Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERIMETER GOLDMANN KINETIK

1. Biarkan 2-3 menit agar pasien bias beradaptasi dengan perimeter.


2. Atur posisi bantalan dahi. Untuk pemeriksaan mata kanan, bantalan dahi berada disebelah kiri
pasien.
3. Tutup mata yang tidak diperiksa dengan penutup mata.
4. Atur mistar 51b dengan sudut 0°-180°.
5. Atur grafik pada papan register.
6. Untuk pemeriksaan lapang pandang sentral, atur papan register pada posisi sebelah kanan di
depan papan opal perimeter.
7. Atur target dan pencahayaan lensa dengan lightmeter dan photometer. Dengan level
pencahayaan latar dibawah 1 asb, photometer harus diobservasi melalui telescopic magnifier
58.
8. Rekatkan arm 55 dengan ujung pantograph pada perimeter static.
9. Masukkan pin pada ujung partograf ke dalam lubang pada slide 51c.
10. Pilih sudut untuk dilakukan pemeriksaan. Letakkan ujung sebelah kanan dari skala intensitas di
tengah chart (0°).
11. Remove stopper plug 54 from lamp housing. Insert fixation point projector from below into
lamp housing and fasten with holding screw 41. Fix the two polaroid pushon filters 57 on to
objective of fixation point projector. Adjust luminosity of fixation point to visual acuity of patient
by turning one of the polaroid filters.
12. Periksa pemusatan dan tanda fiksasi poin satu dari fiksasi poin proyektor 53.
13. Mata pasien dipusatkan dengan memutar tombol 16 dan 17.
14. Ukur diameter pupil dengan skala pada teleskop. Catat hasil pada grafik.
15. Untuk pemeriksaan hingga 30°, koreksi pada penglihatan jarak dekat. Jika perlu, dengan
meletakkan lensa koreksi di depan mata pasien.
16. Pilih ukuran dari target.
17. Jelaskan prosedur pada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti.
18. Putar tombol 62 secara penuh ke kanan hingga point ke-4 dari proyeksi poin yang terlihat. Minta
pasien untuk melihat ke tengah tanda tersebut. Munculkan target supraliminary sehingga pasien
dapat melihat dimana target muncul.
19. Putar tombol 33 sehingga target tidak tampak didalm lensa dan tidak ada cahaya yang muncul di
checking aperture 26.
20. Atur intensitas target infraliminary . Target pencahayaan adalah 0.8 asb. Target tidak akan
muncul pada pasien dengan ketajaman mata normal.
21. Tampilkan target selama satu detik ; target ditampilkan dengan menekan lever 33.
22. Berikan interval waktu selama tiga detik untuk menghindari adaptasi local.
23. Atur filter kombinasi 2e berikut dan munculkan selama satu detik. Kemudian berikan interval
waktu tiga detik dan selanjutnya.
24. Pasien menekan buzzer bila melihat target. Kemudian pencahayaan lebih rendah ditampilkan
lagi dan pada kebanyakan kasus pencahayaan lebih rendah dapat juga dilihat.
25. Jika pasien tidak dapat menerima filter kombinasi 4e dengan filter D= 0,01 , letakkan D=1,0 dari
papan filter 30 dan kombinasi 1a = 12,5 asb.
26. Tandai pencahayaan target pada grafik. Tempat penandaan lateral diberikan dengan posisi
ujung sebelah kanan dari skala pencahayaan 51d. Tandai kombinasi dari filter dengan pensil
pada intensity scale serration.
27. Untuk pemeriksaan area disekitar pusat lapangan pandang hingga 3° pada sisi pasien yang sama
ditampilkan pada tanda poin satu dalam lensa dengan poin proyektor 53.
28. Diluar 3°, poin fiksasi pada pusat lensa perimeter dapat digunakan.
29. Hilangkan tampilan poin fiksasi proyektor atau hilangkan poin fiksasi dengan memutar filter
polaroid 1.
30. Letakkan papan register 51 disebelah kiri.
31. Setelah batas dari pantograf dicapai, geser kesisi lain sepanjang ujung bawah papan register.
32. If an initial luminosity other than 1000 asb is used multiply figures on chart margin by initial
luminosity and divine result by 1000. Two charts must be stapled together if more than 3
powers of 10 are required for registering thresholds. The charts can be used for any measuring
range. Record correct luminosity levels by appropriate placing of decimal points.
33. Pada pemeriksaan rutin, direkomendasikan batas dari poin berikut yang digunakan
0°,1°,2°,3°,5°,10°,15°,20°,25°,30°,40°,50°,60°. Batas dari titik buta dan skotoma diperiksa derajat
per derajat hingga ambang batas normal dicapai.
34. Dengan menghubungkan ambang batas, kurva sensitivitas dibentuk.
35. Masukkan data-data berikut pada grafik: N=nama, D=tanggal, V= tajam penglihatan, C= koreksi,
DP= diameter pupil, U= pencahayaan latar, O= ukuran objek, M= sudut, I= pencahayaan inisial

Anda mungkin juga menyukai