Anda di halaman 1dari 30

Bahasa Pemograman (JUST BASIC)

Posted on September 18, 2013 by mentari316 Standar

Bahasa basic merupakan bahasa pemograman tingkat tinggi (high level language) yang dapat
dipelajari dan di gunakan dengan mudah oleh para pemula. BASIC merupakan singkatan dari
Beginner’s All Purpose Symbolic Instruction Code. Bahasa ini di ciptakan oleh Thomas E. Kurtz
dan John G. Kemeny, seorang profesor dari Darhmouth College di Hanover, New Hampshire,
New England pada tahun 1964.

Dalam sejarahnya telah tercipta banyak versi dari bahasa BASIC, seperti BASICA, GW-BASIC,
MBASIC, Turbo BASIC, QBASIC, dan Power BASIC yang berbasis DOS, dan Bahasa BASIC
lainnya yang berbasis Windows, antara lain yaitu Just Basic dan Microsoft Visual Basic. Bahasa
Basic ini mempunyai ciri khas, yaitu tidak memerlukan pendeklarasian variabel pada awal
program.

Sekarang bahasa pemograman yang digunakan untuk di pelajari adalah bahasa pemograman Just
Basic, dimana program ini berjalan di atas sistem operasi Window. Program aplikasi ini dapat di
download secara gratis. Dihttp://justbasic.com/
1. ELEMEN PEMOGRAMAN

1. OPERATOR
Ada beberapa jenis operator, yaitu:

1. Operator Matematika
Opertator matematika digunakan untuk mengoperasikan data-data numerik, seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan lainnya.
Valensi Operator Fungsi

2 ^ Pemangkatan

1 * Perkalian

1 / Pembagian

1 \ Pembagian Integer

Modulo

1 MOD (sisa pembagian)

0 + Penjumlahan

0 – Pengurangan
1. Operator Relasi
Operasi relasi digunakan untuk mewakili sebuah nilai logika (nilai Boolean), dari suara
persamaan atau nilai.

Operator Fungsi

= Sama dengan

> Lebih dari

< Kurang dari

<> Tidak sama dengan

>= Lebih atau sama dengan

<= Kurang atau lebih sama dengan

1. Operator Logika
Operasi logika digunakan untuk mengoperasikan operand (konstanta, variabel, atau ekspresi
logis) secara logis.

Operator Fungsi

Operasi AND akan menghasilkan benar jika kedua buah


AND operatornya bernilai benar

Operator OR akan menghasilkan nilai benar jika salah satu


OR operandnya bernilai benar

Operasi XOR akan bernilai benar jika kedua operandnya berbeda


NOR (satu benar dan satunya salah)

Operasi implikasi akan bernilai benar jika dan hanya jika operand
IMP pertamanya bernilai benar dan operand keduanya bernilai salah
Operasi ini hanya akan membalikan nilai dari sebuah operand dan
NOT sifatnya unary

1. Ungkapan/Pernyataan
Ungkapan atau pernyataan dapat berupa konstanta (string/numerik), variabel (string/numerik),
dan nilai tunggal yang diperoleh dengan mengkombinasikan operasi dan operator. Ungkapan
dibagi menjadi empat kategori.

1. Ungkapan Numerik
3+6

3^2

A*B+C

4^4

3+1*5

1. Ungkapan String
“ABCD” + “EFGH”

A$ + B$

Satu-satunya operator aritmatika yang berlaku pada ungkapan string hanyalah tanda + yang
berfungsi untuk menggabungkan dua nilai.

1. Ungkapan Relasi/Hubungan
3>2 3 lebih besar dari 2

A>= B A lebih besar atau sama dengan B

“G” > “C” Alfabet G lebih besar dari alfabet C

A$ = B$ Nilai A$ sama dengan B$

1. Ungkapan Logika
NOT (A)

A > 3 AND C = 2
A$ = “Amin” OR A$ “Joni

1. Fungsi
Fungsi adalah bentuk lain dari instruksi yang dapat memberikan sebuah nilai apabila diberi
masukan yang dibutuhkan. Masukan tersebut dikenal dengan istilah parameter.

Ada berbagai macam jenis fungsi menurut kategori jenis data yang digunakan, manfaat fungsi itu
dan lain sebagainya.

Contoh pemakaian fungsi

‘Nilai dari Absolute -9

PRINT ABS (-9)

‘Nilai Sinus 180

PRINT COS(2)

‘Menampilakan nilai heksa dari 225

PRINT CHR$(53)

‘Menampilakan DUTA WACANA

PRINT UPPER$ (“duta wacana”)

‘X$ akan berisi duta wacana

PRINT LOWER$(“DUTA WACANA”)


1. Konversi Data Numerik
Dalam pemakaian sehari-hari, misalnya dalam bidang matematika, sering kali dibutuhkan
konversi daa numeric. Contohnya adalah pada pembulatan suatu nilai numerik.

Contoh penggunaan

int(25.32) untuk mengubah nilai 25,32 menjadi bilangan bulat

1. Fungsi Lain
Beberapa fungsi lain dapat dilihat berikut ini :

 SQR(n) → fungsi ini untuk memperoleh nilai akar n

 EXP(n) → fungsi ini untuk memperoleh nilai dari en


 LOG(n) → fungsi ini untuk memcari nilai log dari n

 INT(n) → fungsi ini untuk menghasilakan bilangan bulat

 RND(number) → fungsi ini untuk menghasilkan nilai acak antara


0 dan 1

1. INSTRUKSI DASAR INPUT


Instruksi input adalah instruksi-instruksi yang digunakan untuk membaca nilai data dari piranti
masukan seperti keyboard, file, mouse, atau joystick.

1. INSTRUKSI LET
Instruksi LET digunakan untuk memasukan sebuah nilai ke dalam sebuah variabel.

Bentuk umumnya:

LET var = nilai

Contoh:

LET A = 10
LET nama$ = “SAYA”

1. INSTRUKSI READ-DATA
Cara memasukkan nilai ke dalam suatu variabel dengan menggunakan instruksi LET tentu tidak
efisien bila digunakan untuk jumlah data yang sangat banyak. Untuk itu bahasa basic
menyediakan instruksi yang dapat digunakan untuk memasukkan sederetan nilai kedalam deretan
variabel sekaligus. Bentuk umum dari instruksi tersebut adalah:

READ var1 [, var2,….]

DATA data1[,data2,….]

Perintah READ akan membaca nilai-nilai yang didefinisikan dalam instruksi data ke dalam
variabel yang ada dalam instruksi READ.

Contoh:

READ A, B, C, D, E, F, G

DATA 10,20,30,40,50,60,70

1. INSTRUKSI RESTORE
Nilai yang tertera pada instruksi DATA hanya dapat dibaca satu kali saja dengan instruksi READ.
Agar nilai tersebut dapat dibaca kembali maka digunakan instruksi RESTORE

Contoh:

READ A, B, C, D, E, F, G

DATA 10,20,30,40,50,60,70

RESTORE
READ P,Q,R,S,T,U,V

1. INSTRUKSI INPUT
Cara lain untuk memasukan data ke dalam variabel adalah dengan menggunakan instruksi
INPUT. Keuntungan penggunaan instruksi ini adalah bahwa data dapat dimasukkan melalui
keyboard

Bentuk umumnya :

INPUT |;|”ekspresi string” {,|;} var1|, var2,….|

Contoh:

REM Program mengalikan

REM suatu nilai dengan angka dua

INPUT “Masukkan nilai A = “; A

REM Mengalikan isi variabel A dengan 2

A=A*2

REM Menampilkan nilai A

PRINT A

1. INSTRUKSI LINE INPUT


Perintah LINE INPUT dipakai untuk menentukan suatu nilai string kedalam suatu variabel string.

Contoh:

REM Menyatakan isi variabel Nama$


LINE INPUT “Masukan Nama : “; Nama$

1. INSTRUKSI DASAR OUTPUT

1. INSTRUKSI PRINT
Instruksi print digunakan untuk menampilkan data dan hasil pengolahan pada layer tampilan.
Data yang ditampilkan dapat merupakan suatu ekspresi. Berikut adalah bentuk umum penulisan
perintah PRINT.

PRINT [deretan ekspresi]

1. INSTRUKSI LPRINT
Insrtuksi LPRINT digunakan untuk menampilkan data dan hasil pengolahan pada printer. Data
yang dihasilkan dapat berupa ekspresi dan/atau variabel.

1. INSTRUKSI PRINT TAB


Instruksi PRINT TAB mempunyai fungsi khusus untuk mengatur jarak ekspresi ke ekspresi
berikutnya pada suatu baris pencetakan. Berikut adalah bentuk umumnya:

PRINTN TAB(n)[{;| |,}TAB(m) | ekspresi[{;| |,}

1. INSTRUKSI “IF-THEN”
Instruksi IF digunakan untuk memeriksa sebuah kondisi dan mengeksekusi satu atau lebih baris
program, jika dan hanya jika kondisi terpenuhi.

1. IF-THEN dengan syarat tunggal


Instruksi IF-THEN dengan syarat tunggal merupakan instruksi untuk memeriksa sebuah kondisi
saja.

Contoh:
Pernyataan : jika nilai lebih dari 65, maka statusnya lulus

Program : IF Nilai > 65 THEN Status$=”Lulus”

Aplikasi :

REM Mennetukan nilai awal variabel status$

REM dengan TIDAK LULUS

Status$ = “TIDAK LULUS”

INPUT “Masukkan sebuah nilai = “; Nilai

IF Nilai > 60 THEN Status$ = “LULUS”

PRINT “Mahasiswa tersebut dinyatakan “; Status$

END

1. IF-THEN dengan syarat majemuk


Instruksi IF-THEN dengan syarat majemuk merupakan sebuah instruksi untuk memeriksalebih
dari satu buah kondisi. Kondisi-kondisi tersebut dihubungkan dengan operator-operator logika
seperti AND atau OR.

Contoh:

Pernyataan : mahasiswa akan lulus apabila ia mendapatkan nilai > 60 dan jumlah kehadirannya
lebih dari 12.

Program : IF Nilai > 60 AND Kehadiran > 12 Then Status$ = “LULUS”

Aplikasi:

REM Program menentukan status siswa

REM jika jumlah kehadiran > 12 dan nilai >= 60 maka statusnya lulus

REM jika tidak memenuhi syarat di atas maka statusnya gagal

INPUT ”Nilai siswa :”; nilai


IF hadir >14 AND nilai >= 60 THEN

PRINT “LULUS”

ELSE

PRINT “GAGAL”

END IF

END

1. IF-THEN-ELSE
Instruksi IF-THEN-ELSE digunakan untuk memeriksa sebuah kondisi dan mengeksekusi satu
atau lebih baris, program jika kondisi terpenuhi; dan mengeksekusi satu atau lebih baris program
yang lain jika kondisi tidak terpenuhi.

 IF-THEN-ELSE satu baris


Contoh:

Pernyataan : Jika Nilai > 60 terpenuhi maka variabel status$ berisi “LULUS”, jika tidak maka
variabel status$ berisi “GAGAL”

Aplikasi :

REM Lulus jika Nilai di atas 60

INPUT “Masukkan sebuah nilai = ”; Nilai

IF Nilai > 60 THEN Status$ = “LULUS” ELSE Status$ = “GAGAL”

PRINT Status$

END

 IF-THEN-ELSE banyak baris


Contoh:
Pernyataan : Jika jumlah kehadiran mahasiswa sama dengan 12 atau lebih, maka hitunglah nilai
akhir = nilai tugas x 2 ditambah nilai UTS x 3 di tambah dengan nilai UAS x 2. Tapi jika jumlah
kehadiran kurang dari 12 maka dingatakan “GAGAL”

Aplikasi :

REM Lulus jika Nilai diatas sama dengan 60 atau lebih

INPUT “Masukkan jumlah kehadiran = “; kehadiran

IF kehadiran >= 12 THEN

INPUT “Masukkan Nilai Tugas = “; Tugas

INPUT “Masukkan Nilai UTS = “; UTS

INPUT “Masukkan Nilai UAS = “; UAS

Nilai = (2*Tugas + 3*UTS + 5*UAS)/10

PRINT “Nilai Mahasiswa adalah “; Nilai

ELSE

Status$ = “Mahasiswa dinyatakan GAGAL”

PRINT Status$

END IF

1. INSTRUKSI “SELECT CASE”


Intruksi SELECT CASE digunakan untuk mengatur eksekusi baris instruksi berdasarkan nilai
dari ekspresi yang terpenuhi dalam suatu alu program. Bentuk umum dari instruksi ini adalah :

SELECT CASE ekspresi

CASE daftar nilai yang diperiksa

blok instruksi

[CASE daftar nilai yang diperiksa]


blok instruksi

[CASE ELSE]

blok instruksi

END SELECT

Contoh:

Pernyataan: buatlah sebuah program yang dapat mengkonversikan sebuah nilai huruf A-E
menjadi nilai angka 4-0.

Aplikasi :

REM Program Untuk Konversi

REM Nilai huruf menjadi nilai angka

INPUT “Massukkan Nilai Huruf = “; N$

SELECT CASE N$

CASE “A”

Nilai = 4

CASE “B”

Nilai = 3

CASE “C”

Nilai = 2

CASE “D”

Nilai = 1

CASE “E”

Nilai = 0
CASE ELSE

PRINT “Anda Salah Tulis Nilai”

END

END SELECT

REM Mencetak hasil konversi

PRINT “Dalam bentuk angka : “; Nilai

END

1. INSTRUKSI “GOTO”
Instruksi GOTO digunakan untuk mengubah urutan eksekusi program ke baris instruksi yang
ditunjukan oleh nomor baris atau label. Bentuk umum instruksi ini adalah :

GOTO {nomor baris | label}

Contoh:

Pernyataan: Buatlah program untuk menampilkan angka 1 sampai dengan 10

Aplikasi :

REM Program Untuk Menampilakn Angka 1 sampai 10

CLS

Angka 1

[cetakangka]

PRINT Angka

Angka = Angka + 1

IF Angka <= 10 Then GOTO [cetakangka]


[selesai]

END

1. INSTRUKSI “IF-THEN GOTO”


Instruksi IF-THEN-GOTO merupakan pemograman dengan struktur perulangan di mana instruksi
IF-THEN merupakan instruksi untuk pemeriksaan kondisi, sedangkan instruksi GOTO digunakan
untuk mengubah alur program menuju instruksi-instruksi yang telah dieksekusi sebelumnya, jika
kondisi dipenuhi.

Contoh:

Pernyataan : Buatlah sebuah program untuk menampilkan bilangan bulat dari angka 1 sampai
dengan 100

Aplikasi :

REM Menentukan nnilai awal variabel 0

I=0

[ulang]

REM Menambah variabel dengan 1

I=I+1

PRINT I

REM Pengujian, jika isi variabel I < 100

REM kemudiankembali ke label [ulang]

IF I < 100 THEN GOTO [ulang]

END
1. INSTRUKSI “FOR-NEXT”
Instruksi FOR-NEXT digunakan untuk mengeksekusi suatu baris/blok instruksi secara berulang-
ulang selama kondisi terpenuhi. Pada instruksi ini kondisi yang dapat digunakan untuk menguji
hanya sebatas perhitungan menambah dan mengurangi isi variabel counter dengan step tertentu.
Instruksi ini digunakan apabila jumlah perulangan yang dilakukan diketahui secara pasti.
Penulisan FOR-NEXT ini ada bebrapa macam sesuai kebutuhan perulangan yang akan dilakukan.

1. Instruksi FOR-NEXT Tunggal


Instruksi FOR-NEXT Tunggal adalah sebuah instruksi untuk ulangan yang hanya menggunakan
sebuah counter.

Contoh:

Pernyataan : Buatlah program untuk menampilkan bilangan genap 1-10

Aplikasi :

FOR I = 1 TO 10 STEP 1

IF INT (I/2) = ½ THEN PRINT I

NEXT I

END

1. Instruksi FOR-NEXT Tersarang


Dalam sebuah kalang tersarang FOR-NEXT diperbolehkan untuk membuat kalang FOR-NEXT
lainnya. Pada operasi kalang dalam kalang tersebut urutan eksekusi dimulai dari kalang yang
paling dalam sehingga instruksi-instruksi yang terdapat pada kalang yang paling dalam akan
paling banyak dieksekusi.

Syarat yang harus diperhatikan untuk operasi FOR-NEXT kalang tersarang:

– Setiap kalang tidank boleh menggunakan variabel counter yang sama

– Antara kalang-kalang tersebut tidak boleh saling berpotongan.

Contoh:

Pernyataan : buatlah program untuk memeriksa bilangan prima dari m sampai ke n

Aplikasi :
PRINT “MENAMPILKAN BILANGAN PRIMA”

PRINT “————————————————-“

INPUT “Masukkan bilangan awal bulat positif m = “; bilawal

INPUT “Masukkan bilangan akhir bulat positif n = “; bilakhir

PRINT

PRINT “Bilangan Prima dari “; bilawal ; “sampai dengan “ ; bilakhir ; “adalah :”

FOR bilperiksa = bilaawal TO bilakhir

PRIMA = 1

FOR A = 2 to bilperiksa -1

IF bilperiksa mod A = 0 THEN

PRIMA = 0

EXIT FOR

END IF

NEXT A

IF PRIMA = 1 THEN PRINT bilperiksa

NEXT bilperiksa

1. INSTRUKSI “WHILE-WEND”
Instruksi WHILE-WEND dapat digunakan untuk melakukan proses berulang selama
sebuahkondisi terpenuhi. Instruksi WHILE-WEND dapat digunakan bila jumlah operasi
pengulangan yang dilakukan tidak diketahui dengan jelas, tetapi yang diketahui hanya kondisi
agar operasi perulangan terjadi. Bentuk umumnya:

WHILE kondisi

blok kondisi
WEND

Contoh:

Pernyataan : buatlah program untuk memeriksa suatu bilangan genap atau ganjil, setelah
memeriksa bilangan tersebut maka program akan meminta pengguna akan memeriksa bilangan
lain atau tidak.

Aplikasi :

PRINT “MEMERIKSA BILANGAN GENAP ATAU GANJIL”

PRINT “——————————————————————“

PRINT

Lagi$ = “Y”

WHILE Lagi$ <> “T”

INPUT “Masukkan sebuah bilangan = “; bil

PRINT

IF bil mod 2 = O THEN

PRINT “Bilangan “; bil ; “adalah bilangan genap”

PRINT

ELSE

PRINT “Bilangan “ ; bil ; “adalah bilangan ganjil”

PRINT

END IF

INPUT “Memeriksa bilangan yang lain (Y/T) : “; Lagi$

PRINT

WEND
1. ARRAY

1. Pendeklarasian Array
Array di bagi menjadi dua kelompok besar, yaitu array berdimensi tunggal dan array berdimensi
banyak.

Sebelum digunakan dalam suatu pemograman, sebuah array harus dideklarasikan terlebih dahulu
dengan instruksi DIM(dimension). Bentuk umumnya adalah sebagai berikut:

DIM namavariabel (index1|, index2|, index3|,…|||)

– Pendeklarasian Array Berdimensi Tunggal

Variabel berdimensi tunggal sering disebut dengan vektor. Berbeda dengan variabel bertipe
skalar, variabel array harus didefinidikan terlebih dahulu untuk mengalokasikan tempat pada
memori.

Contoh Pendeklarasian:

REM Untuk subskrip 0 sampai 100

DIM Nilai (100)

REM Untuk subskrip 0 sampai 30

DIM Nama$(30)

– Pendeklarasian Array Multidimensi

Untuk menentukan dimensi array multidimensi, perhatikan contoh sebagai berikut:

Matriks
Untuk mendefinisikan dimensi dari suatu matriks maka harus memperhatikan jumlah baris dan
kolom yang merupakan ordo dari matriks tersebut.

Data array untuk matriks berordo 2 x 3 dapat digambarkan sebagai berikut:

1.1 1.2 1.3


2.5 2.6 2.7

Data array untuk matriks berordo 6 x 2 dapat digambarkan sebagai berikut:

1.1 1.2

2.1 2.2

3.1 3.2

4.1 4.2

5.1 5.2

6.1 6.2

Untuk pendeklarasian ke dalam pembuatan program dapat dilihat pada contoh berikut:

Contoh:

– Untuk matriks ordo 2 x 3

DIM Matriks (2,3)

– Untuk matriks ordo 5 x 2

DIM Matriks (6,2)

1. Pengisian Array
Pengisian variabel array dilakukan dengan kode atau perintah “ = “ setelah nama array dan nomor
variabel

Contoh pengisian variabel array berdimensi tunggal:

Nilai(1) = 85 ‘pengisian variabel nilai pada array 1

Nilai(3) = 70 ‘pengisian variabel nilai pada array 3

Nama$(2)m= “Tini” ‘pengisian variabel Nama$ pada array 2

Contoh pengisian variabel array multidimensi:


Matriks (1,1) = 8

Matriks (1,2) = 6

PERINTAH PERINTAH JUST BASIC


1. A. Perintah Input Dan Output
2. Input
Perintah input digunakan untuk menerima masukan data dari keyboard. Variasi penggunaan
dan cara penulisan perintah input adalah sebagai berikut:

Input a

Input x,y

Input “Masukkan alas : “,alas$

Input “Masukkan alas,tinggi :”,alastinggi$

Input “Masukkan kata : “,kata$

Jika pada perintah input tidak ditambahkan pesan (yang tertulis diantara dua tanda petik),
pada saat program di jalankan, akan keluar tanda tanya yang artinya komputer menunggu
pemakai program untuk memasukkan datamyang diinginkan. Untuk mengakhiri proses
pemasukan data harus ditekan tombol Enter. Perintah input dapat digunakan untuk
memasukkan data Numerik (angka) maupun string.

1. Output
2. Print
Instruksi output merupakan instruksi yang digunakan untuk menampilkan hasil pengolahan
data oleh komputer, baik melalui monitor, printer maupun media lainnya.

Program

? 1;2;3

? “satu”;”dua”;”tiga”

? 1,2,3

? 1,,2

? “satu”,”dua”,”tiga”

? “satu” “dua” “tiga”

? 10 20 30

Output :

123

Satuduatiga

123

12

satu dua tiga

satuduatiga

10 20 30

1. Print Tab
Untuk mengatur jarak dari nilai yang akan dicetak di layar dapat digunakan perintah print tab.
Perintah ini menggunakan nilai 1 s/d 80

Program :

print “1234567890123456789012345678901234567890”
print tab(1);”Belajar”;tab(10);”Program”;tab(25);”BASIC”

RUN

1234567890123456789012345678901234567890

Belajar Program BASIC

1. B. Loop
Loop pada Just Basic merupakan suatu kondisi yang memenuhi untuk melakukan perulangan
statement tertentu sampai kondisi tersebut tidakterpenuhi sehingga perulangan dihentikan.

Jenis Loop Just Basic:

1. For … Next adalah untuk mengulangi suatu perintah (instruksi) dalam jumlah yang telah
ditentukan, serta besar kenaikannya.
2. Do While … Loop adalah untuk mengulangi suatu perintah (instruksi) selama While
(suatukondisi) memenuhi syarat (bernilai TRUE) danakan berhenti apabila while tidak
lagi memenuhi syarat (bernilai FALSE).
3. While …. Wend adalah sama dengan Do While … Loop, Tapi While …Wend bentuk
penulisannya hanya satu dan tidak memiliki perintah Exit untuk memberhentikan proses
yang berulang-ulang sebelum berakhir.
Contoh Program Loop :

CLS
PRINT
FOR i = 1 TO 7

PRINT i * i

NEXT i

END

1. C. Seleksi
Seleksi adalah instruksi yang dipakai untuk memilih satu aksi dari beberapa kemungkinan
aksi berdasarkan suatu syarat.
Bentuk ke-1 dari pemilihan

Suatu aksi hanya dilakukan bila persyaratan atau kondisi tertentu dipenuhi. jika kondisi
bernilai benar kerjakan aksi jika salah, tidak ada aksi apapun yang dikerjakan.

Notasi algoritmik :

IF Syarat THEN

Aksi {True}

endif {False}

Bentuk ke-2 dari seleksi

Apabila syarat dipenuhi maka aksi-1 dilaksanakan bila syarat tidak dipenuhi maka aksi- 2
yang dilaksanakan

Notasi Algoritma :

IF syarat THEN

aksi-1 {true}

ELSE

aksi-2 {false}

ENDIF

1. D. Subroutine
Sub routine merupakan kumpulan baris program yang dipanggil dengan statement Go Sub.
Sub routine digunakan untuk memanggil baris program yang sering dipanggil. Hal ini lebih
baik daripada menuliskan baris program yang sama berkali-kali.

Bentuk umum GO SUB :

GO SUB no_baris

Pemangggilan sub routine juga dapat menggunakan statement On Go Sub. Bedanya dengan
On Go Sub pemanggilan sub routine terjadi tergantung urutan nomor baris.
Bentuk umumnya :

On ekspresi_integer Gosub daftar_no_baris

Contoh :

On 3 Go Sub 15, 12, 20

Sub routine yang dipanggil adalah subroutine baris 20 sesuai urutan daftar nomor baris. Sub
routine diakhiri dengan statement Return dan kemudian kembali ke baris program berikut
dari baris program yang memanggilnya. Bagian awal sub routine harus dituliskan nomor
baris atau labenya.

Contohnya :

CLS

DIM I AS INTEGER

PRINT “Broto”, “1IB03”, “Jakarta”

GO SUB 15

PRINT “Seno “, “1IB03”, “Depok”

GO SUB 15

END

15 PRINT STRING$(35 ,”-“)

RETURN

Output program :

Broto 1IB03 Jakarta

Setelah pemanggilan GO SUB pertama pada baris ke-3 untuk mencetak garis, kemudian

program mengerjakan baris ke-4 di bawah baris pemanggilan sub routine pertama untuk

mencetak data. Kemudian sub routine dipanggil kembali untuk mencetak garis. Setelah
RETURN mengerjakan statement END.

1. E. Variabel
Variabel adalah nama atau simbol yang digunakan untuk mewakili suatu nilai. Nilai dari
variabel dapat berubah-ubah di dalam proses program.

Contoh :

10C=10

20F=1.8 * C + 32

30 PRINT F

Output

50

C dan F pada contoh diatas adalah yang disebut dengan variabel. Variabel C mewakili nilai
10 dan F mewakili hasil perhitungan pada baris 30.

 Elemen-elemen statement
Statemen dibentuk dari elemen-elemen lain yang diawali dengan suatu verb. Elemen-elemen
yang dapat membentuk suatu elemen adalah konstanta, variabel, operator, ungkapan dan
fungsi.

1. Konstanta
Nilai yang sudah pasti di dalam program dan nilainya tidak berubah selama proses program.
Di dalam Basic dikenal 2 macam konstanta yaitu :

– Konstanta Numerik

F Nilai numerik yang sudah pasti di dalam program, yang ditulis tidak diantara tanda
petik dua (“).

F Dapat berupa konstanta integer, fixed point constant, floating point constant, hexadecimal
constant dan octal constant.

– Konstanta Non numerik


F Disebut konstanta string atau literal string yaitu nilai yang disajikan dalam tanda petik dua
(“) F Panjang maksimum konstanta string 254 karakter.

Syarat penulisan nama variabel :

1. Boleh gabungan antara huruf, angka dan titik, tetapi karakter pertama harus berupa
huruf.
Contoh : A,A2,NILAI,P3K,MODAL,ALI

1. Panjang nama variabel maksimum 40 karakter


Contoh : NOMERMAHASISWA

1. Tidak boleh ada “blank” atau dipisahkan dengan kosong/spasi diantara karakter-
karakter.
2. Tidak boleh ada “special karakter”, kecuali yang mempunyai maksud tertentu untuk
variabel, yang harus diletakkan paling belakang dari nama variabel. Karakter khusus
yang diijinkan : $,%,! Dan #
Contoh : NAMA$,NOURUT!,X#,JUMLAH%.

– Spesial karakter $, menunjukkan variabel adalah variabel string, berisi nilai huruf.

– Spesial karakter #! menunjukkan variabel adalah variabel numerik ketepatan tunggal,


berisi nilai angka ketepatan 7 digit.

– Spesial karakter #, menunjukkan variabel adalah variabel numerik ketepatan ganda,


berisi nilai angka ketepatan lebih.

– Spesial karakter %, menunjukkan variabel adalah variabel numerik integer, berisi nilai
angka bulat.

– Nama variabel yang tidak mengandung spesial karakter adalah nama variabel
numerik single precision (sama dengan nama variabel yang mengandung spesial karakter).

1. Nama variabel tidak boleh sama dengan BASIC reserved word.


 Jenis-jenis Variabel :
– Variabel Numerik ketepatan tunggal (single precision), dapat mewakili nilai berkisar
dari 2.938736 x 10-39 sampai dengan 1.701412 x 1038 dengan ketepatan 7 digit. Biasanya
dibelakang variabel ini diberi tanda !.
Contoh :
10 A=22/7

20 B!=20/3

30 PRINT A

40 PRINT B!

Output

3.142857

6.666667

– Variabel numerik ketepatan ganda (double precision), dapat mewakili nilai berkisar
antara 2.938745877055719 x 10-39 sampai dengan 1.701411834604692 x 1038 dengan
ketepatan samapai dengan 16 digit. Biasanya variabel ini ditunjukkan dengan tanda # diakhir
namanya.
Contoh :

10 A#=22/7

20 B#=22/7#

30 PRINT A#

40 PRINT B#

Output

3.142857074737549

3.142857142857143

– Variabel numerik bulat/integer, mengandung nilai bulat berkisar dari nilai –32768. Bila
nilai yang diberikan oleh variabel ini berupa nilai pecahan, maka akan dibulatkan ke bawah
bila nilai pecahannya kurang dari setengah dan dibulatkan keatas jika nilainya lebih besar
atau sama dengan setengah.
Contoh :
10 A%=22/7

20 B%=20/3

30 PRINT A%

40 PRINT B%

Output

– Variabel string, yaitu variabel yang dapat menyimpan nilai string. Variabel string
ditunjukkan oleh namanya yang diakhiri dengan karakter khusus $.

Contoh :

10 NAMA$=”Ira Windarti”

20 PRINT NAMA$

Output

Ira Windarti

1. F. Menu Dalam Program

Title Bar atau Baris Judul : menunjukan program & dokumen yang sedang aktif.

Menu : merupakan perintah yang digunakan untuk operasional suatu program.

Tools menu : merupakan shortcut sehingga operasi dapat berjalan lebih cepat.

Baris Status : menunjukan operasi yang dilakukan dan melihat posisi kursor.

Dalam program Pascal terdapat 8 Menu, diantaranya File, Edit, Search, Run, Compile,
Option, Window, Help.
 Menu File digunakan untuk mengatur program-program. Di dalam menu File terdapat
beberapa sub menu, diantaranya :
1. New : Untuk membuka dokumen/program baru.
1. Open : Untuk membuka dokumen yang pernah dibuat.
3. Save : Untuk menyimpan dokumen.
4. Save As : Untuk menyimpan dokumen dengan nama baru.
5. Save All : Untuk menyimpan semua dokumen pascal yang sedang dijalankan.
6. Print : Untuk mencetak lembar kerja pascal.
7. Printer Setup : Untuk mengatur setupprinter.
8. Exit : Untuk keluar dari programTPW.
 Menu Edit digunakan untuk perbaikan suatu program atau file. Di dalam menu Edit
terdapat beberapa sub menu, diantaranya :
1. Undo : Membatalkan perintah terakhir.
2. Redo : Mengulang perintah terakhir.
3. Cut : Memotong teks.
4. Copy : Memasukan teks terblok ke dalam clopboard.
5. Paste : Menampilkan hasil cut atau copy.
6. Clear : Membuang hasil perintah cut dan copy.
 Menu Search digunakan untuk pencarian suatu program atau file. Di dalam menu
SEARCH terdapat beberapa sub menu, diantaranya :
1. Find: Untuk mencari kata tertentu.
2. Replace: Untuk mencari atau mengganti kata tertentu.
3. Search again: Untuk mencari kembali kata yang telah diganti.
4. Go to line number: Untuk menuju baris tertentu.
5. Show last compile error: Untuk menampilkan kesalahan compile.
6. Find error: Untuk menunjukan alamat terjadinya kesalahan.
 Menu Run digunakan untuk menjalankan program. Di dalam menu Run terdapat
beberapa sub menu, diantaranya :
1. Run : Untuk menjalankan program.
2. Debugger : Untuk mengaktifkan file debugger.
3. Parameters : Untuk menampilkan kotak dialog parameter
 Menu Compile digunakan untuk mengkompile sehingga menjadi file EXE. Di dalam
menu Compile terdapat beberapa sub menu, diantaranya :
1. Compile : Untuk mengkompile file.
2. Make : Untuk mengkompile secara otomatis.
3. Build : Untuk mengkompile pascal.
4. Primery file : Untuk memberi file kunci.
5. Clear primery file :Untuk menghilangkan file kunci.
6. Information : Untuk menyampaikan informasi.
 Menu Options digunakan untuk mengubah tampilan-tampilan pada lembar kerja pascal.
Di dalam menu Options terdapat beberapa sub menu, diantaranya :
1. Compiler : Untuk mengetahui keadaan dokumen pascal yang sudah dicompile.
2. Linker : Untuk membuat linker.
3. Directories : Untuk menampilkan direktory / folder.
4. Preference : Untuk mengubah tampilan font.
5. Open : Untuk membuka dokumen pascal yang berektension CFG.
6. Save TPW.CFG : Untuk menyimpan dengan format CFG.
7. Save As : Untuk menyimpan dengan nama baru dengan format CFG.
 Menu Window : untuk mengubah tampilan file yang diaktifkan di layar. Di dalam menu
Window terdapat beberapa sub menu, diantaranya :
1. Cascading : Untuk tampilan menumpuk.
2. Tile : Untuk tampilan secara horizontal/ sejajar.
3. Arrange icon : Untuk menata icon.
4. Close All : Untuk menutup semua dokumen yang sedang aktif.
 Menu Help : untuk meminta informasi/bantuan perintah & yang sejenisnya. Di dalam
menu HELP terdapat beberapa sub menu, diantaranya :
1. Index : Untuk menampilkan berdasarkan index.
2. Topic Search : Untuk menampilkan / mencari per topik.
3. Using Help : Untuk menggunakan fasilitas help.
4. Compile Directives : Untuk Compile directives.
5. Objek Windows : Untuk Obyek windows.
6. Procedure and Function : Untuk Procedur dan fungsi.
7. Reserved words : Untuk kata khusus pascal.
8. Standar units : Untuk unit standar.
9. Turbo Pascal Language : Untuk bahasa Turbo Pascal.
10. Windows APl : Untuk Windows APL.

Anda mungkin juga menyukai