharaan gergaji
a. Tebal minimal bahan yang dipotong adalah 2 x pitch gigi (tiga gigi harus selalu berada pada daerah
pemotongan). Hal ini diperlukan untuk menghindari gigi rontok.
b. Perhatikan pada waktu pemasangan, arah gigi harus menghadap ke depan
c. Pengencangan tidak membuat sengkang menjadi bengkok namun daun gergaji terikat dengan kuat
dan aman
d. Setelah digunakan, sengkang gergaji dikendorkan dengan cara mengendorkan mur pengencang.
e. Untuk pemotongan yang dianggap presisi atau perlu lurus, penekanan gergaji diatur cukup ringan
dan diawali dengan kikir segitiga.

D. MENGIKIR
1. Cara Memegang Tangkai
Cara memegang tangkai kikir yang betul adalah ibu jari ditempatkan
di bagian atas tangkai kikir, sedangkan keempat jari tangan melingkar di
bagian bawah tangkai kikir.

2. Cara memegang dan Menekan Kikir

Memegang Tangkai Kikir Pengikiran Kasar Pengikiran Halus/Finishing

Pengikiran Pengepasan Pengikiran rata

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 34
3. Gerakan Kikir
Untuk mengikir permukaan bagian tebalnya, kedudukan kikir
diserongkan 250 terhadap garis siku dari sisi memanjang benda kerja.

Untuk menghasilkan permukaan yang rata pada bidang persegi


yang luas, lakukan cara pengikiran menyilang yang selanjutnya dibuat
arah sejajar bidang pinggir. Tanda panah menunjukkan arah jalannya
kikir.

Cara pertama untuk mengikir permukaan bulat, adalah gerakan


kikir waktu didorong harus bersamaan digeser ke samping mengikuti
bulatnya permukaan.

Cara kedua untuk mengikir permukaan yang bulat, ialah pada


waktu kikir didorong ke muka bersamaan dengan menekan tangkai kikir
ke bawah mengikuti bulatnya.

Untuk mengikir bulatnya bidang cekung gunakanlah kikir 1/2


bulat. Pada waktu kikir didorong ke muka bersamaan pula dengan
menggerakkan kikir ke samping.

4. Penggunaan Macam-macam Bentuk Kikir


Bentuk kikir rata yang dipakai untuk mengikir setiap permukaan yang
rata.

Bentuk kikir cekung yang dipakai untuk mengikir permukaan yang


berbentuk cekung.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 35
Kikir segitiga yang dipakai untuk mengikir permukaan berbentuk V
(menyudut).

Kikir segiempat yang dipakai untuk mengikir bentuk lubang yang


persegi empat.

Memperlihatkan bentuk kikir 1/2 bulat yang dipakai untuk


mengikir bidang yang berbentuk lubang bulat (1/2 bulat).

E. MEMAHAT
Pada pekerjaan tukang logam, pengerjaan
memotong yang dilakukan dengan
mempergunakan pahat atau palu disebut
memahat. Untuk memahat sebuah benda kerja
yang dijepit pada ragung, hendaklah memegang
pahat dan palu pada posisi badan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang diharuskan.

Setiap saat setelah dipukul, diungkitkan ke atas


sehingga berbentuk sudut antara, sehingga medan
potong akan bertambah panjang, karena tambahan
tenaga diperlukan untuk memotong bahan.

Cara memahat sepotong pelat logam yang dijepit


pada ragum dengan tebal tidak lebih dari 4 mm. pada
pengerjaan seperti ini harus diperhatikan agar mulut
ragum jangan sampai rusak.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 36
Cara pengerjaan memahat pelat yang lebar dan
berliku-liku dengan mempergunakan pahat pelat yang
mempunyai mata pemotong bulat.

Cara memotong pelat logam tipis dengan pahat,


hendaknya di bawah pelat yang akan dipotong diberi
bantalan kayu atau logam lunak. Agar tidak mengalami
kerusakan, sebaiknya buatlah terlebih dahulu lubang-
lubang diluar garis batas pemotongan dan mata
pemotong dari pahat dimiringkan terhadap permukaan
bahan dengan mengikuti garis pemotongan.
Cara memahat bagian-bagian bidang yang luas
dengan pahat pelat, dengan memiringkan pemahatan
terlebih dahulu bulatlah alur-alur dengan pahat
toreh/alur. Bilamana pemahatan hamper sampai pada
bagian tepi, pemotongan janganlah diteruskan,
hendaknya pemahatan dilanjutkan setelah kedudukan
benda kerja diputar, hal ini agar mencegah patahnya
bahian ujung dari benda kerja.
Cara membuat alur sejajar ada benda kerja
dengan mempergunakan pahat alur.

Cara membuat alur spi pada logam bundar dengan


mempergunakan pahat alur. Serta cara membuat alur
sejajar dengan mempergunakan pahat potong.

Cara menggunakan pahat alur minyak pada bagian


dalam bantalan poros.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 37
Cara memotong bagian bahan yang akan terbuang
di antara lubang-lubang bekas pengeboran dengan
menggunakan pahat dam.

Cara membuat alur dan saluran minyak pada


bantalan poros, metal dan bosh dengan mempergunakan
pahat kuku.

Cara menghaluskan sudut bagian dalam dengan


mempergunakan pahat diamond.

F. MENGETAP DAN MENYENAI


Tap dan sney adalah alat untuk membuat ulir. Tap
adalah untuk membuat ulir dalam (mur), sedangkan Sney
adalah untuk membuat ulir luar (baut).
Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah
sebagai berikut:
a. Tap/snei M10 x 1,5
Artinya adalah: M = Jenis ulir metric, 10 = Diameter
nominal ulir dalam mm, 1,5 = Kisar ulir
b. Tap/snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16
Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth , ¼ =
Diameter nominal ulir dalam inchi, 20 = Jumlah gang
ulir sepanjang satu inchi

1. Tap
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1
(Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk
pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no.
2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 38
(Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.

Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran
diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan dengan rumus:
D = D'– K D = Diameter bor (mm/inchi)
D’ = Diameter nominal ulir (mm/inchi)
K = Kisar (gang)

Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8”x 16 adalah 3/8” – 1/16” = 5/16 “
Untuk melakukan penguliran dengan
menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu
tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap
sangat tergantung pada besar diameter tap yang
akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi
dari ukuran kecil sampai besar.

Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :


 Jepit benda kerja pada ragum secara benar
dan kuat
 Pasang tap konis pada tangkai tap

 Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa


dengan menggunakan siku-siku)

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 39
 Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar
tangkai tap ke kanan (searah dengan putaran jarum
jam). Pemutaran harus tegak lurus.

 Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian putar kembali 40ea rah kiri. Maksud pemutaran kembali
adalah untuk memotong beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram
hasil pemotongan keluar dari lubang
 Berikan pelumasan selama prose pengetapan,
kecuali untuk pengetapan bahan dari besi
 Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian
ulangi langkah pengetapan dengan
menggunakan tap antara. Setelah selesai ulangi
langkah pengetapan dengan menggunakan
tapa rata/finishing

2. Sney
a. Snei pejal
Snei jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan
dalam penguliran awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya
sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan
demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.

b. Snei Bercelah (Split die)


Snei jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia
memiliki kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain besar
diameternya dapat diperbesar dan diperkecil sampai ukuran standarnya.
Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan diameternya
diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan pada ukuran
standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut penyetel.

Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang snei.
Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat
melakukan pemotongan/penguliran.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 40
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
 Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak
lurus. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut
pengikatnya.

 Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar,


kemudian tekankan snei hingga benda kerja masuk pada snei.
Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan
arah jarum jam.

 Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran
kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta
memberikan kesempatan beram keluar dari snei.
 Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak pelumas untuk
mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
 Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran dengan terlebih dahulu
menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada
ukuran standarnya.
 Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 41
GAMBAR TEKNIK

A. MENGENAL ALAT MENGGAMBAR TEKNIK


1. Kertas Gambar
Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar Ukuran gambar teknik sudah ditentukan
yang dapat digunakan untuk menggambar teknik berdasarkan standar, yaitu:
adalah:
a. Kertas Padalarang
b. Kertas manila
c. Kertas Strimin
d. Kertas roti
e. Kertas Kalkir

2. Pensil Gambar
Pensil adalah alat gambar yang paling banyak Berdasarkan kekerasanya pensil gambar
dipakai untuk latihan mengambar atau dibagi menjadi pensil keras, sedang dan lunak.
menggambar gambar teknik dasar. Keras Sedang Lunak
4H 3H 2B
5H 2H 3B
← makin lunak

← makin lunak
← makin keras

6H H 4B
7H F 5B
8H HB 6B
9H B 7B
3. Rapido, untuk rapido yang dipakai dalam untuk menggambar diatas kertas kalkir

4. Penggaris
Penggarias digunakan untuk menggambar garis supaya lurus.
Banyak penggaris yang mempunyai fungsi berbeda-beda, penggaris lurus
untuk membuat garis lurus. Penggaris segitiga untuk menggambar sudut
yang sederhana karena sepasang penggaris segitiga memiliki sudut 300,
450, dan 600. Sedangkan untuk mengukur sudut dapat menggunakan
busur derajat.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 42
5. Jangka
Jangka digunakan untuk membuat garis lingkaran dengan cara
menancapkan salah satu ujung batang pada pusat lingkaran dan ujung yang
lainnya berfungsi sebagai pensil menggambar lingkaran.

6. Penghapus dan alat pelindung penghapus

Ada dua macam bentuk penghapus yaitu lunak dan keras. Penghapus lunak untuk menghapus
goresan pensil dan penghapus keras untuk goresan tinta. Untuk melindungi garis agar tidak ikut
terhapus pada saat menghapus diperlukan alat pelindung penghapus
7. Mal lengkung, digunakan untuk membuat garis lengkung yang rumit dan tidak dapat dijangkau
dengan jangka.
8. Mal bentuk
Untuk membuat gambar geometri dan simbol-simbol tertentu dengan
cepat, maka digunakan mal bentuk.

9. Meja Gambar
Meja gambar adalah meja yang digunakan sebagai alas menggambar. Meja
gambar terdiri dari rangka meja gambar dan daun meja gambar. Tidak seperti meja
biasa, meja gambar dapat diubah-ubah ketinggian dan kemiringan daun mejanya.
Bahan daun meja ada bermacam-macam, yaitu : daun meja dari papan non magnetik,
papan berlapis magnet dan kaca rayben
10. Mesin Gambar
Mesin gambar adalah mesin manual yang digunakan untuk
memudahkan menggambar. Mesin gambar dapat menggantikan beberapa
fungsi alat gambar lainnya seperti busur derajat, sepasang penggaris
segitiga dan mistar T. Berdasarkan bentuknya ada dua jenis mesin gambar,
yaitu: mesin gambar rol dan mesin gambar lengan.
B. LEMBAR KERJA
1. Alat
a. Meja gambar g. Mal bentuk
b. Pensil gambar h. Mal lengkung
c. Sepasang penggaris segitiga i. Penghapus
d. Penggaris panjang 50 cm atau 60 cm j. Selotip

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 43
e. Jangka k. Cutter
f. Mal huruf dan angka
2. Bahan
Kertas manila A3
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Hati-hati menggunakan peralatan yang tajam, yaitu: cutter dan jarum jangka.
b. Gunakan selotip berbahan kertas.
4. Langkah Kerja
a. Tempelkan kertas manila A3 di atas meja gambar dengan selotip.
b. Gunakan sepasang penggaris segitiga untuk membuat garis-garis sejajar horisontal dan vertikal.
Panjang dan jarak antar garis sembarang. Perhatikan arah penarikan garis.
c. Buatlah sudut-sudut 15º, 30º, 45º, 60º, 75º dan 90º dengan sepasang penggaris segitiga.
Perhatikan cara memegang penggarisnya.
d. Gunakan jangka dengan benar untuk membuat lingkaran. Diameter lingkaran sembarang.
Perhatikan dari mana mulai menarik garis dan mengakhirinya.
e. Gunakan mal huruf-angka. Huruf dan angka yang di-mal sembarang. Perhatikan cara memegang
mal dan cara menggesernya.
f. Gunakan mal bentuk dan symbol. Cara menggunakan mal ini sama dengan cara menggunakan
mal huruf-angka.
g. Gunakan mal lengkung sesuai contoh pada lembar informasi. Tentukan dahulu titik-titik yang
akan dihubungkan. Buat garis lengkungnya dengan mal lengkung. Geser-geser mal lengkung
untuk mendapatkan bentuk yang paling tepat antara dua garis.
C. MEMBACA GAMBAR TEKNIK
1. Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga
dimensi pada sebuah bidang dua dimensi,
dapat kita lakukan dengan beberapa
macam cara proyeksi sesuai dengan
aturan rnenggambar.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 44
2. Proyeksi Isometris
Untuk mengetahui apakah suatu gambar disajikan dalam
bentuk proyeksi isometris, perlu kiranya kita mengetahui terlebih
dahulu ciri dan syarat-syarat untuk membuat gambar dengan
proyeksi tersebut.

3. Proyeksi Dimetris
Proyeksi dimetris mempunyai ketentuan:
 Sumbu utama mempunyai sudut: α=70 dan β= 400
 Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2, dan pada sumbu z 1 : 1.

4. Proyeksi Miring (sejajar)


Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garis
horizontal/mendatar dan sumbu y mernpunyai sudut 450
dengan garis mendatar. Skala ukuran untuk proyeksi miring
ini sama dengan skala pada proyeksi dimetris, yaitu skala
pada sumbu x 1:1, pada sumbu y = 1 : 2, dan skala pada
sumbu z = 1: 1

5. Gambar Perspektif, dalam garnbar teknik mesin, gambar perspektif jarang dipakai.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 45
D. MACAM-MACAM PANDANGAN
Untuk memberikan informasi lengkap
suatu benda tiga dimensi dengan gambar
proyeksi ortogonal, biasanya memerlukan lebih
dari satu bidang proyeksi.
a. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di
depan benda disebut pandangan depan.
b. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di
atas benda disebut pandangan atas.
c. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di
sebelah kanan benda disebut pandangan
samping kanan.
E. BIDANG-BIDANG PROYEKSI

1. Proyeksi di Kuadran I (Proyeksi Eropa)

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 46
2. Proyeksi di Kuadran III (Proyeksi Amerika)

F. Simbol Proyeksi dan Anak Panah


Untuk membedakan gambar/proyeksi di kuadran I dan gambar/proyeksi di kuadran III, perlu
diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditetapkan bahwa cara kedua proyeksi
boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar menurut proyeksi
sudut pertama (kuadran I atau kita kenal sebagai proyeksi Eropa).

Gambar Proyeksi Amerika Gambar Proyeksi


Eropa

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 47
Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan
tempat/posisi atau arah pemotongan sedangkan angka ukuran ditempatkan di
atas garis ukur atau di sisi kiri garis ukur.
G. PENENTUAN PANDANGAN
Untuk menempatkan pandangan atas atau pandangan samping dan pandangan depannya, terlebih
dahulu kita harus menempatkan sistem proyeksi apa yang kita pakai, apakah proyeksi di kuadran I
(Eropa) ataukah proyeksi di kuadran III (Amerika)?. Setelah kita menempatkan sistem proyeksi yang kita
pakai, barulah kita menenempatkan pandangan dan objek yang kita gambar tersebut.
1. Penetapan Jumlah Pandangan
Jumlah pandangan dalam satu objek/gambar tidak semuanya harus digambar rnisa]nya untuk
benda-benda bubutan sederhana, dengan satu pandangan saja yang dilengkapi dengan simbol
(lingkaran) sudah cukup untuk memberikan informasi yang jelas.

2. Jenis-jenis Pandangan Utama


Gambar kerja yang digunakan sebagai alat komunikasi adalah gambar dalam bentuk pandangan-
pandangan. Sebagai pandangan utamanya ialah pandangan depan, pandangan samping, dan pandangan
atas. Dalam gambar kerja, tidak selamanya ketiga pandangan harus ditampilkan, tergantung dan
kompleks/rumit atau sederhananya bentuk benda. Hal terpentirig, gambar pandangan-pandangan ini
harus dapat memberikan informasi yang jelas.

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 48
3. Pemelihan Pandangan Utama
Untuk memberikan informasi bentuk gambar,
seharusnya kita pilih pandangan yang dapat
mewakili bentuk benda.

Dari gambar piktorial di atas, yang dapat memberikafi informasi bentuk secara tepat dalam hentuk
gambar pandangan adalah pandangan depan dengan pandangan sampingnya.

H. GAMBAR POTONGAN
Untuk memberikan inforamsi yang lengkap dan gambar yang berongga atau berlubang perlu
menampilkan gambar dengan teknik - menggambar yang tepat. Kadang-kadang gambar tampak lebih
rumit karena adanya garis-garis gambar yang tidak kelihatan. Oleh karena itu garis-garis gores yang akan
menimbulkan salah pengertian (salah informasi) perlu dihindari, yaitu dengan menunjukkan ambar
potongan/ irisan.
1. Fungsi Gambar Potongan/Irisan
Gambar potongan atau irisan fungsinya untuk menjelaskan bagian-bagian gambar benda yang
tidak kelihatan, rnisalnya dari benda yang dibor (baik yang dibor tembus maupun dibor tidak tembus)
lubang-lubang pada flens atau pipa-pipa, rongga-rongga pada rumah katup, dan rongga-rongga pada
blok mesin. Bentuk rongga tersebut perlu dilengkapi dengan penjelasan gambar potongan agar dapat
memberikan ukuran atau informasi yang jelas dan tegas, sehingga terhindar dan kesalah pahaman
membaca gambar.
2. Bentuk Potongan/Irisan
Gambar potongan atau irisan dapat dijelaskan dengan menggunakan
pemisalan benda yang dipotong dengan gergaji

3. Tanda Pemotongan
Untuk menjelaskan gambar yang dipotong, perlu adanya tanda pemotongan yang sudah
ditetapkan sesuai dengan aturan-aturan menggambar teknik.Tanda pemotongan ini terdiri atas:
a. Tanda pemotongan dengan garis sumbu dan kedua ujungnya ditebalkan

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 49
b. Tanda pemotongan dengan garis tipis bergelombang bebas

c. Tanda pemotongan dengan garis tipis berzigzag

4. Menempatkan Gambar Penampang/ Potongan


Untuk menempatkan gambar penampang atau gambar potongan, kita perlu memperhatikan
penempatan gambar potongan tersebut sesuai dengan proyeksi yang akan kita gunakan, apakah
proyeksi di kuadran I (Eropa) atau proyeksi di kuadran III (Amerika).

Penempatan gambar potongan (1)

Penempatan gambar potongan (2)

Penempatan potongan dengan diputar


Penempatan potongan dengan diputar dan
dipindah

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 50
5. Benda-benda yang Tidak Boleh Dipotong
Benda-benda yang tidak boleh dipotong yaitu
benda-benda pejal, misal : poros pejal, jari-jari
pejal dan semacamnya.

benda-benda tipis, misal: pelat-pelat penguat


pada dudukan poros dan pelat penguat pada flens

Bahan Ajar Kelas X Teknik Pemesinan


SMK PGRI 1 Ngawi Halaman 51

Anda mungkin juga menyukai