Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KONSUMSI KOPI TERHADAP

SINDROMA MATA KERING( DRY EYE)


LATAR BELAKANG
Sindroma mata kering merupakan penyebab iritasi mata yang sering menjadi alas
an pasien untuk berobat ke dokter spesialis mata.
Diperkirakan 25-30 juta orang diseluruh dunia terkena sindroma ini.
Di Indonesia, prevalensi sindroma mata kering sebesar 27,5%.
Kafein adalah senyawa alkaloid derivate xantin yang mengandung gugus metil.
Kafein memiliki efek anti kolinergik yang mempengaruhi pembentuk kelenjar
lakrimal.
Kafein menstimulasi pelepasan noradernalin dari kelenjar adrenal dan saraf
simpatik sehingga meningkatan aktivitas simpatik. Stimulasi aktivitas simpatik
menurunkan produksi air mata.
Kafein menstimulasi pelepasan noradernalin dari kelenjar adrenal dan saraf
simpatik sehingga meningkatan aktivitas simpatik. Stimulasi aktivitas simpatik
menurunkan produksi air mata.

Namun ada beberapa sumber menyatakan bahwa kafein dapat meningkatkan


sekresi air mata.
RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh kopi terhadap sindroma mata kering (dry eye)?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsumsi kopi terhadap sindroma mata
kering( dry eye).
2. Untuk menilai seberapa besar tingkat keparahan sindroma mata kering( dry eye)
akibat konsumsi kopi.
MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam
melakukan suatu penelitian.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh kopi dengan risiko dry eye.
3. Memberi informasi kepada masyarakat tentang risiko dry eye pada
individu yang sering mengonsumsi kopi.
KERANGKA Dry eye

TEORI

Penurunan sekresi
lemak Meningkatkan
Atrofi kelenjar Menurunkan sekresi sekresi air
Menyerap air mata air mata
lakrimal dan meibom mata
Penurunan estrogen

Penurunan hormone Stimulasi aktivitas Stimulasi


androgen simpatik aktivitas
Pria < Wanita
parasimpatik

Usia Jenis Kelamin Lensa Kontak Kafein


METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
 Cross-sectional study

Populasi Penelitian
 Pria dan wanita yang berusia 40-75 tahun di RSUP Prof Dr R.D. Kandou Manado
yang memiliki riwayat mengonsumsi kopi dan hingga saat ini masih mengonsumsi kopi.

 Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.


Kriteria inklusi
1. Pria dan wanita yang berusia 40-75 tahun.
2. Memiliki riwayat konsumsi kopi dan masih rutin mengonsumsi kopi hingga
sekarang.
3. Bersedia ikut serta dalam penelitian.
Kriteria eksklusi
1. Memiliki riwayat operasi sebelumnya.
2. Menggunakan lensa kontak.
3. Memiliki infeksi kronis pada mata.
4. Memiliki trauma pada mata.
VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel terikat
Nilai ukur Schirmer Test II yang tinggi terhadap risiko dry eye.
2. Variabel Bebas
Jumlah kopi yang dikonsumsi
3. Variabel Pengganggu
a. Riwayat operasi mata
b. Trauma mata
c. Infeksi kronis mata
d. Pemakaian lensa kontak
Definisi operasional
1. Konsumsi kopi adalah responden yang memiliki riwayat konsumsi kopi dan masih
rutin dalam mengkonsumsi kopi sekurang-kurangnya satu gelas per hari.
Skala: nominal
2. Schirmer Test II adalah alat untuk mengukur sekresi air mata.
Skala : ordinal
3. Dry eye adalah suatu keadaan defisiensi air mata karena penurunan produksi air
mata atau penguapan air mata yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai