Limfadenitis
Limfadenitis
LIMFADENITIS
I. DEFINISI
Limfadenitis adalah radang yang terjadi pada kelenjar limfa karena infeksi,
merupakan suatu reaksi mikroorganisme yg terbawa oleh limfa dari daerah
yang terinfeksi ke kelenjar limfa regional yg kadang-kadang membengkak.
Definisi lain menyebutkan bahwa peradangan pada satu atau beberapa kelenjar
getah bening. Peradangan tersebut akan menimbulkan hiperplasia kelenjar
getah bening hingga terasa membesar secara klinik. Kemunculan penyakit ini
ditandai dengan gejala munculnya benjolan pada saluran getah bening
misalnya ketiak, leher dan sebagainya. Kelenjar getah bening yang terinfeksi
akan membesar dan biasanya teraba lunak dan nyeri. Kadang-kadang kulit
diatasnya tampak merah dan teraba hangat.
Jenis limfadenitis ada dua yaitu limfadenitis akut dan limfadenitis kronis.
Sedangkan jenis limfadenitis kronis sendiri masih dibagi menjadi menjadi dua
macam yaitu limfadenitis kronis spesifik dan non spesifik atau limfadenitis
tuberkulosis. Cara menentukan penyebab limfadenitis bisa melalui biopsi.
Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit
atau mencocokkan jaringan organ sebelum melakukan transplantasi organ.
Resiko yang dapat ditimpulkan oleh kesalahan proses biopsi adalah infeksi dan
pendarahan. Jenis biopsi yang dilakukan untuk mendeteksi jenis penyakit ini
adalah biopsi jarum yang dilakukan untuk mengetahui keadaan dibawah
jaringan kulit.
II. ETIOLOGI
III. PATOFISIOLOGI
Kelenjar getah bening (KGB) adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh.
Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun
hanya di daerah sub mandibular, ketiak atau lipat paha yang teraba normal
pada orang sehat. Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel
pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen
(protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya.
Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga
dari lokasi kelenjar getah bening akan diketahui aliran pembuluh limfe yang
melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang
dapat membawa antigen dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada
antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan
sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut
sehingga kelenjar getah bening membesar.
Gejala untuk menganalisa apakah terkena penyakit ini adalah kelenjar getah
bening yang terserang biasanya akan membesar dan jika diraba terasa lunak
dan nyeri, selain itu gejala klinis yang timbul adalah demam, nyeri tekan, dan
tanda radang. Kulit di atasnya terlihat merah dan terasa hangat,
pembengkakan ini akan menyerupai daging tumbuh atau biasa disebut dengan
tumor. Dan untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merujuk pada
penyakit limfadenitis maka perlu adanya pengangkatan jaringan untuk
pemeriksaan di bawah mikroskop.
V. DIAGNOSIS
Anamnesis
3. Riwayat penyakit
Adanya peradangan tonsil (amandel) sebelumnya mengarahkan
kepada infeksi oleh streptokokus. Adanya infeksi gigi dan gusi dapat
mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob.
Pemeriksaan Fisik
VII. PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan
Pengobatan tergantung dari organisme penyebabnya. Untuk infeksi
bakteri, biasanya diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) atau
intravena (melalui pembuluh darah). Untuk membantu mengurangi rasa
sakit, kelenjar getah bening yang terkena bisa dikompres hangat. Biasanya
jika infeksi telah diobati, kelenjar akan mengecil secara perlahan dan rasa
sakit akan hilang. Kadang-kadang kelenjar yang membesar tetap keras dan
tidak lagi terasa lunak pada perabaan.
b. Pencegahan
Menjaga kesehatan dan kebersihan badan bisa membantu mencegah
terjadinya berbagai infeksi.
VIII. PROGNOSIS
Sjamsuhidajat. R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC.
Jakarta.
Tanto, Chris, Frans Liwang, Sonia Hafiati dkk 2016, Kapita Selekta Kedokteran
Edisi IV, Media Aesculapius, Jakarta