Ikhtisar
Henti Jantung Mendadak, mengacu pada kematian yang tidak terduga dari penyebab
kardiovaskular pada seseorang dengan atau tanpa penyakit jantung yang sudah ada
sebelumnya.1 Penyakit arteri koroner yang sudah ada sebelumnya dan gejala sisa (misalnya,
iskemia miokard akut, jaringan parut dari infark miokardial sebelumnya, gagal jantung)
termanifestasi pada 80% henti jantung. Kardiomiopati hipertrofi dan dilatasi noniskemik
merupakan jumlah terbesar kedua kematian jantung mendadak, sedangkan gangguan jantung
lainnya seperti penyakit jantung kongenital dan kelainan genetik lainnya menyumbang 5%
hingga 10% insiden henti jantung mendadak. 2
Di seluruh dunia, insiden henti jantung bervariasi dari 28,3 per 100.000 orang-
tahun di Asia menjadi 54,6 per 100.000 orang-tahun di Amerika Utara.3 Di Eropa, tingkat
kejadian bervariasi dari 28 hingga 244 per 100.000 orang-tahun, rata-rata pada 84 per 100.000
orang-tahun. Menurut Pusat Pengendalian dan Pre Penyakit Korea survei vensiasi (proyek
CAVAS), tingkat insiden henti jantung mendadak di Korea adalah 39,3 per 100.000 orang pada
tahun 2006, dengan tingkat kelangsungan hidup 2,4% menjadi 3,6% pada tahun 2007.5 Tingkat
Kelangsungan hidup secara keseluruhan adalah 3,7% untuk upaya resusitasi akibat henti
jantung mendadak dari 2006 hingga 2010 di Korea,5 hasil yang sangat buruk jika dbandingkan
dengan Amerika Utara (7,9% -11,4%), Eropa (10,7%), dan Jepang (12%) selama periode yang
sama menggunakan data Resuscitation Outcome Consortium (ROC). 5,6
Daftar Pustaka
1. Zipes DP, Rubart M. Neural modulation of cardiac arrhythmias and sudden death.
Heart Rhythm. 2006;3:108 –113.
2. Rubart M, Zipes DP. Mechanisms of sudden death. J Clin Invest. 2005; 115:2305–
2315.
3. Buanes, eirik alnes. Cardiac arrest in a community: epidemiology, treatment, and
outcome. 2017.
4. Nolan, jerry p., et al. Incidence and outcome of in-hospital cardiac arrest in the United
Kingdom National Cardiac Arrest Audit. Resuscitation, 2014, 85.8: 987-992.
5. Yang, hyuk jun, et al. Epidemiology and outcomes in out-of-hospital cardiac arrest: a
report from the nedis-based cardiac arrest registry in korea. Journal of korean medical
science, 2015, 30.1: 95-103.
6. Iwami T, Nichol G, Hiraide A, Hayashi Y, Nishiuchi T, Kajino K, Morita H, Yukioka
H, Ikeuchi H, Sugimoto H, et al. Continuous improvements in “chain of survival”
increased survival after out-of-hospital cardiac arrests: a large-scale population-based
study. Circulation 2009; 119: 728-34.
7. Hasselqvist-ax, ingela, et al. Early cardiopulmonary resuscitation in out-of-hospital
cardiac arrest. New england journal of medicine, 2015, 372.24: 2307-2315.
8. Shao, fei, et al. Incidence and outcome of adult in-hospital cardiac arrest in beijing,
china. Resuscitation, 2016, 102: 51-56.
9. Kragholm, kristian, et al. Bystander efforts and 1-year outcomes in out-of-hospital
cardiac arrest. New england journal of medicine, 2017, 376.18: 1737-1747.
10. Hulleman M, Berdowski J, de Groot JR, van Dessel PFHM, Borleffs CJW, Blom MT,
Bardai A, de Cock CC, Tan HL, Tijssen JGP, Koster RW. Implantable cardioverter-
defibrillators have reduced the incidence of resuscitation for out-of-hospital cardiac
arrest caused by lethal arrhythmias. Circulation. 2012;126:815– 821.