Anda di halaman 1dari 3

Bukan Besarnya Dosa tetapi Kepada Siapa Bermaksiat

Terkadang setan membisikkan kepada kita agar meremehkan dosa walaupun kecil. Kita
merasa tidak apa-apa melakukan dosa ini, karena itu “hanya” dosa kecil dan bukan
merupakan dosa besar. Hendaknya kita perhatikan nasehat ulama bahwa bukan besar-
kecilnya dosa yang menjadi masalah, akan tetapi kita bermaksiat kepada Allah pencipta
kita. Kita buat permisalan, kepada atasan/bos saja, kita hati-hati sekali, jangan sampai
melakukan kesalahan walaupun kecil. Kita sangat hati-hati ketika melakukan tugas dari
atasan/bos. Tentu kita harus sangat-sangat hati-hati jika bermaksiat kepada Allah, Rabb
penguasa semesta alam yang telah menciptakan alam semesta ini.

Bilal bin Sa’ad berkata,

‫ و لكن انظر من عصيت‬,‫ال تنظر إلي صغر المعصية‬


“Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat tetapi lihatlah kepada siapa engkau
bermaksiat.” [Ad-Daa’ wad Dawaa’ hal. 82]

Dosa kecil sangat berbahaya jika diremehkan. Dosa yang kecil yang terus-menerus
dilakukan akan menjadi dosa besar yang berbahaya, terlebih hatinya meremehkan dosa
tersebut. Terdapat ungkapan dari sebagian ulama kita:

‫ار‬ ِ ْ ‫ار َوالَ َك ِبي َْرة َ َم َع‬


ِ ‫اال ْس ِت ْغ َف‬ ِ ْ ‫ص ِغي َْرةَ َم َع‬
َ ‫اال ْس ِت ْم َر‬ َ َ‫ال‬
“Tidak ada dosa kecil apabila dilakukan terus-menerus, tidak ada dosa besar apabila
diiringi dengan istighfar.”

Bagaimanapun juga, dosa yang kita lakukan besar atau kecil tetap akan membuat hati kita
menjadi sakit bahkan mati.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َﻉَﺰَنَو َﺏاَت ْنِﺈَﻓ ُﺀاَﺩْﻮَس ٌ َةﺘْﻜُن ِﻪِﺒْﻠَﻗي ِﻓ َﺖِﻜُنا ًﺒْنَﺫ َﺐَنْﺫَﺃا َﺫِإ َﻦِمْﺆُﻤْلا َّنِإ‬
‫ﻞﻘُص َﺮَفْغَﺘْساَو‬ ِ َ ‫َﺮَكَﺫﻱ ِﺬَّلا ُناَّﺮال َﻚِلَﺬَﻓ ُﻪَﺒْﻠَﻗ َﻮُﻠْعَتﻰ َّﺘَﺣ ْتَﺩاَﺯ َﺩاَﺯ ْنِإَو ُﻪُﺒْﻠَﻗ‬
‫ ِنﺁْﺮُﻘْلي اِﻓ َّﻞَﺟَو َّﺰَع ُﻪَّﻠال‬: ‫َن ُﻮﺒِﺴْﻜَيﻮا ُناَكا َم ْﻢِﻬِبﻮُﻠُﻗﻰ َﻠَع َناَر ْﻞَبا َّﻠَك‬
” Sesungguhnya seorang mukmin, jika melakukan satu perbuatan dosa, maka ditorehkan
di hatinya satu titik hitam. Jika ia bertaubat, berhenti dan minta ampun, maka hatinya akan
dibuat mengkilat (lagi). Jika semakin sering berbuat dosa, maka titik-titik itu akan
bertambah sampai menutupi hatinya. Itulah” raan” yang disebutkan Allah ta’ala, ‘sekali-kali
tidak akan tetapi itulah” raan” yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an’ ”. (HR. Ahmad,
hasan)

Terkait dengan melakukan dosa juga, ada hal penting yang kita ketahui agar kita semua
benar-benar takut ketika akan melakukan sebuah maksiat yang tentu merugikan diri
sendiri dan bisa jadi orang lain, yaitu bahwa maksiat ini akan mendatangkan maksiat
selanjutnya, akan menyebabkan kita cenderung melakukan maksiat selanjutnya.

Inilah yang dimaksudkan bahwa suatu keburukan akan membawa keburukan selanjutnya.
Allah berfirman,

‫اَﻬُﻠْﺜِم ٌ َةﺌِّﻴَس ٍةَﺌِّﻴَس ُﺀاَﺰَﺟَو‬


“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.” (QS. Asy-Syura: 40)

Demikian juga Ibnu Abbas menjelaskan bahwa jangan pernah merasa aman ketika telah
melakukan maksiat karena bisa jadi akan melakukan maksiat selanjutnya yang lebih
besar. Beliau berkata,

‫ ولﻤا يﺘﺒع الﺬنﺐ ﺃعﻈﻢ مﻦ‬،‫ ال تﺄمﻦ مﻦ سﻮﺀ عاﻗﺒﺘﻪ‬،‫يا صاﺣﺐ الﺬنﺐ‬
‫الﺬنﺐ إﺫا عﻤﻠﺘﻪ‬
“Wahai pelaku dosa, janganlah merasa aman dari jeleknya akibat dosa, karena dosa yang
lebih besar bisa jadi mengiringinya/mengikutinya, lebih besar dari dosa yang telah engkau
lakukan (sekarang).” (Hilyatul Auliya’ no. 1180)

Semoga kita dijauhkan dari berbagai dosa baik dosa besar maupun dosa kecil, karena
maksiat yang kita lakukan ini menjadi sebab kesusahan, musibah dan bencana yang turun
kepada kita.

Allah berfirman,
ٍ ‫ت ﺃ َ ْيﺩِي ُك ْم َو َي ْعفُوا َعن َك ِث‬
‫ير‬ َ ‫صي َب ٍة ﻓَ ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ ‫َو َمآﺃ‬
ِ ‫صا َب ُكم ِ ّمن ُّم‬
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
(QS. Asy-Syuraa :30)

Demikian semoga bermanfaat

@ Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Anda mungkin juga menyukai