Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tn.B DENGAN HIPERTENSI DI RT 01 RW 04 TEMBALANG


SEMARANG

SAFITRI ZUMMY AFIYATI


P1337420614043

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
UPAYA MENGATASI HIPERTENSI PADA LANSIA

A. TOPIK
Upaya mengatasi Hipertensi pada lansia
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit Tn.B diharapkan mampu memahami
tentang hipertensi dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Tn.B mampu :
1. Mengetahui tentang pengertian hipertensi
2. Mengetahui tentang penyebab hipertensi
3. Mengetahui tentang upaya mengatasi hipertensi
4. Memahami penyakit – penyakit yang ditimbulkan akibat hipertensi
C. SASARAN
Tn.B
D. METODE PEMBELAJARAN
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. MEDIA PEMBELAJARAN
Lembar balik
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga


1. 5 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Mendengarkan
 Mengucapkan salam.
 Mendengarkan
 Menjelaskan nama dan akademi.
Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan  Menjawab

kesehatan.
 Menanyakan kesiapan keluarga.
2. 25 menit Pelaksanaan :  Mendengarkan
 Bertanya
 Penyampaian materi
1. Pengertian hipertensi.
2. Penyebab hipertensi.
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi.
5. Cara mengatasi Hipertensi
 Memberikan kesempatan klien untuk
bertanya mengenai materi yang disampaikan
3. 10 menit Evaluasi:  Menjawab
 Menanyakan kembali hal-hal yang sudah  Memperhatikan

dijelaskan mengenai hipertensi


 Memberikan cara menurunkan tekanan darah
dengan jus timun
4. 5 menit Penutup  Mendengarkan
Menutup pertemuan dengan menyimpulkan Menjawab salam

materi yang telah dibahas.
 Memberikan salam penutup.

G. WAKTU PEMBELAJARAN
Waktu : 08.00-08.30 (30 menit)
Hari/tanggal : Jumat,21 April 2017
Tempat : Rumah Tn.B

H. SETTING TEMPAT

Keterangan

: Tn.B

: Dosen penguji

: Penyuluh
I. MATERI
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. cara mengatasi Hipertensi

J. METODE EVALUASI
Tanya jawab

K. ALAT EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan penyuluh dalam memberikan materi pendidikan kesehatan

b. Media memadai

c. Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang direncanakan

b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
50% pertanyaan dapat dijawab oleh peserta.

Daftar pertanyaan
1. Apa pengertian Hipertensi
2. Makanan apa saja yang harus dihindari
Jawaban dan pertanyaan
1. Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg
2. pasien lupa jawabanya

Lampiran 1
Materi Pendidikan Kesehatan
Hipertensi
A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial, sistol ≥ 140 mmHg dan diastol
≥ 90 mmHg.
Tabel Klasifikasi Hipertensi menurut JNC

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah


Tekanan Darah Sistolik Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi 140-159 atau 90-99
B. Faktor Stadium 1
Hipertensi ≥160 atau ≥100
resiko
Stadium 2
hipertensi
1. Faktor genetik
Peran faktor genetik dibuktikan dengan berbagai kenyataan yang dijumpai
maupun dari penelitian, misalnya kejadian hipertensi primer dijumpai lebih tinggi
3,8 kali pada usia sebelum 50 tahun, pada seseorang yang mempunyai hubungan
keluarga derajat pertama yang hipertensi sebelum usia 50 tahun.
Faktor yang mungkin diturunkan secara genetik antara lain : defek transport Na
pada membran sel, defek ekskresi natrium dan peningkatan aktivitas saraf
simpatis yang merupakan respon terhadap stress (Majid, 2005).
2. Faktor lingkungan
a. Keseimbangan garam
Garam merupakan hal yang amat penting dalam patofisiologi
hipertensi primer. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan
suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Apabila asupan garam
kurang dari 3 gram perhari, prevalensi hipertensi beberapa persen saja,
sedangkan apabila asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi
hipertensi menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung GFR
(glomerula filtrat rate) meningkat. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
kelebihan ekskresi garam (pressure natriuresis) sehingga kembali kepada
keadaan hemodinamik yang normal. Pada penderita hipertensi, mekanisme ini
terganggu dimana pressure natriuresis mengalami “reset” dan dibutuhkan
tekanan yang lebih tinggi untuk mengeksresikan natrium, disamping adanya
faktor lain yang berpengaruh (Majid, 2005).
b. Obesitas
Banyak penyelidikan menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
positif diantara obesitas (terutama upper body obesity) dan hipertensi.
Bagaimana mekanisme obesitas menyebabkan hipertensi masih belum jelas.
Akhir-akhir ini ada pendapat yang menyatakan hubungan yang erat diantara
obesitas, diabetes melitus tipe 2, hiperlipidemia dengan hipertensi melalui
hiperinsulinemia (Majid, 2005).
c. Stress
Hubungan antara stress dan hipertensi primer diduga oleh aktivitas
saraf simpatis (melalui cat hecholamin maupun renin yang disebabkan oleh
pengaruh cathecolamin) yang dapat meningkatkan tekanan darah yang
intermittent. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan
darah menetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada
binatang percobaan dibuktikan, pemaparan terhadap stress membuat binatang
tersebut hipertensi (Majid, 2005).
b. Lain-lain
Faktor-faktor lain yang diduga berperan dalam hipertensi primer rasio asupan
garam, kalium, inaktivitas fisik, umur, jenis kelamin dan ras (Majid, 2005).
Proses degeneratif ialah suatu hal yang identik dengan bertambahnya usia
terutama pada lansia, salah satu sistem organ vital didalam tubuh yang
mengalami proses degeneratif adalah sistem kardiovaskular. Pembuluh darah
merupakan bagian dari sistem kardiovaskular yang sangat rentan sekali
berubah akibat penuaan (Timiras, 2007). Pada lapisan intima yaitu lapisan
terdalam yang terdiri dari sel endotel mengalami proses degeneratif dengan
berkurangnya produksi Nitric Oxide (NO) dan Prostacyclin yang berakibat
pada kekakuan arteri, mengecilnya lumen pembuluh darah dan tingginya
risikoatherosklerosis (Timiras, 2007). Pada lapisan media, berkurangnya
jaringan elastin, deposisi kolagen dan kalsifikasi semakin memperparah
kekakuan arteri dan mengurangi elastisitas (Aronow, 2011).

3. Adaptasi perubahan struktur pembuluh darah


Perubahan adaptasi struktur kardiovaskular, timbul akibat tekanan darah
yang meningkat secara kronis dan juga tergantung dari pengaruh trophic growth
(angiotensin II dan growth hormon) (Majid, 2005).

C. Gejala Hipertensi
o Sakit kepala,
o Perdarahan dari hidung
o Pusing,
o Wajah kemerahan,
o Kelelahan,
o Mual, muntah,
o Sesak nafas,
o Gelisah,
o Pandangan menjadi kabur.

D. Komplikasi Hipertensi
1. Gagal Jantung atau Penyakit Jantung Koroner
Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan semakin lama otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa dan menampung
darah dari paru sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh
lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung.
2. Stroke
Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak terganggu. Otak menjadi
kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke hemoragik (sekitar 20% kasus) timbul saat
pembuluh darah di otak atau di dekat otak pecah. Penyebab utamanya adalah
tekanan darah tinggi yang persisten. Hal ini menyebabkan darah meresap ke ruang
di antara sel-sel otak.
3. Gagal Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan system
penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu
membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah
dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
2. Kebutaan
Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di mata,
sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata yang sensitif
terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular retina. Penyakit ini dapat
menyebabkan kebutaan dan merupakan indikator awal penyakit jantung.
E. Cara Mengatasi Hipertensi
1. Pola Makan yang Baik
a. Mengurangi asupan garam dan lemak tinggi
Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan
darah hingga ke tingkat yang membahayakan. Panduan terkini dari British
Hypertension Society menganjurkan asupan natrium dibatasi sampai kurang
dari 2,4 gram sehari. Jumlah tersebut setara dengan 6 gram garam, yaitu
sekitar 1 sendok teh per hari. Penting untuk diingat bahwa banyak natrium
(sodium) tersembunyi dalam makanan, terutama makanan yang diproses.
Mengurangi asupan garam <100 mmol/hari (2,4 gram natrium atau 6 gram
garam) bisa menurunkan TDS 2-8 mmHg. Lemak dalam diet meningkatkan
risiko terjadinya atherosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan
yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh
secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain
yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah. Mengurangi
diet lemak dapat menurunkan tekanan darah TDS/TDD 6/3 mmHg.
b. Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
Jenis makanan ini sangat baik untuk melawan penyakit hipertensi.
Dengan mengonsumsi sayur dan buah secara teratur dapat menurunkan risiko
kematian akibat hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner, menurunkan
tekanan darah, dan mencegah kanker. Sayur dan buah mengandung zat kimia
tanaman (phytochemical) yang penting seperti flavonoids, sterol, dan phenol,
sayur dan buah dengan teratur dapat menurunkan tekanan darah TDS/TDD
3/1mmHg.
c. Perubahan Gaya Hidup
1) Olahraga teratur
Olahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifat aerobik, karena kedua
sifat inilah yang dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga aerobik
maksudnya olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana
kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh, misalnya jogging, senam,
renang, dan bersepeda. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energy (pembakaran kalori).
Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit perhari
dengan baik dan benar. Salah satu manfaat dari aktivitas fisik yaitu
menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas normal. Contoh dari
aktivitas fisik yang dapat menjaga kestabilan tekanan darah misalnya
turun bus lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira menghabiskan 20
menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan
kira-kira 10 menit berjalan kaki menuju rumah, atau membersihkan rumah
selama 10 menit, dua kali dalam sehari ditambah 10 menit bersepeda, dan
lain-lain. Melakukan olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan
darah sistolik 4-8 mmHg. Latihan fisik isometrik seperti angkat besi dapat
meningkatkan tekanan darah dan harus dihindari pada penderita
hipertensi.Di usia tua, fungsi jantung dan pembuluh darah akan menurun,
demikian juga elastisitas dan kekuatannya. Tetapi jika berolahraga secara
teratur, maka sistem kardiovaskular akan berfungsi maksimal dan tetap
terpelihara.
2) Menghentikan rokok
Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan
menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan
darah meningkat. Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup
yang paling kuat untuk mencegah penyakit kardiovaskular pada penderita
hipertensi.

3) Membatasi konsumsi alcohol


Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan
yang sehat dan bervariasi tidak merusak kesehatan. Namun demikian,
minum alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan
tekanan darah. Pesta minuman keras (binge drinking) sangat berbahaya
bagi kesehatan karena alkohol berkaitan dengan stroke. Wanita sebaiknya
membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 14 unit per minggu dan laki-
laki tidak melebihi 21 unit perminggu.31 Menghindari konsumsi alkohol
bisa menurunkan TDS 2-4 mmHg.
d. Mengurangi Kelebihan Berat Badan
Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan
adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan
dengan yang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya mengalami
hipertensi. Penurunan berat badan pada penderita hipertensi dapat dilakukan
melalui perubahan pola makan dan olahraga secara teratur.38 Menurunkan
berat badan bisa menurunkan TDS 5-20 mmHg per 10 kg penurunan BB.

Anda mungkin juga menyukai