RPP Kimia Kelas XI Semester 2
RPP Kimia Kelas XI Semester 2
CV. AZ-ZAHRA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat,
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry
Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry
dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai Indikator
Pencapaian Kompetensi.
Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan
hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai Indikator Pencapaian
Kompetensi asam dan basa.
Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran
pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya sama
Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan ( )
dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
Menjelaskan penggunaan konsep pH dalam lingkungan.
Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi
Menentukan kadar zat melalui titrasi.
D. Materi Pelajaran
A. Materi pembelajaran
1. Materi Fakta
Istilah asam dan basa sudah dikenal oleh masyarakat ilmiah sejak dulu.
Istilah asam diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa untuk
zat yang rasanya pahit.
2. Materi konsep :
Pada 1777, Lavoisier menyatakan bahwa oksigen adalah unsur utama dalam
senyawa asam. Pada 1808, Humphry Davy menemukan fenomena lain, yaitu
HCl dalam air dapat bersifat asam, tetapi tidak mengandung oksigen. Fakta
ini memicu Arrhenius untuk mengajukan teori asam basa.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dapat melepaskan ion H+ di dalam
air sehingga konsentrasi ion H+ dalam air meningkat. Basa adalah zat yang
dapat melepaskan ion OH– di dalam air sehingga konsentrasi ion OH– dalam
air meningkat.
Contoh senyawa yang tergolong asam dan basa menurut teori Arrhenius
adalah sebagai berikut:
a. Asam : HCl, HNO3, dan H2SO4. Senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan
terurai membentuk ion H+ dan ion negatif sisa asam.
b. Basa : NaOH, KOH, Ca(OH)2, dan dan Al(OH)3. Senyawa ini jika dilarutkan
dalam air akan terurai membentuk ion OH– dan ion positif sisa basa.
Kw = [H+] [OH–]
Pada 25 °C, nilai Kw = 1,0 × 10–14 dan pada 37 °C nilai Kw = 2,5 × 10–14.
Dengan kata lain, ionisasi air bersifat endoterm. Berdasarkan nilai Kw,
konsentrasi ion H+ dan ion OH– dalam air dapat dihitung. Misalnya:
[H+] = [OH–] = x
maka,
Jadi, konsentrasi ion H+ dan OH– hasil ionisasi air pada 25 °C masing-masing
sebesar 1,0 × 10–7.
3. Materi pokok
Teori asam basa
sifat larutan asam dan basa.
derajat Keasaman (pH)
derajat ionisasi dan tetapan asam dan tetapan basa
aplikasi konsep pH dalam pencemaran
Stoikiometri larutan
titrasi asam dan basa
larutan penyangga
pH larutan penyangga
fungsi larutan penyangga
hidrolisis garam
sifat garam yang terhidrolisis
pH larutan garam yang terhidrolisis
grafik titrasi asam dan basa
kelarutan dan hasil kali kelarutan
4. Materi prosedur
Menentukan sifat asam atau basa suatu larutan
keadaan kesetimbangan
E. Metode Pembelajaran
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi 10 menit
Guru memberikan salam dan menanyakan kabar para
siswa
Guru memperlihatkan contoh asam dan basa dalam
kehidupan sehari-hari (contoh : vitamin c, asam cuka ,
detergen)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Fase menanya
Adakah bahan-bahan disekitar kita yang dapat
berfungsi sebagai indikator?
Apa perbedaan asam lemah dengan asam kuat dan
basa lemah dengan basa kuat?
Fase mengeksplorasi
Mengidentifikasi beberapa larutan asam basa dengan
beberapa indikator
Menganalisis teori asam basa berdasarkan konsep
Arrhenius, Bronsted Lowry dan Lewis
Mendiskusikan bahan alam yang dapat digunakan
sebagai indikator
Merancang percobaan untuk pembuatan indikator alam
dan mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan
persepsi.
Melakukan percobaan pembuatan indikator alam dan
mengaplikasikannya.
Mendiskusikan perbedaan asam lemah dengan asam
kuat serta basa lemah dengan basa kuat
Merancang percobaan untuk membedakan asam lemah
dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat
yang konsentrasinya sama menggunakan indikator
universal atau pH meter dan mempresentasikan hasil
rancangan untuk menyamakan persepsi
Melakukan percobaan untuk membedakan asam lemah
dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat
yang konsentrasinya sama menggunakan indikator
universal atau pH meter
Mengamati dan mencatat hasil percobaan
Fase mengasosiasi
Menyimpulkan konsep asam basa menurut Arrhenius,
Bronsted Lowry dan Lewis
Mengolah data hasil percobaan dan menyimpulkannya.
Memprediksi pH larutan dengan menggunakan
beberapa indikator.
Menyimpulkan perbedaan asam lemah dengan asam
kuat serta basa lemah dengan basa kuat
Menghitung pH larutan asam dan larutan basa
Menghubungkan asam lemah dengan asam kuat serta
basa lemah dengan basa kuat untuk mendapatkan
derajat ionisasi ( á ) atau tetapan ionisasi ( Ka )
Fase mengkomunikasikan
Membuat laporan percobaan dan mempresen-
tasikannya dengan menggunakan tata bahasa yang
benar.
Lembar penilaian
LCD , laptop
Internet
Prosedur praktikum
2. Prosedur Penilaian :
2. Pengetahuan
Siswa dapat
Menghitung banyaknya
pereaksi dan hasil
reaksi dalam larutan
elektrolit dari hasil titrasi
asam basa
Siswa dapat
Mendeskripsi-kan sifat
larutan penyangga dan
peranan larutan
penyangga dalam tubuh
makhluk hidup.
Siswa dapat
Menentukan jenis
garam yang mengalami
hidrolisis dalam air dan
pH larutan garam
tersebut
Siswa dapat
Menggunakan kurva
perubahan harga pH
pada titrasi asam basa
untuk menjelaskan
larutan penyangga dan
hidrolisis
Siswa dapat
Memprediksi
terbentuknya endapan
dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
3. Keterampilan
Merancang dan
melakukan percobana
titrasi untuk
menentukan
konsentrasi asam atau
basa.
Menyimpulkan sifat
larutan penyangga dan
bukan penyangga
Menghitung pH ;arutan
garam yang terhidrolsis
melalui diskusi kelas
Menganalisis grafik
hasil titrasi asm kuan
dan basakuat, asam
kuat dan basa lemah,
asam lemah dena basa
kuat untuk menjelaskan
larutan penyangga dan
hidrolsis melelui diskusi.
Menghitung kelarutan
suatu elektrolit yang
sukar larut melalui
diskusi kelas
Tugas
Membuat laporan praktikum tentang identifikasi asam dan basa.
Observasi
Sikap ilmiah saat praktikum, diskusi, dan presentasi dengan lembar
pengamatan
Tes tertulis
Soal :
Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017
Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat,
Siswa dapat menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan
sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi
kelompok
Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
Siswa dapat Menyebutkan dengan penuh tanggung jawab pengertian titrasi
asam basa
Siswa dapat Menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa dengan titrasi
Siswa dapat Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam
asam dan basa
Siswa dapat Menentukan kadar zat dari data hasil titrasi
Siswa dapat Membuat grafik titrasi dari data hasil percobaan
Siswa dapat Merancang percobaan titrasi untuk menentukan
konsentrasi/kadar asam basa
Siswa dapat Melakukan percobaan titrasi asam atau basa
Siswa dapat Menyimpulkan hasil percobaan titrasi asam basa
Siswa dapat Menghitung kadar zat dari data percobaan
Siswa dapat Menyajikan hasil percobaan titrasi asam basa
D. Materi Pelajaran
1. Materi Fakta
2. Konsep
Titrasi
Asidial kalimetri
Cara mennitrasi
Perubahan pH pada reaksi penetralan
3. Prinsip
Titik ekivalen
Titik akhir titrasi
4. Prosedur
Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang
dibutuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dalam
larutan lain. Titrasi berasal dari kata titer yang artinya tetes.
Hal-hal penting pada titrasi a. Titik ekivalen Titik ekivalen adalah saat
jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH–. Biasanya ditunjukkan dengan
harga pH. b. Titik akhir titrasi Titik akhir titrasi adalah saat di mana titrasi
harus dihentikan ketika indikator berubah warna. Reaksi penetralan asam
basa dapat digunakan untuk menentukan kadar/konsentrasi berbagai jenis
larutan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa
yang telah diketahui kadarnya, atau sebaliknya. Proses penetapan kadar
larutan dengan cara ini disebut titrasi asam basa/asidialkalimetri. Titrasi
dilakukan dengan mereaksikan sedikit demi sedikit/tetes demi tetes larutan
basa melalui buret ke dalam larutan asam yang terletak dalam labu
erlenmeyer, sampai keduanya tepat habis dengan ditandai berubahnya warna
indikator, disebut titik akhir titrasi. Titik ekuivalen diketahui dengan bantuan
indikator. Jika larutan asam basa ditetesi larutan basa, maka pH larutan akan
naik atau sebaliknya. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada
penetesan asam basa dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi.
E. Metode Pembelajaran
Eksperimen
Diskusi Kelompok
Inquiri
Pertemuan 1
H. Penilaian
Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur
Kinerja
Kinerja Presentasi Presentasi
3. Ketrampilan
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian
Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017
Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Soal-Soal :
1. Jika 20,60 mL larutan HCl 0,0100 M digunakan untuk mentitrasi 30,00 mL larutan
NaOH sampai titik ekivalen, berapakah konsentrasi larutan NaOH?
Penyelesaian:
Karena perbandingan ekivalen HCl dan NaOH adalah 1:1, maka mol NaOH
sama dengan mol HCl, yaitu 0,000206 mol.
Kita mengabaikan bahwa HCl-NH3 titrasi kuat-lemah. Kita hanya fokus ke titik
ekivalen, bukan pH yang dihasilkan.
Penyelesaian a:
1) Persamaan reaksi
4) Mencari mol HCl yang digunakan: 1 banding 1, maka mol HCl = mol NH3 =
0,002655 mol
Penyelesaian b:
1) Menentukan konsentrasi larutan NaOH:
3. Berapa volume 0,116 M H2SO4 yang dibutuhkan untuk mentitrasi 25,0 mL Ba(OH) 2
0,00840 sampai titik ekivalen?:
Penyelesaian:
1) Persamaan reaksi: H2SO4 + Ba(OH)2 ---> BaSO4 + 2H2O
2) Perbandngan molar: 1 : 1
4. 27,0 mL NaOH 0,310 M dititrasi dengan H2SO4 0,740 M . Berapa volume H2SO4
yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi?
Penyelesaian:
1) Mol NaOH: (0,310 mol/L) (0,027 L) = 0,00837 mol
3) Jadi: 2 banding 1 maka 0,00837 mol setara dengan 0,00837 mol dibagi 2 =
0,004185 mol H2SO4
5. A 21,62 mL Ca(OH)2 dititrasi dengan HCl 0,2545 M sebanyak 45,87 mL sampai titik
akhir titrasi.
Penyelesaian:
1) Persamaan reaksi setara:
mol HCl ---> (0,2545 mol/L) (0,04587 L) = 0,011674 mol . Perbandingan molar
HCl to Ca(OH)2 adalah 2 : 1, maka:
6. Hitunglah volume NaOH yang dibutuhkan untuk menetralisasi 50,0 mL asam sulfat
16,0 M. Konsentrasi NaOH adalah 2,50 M,
Penyelesaian:
2 NaOH + H2SO4 ---> Na2SO4 + 2H2O Hitung mol H2SO4 dengan menggunakan n =
C x V:
Sekarang lihat persamaannya. Setiap mol H 2SO4 membutuhkan dua kali mol NaOH
untuk menetralisasi H2SO4.
Jadi, mol NaOH = 800 x 2 = 1600 mmol NaOH yang dibutuhkan.
Jika sudah mempunyai mol dan konsentrasi, sekarang tinggal menghitung volume.:
7. Jika 0,2501 gram natrium karbonat kering membutuhkan 27,00 mL HCl untuk
melengkapi reaksi, berapa konsentrasi HCl?
Penyelesaian:
8. Berapakah konsentrasi asam sitrat dalam soda jika membutuhkan 32,27 mL NaOH
0,0148 M untuk mentitrasi 25,00 mL soda?
Solution:
Asam sitrat mempunyai tiga hidrogen asam, jadi kita menggunakan rumus H 3Cit
x = 7,50 mmol
Molaritas H2SO4 ---> 7,50 mmol / 75,00 mL = 0,100 M
10. 51,00 ml asam fosfat (H3PO4) bereaksi dengan 13,90 gram barium hidroksida,
Ba(OH)2 sesuai dengan persamaan reaksi berikut. Berapakan molaritas asam
fosfat?
Peneyelesaian:
(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat,
Siswa dapat menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan
reaksi ionisasi.
Siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai sifat garam yang terhidrolisis.
Siswa aktif mengajukan pendapat.
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.
Siswa dapat bekerja sama dalam kelompoknya.
D. Materi Pelajaran
1. Materi Fakta
2. Konsep
Garam
Ester dan amida
ATP
Polisakarida
Ion logam dalam air
3. Prinsip
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga
menyebabkan [H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-],
maka larutan bersifat asam.
Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air
akan tetap sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).
4. Prosedur
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan
anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga
larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami
hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation
asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami
hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang
mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang
terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat
terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa,
maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air
E. Metode Pembelajaran
Eksperimen
Diskusi Kelompok
Inquiri
§ Supplement books:
Lembar kerja
Pertemuan 1
Menalar/Mengasosiasi
Siswa mengolah mengolah dan
menganalisis data hasil pengamatan
Siswa menyimpulkan sifat garam yang
terhidrolisis
Siswa menganalisis rumus kimia garam-
garam dan memprediksi sifatnya
Siswa menentukan grafik hubungan
perubahan harga pH pada titrasi asam
basa untuk menjelaskan sifat garam yang
terhidrolisis
Siswa menentukan tetapan hidrolisis (Kh)
Mengkomunikasikan
Siswa membuat laporan percobaan
identifikasi garam dan
mempresentasikannya dengan
menggunakan tata bahasa yang benar .
C. Penutup 10 menit
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang materi
Guru meminta siswa mencatat soal
penugasan mengenai materi
Guru memberikan tugas baca bagi siswa
untuk materi berikutnya
H. Penilaian
Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur
1. Sikap Observasi Kerja Lembar
Kelompok Observasi
Kinerja
Kinerja Presentasi
3. Ketrampilan Presentasi
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
REAKSI HIDROLISIS
A. PENGERTIAN
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam
bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari
asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa
lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat
ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan
garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses
larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air
dan lisis yang berarti peruraian).
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation
hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses ini
biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui
polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization).
Hidrolosis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi
dua senyawa baru.
Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam
dengan air. Pada penguraian garam ini, dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu :
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan
[H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat
asam.
Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap
sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya
menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam atau basa
kuat maka hasil reaksinya akan segera terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-
ionnya. Jika ditinjau dari asam dan basa pembentuknya ada empat jenis garam yang
dikenal, yaitu ;
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion
garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat
netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation
+
dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H dan Cl - . Masing-masing ion tidak
bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
K + (aq) + H 2 O (l) →
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl
+ -
dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H dan Cl
+
sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4
dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan
kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
+
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 ) merupakan reaksi kesetimbangan.
+
Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O ) yang bersifat asam (pH<7).
Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis
parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis.
Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa
kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan
+ -
Na . Anion CH 3 COO berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis,
sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
-
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ) merupakan reaksi kesetimbangannya.
-
Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum
reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH -
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total
(sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan
garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari
perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk
+ -
garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H dan CN
sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-.
Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka
dan Kb)
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis
lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
B. SENYAWA OBAT
Hidrolisis badan obat bisa menjadi faktor utama dalam ketidakstabilan solusi.
Aspirin, misalnya, mengalami hidrolisis dengan produk degradasi yang dihasilkan
menjadi asam salisilat dan asam asetat. Tingkat reaksi ini dikatakan urutan kedua,
karena tidak hanya tergantung pada konsentrasi aspirin, tetapi pada pH larutan
(misalnya konsentrasi ion hidronium pada nilai pH larutan kurang dari sekitar 2,5 atau
konsentrasi ion hidroksil pada pH larutan nilai lebih besar dari sekitar 7,0). Pada pH =
7,5, istilah tarif hidrolisis aspirin dapat ditulis:
mana, [A] = konsentrasi aspirin [OH -] = konsentrasi ion hidroksil K = laju urutan
kedua konstan t = waktu
Jika solusinya adalah buffer sehingga konsentrasi ion hidroksil dasarnya tetap
konstan, tingkat ekspresi mungkin ditulis ulang sebagai:
dimana, C = konsentrasi ion hidroksil berubah Sejak dua konstanta selalu dapat
dikombinasikan menjadi satu konstan, ekspresi di atas adalah sama dengan:
dimana, K app = KC
Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa penurunan aspirin dalam larutan
buffer pada pH = 7,5 akan mengikuti kinetika orde pertama, yaitu reaksi akan tampak
reaksi orde satu, tergantung hanya pada konsentrasi dari satu reaktan yaitu aspirin.
t = waktu sampling
y = mx + b
dimana,
m = kemiringan garis
b = titik potong y
Untuk hidrolisis aspirin dalam larutan buffer (pH = 7,5), a-log plot
semikonsentrasi sisa aspirin terhadap waktu harus menghasilkan sebuah garis lurus
dengan kemiringan negatif sebesar-K app.
Urutan pseudo degradasi pertama aspirin dalam larutan buffer pada pH = 7,5 dapat
diikuti dengan mengukur peningkatan konsentrasi asam salisilat spektrofotometri.
Satu mol asam salisilat diproduksi ketika salah satu mol aspirin merendahkan,
maka, dengan menggunakan rasio berat molekul aspirin untuk asam salisilat, kita dapat
menentukan berat aspirin terdegradasi untuk setiap mg asam salisilat yang dihasilkan.
Dengan demikian, setiap miligram asam salisilat ini merupakan penurunan 1,304
miligram aspirin. Karena jumlah ini adalah aspirin awalnya dikenal dan karena jumlah
aspirin yang terdegradasi dapat ditentukan, jumlah sisa aspirin dapat dihitung.
C. MEKANISME REAKSI HIDROLISIS
Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan
menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam reaksi
hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam dan basa. H+ dan OH-
berikatan menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa yang lain
bersatu membentuk dari garam campuran asam basa tersebut. Garam tersebut dapat
bersifat asam atau basa atau netral tergantung dari sifat – sifat para campurannya
apakan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah.
Contohnya Ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang terjadi dari reaksi
dengan oksigen di udara-sehingga disebut ketengikan oksidatif. Off flavour dihasilkan
oleh reaksi hidrolisis yang dikatalis oleh enzim-sehingga disebut ketengikan hidrolisis.
Reaksi hidrolisis dan efek absorpsi dapat dikurangi dengan penyimpanan dingin,
transportasi yang baik, pengemasan yang hati-hati dan sterilisasi sementara ketengikan
oksidatif tidak dapat dikurangi dengan merendahkan temperatur ruang penyimpanan.
Pada reaksi hidrolisis akan dihasilkan gliserida dan asam lemak bebas dengan
rantai pendek (C4 - C12). Akibat yang ditimbulkan dari reaksi ini adalah terjadinya
perubahan bau dan rasa dari minyak atau lemak, yaitu timbulnya rasa tengik (Djatmiko
dan Pandjiwidjaja, 1984). Ketengikan oksidasi yang umum dijumpai yaitu reaksi
oksidasi pada ikatan rangkap dari asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh
mempunyai ikatan rangkap yang mempengaruhi reaksi ini menyebabkan lemak menjadi
keras dan kental. Peroksida merupakan hasil antara yang biasanya dipakai sebagai
ukuran tingkat ketengikan (Kaced, et al., 1984). Ketengikan oksidatif merupakan reaksi
autocatalytic dimana laju reaksi meningkat sejalan dengan meningkatnya waktu
penyimpanan. Hal ini disebabkan karena adanya hasil oksidasi awal yang dapat
mempercepat reaksi oksidasi selanjutnya, dan reaksi ini dikenal sebagai reaksi berantai
(Schultz, et.al., 1962).
Ketengikan hirdrolisis disebabkan oleh hidrolisis trigliserida, adanya uap air dan
pembebasan asam lemak bebas. Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan
diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan
kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam
lemak dan minyak tersebut.
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak
jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat
mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida,
logam-logam berat, dan enzim- enzim lipoksidase.
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada
lemak atau minyak. Reaksi oksidasi lemak akan berlangsung dalam tiga tahap. Pada
tahap permulaan terjadi reaksi pembentukan radikal lemak bebas dan pemisahan
hidrogen dari lemak yang tidak jenuh.
Reaksi hidrolisis digunakan untuk menetralkan suatu campuran asam dan basa
yang menghasilkan air dan garam. Salah satu hasil dari reaksi hidrolisis yaitu
terbentuknya garam yang biasa dijumpai di dapur (NaCl) yang merupakan produk dari
reaksi asam basa
· Garam yang menghasilkan larutan basa, dihasilkan dari suatu reaksi antara asam
lemah dan basa kuat.
· Garam yang menghasilkan larutan asam dihasilkan dari suatu reaksi antara asam
kuat dan basa lemah.
Hidrolisis pun dapat digunakan dalm proses pembuatan suatu larutan yang
digunakan dalam rumah tangga. Kita sering memakai bayclin atau sunklin untuk
memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat
reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih
kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl -
terhidrolisis menjadi HOCl dan OH -, sehingga garam NaOCl bersifat basa
Soal No. 1
Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah...
A. NH4Cl
B. CH3COONa
C. K2SO4
D. CH3COONa
E. CH3COOK
Pembahasan
Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal dari asam kuat
dan basa kuat. K2SO4 berasal dari KOH dan H2SO4 yang masing-masing berturut-turut
merupakan basa kuat dan asam kuat.
Soal No. 2
Dari beberapa larutan berikut ini yang terhidrolisis sempurna adalah....
A. NH4Cl
B. CH3COONa
C. K2SO4
D. NH4CH3COO
E. NaCl
Pembahasan
Hidrolisis sempurna terjadi pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
NH4CH3COO berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Soal No. 3
Dari beberapa larutan berikut ini yang mengalami hidrolisis parsial adalah...
A. K2SO4
B. CH3COONa
C. NaCl
D. NH4CN
E. MgSO4
Pembahasan
Hidrolisis parsial terjadi pada garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
atau terbentuk dari basa kuat dan asam lemah. CH3COONa terbentuk dari asam lemah
dan basa kuat jadi terhidrolisis parsial.
Soal No. 4
Jika diketahui larutan CH3COONa 0,1 M dan Ka CH3COOH = 10−5.
Tentukan :
a. reaksi hidrolisis garam tersebut
b. pH larutan garam tersebut
(Ebtanas 2003)
Pembahasan
Data soal:
CH3COONa 0,1 M
Ka CH3COOH = 10−5
CH3COONa termasuk garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah.
dimana
Kw = tetapan kesetimbangan air
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
M = konsentrasi anion yang terhidrolisis
Sehingga
Soal No. 5
Jika dua larutan masing-masing mengandung 25 mL NaOH 0,2 M dan 25 mL
CH3COOH 0,2 M dengan Ka CH3COOH = 10−5 dicampurkan, maka pH nya adalah...
A. 3
B. 4
C. 5
D. 9
E. 10
Pembahasan
Data:
mol NaOH = 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
mol CH3COOH = 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
Reaksi yang terjadi dan mol yang terbentuk adalah sebagai berikut:
[CH3COO−]
Soal No. 6
Sebanyak 250 mL CH3COOH 0,256 M dicampur dengan 250 mL NaOH 0,256 M. Jika
Ka CH3COOH = 1 × 10−5, maka pH larutan setelah dicampur adalah....
A. 6 + log 8√2
B. 6 − log 8√2
C. 7
D. 8 + log 8√2
E. 8 − log 8√2
Pembahasan
Data:
250 mL CH3COOH 0,256 M (asam lemah) → 64 mmol
250 mL NaOH 0,256 M (basa kuat) → 64 mmol
dan [CH3COONa]
diperoleh
Soal No. 7
Berikut adalah beberapa larutan:
(1) KNO3
(2) NH4Cl
(3) Na2SO4
(4) Na2CO3
(5) CH3COOK
Pembahasan
Garam yang bersifat netral (pH = 7), terbentuk dari pasangan asam kuat + basa kuat.
HNO3
KOH
HCl
NaOH
H2SO4
H2CO3
NH4OH
CH3COOH
Terlihat KNO3 dan Na2SO4 terbentuk dari asam kuat dan basa kuat sehingga bersifat
netral.
Soal No. 8
Berikut adalah beberapa larutan:
(1) (NH4)2SO4;
(2) Na2CO3;
(3) KCN;
(4) CH3COONa; dan
(5) K2SO4.
Pasangan garam yang pH-nya lebih besar dari 7 adalah pasangan nomor....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (5)
Pembahasan
Garam yang pH-nya lebih besar dari 7 adalah garam yang terbentuk dari basa kuat dan
asam lemah. Data selengkapnya seperti berikut:
Dari tabel di atas garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah adalah Na 2CO3,
KCN dan CH3COONa.
Jawaban: D
Soal No. 9
Jika 200 mL NH4OH 0,8 M direaksikan dengan 200 mL larutan HCl 0,8 M, Kb NH 4OH =
10−5, pH campuran setelah bereaksi adalah....
A. 5 − log2
B. 5 − log3
C. 5 − log4
D. 5 − log5
E. 5 − log6
Pembahasan
Data:
200 mL NH4OH 0,8 M → 160 mmol
200 mL larutan HCl 0,8 M → 160 mmol
Diperoleh pH
Soal No. 10
250 mL larutan NH3 0,8 M dicampur dengan 250 mL larutan HCl 0,8 M (Kb = 10 −5).
Tentukan pOH larutan yang terjadi!
Pembahasan
Data:
250 mL NH3 0,8 M → 200 mmol
200 mL larutan HCl 0,8 M → 200 mmol
Dengan rumus hidrolisis garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah:
Diperoleh pH dan pOH larutan
Soal No. 11
Untuk mendapatkan larutan garam yang pH-nya 9, maka banyaknya garam natrium
benzoat C6H5OONa yang harus dilarutkan dalam 100 mL air adalah...(Ka C6H5OONa =
6 × 10 −5m dan Mr C6H5OOH = 144)
A. 0,54 gram
B. 1,08 gram
C. 2,16 gram
D. 4,32 gram
E. 8,64 gram
Pembahasan
Data:
C6H5OONa dalam 100 mL pH = 9 → pOH = 5
[OH −] = 10−5
Dari rumus hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, diperoleh
molaritasnya:
Soal No. 12
500 mL larutan (NH4)2SO4 0,4 M dan Kb NH3 = 2 × 10−5.
Tentukan:
a) tetapan hidrolisis
b) pH larutan
Pembahasan
a) tetapan hidrolisis, rumus tetapan hidrolisis:
sehingga
b) pH larutan
Data:
500 mL larutan (NH4)2SO4 0,8 M
Reaksi hidrolisisnya
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat,
Siswa dapat menjelaskan Sifat larutan penyangga
Siswa dapat mengetahui pH larutan penyangga
Siswa dapat menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup
Siswa aktif mengajukan pendapat.
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.
Siswa dapat bekerja sama dalam kelompoknya.
D. Materi Pelajaran
1. Materi Fakta
2. Konsep
Campuran Asam Lemah dengan basa Konjugasinya
obat suntik
obat tetes mata
cairan antar sel Sistem larutan penyangga dalam darah
3. Prinsip
Penambahan asam
Penambahan Basa
Pengenceran terhadap Larutan Penyangga
4. Prosedur
Campuran ditambahkan sedikit asam HCl, akan terjadi reaksi berikut :
CH3COO-(aq) + HCl(aq)→ CH3COOH(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan reaksi ini berarti jumlah basa konjugasinya (ion CH3COO-)
akan berkurang dan asam lemah CH3COOH akan
bertambah.Penambahan asam kedalam larutan penyangga akan
menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi
asam. Perubahan ini tidak dapat menyebabkan perubahan pH yang besar
Campuran ditambahkan sedikit basa NaOH, akan terjadi reaksi berikut
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COO-(aq) + Na+ (aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan
berkurang dan basa konjugasinya akan bertambah.Perubahan ini tidak
menyebabkan perubahan pH yang besar.
Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh
komponen-komponennya.Jika suatu campuran tersebut diencerkan maka
harga perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah
sehingga pH larutan penyangga juga praktis tidak berubah.
E. Metode Pembelajaran
Eksperimen
Diskusi Kelompok
Inquiri
§ Supplement books:
Lembar kerja
Pertemuan 1
Menalar/Mengasosiasi
Siswa mengolah dan menganalisis data
untuk menyimpulkan larutan yang bersifat
penyangga
Siswa menentukan pH larutan penyangga
melalui perhitungan
Siswa menentukan grafik hubungan
perubahan harga pH pada titrasi asam
basa untuk menjelaskan sifat larutan
penyangga
Mengkomunikasikan
Siswa membuat laporan percobaan dan
mempresentasikannya dengan
menggunakan tata bahasa yang benar
Siswa mengkomunikasikan sifat larutan
penyangga dan manfaat larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
C. Penutup 10 menit
Guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang materi
Guru meminta siswa mencatat soal
penugasan mengenai materi
Guru memberikan tugas baca bagi siswa
untuk materi berikutnya
H. Penilaian
Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur
Kinerja
Kinerja Presentasi Presentasi
3. Ketrampilan
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Kognitif
Siswa dapat :
Menuliskan berbagai harga Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.
Tujuan Afektif
Mengajukan pertanyaan
Aktif mendengar
Mengajukan pendapat
Menjawab pertanyaan
D. Materi Pelajaran
1. Materi Fakta
2. Konsep
Suhu
Tekanan
3. Prinsip
Ionik
Kovalen
Bahan Polar
Penentuan kelarutan dari zat padat yaitu asam borat dan asam benzoat
pada suhu 250C, suhu 45o C dan 60o C dengan cara
melarutkan,menyaring, mengeringkan dan menimbang residu zat yang
tidak larut.
4. Prosedur
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau
padat. Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan
NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding
dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry:
1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan
(pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu
(tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu.
Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika
tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekular dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-
molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan
keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan
diencerkan atau dicampur.Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain
akan menjadi tipe larutan
Menentukan kelarutan asam borat dan asam benzoat dalam pelarut air
pada suhu 250C, suhu 45o C dan suhu 60o C.
E. Metode Pembelajaran
Eksperimen
Diskusi Kelompok
Inquiri
F. Media, Alat dan Sumber Belajar
§ Supplement books:
Lembar kerja
Pertemuan 1
A. Pendahuluan 10 menit
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan Informasi
Menalar/Mengasosiasi
Mengkomunikasikan
C. Penutup 10 menit
H. Penilaian
Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur
Kinerja
Kinerja Presentasi Presentasi
3. Ketrampilan
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1. Menyebutkan pengertian koloid
2. Membedakan larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar
3. Membedakan jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersi
4. Menyebutkan pengertian efek Tyndall
5. Menggunakan efek Tyndall dalam membedakan koloid dan larutan sejati
6. Menerangkan aplikasi efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari
7. Menganalisis hubungan efek Tyndall dengan panjang gelombang cahaya
8. Menjelaskan proses terjadinya gerak Brown pada sistem koloid
9. Menyimpulkan hubungan antara gerak Brown dengan keadaan sistem
koloid
10. Menyebutkan pengertian adsorpsi koloid
11. Menentukan aplikasi adsorbsi koloid dalam kehidupan sehari-hari
12. Menyebutkan prinsip terjadinya terjadinya muatan koloid sol
13. Menyimpulkan hubungan antara muatan koloid dengan kestabilan koloid
Afektif
1. Mengajukan pertanyaan
2. Menjawab atau menanggapi pertanyaan
3. Menyampaikan ide atau pendapat
4. Mendengarkan pendapat orang laim
5. Berada dalam tugas
D. Materi Pelajaran
· Fakta
Homogen
Heterogen
· Konsep
Koloid
Efek Tyndall
Gerak Brown
Muatan Koloid
Elektroforesis
Adsorpsi
Koagulasi
Koloid Pelindung
Dialisis
Koloid Liofil dan Koloid Liofob
·
Prinsip
Efek Tyndall dalam membedakan sistem koloid dan larutan sejati pada
beberapa bahan-bahan yang ada disekitarnya
Sifat khas yang membedakan system koloid dengan larutan
Prosedur
Langkah kerja percobaan Efek Tyndall dalam membedakan sistem koloid dan
larutan sejati pada beberapa bahan-bahan yang ada disekitarnya
Suatu sifat khas yang membedakan system koloid dengan larutan adalah
dengan percobaan Tyndall. Bila suatu larutan disinari dengan seberkas sinar
tampak maka berkas sinar tersebut akan diserap dan hanya sebagian kecil
yang dipancarkan. Bila seberkas sinar tersenut dilewatkan pada system koloid
maka sinar tersebut akan diteruskan akan dihamburkan oleh partikel koloid,
sehingga sinar yang melalui system koloid akan teramati berupa jalur cahaya.
Sifat khas koloid ini disebut dengan nama efek Tyndall. Selain pada koloid jenis
sol, efek Tyndall juga dapat dilihat pada koloid jenis aerosol. Dalam kehidupan
sehari-hari, efek Tyndall dapat dilihat pada peristiwa berkas cahaya proyektor
tampak jelas di gedung bioskop yang banyak asap rokoknya, dan lain-lain.
Pada campuran gula dan air termasuk dalam larutan sejati, campuran susu
bubuk dan air termasuk dalam larutan sejati sedangkan minuman jelly
merupakan koloid. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan
tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid,
cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid
mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar
tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil
sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati
E. Metode Pembelajaran
o Eksperimen
o Diskusi Kelompok
o TPS (Think-Pair-Share)
1. Media.
Bahan Tayang
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
§ Supplement books:
Buku pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang Aktifitas Siswa, dan
hands out
Lembar kerja
§ Internet
http://e-dukasi.net
http://psb-psma.org
A. Pendahuluan 15’
C. Penutup 15
Kuis
H. Penilaian
Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur