Tugas Pengelolahan Limbah Industri Kabel Revisi
Tugas Pengelolahan Limbah Industri Kabel Revisi
PENGELOLAAN LIMBAH B3
DI PT. JEMBO CABLE COMPANY TBK.
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV KESIMPULAN
Kesimpulan ............................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
~2~
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui jenis – jenis limbah B3 yang
di hasilkan serta bagaimana cara mengelola limbah B3 di PT. Jembo Cable Company dan
juga membahas masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pengelolaan limbah B3.
~3~
BAB II
DASAR TEORI
~4~
2.2 Pengelolaan Limbah B3
Pada prinsipnya, pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar
dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil,konsentrasi zat pencemar yang sudah di
pisahkan itu sangant tinggi. Zat pencemar yang sudah di pisahkan belum tertangani dengan
baik,sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat dapat mengancam kesehatan
manusia dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu, limbah B3 perlu di kelola agar tidak
membahayakan kehidupan mahluk dan menyebabkan kerusakan lingkungan.
Sumber : https://widhiyuliawan.blogspot.com
1. Penetapan Limbah B3
2. Pengurangan Limbah B3
3. Penyimpanan Limbah B3
4. Pengumpulan Limbah B3
~5~
5. Pengangkutan Limbah B3
6. Pemanfaatan Limbah B3
7. Pengolahan Limbah B3
8. Penimbunan Limbah B3
~6~
2. Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan
menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian
secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya
proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara
fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara
pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses
destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan
ini ialahlagooning, anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment,polyelectrolite
flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
4. Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi
sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis,wet air oxidation, dan composting. Tempat
pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atauinjection well.
2.3.2 Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga dapat
diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai
proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju
migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut.
Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap
mempunyai arti yang sama.
~7~
. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6
golongan, yaitu:
- Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus
dalam matriks struktur yang besar
- Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan
pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
- Precipitation
- Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan
pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
- Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan
padat
- Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain
yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali .
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan
bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-
situ mixing, danplant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh
BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
2.3.3 Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi
pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90%
(volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem
pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk
padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan
energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian
besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat.
Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value)
limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses
pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari
sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar
limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single
chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit.
~8~
BAB III
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Jenis limbah B3 yang di hasilkan produksi kabel di PT Jembo Cable Company antara
lain sebagai berikut :
1. Polyethylene ( PE )
Polyethylene adalah salah satu komponen utama dalam produksi kabel sehingga
limbah ini selalu ada di setiap produksi kabel. Polyethylene termasuk dalam
kategori limbah padat dan bersifat racun .
~9~
2. Lubricant
Lubricant adalah limbah cair dari proses drawing , yaitu proses penarikan kawat
tembaga. Lubricant ini di gunakan di mesin mempunyai masa pakai 6 bulan,
sehingga setiap 6 bulan lubricant ini harus di buang /di kuras..
3. Tinta
Limbah tinta ini adalah sisa dari proses marking pada kabel.
~ 10 ~
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 3.3 Limbah Lubricant
4. Dll.
PT Jembo Cable Company yang sudah mendapatkan sertifikat ISO 14001 dalam
pengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan selalu menerapkan peraturan – peraturan
yang berlaku yakni PP no 101 tahun 2014. Dalam penanganan limbah B3 ini , PT Jembo
Cable Company hanya melakukan tahapan penetapan,pengurangan dan penyimpanan
sedangkan tahapan selanjutnya di lakukan oleh vendor pengelola limbah B3 di luar
perusahaan.
~ 11 ~
PT JembO Cable Company
~ 12 ~
gunakanya material PVC/PE yang sesuai regulasi ROHS. Dalam regulasi ROHS
(Restriction of Hazardous Substances Directive ) material yang di gunakan dalam pembuatan
kabel yaitu PVC/PE harus bebas dari bahan berbahaya seperti timbal (Pb), air raksa
(Hg),kadmium (Cd), Hexavalent chromium (Cr6+),Polybrominated
biphenyl (PBB),Polybrominated diphenyl eter (PBDE).
TPS limbah B3 yang mudah terbakar ,mudah meledak terdiri dari box container yang
di lengkapi alat pengkondi udara ( AC ). Limbah yang di simpan diantaranya tinta
bekas,thineer dll.
Tempat Penyimpanan sementara limbah cair B3 terdiri dari bak penampung yang di
sekat serta di beri atap. Limbah yang di simpan di TPS ini adalah lubricant.
~ 13 ~
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 3.6 Tempat Penyimpanan sementara limbah cair B3
Sumber : http://www.mmindustri.co.id
Gambar 3.7 Tempat Penyimpanan sementara limbah padat B3.
~ 14 ~
Sumber : dokumen pribadi
~ 15 ~
vendor pengelola limbah B3 di luar perusahaan.
Pengelolaan limbah B3 secara garis besar di PT Jembo Cable Company sudah sesuai
peraturan yang berlaku yaitu PP no 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3. Hal ini
juga di dukung dengan berhasil mendapatkanya Sertifikat ISO 14001:2004. Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004 merupakan sebuah standar internasional yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
~ 16 ~
Latar Muhammad Arief, Ir. MSc Pengelolaan Limbah B3. Universitas Esa Unggul. Jakarta.
http://www.bangazul.com
~ 17 ~