Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wuri Nurmayanti Tanggal : 15 Maret 2017

Kelas : 2B/PGSD
NPM : 16210619504

Judul : Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen


Penulis : Prof. Dr. Warsono, M.S.
Drs. Haryanto, M.S.
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA – Bandung
Tahun : 2012
Bab : 1

A. Pembelajaran Aktif sebagai Induk Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran aktif merupakan suatu metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman
belajar yang bermakna dan senatiasa berpikir apa yang telah dilakukan selama proses pembelajaran.

Hasil riset dari Ntional Training Laboratories di Bethel, Maine (1954), Amerika Serikat menunjukkan
bahwa dalam kelompok pembelajaran berbasisi guru siswa hanya dapat mengingat sekitar 30 %, dengan
menggunakan pembelajaran diskusi siswa hanya dapat mengingat sekitar 50% materi. Sedangkan jika
siwa diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu (doing something) siswa akan dapat mengingat sekitar
75% materi. Sedangkan praktik pembelajaran dengan cara mengajar siswa akan mampumengingat
sekitar 90%.

Menurut Charles C. Bonwell dan J.A Eison (1991) seluruh bentuk pengajaran yang berfokus kepada
siswa sebagai penanggung jawab pembelajaran adalahpembelajaran aktif. Jadi menurutkedua ahli
tersebut, pembelajaran mengacu pada pembelajaran berbasis siswa​ (​Student-Centered Learning).

Variasi pokok pembelajaran aktif menurut Michael Prince (2004) diwujudkan dalam pembelajaran
kolaboratif, kooperatif, pembelajaran berbasis masalah​ (​Problem Based Learning, PBL) dan
pembelajaran berbasis​ proyek (​Project Based Learning, PjBL).

Pembelajaran aktif lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran, dengan esensi mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan dengan strategi pembelajaran berbasis siswa.

Menurut L. Dee Fink (1999) pembelajaran aktif terdiri dari dua komponen utama yakni komponen
​ pengalaman (​experience) dan komponen dialog. Komponen pengalaman terdiri dari pengalaman
melakukan dan pengalaman mengamati. Sedangkan komponen dialog terdiri dari dialog dengan diri
sendiri dan dialog dengan orang lain.

Dalam komponen melakukan, siswa benar-benar melakukan sesuatu secara nyata olehdirinya
sendiri. Dalam komponen mengamati, siwa mengamati apa yang ada di sekitarnya baik apa yang dilihat,
didengarkan, atau pun apa yang dia rasakan di sekelilingnya.

Dalam kompenen dialog, dialog dengan ddiri sendiri meupakan kegiatan refleksi terhadap suatu
konsep pembelajaran yang baru saja dilakukannya atau diamatinya. Dialog dengan orang lain
dapatberupakegiatan interaksi antara siswa dengan orang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung.

B. Peran Guru dalam Pembelajaran aktif

Dalam pembelajaran aktif guru memiliki peranan penting dalam menunjang keberhasilan
dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk
belajar dan memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Guru wajib dan harus menguasai teori pendidikan dan metode pembelajaran serta
menguasai bahan ajar agar pebelajaran aktif dapat berjalan dengan lancar.
Guru sebagai fasilitator memiliki tugas diantaranya penilaian, perencanaan pembelajaran,
mengimplementasikan rancangan belajar serta melakukan evaluasi terhadap proses
pembelajaran. Keempat hal tersebut harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru agar
pembelajaran aktif berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam hubungannya dengan tugas menilai siswa, guru harus berupaya mengenali setiap
siswa. Aspek penting yang harus dinilai adalah kemauan belajar dan kecakapan siswa. Tugas
yang kedua, yakni menyusun rencanapembelajaran. Rencana pembelajaran harus dibuat sesuai
dengan kebutuhan dan minat siswa. Terkait dengan implementasi rancangan pembelajaran, hal
pertama yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana cara mengelola kelas dengan
sebaik-baiknya serta mengimplementasikan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
aktif dalam proses pembelajaran.

C. Prasyarat Implementasi Pembelajaran Aktif


​ ​
Menurut ​ Bernie Trilling dan Charles Fadel dalam publikasiny ​21st Century Skills, harus ada
keseimbangan antara pembelajaran berbasis guru dengan pembelajaran berbasis siswa. Dalam

hal ini, guru harus mengenal dengan baik mengenai pengajaran langsung (​Direct Instruction),
yaitu suatu jenis pembelajaran berbasis guru yang telah terbukti efektif di dalam meningkatkan
kapabilitas akademik siswa. Sebelum implementasi pembelajaran aktif para siswa sebaiknya
telah diberi informasi awal mengenai ​Direct Instruction tersebut.

Anda mungkin juga menyukai