Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam UU

Nomor 20 Tahun 2003. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka

diperlukan peningkatan mutu sumber daya manusia melalui lembaga pendidikan,

oleh karena itu sekolah dasar (SD) merupakan pendidikan formal sebagai peletak

dasar bagi terciptanya manusia Indonesia yang berpengetahuan.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang

pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan

kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. Pendidikan selalu dituntut dan

dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab dengan masalah peningkatan

sumber daya manusia dalam hal ini adalah siswa dalam proses pendidikan di

sekolah.

1
Sekolah Dasar sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang

melaksanakan proses pembelajaran dalam berbagai bidang studi bertujuan

mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan

keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat serta

mempersiapkan anak didik mengikuti pendidikan selanjutnya.

PP No. 28 Tahun 1993 menjelaskan tentang pendidikan dasar bahwa guru

selalu dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mencapai suatu

keberhasilan pendidikan terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No 20 Tahun 2003

tentang pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi pekerti, terampil, berdisiplin, beretos kerja, menjadi warga memberi yang

demokratis serta bertanggung jawab baik jasmani maupun rohani.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi

transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dan siswa, maupun

antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru

merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam terjadinya proses

belajar siswa. Meskipun tidak setiap perbuatan belajar siswa merupakan akibat

guru mengajar. Oleh karena itu, sebagai figur sentral guru perlu selalu

mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal

(Hernawan dkk, 2008:11).

2
Pembelajaran IPA dengan segala isi dan karakternya bisa memberikan

sumbangan yang lebih nyata terhadap peserta didik agar ia memiliki bekal yang

memadai sehingga dapat bertahan hidup di masyarakat. Hal ini karena

pendidikan IPA senantiasa berdekatan dengan realitas alam yang menjadi tempat

hidup peserta didik yang bertujuan mengembangkan keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan serta

meningkatkan kesdaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkunagan. Sebagai guru perlu menguasai pengetahuan dan bekal

keterampilan untuk digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

IPA/Sains sekolah dasar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama berarti bahwa keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seseorang guru

terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu

mengajar.

Berdasarkan observasi peneliti pada pelaksanaan pembelajaran IPA/Sains

siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan pada materi pernafasan pada manusia,

menunjukkan bahwa siswa belum mampu dalam mengidentifikasi organ-organ

pernafasan manusia. Guru mengajar hanya menggunakan metode ceramah tidak

memberikan kesempatan siswa dalam berkreasi seperti dalam berfokus pada

kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan

sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru dalam

3
meningkatkan keterampilan menemukan dan pemecahan masalah sehingga

membuat pelajaran menjadi lebih berarti bagi siswa. Jumlah siswa sebanyak 15

orang siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan yang berhasil mencapai nilai

KKM hanya 5 siswa atau 33%, sementara 10 siswa 66% mengalami kesulitan

dalam memahami materi tentang alat pernapasan manusia dan perlu untuk

memperbaiki nilai hasil belajar mereka.

Terkait dengan permasalahan tersebut, perlu diterapkan suatu model

pembelajaran dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa

terutama dalam membangkitkan motivasi belajar siswa menjai aktif dan kreatif

sehingga dengan mudah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi hal tersebut

adalah model Project Based Learning.

Model Project Based Learning merupakan pembelajaran yang berpusat

pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran

bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu

pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek,

kegiatan pembelajaran berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang

heterogen.

Model Project based learning sangat cocok diterapkan dalam

pembelajaran IPA khususnya pada materi pernafasan manusia karena melalui ini

siswa merancang sebuah masalah dan mencari penyelesaiannya sendiri. Model

Project Based Learning memiliki keunggulan dari karakteristiknya yaitu

4
membantu siswa merancang proses untuk menentukan sebuah hasil, melatih siswa

bertanggung jawab dalam mengelola informasi yang dilakukan pada sebuah

proyek yang dan yang terakhir siswa yang menghasilkan sebuah produk nyata

hasil siswa itu sendiri yang kemudian dipresentasikan dalam kelas. (Amirudin,

dkk: 2015).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengangkat judul dalam

penelitian ini adalah: “Penerapan model pembelajaran Project Based Learning

untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: "Bagaimana penerapan model pembelajaran Project Based

Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Inpres

Pinasungkulan".

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada

materi pernafasan manusia melalui penerapan model pembelajaran Project Based

Learning siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan.

5
D. Manfaat Penelitian

1. Siswa, untuk membantu siswa menjadi aktif dan kreatif sehingga mampu

meningkatkan keterampilan menemukan dan pemecahan masalah terhadap

materi yang dipelajari

2. Guru, melalui model pembelajaran Project Based Learning sangat membantu

guru dalam belajar sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran

dengan baik.

3. Peneliti, penelitian dengan model pembelajaran Project Based Learning dapat

memperkaya pengetahuan, wawasan dan pengalaman peneliti ketika menjadi

guru di SD nanti.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning model)

1. Pengertian Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari

pada strategi, metode, atau prosedur. Joyce (dalam Trianto, 2011:55)

menjelaskan pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk mentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum,

dan lain-lain.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola atau

suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi

lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi

7
perubahan atau perkembangan pada diri siswa dalam proses digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2011).

Menurut Kardi dan Nur dalam (Trianto, 2011) bahwa ciri-ciri model

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

d) Lingkungan belaja

e) yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

Dengan demikian merupakan hal yang sangat penting bagi para

pengajar untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model

pembelajaran yang telah diketahui. Karena dengan model pembelajaran, maka

seorang guru akan merasakan kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran di

kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses

pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.

8
2. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning model)

Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu pendekatan pendidikan

yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan

interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan

menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks

pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai

peneliti (Berenfeld, 1996; Marchaim 2001; dan Asan, 2005). Sedangkan

menurut Wena (2011) pembelajaran berbasis proyek atau project based

learning sebagai model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam

transfer pengetahuan.

Model pembelajaran berbasis proyek dapat dijelaskan bahwa model

pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan

menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu. Model pembelajaran

berbasis proyek ini sebenarnya bukanlah model baru dalam pembelajaran.

Walaupun model pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan sebagai

model lama, model ini masih banyak digunakan dan terus dikembangkan

karena dinilai memiliki keunggulan tertentu dibanding dengan model

pembelajaran lain.

Senada dengan pendapat di atas, Boss dan Kraus dalam Abidin (2007)

Pembelajaran Berbasis Proyek adalah Sebuah model pembelajaran yang

9
menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dan

mengaplikasi pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk

menghasilkan sebuah produk tertentu. Model pembelajaran ini lebih jauh

dipandang sebagai sebuah model pembelajaran yang sangat baik digunakan

untuk mengembangkan percaya diri, meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah, dan membiasakan siswa menggunakan kemampuan berpikir tinggi.

Pengertian Model pembelajaran berbasis proyek yang lebih spesifik

dikemukakan Helm dan Katz (Abidin, 2001) menyatakan bahwa: model

pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang secara

mendalam menggali nilai-nilai dari suatu topik tertentu yang sedang

dipelajari. Kata kunci utama model ini adalah adanya kegiatan penelitian

yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan berfokus pada upaya mencari

jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru.

Dari pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa Project

Based Learning ialah proses pembelajaran yang secara langsung melibatkan

siswa untuk menghasilkan suatu proyek. Pada dasarnya model pembelajaran

ini lebih mengembangkan keterampilan memecahkan dalam mengerjakan

sebuah proyek yang dapat menghasilkan sesuatu. Dalam implementasinya,

model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk membuat

keputusan dalam memiliki topik, melakukan penelitian, dan menyelesaikan

sebuah proyek tertentu

10
3. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning model)

Munandar, (2009) mengemukakan tiga langkah dalam model

pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning model) yaitu:

planning (perencanaan), creating (mencipta atau implementasi), dan

processing (pengolahan). Ketiga langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a. Planning (perencanaan)

Pada tahap ini menghadapkan siswa pada masalah rill di

lapangan, dan mendorong mereka untuk mengidentifikasi masalah

tersebut yang selanjutnya siswa diminta menemukan alternatif pemecahan

masalah yang siswa temukan di lapangan serta mendesain model

pemecahan masalah. Kegiatan yang dilakukan adalah a) merancang

seluruh proyek, kegiatan dalam langkah ini adalah: mempersiapkan

proyek, secara lebih rinci mencakup: pemberian informasi tujuan

pembelajaran, guru menyampaikan fenomena nyata sebagai sumber

masalah, pemotivasian dalam memunculkan masalah dan pembuatan

proposal, b) mengorganisir pekerjaan, kegiatan dalam langkah ini adalah:

merencanakan proyek, secara lebih rinci mencakup: mengorganisir

kerjasama, memilih topik, memilih informasi terkait proyek, membuat

prediksi, dan membuat desain investigasi.

b. Creating (mencipta atau implementasi)

11
Pelaksanaan proyek yang memberikan kesempatan seluas-luasnya

pada siswa untuk merancang dan melakukan laporan investigasi serta

mempresentasikan laporan (produk) baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam tahapan ini siswa mengembangkan gagasan-gagasan proyek,

mengkombinasikan ide yang muncul dalam kelompok, dan membangun

proyek. Tahapan kedua ini termasuk aktivitas pengembangan dan

dokumentasi. Pada tahapan ini pula siswa menghasilkan suatu produk

(artefak) yang nantinya akan dipresentasikan dalam kelas.

c. Processing (pengolahan)

Aktivitas pada tahap ini meliputi presentasi proyek dan evaluasi

proyek. Kelompok yaitu mengkomunikasikan secara aktual kreasi atau

temuan dari investigasi kelompok termasuk refleksi dan tindak lanjut

proyek-proyek: evaluasi, dilakukan pada tahap ini meliputi evaluasi

teman sebaya, evaluasi diri dan portofolio mengacu pada sintaksis

Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut, secara umum dapat disampaikan

dalam pembelajaran berbasis proyek siswa dapat belajr secara aktif untuk

merumuskan masalah, melakukan penyelidikan, menganalisis dan

menginterpretasikan data, serta mengambil keputusan untuk memecahkan

masalah yang dihadapinya.

Tahapan ini meliputi presentasi proyek dan evaluasi. Pada presentasi

proyek akan terjadi komunikasi secara aktual kreasi ataupun temuan dari

investigasi kelompok, sedangkan pada tahapan evaluasi akan dilakukan

12
refleksi terhadap hasil proyek, analisis dan evaluasi dari proses-proses

belajar.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project Based Learning model)

a. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning model)

Abidin (2007) menyatakan kelebihan model ini adalah:

1) Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak

memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.

2) Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi

otentik secara disiplin.

3) Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang

penting baginya.

4) Teknologi terintegrasi sebagai sarana untuk penemuan, kolaborasi,

dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam

cara-cara baru.

5) Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan

mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas

geografis atau bahkan melompat zona waktu.

13
Kelebihan model ini juga dikemukakan oleh MacDonell (Abidin,

2007) bahwa model ini diyakini mampu meningkatkan kemampuan

dalam hal:

1) Mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan menginterpretasikan

informasi (visual dan tekstual) yang mereka lihat, dengar, atau baca.

2) Membuat rencana penelitian, mencatat temuan, berdebat, berdiskusi,

dan membuat keputusan.

3) Bekerja untuk menampilkan dan mengontruksi informasi secara

mandiri.

4) Berbagi pengetahuan dengan orang lain, bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, dan mengakui bahwa setiap orang

memiliki keterampilan tertentu yang berguna untuk proyek yang

sedang dikerjakan.

5) Menampilkan semua disposisi intelektual dan sosial yang penting

dibutuhkan untuk memecahkan masalah dunia nyata.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning model)

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa kelemahan, di

antaranya adalah:

a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal

maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan

14
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode

ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para

guru belum disiapkan untuk pembelajaran metode ini.

c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak

didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang

diperlukan.

d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan

pokok unit yang dibahas.

B. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian IPA

Definisi sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui

pembelajaran dan pembuktian, atau pengetahuan yang melingkupi suatu

kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi yang didapatkan dan

dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah

sistem untuk mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan ilmu

pengetahuan yang terdiri dari sosial science (ilmu pengetahuan sosial) dan

natural science (ilmu Pengetahuan Alam). Yang dalam perkembangannya

science diterjemahkan sebagai Sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan

etimologi (Trianto, 2008).

15
IPA adalah keseluruhan cara berfikir untuk memahami gejala alam,

sebagai suatu cara penyelidikan tentang kejadian alam, dan sebagai batang

tubuh keilmuan yang diperoleh dari suatu penyelidikan. Pendidikan IPA

dengan demikian akan mengajak peserta didik untuk semakin dekat dengan

alam tempat ia berpijak Supriyadi (2003).

Objek kajian pendidikan IPA berada pada berbagai

persoalan/fenomena alam. Objek kajian IPA adalah segala fenomena

lingkungan (alam) yang berujud titik kecil hingga alam raya yang sangat

besar. IPA menurut Depdiknas (2003) merupakan cara mencari tahu tentang

alam semesta secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan Jadi karakteristik IPA

yang kemudian membedakannya dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah

bahwa IPA ditempuh melalui berbagai penemuan proses empiris secara

berkelanjutan yang masing-masing akan memberi kontribusi dengan berbagai

jalan untuk membentuk sistem unik yang disebut IPA.

Menurut Kardi dan Nur (Trianto, 2010) IPA adalah ilmu yang

mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi dan di

luar angkasa,baik yang dapat diamati dengan indera maupun yang tidak dapat

diamati dengan indera. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat

baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam dan isinya

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

16
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan

IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah.

IPA menurut Depdiknas (2003) merupakan cara mencari tahu tentang

alam semesta secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan Jadi karakteristik IPA

yang kemudian membedakannya dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah

bahwa IPA ditempuh melalui berbagai penemuan proses empiris secara

berkelanjutan yang masing-masing akan memberi kontribusi dengan berbagai

jalan untuk membentuk sistem unik yang disebut IPA.

IPA menuntut kecerdasan dan ketekunan, dalam mencari jawaban

suatu persoalan didasarkan atas pertimbangan rasional dan objektivitas

dengan melalui observasi atau kegiatan eksperimen untuk memperoleh data

yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Rulianda (2014) mengemukakan beberapa tujuan pembelajaran IPA di

SD sebagai berikut:

17
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari

3. Mengembangkan rasa ingi tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesdaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghagai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperolah bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan kejenjang berikutnya.

3. Pembelajaran IPA di Kelas V SD

Alat Pernapasan Manusia

Apakah bernapas itu? Bernapas adalah proses menghirup oksigen (O2)

dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Cobalah kamu tarik napas dan

hembuskan! Rasakan aliran udara yang kamu hirup dan hembuskan itu!

Alat-alat apa yang dilalui oleh udara tersebut? Udara yang kamu hirup pada

18
saat bernapas masuk melalui rongga hidung, dilanjutkan ke tenggorok, dan

masuk ke dalam paru-paru (Maryanto P, 2009).

Proses apakah yang terjadi pada alat-alat tersebut?

Saluran pernapasan manusia

a. Rongga hidung

Udara yang kita hirup akan masuk ke dalam rongga hidung. Di

dalam rongga hidung, udara pernapasan akan mengalami berbagai

perlakuan. Udara akan disaring terlebih dahulu oleh rambut-rambut

hidung dan selaput lendir. Udara juga mengalami penyesuaian suhu dan

diatur kelembabannya ketika berada di dalam rongga hidung. Bernapas

sebaiknya dilakukan dengan rongga hidung. Jika kita bernapas melalui

mulut, udara tidak akan disaring. Udara kotor akan masuk dan

menyebabkan gangguan pernapasan.

b. Tenggorok

Udara yang masuk ke rongga hidung diteruskan ke batang

tenggorok (trakea). Batang tenggorok tersusun atas tulang-tulang rawan

19
yang kemudian bercabang dua. Cabang batang tenggorok dinamakan

bronkus. Cabang batang tenggorok yang satu menuju paru-paru kanan

dan yang satu lagi menuju paru-paru kiri. rongga hidung

c. Paru-paru

Paru-paru kita terletak di dalam rongga dada di atas diafragma.

Apakah diafragma itu? Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan

rongga perut. Manusia mempunyai sepasang paru-paru, yaitu paru-paru

kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir dan

paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput

tipis, yaitu pleura. Di dalam paru-paru, cabang batang tenggorok

(bronkus) membentuk percabangan, yaitu bronkiolus. Bronkiolus

berhubungan langsung dengan gelembung-gelembung yang terdapat di

paru-paru (alveolus).

Di dalam alveolus terjadi pertukaran antara oksigen (O2) dengan

karbon dioksida (CO2). Oksigen dibawa darah dan diedarkan ke seluruh

jaringan tubuh untuk membantu proses pembakaran sari-sari makanan

20
(oksidasi). Proses pembakaran ini akan menghasilkan energi yang kita

butuhkan untuk melakukan kegiatan. Sisa proses oksidasi berupa karbon

dioksida dan uap air. Sisa proses oksidasi itu dibawa darah masuk ke alveolus

kemudian dilepaskan keluar melalui hidung.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan perubahan – perubahan tingkah laku

sebagai suatu proses belajar. Tingkah laku sebahai hasil belajar dalam pengetian

yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotorik. Oleh sebab itu dalam

penilaian hasil belajar siswa, peranan instruksional yang berisi rumusan

kemampuan dan tingka laku yang dinginkan dikuasai siswa menjadi unsur yang

perting sebagai dasar acuan penilaian.

Belajar adalah proses mental yang terjadi pada diri seseorang sehingga

menyebabkan munculnya perbuah perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena

adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari Sanjaya (2006).

Menurut Winataputra (2001) menjelaskan bahwa belajar adalah proses

mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan . seseorang dikatakan

belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu

sendiri tidak dapat di amati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang

bersangkutan (orang sedang belajar). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran

dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manisfestasinya yaitu kegiatan

siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaaan pada diri siswa

tersebut. Selajutnya Winataputra mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

21
berupa perubahan perilaku atau tingka laku. Seseorang yang belajar akan berubah

atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan

motorik, atau pengetahuan nilai (sikap).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sehingga hasil belajar siswa meningkat. Masalah yang didapatkan pada penelitian

tindakan kelas berawal dari kelas yaitu pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru saat mengajar dan

aktivitas siswa di dalam kelas.(Suharsimi, Suhardjono, Supardi, 2012).

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian terstruktur. Penelitian

tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action

22
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya

atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,

melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang

bertujuan untuk meningkatakan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya

melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan

pengembangan profesinya. (Kusnandar, 2011).

B. Lokasi penelitian

Lokasi dalam penelitian ini di SD Inpres Pinasungkulan Utara

C. Rancangan Penelitian

Kemmis dan Mc Taggart (Agib Zainal, 2006) Penelitian tindakan kelas

adalah bentuk penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan

oleh guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh

guru dan siswa serta memperbaiki mutu proses (praktik) dan hasil (produk) dalam

pembelajaran. Dalam penelitian ini mengikuti langkah sebagai berikut: (a)

perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.Alur Penelitian

sebagai berikut:

23
Hasil

Gambar 2. PTK Model Kemmis dam Mc Taggart (Aqib Zainal, 2006)

1. Rencana Tindakan.

Hal – hal yang direncanakan dalam penelitian tentang penerapan

model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan sebagai berikut:

a. Peneliti terlebih dahulu mengunjungi sekolah untuk meminta ijin kepada

kepala sekolah SD Inpres Pinasungkulan untuk melakukan penelitian

tentang pembelajaran IPA siswa di kelas V

b. Peneliti berkolaborasi dengan guru di kelas V dalam penyusunan rencana

pembelajaran (RPP).

c. Menyusunan instrumen penelitian

d. Pelaksanaan tindakan pembelajaran Alat Pernapasan Pada Manusia

24
2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran tentang penerapan model

pengajaran Project Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA

pada materi pernafasan manusia siswa kelas V SD Inpres pinasungkulan.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang dibuat

dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1 Planning (perencanaan)

2 Creating (pengolahan)

3 Processing (mencipta atau implementasi)

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara intensif, objektif, dan sistematis.

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran atau

tindakan tentang penerapan model pembelajaran Project Based Learning

untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi alat pernapasan manusia

siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan.

Pengamatan dimaksudkan untuk mengenali, merekam,

mendokumentasikan semua indikator baik dalam pelaksanaan kegiatan proses

belajar mengajar maupun hasil dari proses pembelajaran juga perubahan-

perubahan yang terjadi baik sebagai akibat dari tindakan terencana maupun

sebagai efek sampingan.

25
Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus pertama

sampai siklus kedua dan apabila belum mendapatkan hasil dengan baik maka

dilanjutkan pada rencana tindakan pada siklus selanjutnya.

4. Refleksi

Tahap refleksi melibatkan kegiatan: menganalisis, mensintesis,

memaknai, menjelaskan, dan menyimpulkan tentang penerapan model

pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA

pada materi alat pernapasan manusia siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan.

Hal-hal yang diperhatikan pada tahap refleksi adalah (1) kesesuaian antara

pelaksanaan tindakan dengan rencana pembelajaran yang dibuat, (2)

kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran, (3) hambatan yang

terjadi selama proses pembelajaran, (4) kemajuan yang telah dicapai oleh

siswa.

D. Subyek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V

SD Inpres Pinasungkulan dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui observasi, data dokumentasi, wawancara yang

dilakukan adalah tanya jawab peneliti dengan siswa setelah kegiatan belajar

mengajar selesai, dan tes hasil belajar tentang penerapan model pembelajaran

Project Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi alat

26
pernapasan manusia siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan. Data yang

terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif dalam satuan hitung persentase

terhadap ketercapaian indikator-indikator setiap fokus masalah.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan pada setiap akhir tindakan pada setiap siklus. Data

yang diperoleh dari hasil observasi dan tes dianalisis dengan perhitungan

presentasi hasil belajar yang dicapai siswa. Penentuan ketuntasan hasil belajar

berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana kemampuan yang

ditargetkan dapat dikuasai siswa dengan cara menghitung proporsi jumlah siswa

yang menjawab benar dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya.

KB = ─ X 100 %

Tt

Keterangan

KB = Ketuntasan belajar

T = Jumlah skor yang dicapai siswa

Tt = Jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika

proporsi jawaban benar siswa mencapai 80 % (Trianto, 2010).

27
.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan penerapan model pembelajaran Project

Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Inpres

Pinasungkulan. Data hasil penelitian diambil dari pelaksanaan siklus 1 dan siklus

2 dengan menggunakan tahap- tahap penelitian yaitu : 1) tahap perencanaan, 2)

tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap observasi, 4) tahap refleksi

Deskripsi data Siklus 1

Tindakan siklus 1 dilakukan pada hari Kamis, 9 Februari 2023 dengan

jumlah siswa 15 orang, pada materi pembelajaran adalah “Alat pernapasan

manusia” dengan mengikuti langkah- langkah model pembelajaran Project Based

Learning

28
1. Perencanaan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 pada proses pembelajaran IPA siswa

kelas V SD Inpres Pinasungkulan pada materi “Alat pernapasan manusia”

dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45 menit.

Pada tahap ini peneliti mempersiapakan pelaksanaan pembelajaran.

Adapun yang dipersiapkan adalah:

1. Berkoordinasi dengan guru kelas

2. Mempersiapkan ruangan kelas

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

4. Mempersiapkan bahan ajar

5. Menyiapkan instrument penilaian (Lembar Penilaian)

6. Membuat lembar observasi

7. Menyiapkan LKPD.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian pembelajaran IPA pada materi “Alat

pernapasan manusia” dilaksanakan dengan mengikuti langkah – langkah

model pembelajaran Project Based Learning sebagai berikut:

Kegiatan Awal

 Kegiatan diawali dengan memberi salam kepada siswa,

 Doa dipimpin oleh seorang siswa selanjutnya absensi

29
 Pengelolaan kelas berupa kesiapan siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar.

 Membagi siswa menjadi 3 kelompok belajar.

Kegiatan Inti

Langkah 1. Planning

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat

menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan dengan

materi pokok yaitu alat pernapasan pada manusia dengan menyebutkan

bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan seperti:

- Paru-paru

- Hidung

- Tenggorokan

 Guru mempersiapkan satu kegiatan seperti merancang proyek dalam

kegiatan membuat berupa alat pernapasan manusia dengan menyiapkan

alat – alat lebih rinci mencakup:

1 Botol bekas

2 Sedotan

3 Solatip

4 Balon

5 Gunting

 Guru melakukan tanya jawab terkait dengan materi yang dipelajari

30
Langkah 2. Creating

 Guru menjelaskan bagaimana cara pembuatan proyek berupa alat

pernapasan manusia dilakukan dengan bekerja sama dalam kelompok.

Cara pembuatannya sebagai berikut:

1 Botol bekas di bagi 2 dan rapihkan

2 Tutup botol dilubangi dengan paku dan masukkan sedotan

3 Sedotan di beri perekat menggunaakan Solatip bagian atas dan

bawah kemudian masukkan balon kecil ke dalam sedotan

4 Rekat kembali balon kecil tersebut dengan solatip

5 Masukkan balon besar yang sudha di potong ke bagian bawah

 Guru membentuk kelompok kerja dalam pelaksanaan proyek dan

memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk merancang

dan mengembangkan gagasan-gagasan proyek dan melakukan

laporan investigasi

Langkah 3. Processing

 Guru memberikan kesempatan kepada kelompok 2 untuk

mempresentasikan laporan (produk) terakhir karena persiapan bahan

yang disiapkan belum lengkap seperti lupa menyediakan bahan

Solatip.

 Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk

mempresentasikan laporan (produk) baik secara lisan maupun tulisan.

31
 Guru menugaskan kelompok lain untuk memperhatikan presentasi dan

mencatat hal penting dari hasil presentasi kelompok penyaji

 Guru memberikan kesempatan siswa dan siswa melakukan tanya

jawab berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil presentasi

kelompok penyaji

 Guru memberikan penguatan terhadap hasil presentasi setiap

kelompok dan membuat kesimpulan atas pertanyaan – pertanyaan

siswa.

Kegiatan Akhir

 Membagikan LKPD untuk dikerjakan siswa

 Memeriksa LKPD

 Guru memberikan tugas rumah berupa membuat proyek berupa alat

pernapasan manusia sebagai latihan.

 Menutup pelajaran di akhiri dengan berdoa

3. Observasi

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh guru dengan mengamati

pelaksanaan pembelajaran IPA siswa kelas V melalui lembar observasi.

Berdasarkan hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa:

1. Pada langkah 1 dalam proses pembelajaran guru memberikan kesempatan

siswa untuk mengamati gambar di laptop tentang bagian tubuh manusia

yang berperan sebagai pernapasan, namun gambar yang dilihat siswa tidak

32
jelas karena kecil dan buram serta waktu yang diberikan guru terlalu

sedikit sehingga siswa sulit membuat produk tentang alat pernapasan

manusia.

2. Pada langkah 2 dimana sebelum proses pembelajaran guru belum

memeriksa persiapan siswa berupa bahan-bahan dalam kegiatan membuat

produk tentang alat pernapasan manusia. Ternyata ada kelompok yang

lupa mempersiapkan salah satu bahan yang akan di gunakan dalam

praktek tersebut.

3. Guru tidak menyeluruh memperhatikan siswa dalam kelompok sehingga

beberapa siswa tidak serius dalam tugas kelompok.

4. Berdasarkan hasil evaluasi melalui LKPD dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I

Siklus I

Butir Soal Tuntas Belajar

Nama 1 2 3 4 5 Jumlah

No siswa 10 20 20 20 30 100 Tuntas Belum

1 CM 10 20 20 20 10 80 √

2 JK 10 10 20 20 10 70 √

3 ES 10 10 10 10 10 50 √

33
4 KM 10 20 20 10 10 70 √

5 SM 10 20 20 20 10 80 √

6 WS 10 20 20 10 - 60 √

7 BR 10 20 20 20 10 80 √

8 MM 10 20 10 - 10 50 √

9 CK 10 20 10 10 10 60 √

10 DW 10 20 10 10 10 60 √

11 FK 10 20 20 10 10 70 √

12 JS 10 20 20 10 20 80 √

13 HK 10 10 - 20 20 60 √

14 JL 10 10 20 10 10 60 √

15 ES 10 20 20 20 20 90 √

Jumlah 150 260 240 200 170 1020

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar yang didapat sebagai berikut:

KB = ─ X 100 %

Tt

1020

= ─ X 100 % = 68%

1500

34
4. Refleksi

Hasil observasi pada pelaksanaan tentang penerapan model

pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan perlu dilakukan perbaikan dalam

proses belajar mengajar baik guru maupun siswa, seperti:

1. Pada Langkah I guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengamati gambar di laptop walaupun kecil dan buram tentang bagian

tubuh manusia yang berperan sebagai pernapasan dan waktu yang

diberikan guru hanya sedikit sehingga siswa sulit membuat produk

tentang alat pernapasan manusia.

2. Pada langkah 2 sebelum proses pembelajaran guru belum memeriksa

persiapan siswa berupa bahan-bahan dalam kegiatan membuat produk

tentang alat pernapasan manusia pada salah satu kelompok.

3. Perhatian guru tidak menyeluruh sehingga beberapa siswa ada yang tidak

serius dalam tugas kelompok.

Dengan demikian berdasarkan permasalahan yang ditemui pada

tindakan pembelajaran siklus 1, maka peneliti perlu berdiskusi dengan guru

kelas dan kepala sekolah untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran

tindakan siklus 2.

35
Deskripsi Data Siklus 2

Tindakan siklus 2 dilakukan pada hari Kamis, 16 Februari 2023 dengan

jumlah siswa 15 orang. Materi pembelajaran adalah “Alat pernapasan manusia”

dengan mengikuti langkah- langkah model pembelajaran Project Based Learning.

1. Perencanaan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 pada proses pembelajaran IPA siswa

kelas V SD Inpres Pinasungkulan pada materi “Alat pernapasan manusia”

dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45 menit.

Pelaksanaan pembelajaran mengikuti langkah- langkah model

pembelajaran Project Based Learning. Hal lain yang perlu disiapkan adalah:

1. Berkoordinasi dengan guru kelas

2. Mempersiapkan ruangan kelas

3. Mempersiapkan bahan ajar

4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

5. Menyiapkan bahan untuk pembuatan alat pernapasan manusia berupa:

- Botol bekas

- Sedotan

- Solatip

- Balon

- Gunting

36
6. Menyiapkan instrument penilaian (Lembar Penilaian)

7. Membuat lembar observasi

8. Menyiapkan LKPD

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian pembelajaran IPA pada materi “Alat

pernapasan manusia” dilaksanakan dengan mengikuti langkah – langkah model

pembelajaran Project Based Learning.

Kegiatan Awal

 Kegiatan diawali dengan memberi salam kepada siswa,

 Doa dipimpin oleh seorang siswa selanjutnya absensi

 Pengelolaan kelas berupa kesiapan siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar.

 Membagi siswa menjadi 4 kelompok belajar.

Kegiatan Inti

Langkah 1. Planning

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat

menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan dengan

materi pokok yaitu alat pernapasan pada manusia dengan menyebutkan

bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan seperti:

37
- Paru-paru

- Hidung

- Tenggorokan

 Guru mempersiapkan satu kegiatan seperti merancang proyek dalam

kegiatan membuat berupa alat pernapasan manusia dengan menyiapkan

alat – alat lebih rinci mencakup:

1 Botol bekas

2 Sedotan

3 Solatip

4 Balon

5 Gunting

 Guru melakukan tanya jawab terkait dengan materi yang dipelajari

Langkah 2. Creating

 Guru menjelaskan bagaimana cara pembuatan proyek berupa alat

pernapasan manusia dilakukan dengan bekerja sama dalam kelompok.

Cara pembuatannya sebagai berikut:

1 Botol bekas di bagi 2 dan rapihkan

2 Tutup botol dilubangi dengan paku dan masukkan sedotan

3 Sedotan di beri perekat menggunaakan Solatip bagian atas dan

bawah kemudian masukkan balon kecil ke dalam sedotan

4 Rekat kembali balon kecil tersebut dengan solatip

38
5 Masukkan balon besar yang sudha di potong ke bagian bawah

 Guru membentuk kelompok kerja dalam pelaksanaan proyek dan

memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk merancang

dan mengembangkan gagasan-gagasan proyek dan melakukan

laporan investigasi

Langkah 3. Processing

 Sebelum kegiatan setiap kelompok mempresentasikan laporan

(produk) berupa mendemonstrasikan bagaimana membuat alat

pernapasan di depan kelas, guru memeriksa semua peralatan yang

akan digunakan setiap kelompok dalam presentasi.

 Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk

mempresentasikan laporan (produk) baik secara lisan maupun tulisan.

 Guru menugaskan kelompok lain untuk memperhatikan presentasi dan

mencatat hal penting dari hasil presentasi kelompok penyaji

 Guru memberikan kesempatan siswa dan siswa melakukan tanya

jawab berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil presentasi

kelompok penyaji

 Guru memberikan penguatan terhadap hasil presentasi setiap

kelompok dan membuat kesimpulan atas pertanyaan – pertanyaan

siswa.

39
 Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil produk siswa

berupa alat pernapasan manusia sebagai hasil kerja kelompok

Kegiatan Akhir

 Membagikan LKPD untuk dikerjakan siswa

 Memeriksa LKPD

 Guru memberikan tugas rumah berupa membuat proyek berupa alat

pernapasan manusia sebagai latihan.

 Menutup pelajaran di akhiri dengan berdoa

3. Observasi

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh guru dengan mengamati

pelaksanaan pembelajaran IPA siswa kelas melalui lembar observasi.

Berdasarkan hasil yang ditemukan baik proses pembelajaran yang dilakukan

guru maupun kegiatan siswa dalam proses belajar menunjukkan bahwa:

1. Guru mampu dalam menerapkan model pembelajaran Project Based

Learning hal ini nampak pada setiap langkah pembelajaran menunjukkan

bahwa semua siswa mampu dalam mengamati gambar di papan tulis

tentang bagian tubuh manusia yang berperan sebagai pernapasan sehingga

dengan mudah siswa membuat produk tentang alat pernapasan manusia.

2. Kegiatan belajar siswa dalam diskusi kelompok menunjukkan adanya

kerja sama dalam menyelesaikan suatu produk berupa membuat alat

pernapasan manusia.

40
3. Bimbingan dan motivasi guru sangat membantu siswa dalam proses

pembelajaran terutama dalam penyelesaian tugas siswa. Guru mampu

menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa sehingga

semua siswa menjadi aktif dan kreatif.

4. Berdasarkan hasil evaluasi melalui LKPD dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus II

Siklus II

Butir Soal Tuntas Belajar

Nama 1 2 3 4 5 Jumlah

No siswa 10 20 20 20 30 100 Tuntas Belum

1 CM 10 20 20 20 20 90 √

2 JK 10 10 20 20 20 80 √

3 ES 10 20 20 10 20 80 √

4 KM 10 20 20 20 10 80 √

5 SM 20 10 20 20 20 90 √

6 WS 10 20 20 10 20 80 √

7 BR 10 20 10 20 20 80 √

8 MM 10 20 20 10 20 80 √

9 CK 10 20 20 20 10 80 √

10 DW 10 20 20 10 20 80 √

11 FK 10 20 20 10 20 80 √

41
12 JS 10 20 20 10 20 80 √

13 HK 10 10 20 20 20 80 √

14 JL 10 20 20 20 10 80 √

15 ES 10 20 20 20 20 90 √

Jumlah 160 270 290 240 270 1230

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar yang didapat sebagai berikut:

KB = ─ X 100 %

Tt

1230

= ─ X 100 % = 82%

1500

4. Refleksi

Berdasarkan data pada tahap refleksi peneliti berhasil meningkatkan

hasil belajar siswa dengan mencapai nilai yang memuaskan yaitu 82% dengan

demikian bahwa penelitian dengan judul penerapan model pembelajaran

Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V

SD Inpres Pinasungkulan. Dengan demikian tidak perlu lagi dilanjutkan pada

tindakan siklus selanjutnya.

B. Pembahasan

42
Dalam kegiatan belajar mengajar selalu diupayakan tercapainya tujuan

pembalajaran. Namun dengan melihat kondisi dan kenyataan yang ada, sering

kali tujuan pembelajaran tersebut tidak berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

kesulitan dalam memahami pembelajaran IPA. Disinilah peran guru sangat

dibutuhkan, dimana guru harus mampu memilih model pembelajaran yang

tepat dan tentu saja cocok dengan materi yang akan diajarkan serta

mempersipakan alat peraga yang mampu memberi kesan kongkrit bagi siswa

sehingga siswa akan merasa senang dan tertarik dengan proses belajar

mengajar yang dialami.

Dari pelaksanaan tindakan belajar mengajar yang dilakukan dengan

model pembelajaran project based learning menunjukkan kemajuan yang

cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai selama pelaksanaan

pembelajaran dimana siswa terlihat tertarik dan senang mengikuti pelajaran,

mampu bekerja sama serta lebih mampu menghargai pendapat dari siswa yang

lain. Selain itu apabila dilihat dari hasil tes siswa selama tindakan siklus I dan

siklus II, juga menunjukkan kemajuan yang sangat memuaskan. Karena dari

hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi siswa secara

keseluruhan.

Peningkatan prestasi ini dapat terlihat jelas melalui hasil capaian

evaluasi siswa pada siklus I dan siklus II yang terlihat pada tabel berikut.

43
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Siklus I Dan Siklus II

Jumlah skor Jumlah Analisis Hasil (%)

No SIKLUS yang diperoleh skor total data

siswa

1020
1 SIKLUS I 1020 1500 68%
1500

1230
2 SIKLUS II 1230 1500 82 %
1500

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan

bahwa melalui penerapan model Project Based Learning mampu meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Pinasungkulan.

44
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti

mempunyai saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah, disarankan agar perlu mendukung dengan sosialisasi dengan

bijaksana kepada guru-guru yang lain, untuk mendorong para guru menguasai

teknik pembelajaran ini, dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam

proses pembelajaran.

2. Diharapkan guru di SD Inpres Pinasungkulan dapat menerapkan model

pembelajaran Project Based Learning sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa di kelas V dan pada mata pelajaran IPA dengan materi yang

lain.

3. Siswa-siswa diharapkan lebih aktif dan percaya diri dalam proses

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2015. Pembelajaran Multi Literasi. Bandung: Refika Aditama.

Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo

Anitah Sri W. 2007. Strategi Pembelajaran Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqip Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Asan, A dan Haliloglu, Z. 2005. Implementing Project Based Learning In Computer

Classroom. The Turkish Online Journal of Educational Technology –

45
TOJET, volume 4 Issue 3. http: //www.tojet.net/articles/ 4310.doc.Diakses

3-4-2008

Diknas 2006. Tujuan Pembangunan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Dimyanti M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hernawan A.H, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka

KTSP. 2007. Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdikbud

Maryanto P, 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5 : Untuk SD/MI Kelas 5 /Tim Penulis.

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,2009.

Meyer, 1935. Model Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara

Richard. 2001. Classroom Instructional Management. New York: The Mc Graw-Hill

Company

Trianto 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Prenada

Media Group

Trianto, 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas. Jakarta : Cerdas

Pustaka Publisher.

UU RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra

Umbara.

46
47

Anda mungkin juga menyukai