Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM NASIONAL

> 80% Terpenuhi


STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN , ELEMEN PENILAIAN 20-79% Terpenuhi sebagian
< 20% Tidak terpenuhi
SASARAN I: PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTAPENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI

Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya.

Standar 1.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK

Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif, melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah
(BBLR)

Maksud dan TujuanStandar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2


Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu hamil dan melahirkan, maka proses antenatal care, persalinan dan perawatan bayi harus
dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara
terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di tingkat
Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan
angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) melaksanakan dan menerapkanstandar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
b) mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam)
e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif
f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah sakit sayang ibu dan bayi, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan
metode kangguru, dan SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK (lihat juga PAP 3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan pelayanan PONEK 24 jam
k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung
l) pembentukan tim PONEK
m) tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipindahkan
o) pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan
p) pelaporan dan analisis meliputi :
1. angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)
2. angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)
3. angka kematian ibu dan bayi
4. kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir

Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .1. Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
 Pimpinan RS  rumah sakit melaksanakan PONEK 24 0  Kebijakan/ Pedoman/ Panduan
Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan
 Ketua dan anggota Tim jam 5 tentang :
PONEK 24 jam di rumah sakit dan ada
1 PONEK 10 a. Pelayanan Kesehatan Maternal
rencana kegiatan PONEK dalam perencanaan
 Kepala unit kerja dan dan Neonatus
rumah sakit. (R)
pelaksana PONEK (tenaga b. Penyelenggaraan PONEK 24 jam
medis, keperawatan, farmasi,  Proses penyusunan rencana rumah sakit 0 di Rumah Sakit
Ada bukti keterlibatan pimpinan rumah sakit gizi dsb.) untuk melaksanakan PONEK 5 c. Rawat Gabung Ibu dan Bayi
2
di dalam menyusun kegiatan PONEK. (D,W) 10 d. Inisiasi Menyusui Dini dan ASI
Eksklusif
 Pelaksanaan PONEK 24 Jam 0 e. Perawatan Metode Kangguru
Ada bukti upaya peningkatan kesiapan rumah
5 pada BBLR
sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
3 10 f. Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi
obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan
kegawat daruratan (PONEK 24 Jam). (D,W) g. Pelaksanaan Rujukan

 Pelaksanaan rujukan 0 Program :


Ada bukti pelaksanaan rujukan dalam rangka 5
4
PONEK (lihat juga ARK.5). (D,W)  Rencana Strategi
10  Rencana Kerja & Anggaran
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi 0  Program Unit Kerja terkait
Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan
5
5 evaluasi program rumah sakit sayang ibu dan Dokumen implementasi :
10
bayi (RSSIB). (D,W) a. Laporan kegiatan
 Laporan kegiatan 0 b. Sertifikasi pelatihan PONEK
Ada bukti pelaporan dan analisis yang c. MoU Rujukan dengan RS Rujukan
5
6 meliputi 1 sampai dengan 4 di maksud dan d. Notulen rapat
10
tujuan. (D,W)
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .1.1 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
 Pembentukan Tim/Panitia PONEK, 0  SK Direktur Rumah
pengorganisasian, pedoman kerja, 5 tentangPembentukan Tim PONEK
Ada bukti terbentuknya tim PONEK dan
1 program kerja, monitoring dan evaluasi 10
program kerjanya. (R)
pelaksanaannya Program :
 Rencana Strategi
0  Rencana Kerja & Anggaran
 Pelaksanaan pelatihan untuk  Program Unit Kerja terkait
2 Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK. (D,W) 5
meningkatkan PONEK  Pelatihan Tim PONEK
10
Ada bukti pelaksanaan program tim PONEK.  Program kerja Tim PONEK
3 Dokumen implementasi :
(D,W)
 Laporan kegiatan
 Penyusunan regulasi, penyediaan  Sertifikasi pelatihan PONEK
Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi fasilitas dan dukungan pembiayaan  MoU Rujukan dengan RS Rujukan
4
persyaratan untuk PONEK. (D,O,W) dalam RKA serta realisasinya  Notulen rapat

Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .1.2 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Dokumen implementasi :
1 Terlaksananya rawat gabung. (O,W)  Pelaksanaan rawat gabung  Berkas RM
 Laporan kegiatan
 Pelaksanaan IMD dan pemberian ASI 0
Ada bukti RS melaksanakan IMD dan
2. Eksklusif 5
mendorong pemberian ASI Ekslusif. (O,W)
10
Ada bukti pelaksanaan edukasi dan  pelaksanaan edukasi dan perawatan 0
perawatan metode kangguru (PMK) pada bayi metode kangguru (PMK) pada bayi 5
3.
berat badan lahir rendah (BBLR). (D,O,W) berat badan lahir rendah (BBLR) 10

SASARAN II: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

Standar 2
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Maksud dan Tujuan STANDAR .2.


Dalam waktu yang singkat virus human immunodeficiency virus (HIV) telah mengubah keadaan sosial, moral, ekonomi dan kesehatan dunia. Saat ini HIV/AIDS merupakan masalah
kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas global.
Saat ini, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan peningkatan fungsi pelayanan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Kebijakan ini menekankan
kemudahan akses bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga diharapkan lebih banyak
orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) yang memperoleh pelayanan yang berkualitas. Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan standar pelayanan
bagi rujukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:.
• meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT);
• meningkatkan fungsi pelayanan Prevention Mother to Child Transmision (PMTCT);
• meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau bekerjasama dengan RS yang ditunjuk;
• meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO);
• meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko Injection Drug Use (IDU); dan
• meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang meliputi: pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi, pencatatan dan pelaporan

Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .2. Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Adanya regulasi rumah sakit dan dukungan  Pimpinan RS  Penyusunan regulasi, penyediaan 0  SK Direktur Rumah
1 penuh manajemen dalam pelayanan  Ketua dan anggota Tim fasilitas dan dukungan pembiayaan 5 tentangPembentukan Tim HIV/AIDS
penanggulangan HIV/AIDS. (R) HIV/AIDS dalam RKA serta realisasinya 10  Kebijakan/ Pedoman/ Panduan
 Kepala unit kerja dan  Rencana rumah sakit untuk 0
tentang :
Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam pelaksana pelayanan a. Pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO,
2 menyusun rencana pelayanan melaksanakanpelayanan HIV/AIDS 5
HIV/AIDS (tenaga medis, ODHA dengan faktor risiko IDU
penanggulangan HIV/AIDS. (D,W) 10
keperawatan dsb.) dan penunjang di Rumah Sakit
 Lingkup pelayanan HIV/AIDS yang 0 b. Pelaksanaan Rujukan
Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam
menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dilaksanakan, strategi pelaksanaan, 5
3 10 Program :
dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS mekanisme monitoring dan evaluasi,
serta sistem pelaporannya  Rencana Strategi
termasuk pelaporannya. (D,W)
 Rencana Kerja & Anggaran
 Pembentukan Tim/Panitia pelayanan 0
 Pelatihan Tim HIV AIDS
Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS HIV/AIDS, pengorganisasian, 5
4  Pelatihan HIV AIDS pada unit kerja
rumah sakit ( D,W ) operasional, program kerja, monitoring 10
terkait
dan evaluasi pelaksanaannya
Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan  Pelaksanaan pelatihan untuk 0 Dokumen implementasi :
5 kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai meningkatkan pelayanan HIV/AIDS 5 a. Laporan kegiatan
standar. (D,W) 10 b. Sertifikasi pelatihan HIV AIDS
Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada  Pelaksanaan rujukan 0 c. MoU Rujukan dengan RS Rujukan
6 rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang 5
berlaku. (D) 10
Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT,  Pelaksanaan pelayanan VCT, ART, 0
7 IO, ODHA dengan faktor risiko IDU, penunjang PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, 5
sesuai dengan kebijakan. (D) penunjang sesuai dengan kebijakan 10
SASARAN III: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS

Standar 3
Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya melalui kegiatan:
a) promosi kesehatan;
b) surveilans tuberkulosis;
c) pengendalian faktor risiko;
d) penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis;
e) pemberian kekebalan; dan
f) pemberian obat pencegahan

Standar 3.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis

Standar 3.2
Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan

Standar 3.3
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan

Maksud dan Tujuan Standar 3 sampai dengan Standar 3.3.


Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkolosis berupa upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif
dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat , menurunkan angka kesakitan , kecatatan atau kematian, memutuskan penularan mencegah resistensi obat
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat tubekulosis.
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan yang meliputi:
a) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan penularan, penobatan , pola hidup bersih dan sehat
(PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit
b) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan
dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tuberkulosis resistensi obat.
c) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman
pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit
tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit
d) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis. Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasienyang datang kerumah sakit, setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis,
penetapan klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada pedoman nasional pelayanan kedokteran
tuberkulosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturanperundang- undangan.
e) Pemberian kekebalan Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
f) Pemberian obat pencegahan. Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada anak usia dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien
tuberkulosisi aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa tuberkulosis; pupulasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.

Kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang
handal.

Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .3. Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan  Pimpinan RS  Penyusunan regulasi, penyediaan 0 Regulasi :
penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit  Ketua dan anggota Tim DOTS fasilitas dan dukungan pembiayaan 5  Kebijakan/ Pedoman/ Panduan
1 dan ada rencana kegiatan penanggulangan TB dalam RKA serta realisasinya 10 tentang :
tuberkulosis dengan strategi DOTS dalam  Kepala unit kerja dan a. Pelayanan TB dengan Strategi
perencanaan rumah sakit. (R) pelaksana pelayanan DOTS TB DOTS
Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam (tenaga medis, keperawatan,  Lingkup pelayanan DOTS TB yang b. Pelaksanaan Rujukan
0
menetapkan keseluruhan proses/mekanisme farmasi dsb.) dilaksanakan, strategi pelaksanaan,
2 5
dalam program pelayanan tuberkulosis mekanisme monitoring dan evaluasi, Program :
10
termasuk pelaporannya. (D,W) serta sistem pelaporannya  Rencana Strategi
 Leaflet / brosur tentang TB 0  Rencana Kerja & Anggaran
Ada bukti upaya pelaksanaan promosi  Pelatihan Tim DOTS
3 5
kesehatan tentang tuberkulosis. (D,W)
10
 Laporan pelaksanaan surveilans 0 Dokumen implementasi :
Ada bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis a. Laporan kegiatan
4 tuberkulosis 5
dan pelaporannya. (D,W) b. Leaflet/ brosur
10
Ada bukti pelaksanaan upaya pencegahan  Laporan vaksinasi atau pemberian obat 0 c. Sertifikasi pelatihan DOTS
tuberkulosis melalui pemberian kekebalan kekebalan 5 d. MoU Rujukan dengan RS
5 Rujukan
dengan vaksinasi atau obat pencegahan. 10
(D,W)
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .3.1 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
 Pembentukan Tim/Panitia pelayanan Regulasi :
DOTS TB, pengorgnisasian, operasional, 0  SK Direktur Rumah Sakit
Ada bukti terbentuknya tim DOTS dan
1 program kerja, monitoring dan evaluasi 5 tentangPembentukan Tim DOTS TB
program kerjanya. (R)
pelaksanaannya 10
Program :
 Pelaksanaan pelatihan untuk 0  Program kerja unit
Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya
2 meningkatkan pelayanan DOTS TB 5
penanggulangan tuberkulosis. (D,W)
10 Dokumen implementasi :
 Laporan pelaksanaan program 0 a. Laporan kegiatan
Ada bukti pelaksanaan program tim DOTS.
3 5
(D,W)
10
Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan  Laporan monitoring dan evaluasi 0
4 evaluasi program penanggulangan 5
tuberkulosis. (D,W) 10
Ada bukti pelaporan dan analisis yang  Laporan kegiatan 0
5 meliputi a) sampai dengan f) di maksud dan 5
tujuan. (D,W) 10
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .3.2 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang  Tersedia ruang pelayanan rawat jalan 0 Standar fasilitas pelayanan TB
1 memenuhi pedoman pencegahan dan yang memenuhi syarat 5
pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W) 10
Bila rumah sakit memberikan pelayanan  Tersedia ruang pelayanan rawat inap
rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru yang memenuhi syarat
0
dewasa maka rumah sakit harus memiliki
2 5
ruang rawat inap yang memenuhi pedoman
10
pencegahan dan pengendalian infeksi
tuberkulosis. (O,W)
Tersedia ruang pengambilan specimen  Tersedia ruang pengambuilan specimen
0
sputum yang memenuhi pedoman sputum yang memenuhi syarat
3 5
pencegahan dan pengendalian infeksi
10
tuberkulosis. (O,W)
Tersedia ruang laboratorarium tuberkulosis  Tersedia ruang pelayanan laboratorium 0
4 yang memenuhi pedoman pencegahan dan yang memenuhi syarat 5
pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W) 10
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .3.3 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
 Paduan praktek klinis pasien TB 0 Regulasi :
Rumah sakit memiliki panduan praktek klinis  Kebijakan / Panduan tentang
1 5
tuberkulosis. (R) Praktek Klinis tuberkulosis
10
 SOP tentang :
 Kepatuhan staf medis 0
Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap  Penanganan pasien TB
2 5  Skrining awal pasien TB
panduan praktek klinis tuberkulosis. (D,O,W)
10  Penggunaan APD di ruang Isolasi
 Skrining awal pasien TB 0
Terlaksana proses skrining pasien tuberkulosis
3 5
saat pendaftaran. (D,O,W)
10
Ada bukti staf mematuhi penggunaan alat  Kepatuhan staf menggunakan APD 0
4 pelindung diri (APD) saat kontak dengan 5
pasien atau specimen. (O,W) 10
Ada bukti pengunjung mematuhi penggunaan  Kepatuhan penggunaan APD bagi 0
5 alat pelindung diri (APD) saat kontak dengan penggunjung 5
pasien. (O,W) 10
SASARAN IV: PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

Standar 4
Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan

Maksud dan Tujuan Standar 4


Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit yang meliputi:
a. Pengendalian resistensi antimikroba.
b. Panduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis pembedahan.
c. Organisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur:
 Staf Medis
 Staf Keperawatan
 Staf Instalasi Farmasi
 Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinik
 Komite Farmasi dan Terapi
 Komite PPIT
 Komite Farmasi dan Terapi
 Komite PPI

Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat sertifikat pelatihan PPRA. Rumah sakit menyusun program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit terdiri
dari:
a) peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,pasien dan keluarga tentang masalah resistensi anti mikroba;
b) pengendalian penggunaan antibiotik di rumah sakit;
c) surveilans pola penggunaan antibiotik di rumah sakit;
d) surveilans pola resistensi antimikroba di rumah sakit
e) forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .4 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Ada regulasi dan program tentang  Rumah sakit memiliki program Regulasi :
0
pengendalian resistensi antimikroba di pengendalian resistensi antimikroba  Kebijakan / Panduan tentang
1 5
rumah sakit sesuai peraturan perundang- pengendalian resistensi antimikroba
10
undangan.(R)
 Proses penyusunan rencana rumah sakit 0 Program :
Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat untuk melaksanakan pengendalian anti  Rencana Strategi
2 5
dalam menyusun program. (D,W) mikroba  Rencana Kerja & Anggaran
10
Ada bukti dukungan anggaran operasional,  Dukungan anggaran operasional, Dokumen implementasi :
0
kesekretariatan, sarana prasarana untuk kesekretariatan, sarana prasarana untuk  Laporan kegiatan
3 5
menunjang kegiatan fungsi, dan tugas menunjang kegiatan fungsi, dan tugas  Berkas RM
10
organisasi PPRA. (D,O,W) organisasi PPRA  Notulen rapat
Ada bukti pelaksanaan pengendalian  Laporan pengendalian penggunaan anti
0
penggunaan antibiotik terapi dan profilaksis mikroba pada proses pembedahan
4 5
pembedahan pada seluruh proses asuhan
10
pasien. (D,O,W)
 Laporan monitoting dan evaluasi 0
Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara
5 5
berkala kepada KPRA. (D,W)
10

Standar 4.1
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba

Maksud dan Tujuan Standar 4.1


Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) membuat laporan pelaksanaan program/ kegiatan PRA meliputi:
a) kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan tentang pengendalian resistensi antimikroba
b) surveilans pola penggunaan antibiotik di RS (termasuklaporan pelaksanaan pengendalian antibiotik)
c) surveilans pola resistensi antimikroba d) forum kajian penyakit infeksi terintegrasi

Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) menetapkan dan melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutu PPRA sesuai peraturan perundang-undangan meliputi:
a) perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
b) perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
c) peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi
d) penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten
e) indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP

Rumah sakit melaporkan perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan penurunan mikroba resisten sesuai indikator bakteri multi-drug resistant organism (MDRO), antara lain:
bakteri penghasil extended spectrum beta-lactamase (ESBL), Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Carbapenemase resistant enterobacteriaceae (CRE) dan bakteri pan-
resisten lainnyA (Lihat juga PPI.6)
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .4.1 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Ada organisasi yang mengelola kegiatan  Oraganisasi PRA Regulasi :
pengendalian resistensi antimikroba dan 0  SK Direktur tentang tim PRA
1 melaksanakan program pengendalian 5  Kebijakan / pedoman tentang :
resistensi antimikroba rumah sakit meliputi a) 10  tim pengendalian resistensi
sampai dengan d) di maksud dan tujuan. (R) antimikroba
Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a)  Program kerja PRA  pengorganisasian PRA
0
sampai dengan d) di maksud dan tujuan.  pelaksanaan PRA
2 5
(D,W)
10
Program :
 Indikator mutu PRA  Program kerja PRA
Ada penetapan indikator mutu yang meliputi 0  Indirkator mutu PRA
3 a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. 5
(D,W) 10 Dokumen implementasi :
 Laporan kegiatan
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi  Form monitoring
Ada monitoring dan evaluasi terhadap
0
program pengendalian resistensi antimikroba
4 5
yang mengacu pada indikator pengendalian
10
resistensi antimikroba (D,W)
 Laporan pelasanaan monitoring dan
Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara evaluasi 0
5 berkala dan meliputi butir a) sampai dengan 5
e) di maksud dan tujuan. (D,W) 10

SASARAN V: PELAYANAN GERIATRI

Standar 5
Rumah sakit menyediakan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat jenis pelayanan

Standar 5.1
Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric
Service)

Maksud dan Tujuan Standar 5 dan Standar 5.1


Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan secara tepadu dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan maka usia harapan
hidup semakin meningkat, sehingga secara demografi terjadi peningkatan populasi lanjut usia.
Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri:
a) tingkat sederhana
b) tingkat lengkap
c) tingkat sempurna
d) tingkat paripurna
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .5 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Ada regulasi tentang penyelenggaraan  penyelenggaraan pelayanan geriatri di 0 Regulasi :
1 pelayanan geriatri di rumah sakit sesuai rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis 5  Kebijakan / Panduan tentang
dengan tingkat jenis layanan. (R) layanan 10 pelayanan Geriatri
 SK Direktur tentang Tim Terpadu
 Rumah sakit memiliki Tim Terpadu 0
Terbentuk dan berfungsinya tim terpadu Geriatri
2 pelayanan Geriatri sesuai jenis layanan 5
geriatri sesuai tingkat jenis layanan. (R,D,W)  SOP pelayanan Geriatri
10
 Laporan monitoring dan evaluasi 0 Program :
Terlaksananya proses pemantauan dan  Program kerja Tim
3 5
evaluasi kegiatan. (D,O,W)
10
Dokumen implementasi :
 Laporan pelaksanaan 0  Laporan kegiatan
Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan
4
geriatri di rumah sakit. (D,W)
5  Form monitoring
10
Telusur
Elemen Penilaian STANDAR .5.1 Skor DOKUMEN
Sasaran Materi
Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian  Kebijakan tentang Pelayanan Kesehatan Regulasi :
0
dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia Warga Lanjut usia di Masyarakat  Kebijakan / Panduan tentang
1 5
di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based pelayanan Geriatri di masyarakat
10
Based Community Geriatric Service). (R) Community Geriatric Service) berbasis RS
Ada program PPRS terkait Pelayanan  Program kerja PPRS
0
Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Program :
2 5
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based  Program kerja PPRS
10
Community Geriatric Service). (D,W)
 Leaflet/ brosur tentang promosi 0 Dokumen implementasi :
Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur,
3 kesehatan lanjut usia 5  Laporan kegiatan
leaflet dll). (D,W)
10  Leaflet/ brosur
 Laporan pelaksanaan kegiatan promkes 0
4 Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W) 5
10
 Laporan pelaksanaan dan evaluasi 0
Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan.
5 pelayanan Geriatri 5
(D,W)
10

Anda mungkin juga menyukai