Anda di halaman 1dari 72

KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Mata Pelajaran : KIMIA

Satuan Pendidikan:SMA Negeri 1 Sekadau


Kelas / Semester:XI / 2
Nama Guru:Yudie Harisandi, S.Pd
NIP/NIK:_________________________

CV. AZ-ZAHRA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Sekadau


Mata Pelajaran : KIMIA Lintas Minat
Kelas/Semester: XI/2
Materi Pokok : Asam dan Basa
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas XI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.9 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju


reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif )
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH
larutan.
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry
 Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan
Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
 Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai
Indikator Pencapaian Kompetensi.
4.10. Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk
menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa.
 Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal
berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai
Indikator Pencapaian Kompetensi asam dan basa.
 Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil
pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang
konsentrasinya sama
 Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan
(  ) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
 Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui
konsentrasinya.
 Menjelaskan penggunaan konsep pH dalam lingkungan.
 Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi
 Menentukan kadar zat melalui titrasi.
 Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi yang tepat digunakan
untuk titrasi asam dan basa
 Menentukan kadar zat dari data hasil titrasi

C. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat,
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry
 Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry
dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
 Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai Indikator
Pencapaian Kompetensi.
 Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan
hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai Indikator Pencapaian
Kompetensi asam dan basa.
 Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran
pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya sama
 Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan (  )
dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
 Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
 Menjelaskan penggunaan konsep pH dalam lingkungan.
 Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi
 Menentukan kadar zat melalui titrasi.

D. Materi Pelajaran

A. Materi pembelajaran

1. Materi Fakta
Istilah asam dan basa sudah dikenal oleh masyarakat ilmiah sejak dulu.
Istilah asam diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa untuk
zat yang rasanya pahit.

2. Materi konsep :
Pada 1777, Lavoisier menyatakan bahwa oksigen adalah unsur utama dalam
senyawa asam. Pada 1808, Humphry Davy menemukan fenomena lain, yaitu
HCl dalam air dapat bersifat asam, tetapi tidak mengandung oksigen. Fakta
ini memicu Arrhenius untuk mengajukan teori asam basa.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dapat melepaskan ion H+ di dalam
air sehingga konsentrasi ion H+ dalam air meningkat. Basa adalah zat yang
dapat melepaskan ion OH– di dalam air sehingga konsentrasi ion OH– dalam
air meningkat.

Contoh senyawa yang tergolong asam dan basa menurut teori Arrhenius
adalah sebagai berikut:

a. Asam : HCl, HNO3, dan H2SO4. Senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan
terurai membentuk ion H+ dan ion negatif sisa asam.

HCI(g) → H+(aq) + CI–(aq)

H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO4 2–(aq)

b. Basa : NaOH, KOH, Ca(OH)2, dan dan Al(OH)3. Senyawa ini jika dilarutkan
dalam air akan terurai membentuk ion OH– dan ion positif sisa basa.

NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)

Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH–(aq)

Menurut teori Arrhenius, rumus kimia asam harus mengandung atom


hidrogen (–H) dan rumus kimia basa harus mengandung gugus hidroksil (–
OH).

Larutan Asam, Basa, dan Netral

Berdasarkan penyelidikan, dapat diketahui bahwa ionisasi air bersifat


endoterm dan berkesetimbangan. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

H2O(l) ↔ H+(aq) + OH–(aq)

Tetapan kesetimbangan ionisasi air dapat ditulis sebagai berikut.


Karena air adalah zat murni, konsentrasi air tidak berubah dan dapat
dipersatukan dengan tetapan kesetimbangan sehingga persamaan
tetapannya menjadi:

Kw = [H+] [OH–]

Tetapan kesetimbangan ini disebut tetapan ionisasi air, dilambangkan dengan


Kw.

Pada 25 °C, nilai Kw = 1,0 × 10–14 dan pada 37 °C nilai Kw = 2,5 × 10–14.

Dengan kata lain, ionisasi air bersifat endoterm. Berdasarkan nilai Kw,
konsentrasi ion H+ dan ion OH– dalam air dapat dihitung. Misalnya:

[H+] = [OH–] = x

maka,

Kw = [x] [x] = 1,0 × 10–14, atau x = 1,0 ×10–7

Jadi, konsentrasi ion H+ dan OH– hasil ionisasi air pada 25 °C masing-masing
sebesar 1,0 × 10–7.

Jika dalam larutan terdapat konsentrasi molar ion H+ sama dengan


konsentrasi molar ion OH– , yakni [H+] = [OH–], larutan tersebut dinyatakan
bersifat netral (serupa dengan air murni).

Menurut Arrhenius, suatu larutan bersifat asam jika konsentrasi H+ dalam


larutan meningkat. Artinya, jika dalam larutan terdapat [H +] > [OH–], larutan
bersifat asam. Sebaliknya, jika dalam larutan [H +] < [OH–], larutan bersifat
basa.

3. Materi pokok
 Teori asam basa
 sifat larutan asam dan basa.
 derajat Keasaman (pH)
 derajat ionisasi dan tetapan asam dan tetapan basa
 aplikasi konsep pH dalam pencemaran
 Stoikiometri larutan
 titrasi asam dan basa
 larutan penyangga
 pH larutan penyangga
 fungsi larutan penyangga
 hidrolisis garam
 sifat garam yang terhidrolisis
 pH larutan garam yang terhidrolisis
 grafik titrasi asam dan basa
 kelarutan dan hasil kali kelarutan

4. Materi prosedur
 Menentukan sifat asam atau basa suatu larutan

 Menentukan kekuatan asam atau basa suatu larutan.

 Menentukan Konsentrasi Ion dalam Larutan Asam Kuat

 Menentukan Konsentrasi Ion dalam Larutan Basa Kuat

 keadaan kesetimbangan

 Tetapan kesetimbangan basa lemah atau tetapan ionisasi basa

E. Metode Pembelajaran

Model : Inkuiri terbimbing


Pendekatan : Saintifik
Metode : Praktikum, diskusi kelompok
Sumber Pembelajaraan : Buku kimia dan artikel-artikel terkait
Media Pembelajaraan : Power point mengenai senyawa hidrokarbon

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi 10 menit
 Guru memberikan salam dan menanyakan kabar para
siswa
 Guru memperlihatkan contoh asam dan basa dalam
kehidupan sehari-hari (contoh : vitamin c, asam cuka ,
detergen)
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Inti Fase mengamati 65 menit

 Mencari informasi dengan cara membaca/ melihat/


mengamati dan menyimpulkan data percobaan untuk
memahami teori asam dan basa, indikator alam dan
indikator kimia, pH (asam/basa lemah, asam/basa kuat)

Fase menanya
 Adakah bahan-bahan disekitar kita yang dapat
berfungsi sebagai indikator?
 Apa perbedaan asam lemah dengan asam kuat dan
basa lemah dengan basa kuat?

Fase mengeksplorasi
 Mengidentifikasi beberapa larutan asam basa dengan
beberapa indikator
 Menganalisis teori asam basa berdasarkan konsep
Arrhenius, Bronsted Lowry dan Lewis
 Mendiskusikan bahan alam yang dapat digunakan
sebagai indikator
 Merancang percobaan untuk pembuatan indikator alam
dan mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan
persepsi.
 Melakukan percobaan pembuatan indikator alam dan
mengaplikasikannya.
 Mendiskusikan perbedaan asam lemah dengan asam
kuat serta basa lemah dengan basa kuat
 Merancang percobaan untuk membedakan asam lemah
dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat
yang konsentrasinya sama menggunakan indikator
universal atau pH meter dan mempresentasikan hasil
rancangan untuk menyamakan persepsi
 Melakukan percobaan untuk membedakan asam lemah
dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat
yang konsentrasinya sama menggunakan indikator
universal atau pH meter
 Mengamati dan mencatat hasil percobaan

Fase mengasosiasi
 Menyimpulkan konsep asam basa menurut Arrhenius,
Bronsted Lowry dan Lewis
 Mengolah data hasil percobaan dan menyimpulkannya.
 Memprediksi pH larutan dengan menggunakan
beberapa indikator.
 Menyimpulkan perbedaan asam lemah dengan asam
kuat serta basa lemah dengan basa kuat
 Menghitung pH larutan asam dan larutan basa
 Menghubungkan asam lemah dengan asam kuat serta
basa lemah dengan basa kuat untuk mendapatkan
derajat ionisasi ( á ) atau tetapan ionisasi ( Ka )

Fase mengkomunikasikan
 Membuat laporan percobaan dan mempresen-
tasikannya dengan menggunakan tata bahasa yang
benar.

Penutup  Guru dan siswa bersama – sama membuat kesimpulan 15 menit


hasil pembelajaran.
 Guru memberikan PR untuk membuat laporan
praktikum tentang identifikasi asam dan basa.
 Guru menginformasikan tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang
 Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan
untuk selalu belajar dan tetap semangat.

G. Alat / Media / Sumber Pembelajaran

 Buku Kimia 2013

 Lembar penilaian

 LCD , laptop

 Internet

 Prosedur praktikum

 Alat dan bahan praktikum

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian : Pengamatan, tes tertulis

2. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian


1. Sikap Pengamatan Selama praktikum dan saat
diskusi
 Terlibat aktif dalam
praktikum identifikasi
asam dan basa
 Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
 Toleran terhadap
perbedaan pendapat

2. Pengetahuan

 Siswa dapat Pengamatan dan tes  Selama proses diskusi


Mendeskrip-sikan teori- tertulis kelompok dan presentasi
teori asam basa dengan
menentukan sifat  Setelah pelaksanaan diskusi
larutan dan menghitung
pH larutan

 Siswa dapat
Menghitung banyaknya
pereaksi dan hasil
reaksi dalam larutan
elektrolit dari hasil titrasi
asam basa

 Siswa dapat
Mendeskripsi-kan sifat
larutan penyangga dan
peranan larutan
penyangga dalam tubuh
makhluk hidup.

 Siswa dapat
Menentukan jenis
garam yang mengalami
hidrolisis dalam air dan
pH larutan garam
tersebut

 Siswa dapat
Menggunakan kurva
perubahan harga pH
pada titrasi asam basa
untuk menjelaskan
larutan penyangga dan
hidrolisis

 Siswa dapat
Memprediksi
terbentuknya endapan
dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali
kelarutan.

3. Keterampilan

 Berlatih menentukan Pengamatan Penyelesaian tugas (baik


pasangan asam-basa individu maupun kelompok)
Bronsted-Lowry dan saat diskusi

 Merancang dan
melakukan percobana
titrasi untuk
menentukan
konsentrasi asam atau
basa.

 Menyimpulkan sifat
larutan penyangga dan
bukan penyangga

 Menghitung pH ;arutan
garam yang terhidrolsis
melalui diskusi kelas

 Menganalisis grafik
hasil titrasi asm kuan
dan basakuat, asam
kuat dan basa lemah,
asam lemah dena basa
kuat untuk menjelaskan
larutan penyangga dan
hidrolsis melelui diskusi.

 Menghitung kelarutan
suatu elektrolit yang
sukar larut melalui
diskusi kelas

I. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Tugas
 Membuat laporan praktikum tentang identifikasi asam dan basa.
Observasi
 Sikap ilmiah saat praktikum, diskusi, dan presentasi dengan lembar
pengamatan

Tes tertulis

Soal :
Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017
Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,

(Yohanes Adi Suhadi, S.Pd) (Yudie Harisandi, S.Pd)


NIP. 19781023 200604 1 005

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Sekadau


Mata Pelajaran : KIMIA Lintas Minat
Kelas/Semester: XI/2
Materi Pokok : Titrasi
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas XI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju


reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif )
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
Menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa berdasarkan data hasil
titrasi asam basa.
3.11.1 Menyebutkan dengan penuh tanggung jawab pengertian titrasi
asam basa
3.11.2 Menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa dengan titrasi
3.11.3 Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam
asam dan basa
3.11.4 Menentukan kadar zat dari data hasil titrasi
3.11.5 Membuat grafik titrasi dari data hasil percobaan
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan titrasi asam-basa.
4.11.1 Merancang percobaan titrasi untuk menentukan
konsentrasi/kadar asam basa
4.11.2 Melakukan percobaan titrasi asam atau basa
4.11.3 Menyimpulkan hasil percobaan titrasi asam basa
4.11.4 Menghitung kadar zat dari data percobaan
4.11.5 Menyajikan hasil percobaan titrasi asam basa

C. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat,
 Siswa dapat menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan
sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
 Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi
kelompok
 Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
 Siswa dapat Menyebutkan dengan penuh tanggung jawab pengertian titrasi
asam basa
 Siswa dapat Menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa dengan titrasi
 Siswa dapat Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam
asam dan basa
 Siswa dapat Menentukan kadar zat dari data hasil titrasi
 Siswa dapat Membuat grafik titrasi dari data hasil percobaan
 Siswa dapat Merancang percobaan titrasi untuk menentukan
konsentrasi/kadar asam basa
 Siswa dapat Melakukan percobaan titrasi asam atau basa
 Siswa dapat Menyimpulkan hasil percobaan titrasi asam basa
 Siswa dapat Menghitung kadar zat dari data percobaan
 Siswa dapat Menyajikan hasil percobaan titrasi asam basa

D. Materi Pelajaran

1. Materi Fakta

2. Konsep
 Titrasi
 Asidial kalimetri
 Cara mennitrasi
 Perubahan pH pada reaksi penetralan

3. Prinsip
 Titik ekivalen
 Titik akhir titrasi

4. Prosedur
Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang
dibutuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dalam
larutan lain. Titrasi berasal dari kata titer yang artinya tetes.

Hal-hal penting pada titrasi a. Titik ekivalen Titik ekivalen adalah saat
jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH–. Biasanya ditunjukkan dengan
harga pH. b. Titik akhir titrasi Titik akhir titrasi adalah saat di mana titrasi
harus dihentikan ketika indikator berubah warna. Reaksi penetralan asam
basa dapat digunakan untuk menentukan kadar/konsentrasi berbagai jenis
larutan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa
yang telah diketahui kadarnya, atau sebaliknya. Proses penetapan kadar
larutan dengan cara ini disebut titrasi asam basa/asidialkalimetri. Titrasi
dilakukan dengan mereaksikan sedikit demi sedikit/tetes demi tetes larutan
basa melalui buret ke dalam larutan asam yang terletak dalam labu
erlenmeyer, sampai keduanya tepat habis dengan ditandai berubahnya warna
indikator, disebut titik akhir titrasi. Titik ekuivalen diketahui dengan bantuan
indikator. Jika larutan asam basa ditetesi larutan basa, maka pH larutan akan
naik atau sebaliknya. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada
penetesan asam basa dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi.

E. Metode Pembelajaran
 Eksperimen
 Diskusi Kelompok
 Inquiri

F. Media, Alat dan Sumber Belajar


1. Media : Bahan Tayang
2. Alat/Bahan : Buret, statif, gelas kimia, Beberapa sampel larutan,
indikator,corong dan pipet.
3. Sumber Belajar: Michael Purba, Kimia Kelas XI SMA /MA ,
Erlangga ,Jakarta
§ Supplement books:
 Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna,
Grafindo Media Pratama, 2008
 Buku pegangan Kimia jilid 2, Buku Kimia
Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out
 Lembar kerja
 Internet http://e-dukasi.net http://psb-psma.org

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Waktu Keterangan


A. Pendahuluan 10 menit
 Siswa merespon salam dan pertanyaan Guru menagih secara
dari guru berhubungan dengan kondisi lisan tugas baca dan
,absensi tugas mencari artikel
 Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa tentang titrasi asam
ingin tahu dan berpikir kritis, guru basa
mengajukan pertanyaan tentang titrasi
asam basa
 Siswa menerima informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
 Guru menagih secara lisan tugas baca
dan mencari artikel tentang titrasi asam
basa
Kegiatan Inti Guru 70 menit
Mengamati
 Siswa diminta mencari informasi dari
berbgai sumber tentang titrasi asam basa
Menanya
 Guru mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan apa fungsi indikator
dalam titrasi asam basa, indikator apa
yang tepat untuk titik titrasi asam basa,
kapan titrasi dinyatakan selesai?
 Guru mengajukan pertanyaan bagaimana
menguji kebenaran konsentrasi suatu
produk, misalnya cuka dapur 25%?
Mengumpulkan Informasi
 Siswa diminta merancang percobaan dan
mempresentasikan hasil rancangan titrasi
asam basa untuk menyamakan presepsi
 Siswa diminta untuk memprediksi
indikator yang dapat digunakan untuk
titrasi asam basa
 Siswa melakukan percobaan titrasi asam
basa
 Siswa mengamati dan mencatat data
hasil titrasi.
Menalar/Mengasosiasi
 Siswa mengolah data hasil percobaan
 Siswa menentukan konsentrasi pentiter
atau zat yang dititer
 Siswa menentukan kemurnian suatu zat
 Siswa menganalisis kurva titrasi dan
menentukan titik ekivalen melalui titik
akhir titrasi
Mengkomunikasikan
 Siswa membuat laporan titrasi asam basa
dan mempresentasikannya dengan
menggunakan tata bahsa yang benar
 Siswa mengkomunikasikan bahwa untuk
menentukan kemurnian suatu zat dapat
dilakukan dengan cara titrasi asam basa
C. Penutup 10 menit
 Guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang titrasi dan kurva
titrasi asam basa
 Guru meminta siswa mencatat soal
penugasan mengenai titrasi asam basa
 Guru memberikan tugas baca bagi siswa
untuk materi berikutnya

H. Penilaian

Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur

1. Sikap Observasi Kerja Lembar


Kelompok Observasi

2. Pengetahuan Penugasan Soal Penugasan


Tes Tertulis Soal Objektif

Kinerja
Kinerja Presentasi Presentasi
3. Ketrampilan
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian
Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017
Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,

(Yohanes Adi Suhadi, S.Pd) (Yudie Harisandi, S.Pd)


NIP. 19781023 200604 1 005

Catatan Kepala Sekolah

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Soal-Soal :

1. Jika 20,60 mL larutan HCl 0,0100 M digunakan untuk mentitrasi 30,00 mL larutan
NaOH sampai titik ekivalen, berapakah konsentrasi larutan NaOH?
Penyelesaian:

 Tulis persamaan reaksi setara:

HCl + NaOH ---> NaCl + H2O

 Mencari mol HCl:

mol = M x V = (0,0100 mol/L) (0,02060 L) = 0,000206 mol

 Mencari mol NaOH:

Karena perbandingan ekivalen HCl dan NaOH adalah 1:1, maka mol NaOH
sama dengan mol HCl, yaitu 0,000206 mol.

 Mencari konsentrasi NaOH:

0,000206 mol / 0,03000 L = 0,00687 M


2. Berapakah volume 0,105 M HCl untuk mentitrasi larutan berikut sampai titik
ekivalen?

 22,5 mL NH3 0,118 M

 125,0 mL larutan yang mengandung 1,35 gram NaOH per liter

Kita mengabaikan bahwa HCl-NH3 titrasi kuat-lemah. Kita hanya fokus ke titik
ekivalen, bukan pH yang dihasilkan.
Penyelesaian a:
1) Persamaan reaksi

HCl + NH3 ---> NH4Cl

2) Perbandingan molar HCl dan NH3: 1 : 1

3) Mol NH3: mol = M x V = (0,118 mol/L) (0,0225 L) = 0,002655 mol

4) Mencari mol HCl yang digunakan: 1 banding 1, maka mol HCl = mol NH3 =
0,002655 mol

5) Menentukan volume HCl: 0,105 mol/L = 0,002655 mol / x x = 0,0253 L = 25,3 mL

Penyelesaian b:
1) Menentukan konsentrasi larutan NaOH:

MV = massa / massa molar (x) (1,00 L) = 1,35 g / 40,00 g/mol


x = 0,03375 M

2) Persamaan reaksi setara: HCl + NaOH ---> NaCl + H 2O

3) Menentukan volume HCl yang dibutuhkan:

M1V1 = M2V2 (0,03375 mol/L) (125,0 mL) = (0,105 mol/L) (x)


x = 40,18 mL

3. Berapa volume 0,116 M H2SO4 yang dibutuhkan untuk mentitrasi 25,0 mL Ba(OH) 2
0,00840 sampai titik ekivalen?:
Penyelesaian:
1) Persamaan reaksi: H2SO4 + Ba(OH)2 ---> BaSO4 + 2H2O

2) Perbandngan molar: 1 : 1

3) Gunakan cara ini untuk perbandingan molar 1:1:


M1V1 = M2V2 (0,116 mol/L) (x) = (0,00840 mol/L) (25,0 mL)
x = 1,81 mL

4. 27,0 mL NaOH 0,310 M dititrasi dengan H2SO4 0,740 M . Berapa volume H2SO4
yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi?
Penyelesaian:
1) Mol NaOH: (0,310 mol/L) (0,027 L) = 0,00837 mol

2) Perbandingan molar NaOH dan H2SO4 adalah 2:1:

Hal ini dapat dilihat dari persamaan reaksi setara:


2NaOH + H2SO4 ---> Na2SO4 + 2H2O

3) Jadi: 2 banding 1 maka 0,00837 mol setara dengan 0,00837 mol dibagi 2 =
0,004185 mol H2SO4

4) Menghitung volume H2SO4 yang dibutuhkan:

0,004185 mol dibagi 0,740 mol/L = 0,0056554 L = 5,66 mL

5. A 21,62 mL Ca(OH)2 dititrasi dengan HCl 0,2545 M sebanyak 45,87 mL sampai titik
akhir titrasi.

(a) Bagaimana persamaan reaksinya?


(b) Berapakah konsentrasi kalsium hidroksida?

Penyelesaian:
1) Persamaan reaksi setara:

2HCl + Ca(OH)2 ---> CaCl2 + 2H2O

2) Mencari konsentrasi kalsium hidroksida:

mol HCl ---> (0,2545 mol/L) (0,04587 L) = 0,011674 mol . Perbandingan molar
HCl to Ca(OH)2 adalah 2 : 1, maka:

mol of Ca(OH)2 = 0,005837 mol

Konsentrasi Ca(OH)2 ---> 0,005837 mol / 0,02162 L = 0,2700 M

6. Hitunglah volume NaOH yang dibutuhkan untuk menetralisasi 50,0 mL asam sulfat
16,0 M. Konsentrasi NaOH adalah 2,50 M,

Penyelesaian:
2 NaOH + H2SO4 ---> Na2SO4 + 2H2O Hitung mol H2SO4 dengan menggunakan n =
C x V:

n = 16,0 mol/L x 50 mL = 800 mmol

Sekarang lihat persamaannya. Setiap mol H 2SO4 membutuhkan dua kali mol NaOH
untuk menetralisasi H2SO4.
Jadi, mol NaOH = 800 x 2 = 1600 mmol NaOH yang dibutuhkan.
Jika sudah mempunyai mol dan konsentrasi, sekarang tinggal menghitung volume.:

V = mol / konsentrasi V = 1600 mmol / 2,50 mol/L = 640 mL

7. Jika 0,2501 gram natrium karbonat kering membutuhkan 27,00 mL HCl untuk
melengkapi reaksi, berapa konsentrasi HCl?
Penyelesaian:

Na2CO3 + 2HCl ---> 2NaCl + CO2 + H2O

mol Na2CO3 ---> 0,2501 g / 105,988 g/mol = 0,0023597 mol

2 mol of HCl dibutuhkan untuk setiap satu mol Na 2CO3


0,0023597 mol x 2 = 0,0047194 mol HCl
0,0047194 mol / 0,02700 L = 0,1748 M

8. Berapakah konsentrasi asam sitrat dalam soda jika membutuhkan 32,27 mL NaOH
0,0148 M untuk mentitrasi 25,00 mL soda?
Solution:

Asam sitrat mempunyai tiga hidrogen asam, jadi kita menggunakan rumus H 3Cit

H3Cit + 3NaOH ---> Na3Cit + 3H2O


Kuncinya adalah perbandingan molar 1 : 3 antara H 3Cit dan NaOH
mol NaOH ---> (0,0148 mol/L) (0,03227 L) = 0,000477596 mol
1 mol untuk 3 mol seperti x untuk 0,000477596 mol
Jadi x = 0,0001592 mol (of H3Cit)
0,0001592 mol / 0,0250 L = 0,00637

9. 20,00 mL Al(OH)3 0,250 M menetralisasi 75,00 mL larutanH 2SO4. Berapakah


konsentrasi H2SO4?
Penyelesaian:
2Al(OH)3 + 3H2SO4 ---> Al2(SO4)3 + 6H2O Al(OH)3

Perbandingan molarnya adalah 2:3,


mol Al(OH)3 ---> (0,250 mol/L) (20,00 mL) = 5,00 mmol
2 mol untuk 3 mol seperti 5,00 mol untuk x

x = 7,50 mmol
Molaritas H2SO4 ---> 7,50 mmol / 75,00 mL = 0,100 M

10. 51,00 ml asam fosfat (H3PO4) bereaksi dengan 13,90 gram barium hidroksida,
Ba(OH)2 sesuai dengan persamaan reaksi berikut. Berapakan molaritas asam
fosfat?
Peneyelesaian:

2 H3PO4 + 3Ba(OH)2 ---> Ba3(PO4)2 + 6H2O

mol Ba(OH)2: 13,90 g / 171,344 g/mol = 0,08112335 mol


3 mol Ba(OH)2 bereksi dengan 2 mol H3PO4
0,08112335 mol Ba(OH)2 bereaksi dengan x mol H3PO4
x = 0,0540822 mol
Molaritas asam fosfat: 0,0540822 mol/0,05100 L = 1,06 M

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Sekadau


Mata Pelajaran : KIMIA Lintas Minat
Kelas/Semester: XI/2
Materi Pokok : Hidrolisis
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas XI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju


reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif )
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.12 Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis.
3.12.1 Menentukan persamaan reaksi ionisasi dari larutan asam dan
garam.
3.12.2 Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi
ionisasi.
4.12 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis.
4.12.1 Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis
dalam air melalui percobaan
· Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi
ionisasi

C. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat,
 Siswa dapat menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan
reaksi ionisasi.
 Siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai sifat garam yang terhidrolisis.
 Siswa aktif mengajukan pendapat.
 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.
 Siswa dapat bekerja sama dalam kelompoknya.
D. Materi Pelajaran

1. Materi Fakta

2. Konsep
 Garam
 Ester dan amida
 ATP
 Polisakarida
 Ion logam dalam air

3. Prinsip
 Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H
 Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga
menyebabkan [H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-],
maka larutan bersifat asam.
 Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air
akan tetap sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).

4. Prosedur
 Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan
anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga
larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7
 Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami
hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation
asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7
 Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami
hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang
mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
 Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang
terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat
terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa,
maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air
E. Metode Pembelajaran
 Eksperimen
 Diskusi Kelompok
 Inquiri

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : Bahan Tayang

2. Alat/Bahan : Buret, statif, gelas kimia, Beberapa sampel larutan,


indikator,corong dan pipet.

3. Sumber Belajar: Michael Purba, Kimia Kelas XI SMA /MA ,


Erlangga ,Jakarta

§ Supplement books:

 Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna,


Grafindo Media Pratama, 2008

 Buku pegangan Kimia jilid 2, Buku Kimia


Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out

 Lembar kerja

 Internet http://e-dukasi.net http://psb-psma.org

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Waktu Keterangan


A. Pendahuluan 10 menit
 Siswa merespon salam dan pertanyaan Guru menagih secara
dari guru berhubungan dengan kondisi lisan tugas baca dan
,absensi tugas mencari artikel
 Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa tentang Hidrolisis
ingin tahu dan berpikir kritis, guru
mengajukan pertanyaan tentang titrasi
asam basa
 Siswa menerima informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
 Guru menagih secara lisan tugas baca
dan mencari artikel tentang Hidrolisis
Kegiatan Inti Guru 70 menit
Mengamati
 Siswa diminta mencari informasi dari
berbgai sumber tentang hidrolisis garam
Menanya
 Guru mengajukan pertanyaan mengapa
garam ada yang bersifat asam, basa dan
netral ?
Mengumpulkan Informasi
 Siswa diminta merancang percobaan
untuk identifikasi pH garam dan
mempresentasikannya untuk
menyamakan persepsi
 Siswa diminta melakukan percobaan
untuk identifikasi pH garam dengan
menggunakan kertas lakmus atau
indikator universal atau pH meter
 Siswa diminta mengamati dan mencatat
data hasil percobaan

Menalar/Mengasosiasi
 Siswa mengolah mengolah dan
menganalisis data hasil pengamatan
 Siswa menyimpulkan sifat garam yang
terhidrolisis
 Siswa menganalisis rumus kimia garam-
garam dan memprediksi sifatnya
 Siswa menentukan grafik hubungan
perubahan harga pH pada titrasi asam
basa untuk menjelaskan sifat garam yang
terhidrolisis
 Siswa menentukan tetapan hidrolisis (Kh)

Mengkomunikasikan
 Siswa membuat laporan percobaan
identifikasi garam dan
mempresentasikannya dengan
menggunakan tata bahasa yang benar .
C. Penutup 10 menit
 Guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang materi
 Guru meminta siswa mencatat soal
penugasan mengenai materi
 Guru memberikan tugas baca bagi siswa
untuk materi berikutnya

H. Penilaian

Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur
1. Sikap Observasi Kerja Lembar
Kelompok Observasi

2. Pengetahuan Penugasan Soal Penugasan


Tes Tertulis Soal Objektif

Kinerja
Kinerja Presentasi
3. Ketrampilan Presentasi
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian

Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017


Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,

(Yohanes Adi Suhadi, S.Pd) (Yudie Harisandi, S.Pd)


NIP. 19781023 200604 1 005

Catatan Kepala Sekolah

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

REAKSI HIDROLISIS
A. PENGERTIAN

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam
bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari
asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa
lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat
ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan
garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses
larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air
dan lisis yang berarti peruraian).

Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation
hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses ini
biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui
polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization).

Hidrolosis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi
dua senyawa baru.

Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam
dengan air. Pada penguraian garam ini, dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu :

 Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H

 Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan
[H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat
asam.

 Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap
sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya
menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam atau basa
kuat maka hasil reaksinya akan segera terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-
ionnya. Jika ditinjau dari asam dan basa pembentuknya ada empat jenis garam yang
dikenal, yaitu ;

1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat

2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah

3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa lemah

4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat

1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat

Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion
garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat
netral, pH larutan ini sama dengan 7.

Contoh

Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation
+
dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H dan Cl - . Masing-masing ion tidak
bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

KCl (aq) → K + (aq) + Cl - (aq)

K + (aq) + H 2 O (l) →

Cl - (aq) + H 2 O (l) →

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah


Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami
hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.

Contoh

Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl
+ -
dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H dan Cl
+
sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4

dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan
kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.

NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)

Cl - (aq) + H 2 O (l) →

NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)

+
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 ) merupakan reaksi kesetimbangan.
+
Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O ) yang bersifat asam (pH<7).
Secara umum reaksi ditulis:

BH + + H 2 O → B + H 3 O +

3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis
parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis.
Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).

Contoh

Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa
kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan
+ -
Na . Anion CH 3 COO berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis,
sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)

Na + (aq) + H 2 O (l) →

CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)

-
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ) merupakan reaksi kesetimbangannya.
-
Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum
reaksinya ditulis:

A - + H 2 O → HA + OH -

4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah

Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total
(sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan
garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari
perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.

Contoh

Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk
+ -
garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H dan CN
sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-.
Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.

NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)

NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +

CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)

Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka
dan Kb)

 Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
 jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis
lebih banyak dalam larutan bersifat asam.

 Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat


netral.

Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis disebut tetapan hidrolisis dan


dilambangkan dengan K h.
Kh = Kw Ka atau Kb

B. SENYAWA OBAT

Hidrolisis badan obat bisa menjadi faktor utama dalam ketidakstabilan solusi.
Aspirin, misalnya, mengalami hidrolisis dengan produk degradasi yang dihasilkan
menjadi asam salisilat dan asam asetat. Tingkat reaksi ini dikatakan urutan kedua,
karena tidak hanya tergantung pada konsentrasi aspirin, tetapi pada pH larutan
(misalnya konsentrasi ion hidronium pada nilai pH larutan kurang dari sekitar 2,5 atau
konsentrasi ion hidroksil pada pH larutan nilai lebih besar dari sekitar 7,0). Pada pH =
7,5, istilah tarif hidrolisis aspirin dapat ditulis:

mana, [A] = konsentrasi aspirin [OH -] = konsentrasi ion hidroksil K = laju urutan
kedua konstan t = waktu

Jika solusinya adalah buffer sehingga konsentrasi ion hidroksil dasarnya tetap
konstan, tingkat ekspresi mungkin ditulis ulang sebagai:

dimana, C = konsentrasi ion hidroksil berubah Sejak dua konstanta selalu dapat
dikombinasikan menjadi satu konstan, ekspresi di atas adalah sama dengan:

dimana, K app = KC

Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa penurunan aspirin dalam larutan
buffer pada pH = 7,5 akan mengikuti kinetika orde pertama, yaitu reaksi akan tampak
reaksi orde satu, tergantung hanya pada konsentrasi dari satu reaktan yaitu aspirin.

Bentuk terpadu dari tingkat ekspresi urutan pertama adalah:


dimana,

A t = jumlah obat yang tersisa pada waktu = t


A o = jumlah obat awalnya hadir

K app = urutan tingkat pertama terlihat konstan

t = waktu sampling

Persamaan ini adalah dalam bentuk:

y = mx + b

dimana,

m = kemiringan garis

b = titik potong y

Untuk hidrolisis aspirin dalam larutan buffer (pH = 7,5), a-log plot
semikonsentrasi sisa aspirin terhadap waktu harus menghasilkan sebuah garis lurus
dengan kemiringan negatif sebesar-K app.

Yang pertama tingkat pesanan ditentukan secara eksperimental konstan (K app)


dapat terkait dengan urutan tingkat kedua benar konstan dengan ekspresi:

K app = K[OH - ] K app = K [OH -]

Urutan pseudo degradasi pertama aspirin dalam larutan buffer pada pH = 7,5 dapat
diikuti dengan mengukur peningkatan konsentrasi asam salisilat spektrofotometri.

Satu mol asam salisilat diproduksi ketika salah satu mol aspirin merendahkan,
maka, dengan menggunakan rasio berat molekul aspirin untuk asam salisilat, kita dapat
menentukan berat aspirin terdegradasi untuk setiap mg asam salisilat yang dihasilkan.

Dengan demikian, setiap miligram asam salisilat ini merupakan penurunan 1,304
miligram aspirin. Karena jumlah ini adalah aspirin awalnya dikenal dan karena jumlah
aspirin yang terdegradasi dapat ditentukan, jumlah sisa aspirin dapat dihitung.
C. MEKANISME REAKSI HIDROLISIS

Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan
menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam reaksi
hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam dan basa. H+ dan OH-
berikatan menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa yang lain
bersatu membentuk dari garam campuran asam basa tersebut. Garam tersebut dapat
bersifat asam atau basa atau netral tergantung dari sifat – sifat para campurannya
apakan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah.

Contohnya Ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang terjadi dari reaksi
dengan oksigen di udara-sehingga disebut ketengikan oksidatif. Off flavour dihasilkan
oleh reaksi hidrolisis yang dikatalis oleh enzim-sehingga disebut ketengikan hidrolisis.
Reaksi hidrolisis dan efek absorpsi dapat dikurangi dengan penyimpanan dingin,
transportasi yang baik, pengemasan yang hati-hati dan sterilisasi sementara ketengikan
oksidatif tidak dapat dikurangi dengan merendahkan temperatur ruang penyimpanan.

Pada reaksi hidrolisis akan dihasilkan gliserida dan asam lemak bebas dengan
rantai pendek (C4 - C12). Akibat yang ditimbulkan dari reaksi ini adalah terjadinya
perubahan bau dan rasa dari minyak atau lemak, yaitu timbulnya rasa tengik (Djatmiko
dan Pandjiwidjaja, 1984). Ketengikan oksidasi yang umum dijumpai yaitu reaksi
oksidasi pada ikatan rangkap dari asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh
mempunyai ikatan rangkap yang mempengaruhi reaksi ini menyebabkan lemak menjadi
keras dan kental. Peroksida merupakan hasil antara yang biasanya dipakai sebagai
ukuran tingkat ketengikan (Kaced, et al., 1984). Ketengikan oksidatif merupakan reaksi
autocatalytic dimana laju reaksi meningkat sejalan dengan meningkatnya waktu
penyimpanan. Hal ini disebabkan karena adanya hasil oksidasi awal yang dapat
mempercepat reaksi oksidasi selanjutnya, dan reaksi ini dikenal sebagai reaksi berantai
(Schultz, et.al., 1962).
Ketengikan hirdrolisis disebabkan oleh hidrolisis trigliserida, adanya uap air dan
pembebasan asam lemak bebas. Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan
diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan
kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam
lemak dan minyak tersebut.

Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak
jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat
mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida,
logam-logam berat, dan enzim- enzim lipoksidase.

Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada
lemak atau minyak. Reaksi oksidasi lemak akan berlangsung dalam tiga tahap. Pada
tahap permulaan terjadi reaksi pembentukan radikal lemak bebas dan pemisahan
hidrogen dari lemak yang tidak jenuh.

D. MANFAAT REAKSI HIDROLISIS

Reaksi hidrolisis digunakan untuk menetralkan suatu campuran asam dan basa
yang menghasilkan air dan garam. Salah satu hasil dari reaksi hidrolisis yaitu
terbentuknya garam yang biasa dijumpai di dapur (NaCl) yang merupakan produk dari
reaksi asam basa

HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

Reaksi hidrolisis digunakan untuk merubah pH suatu larutan.

· Garam yang menghasilkan larutan basa, dihasilkan dari suatu reaksi antara asam
lemah dan basa kuat.
· Garam yang menghasilkan larutan asam dihasilkan dari suatu reaksi antara asam
kuat dan basa lemah.

Selain mengahsilkan garam, reaksi hidrolisis dapat digunakan dalam bidang


pertanian. Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH
tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu
diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa.
Biasanya para petani menggunakan pelet padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH
+
tanah. Garam (NH 4 ) 2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 akan terhidrolisis dalam tanah
membentuk NH 3 dan H + yang bersifat asam.

Hidrolisis pun dapat digunakan dalm proses pembuatan suatu larutan yang
digunakan dalam rumah tangga. Kita sering memakai bayclin atau sunklin untuk
memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat
reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih
kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl -
terhidrolisis menjadi HOCl dan OH -, sehingga garam NaOCl bersifat basa

Soal No. 1
Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah...
A. NH4Cl
B. CH3COONa
C. K2SO4
D. CH3COONa
E. CH3COOK

Pembahasan
Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal dari asam kuat
dan basa kuat. K2SO4 berasal dari KOH dan H2SO4 yang masing-masing berturut-turut
merupakan basa kuat dan asam kuat.
Soal No. 2
Dari beberapa larutan berikut ini yang terhidrolisis sempurna adalah....
A. NH4Cl
B. CH3COONa
C. K2SO4
D. NH4CH3COO
E. NaCl

Pembahasan
Hidrolisis sempurna terjadi pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
NH4CH3COO berasal dari asam lemah dan basa lemah.

Soal No. 3
Dari beberapa larutan berikut ini yang mengalami hidrolisis parsial adalah...
A. K2SO4
B. CH3COONa
C. NaCl
D. NH4CN
E. MgSO4

Pembahasan
Hidrolisis parsial terjadi pada garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
atau terbentuk dari basa kuat dan asam lemah. CH3COONa terbentuk dari asam lemah
dan basa kuat jadi terhidrolisis parsial.

Soal No. 4
Jika diketahui larutan CH3COONa 0,1 M dan Ka CH3COOH = 10−5.

Tentukan :
a. reaksi hidrolisis garam tersebut
b. pH larutan garam tersebut
(Ebtanas 2003)

Pembahasan
Data soal:
CH3COONa 0,1 M
Ka CH3COOH = 10−5

CH3COONa termasuk garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah.

 Mengalami hidrolisis anion

 Larutan bersifat basa

a. reaksi hidrolisis garam


reaksi hidrolisis yang terjadi seperti berikut
b. pH larutan garam tersebut
Menentukan konsentrasi anion yang terhidrolisis terlebih dahulu

Konsentrasi OH− nya gunakan

dimana
Kw = tetapan kesetimbangan air
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
M = konsentrasi anion yang terhidrolisis

Sehingga

Soal No. 5
Jika dua larutan masing-masing mengandung 25 mL NaOH 0,2 M dan 25 mL
CH3COOH 0,2 M dengan Ka CH3COOH = 10−5 dicampurkan, maka pH nya adalah...
A. 3
B. 4
C. 5
D. 9
E. 10

Pembahasan
Data:
mol NaOH = 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
mol CH3COOH = 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
Reaksi yang terjadi dan mol yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Tentukan konsentrasi anion yang terhidrolisis terlebih dahulu melalui konsentrasi


CH3COONa yang terbentuk:

[CH3COO−]

[OH−] dan pH dengan demikian adalah

Soal No. 6
Sebanyak 250 mL CH3COOH 0,256 M dicampur dengan 250 mL NaOH 0,256 M. Jika
Ka CH3COOH = 1 × 10−5, maka pH larutan setelah dicampur adalah....
A. 6 + log 8√2
B. 6 − log 8√2
C. 7
D. 8 + log 8√2
E. 8 − log 8√2

Pembahasan
Data:
250 mL CH3COOH 0,256 M (asam lemah) → 64 mmol
250 mL NaOH 0,256 M (basa kuat) → 64 mmol

Reaksi yang terjadi:


Terbentuk CH3COONa yang asalnya tadi dari basa kuat dan asam lemah hingga
terhidrolisis sebagian dengan [OH-]

dan [CH3COONa]

diperoleh

pOH dan pH larutan dengan demikian adalah

Soal No. 7
Berikut adalah beberapa larutan:
(1) KNO3
(2) NH4Cl
(3) Na2SO4
(4) Na2CO3
(5) CH3COOK

Pasangan garam yang bersifat netral ditunjukkan oleh nomor....


A. (1) dan (3)
B. (2) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

Pembahasan
Garam yang bersifat netral (pH = 7), terbentuk dari pasangan asam kuat + basa kuat.

Dari soal yang termasuk asam dan basa kuat:

Asam kuat Basa kuat

HNO3
KOH
HCl
NaOH
H2SO4

Asam dan basa lemah

Asam lemah Basa lemah

H2CO3
NH4OH
CH3COOH

Terlihat KNO3 dan Na2SO4 terbentuk dari asam kuat dan basa kuat sehingga bersifat
netral.

Soal No. 8
Berikut adalah beberapa larutan:
(1) (NH4)2SO4;
(2) Na2CO3;
(3) KCN;
(4) CH3COONa; dan
(5) K2SO4.

Pasangan garam yang pH-nya lebih besar dari 7 adalah pasangan nomor....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (5)
Pembahasan
Garam yang pH-nya lebih besar dari 7 adalah garam yang terbentuk dari basa kuat dan
asam lemah. Data selengkapnya seperti berikut:

Dari tabel di atas garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah adalah Na 2CO3,
KCN dan CH3COONa.

Jawaban: D

Soal No. 9
Jika 200 mL NH4OH 0,8 M direaksikan dengan 200 mL larutan HCl 0,8 M, Kb NH 4OH =
10−5, pH campuran setelah bereaksi adalah....
A. 5 − log2
B. 5 − log3
C. 5 − log4
D. 5 − log5
E. 5 − log6

Pembahasan
Data:
200 mL NH4OH 0,8 M → 160 mmol
200 mL larutan HCl 0,8 M → 160 mmol

Reaksi yang terjadi:


Dengan rumus hidrolisis garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah:

Diperoleh pH

Soal No. 10
250 mL larutan NH3 0,8 M dicampur dengan 250 mL larutan HCl 0,8 M (Kb = 10 −5).
Tentukan pOH larutan yang terjadi!

Pembahasan
Data:
250 mL NH3 0,8 M → 200 mmol
200 mL larutan HCl 0,8 M → 200 mmol

Reaksi yang terjadi:

Dengan rumus hidrolisis garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah:
Diperoleh pH dan pOH larutan

Soal No. 11
Untuk mendapatkan larutan garam yang pH-nya 9, maka banyaknya garam natrium
benzoat C6H5OONa yang harus dilarutkan dalam 100 mL air adalah...(Ka C6H5OONa =
6 × 10 −5m dan Mr C6H5OOH = 144)
A. 0,54 gram
B. 1,08 gram
C. 2,16 gram
D. 4,32 gram
E. 8,64 gram

Pembahasan
Data:
C6H5OONa dalam 100 mL pH = 9 → pOH = 5
[OH −] = 10−5

Dari rumus hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, diperoleh
molaritasnya:

Volume = 100 mL = 0,1 Liter:


Berikutnya menentukan mol dan massanya: mol = M × V = 0,6 × 0,1 = 0,06 mol
massa = mol × Mr = 0,06 × 144 = 8,64 gram.

Soal No. 12
500 mL larutan (NH4)2SO4 0,4 M dan Kb NH3 = 2 × 10−5.

Tentukan:

a) tetapan hidrolisis
b) pH larutan
Pembahasan
a) tetapan hidrolisis, rumus tetapan hidrolisis:

sehingga

b) pH larutan
Data:
500 mL larutan (NH4)2SO4 0,8 M

Reaksi hidrolisisnya

(Menjadi 0,8 M karena koefisien NH4+ nya 2)

[H+] dan pH yang terjadi

Read more: http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/32-hidrolisis-larutan-garam-dan-


ph#ixzz3JPEtMu8t
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Sekadau


Mata Pelajaran : KIMIA Lintas Minat
Kelas/Semester: XI/2
Materi Pokok : Larutan Penyangga
Alokasi Waktu : 2 x 45 Meniit

A. Kompetensi Inti SMA kelas XI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju


reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif )
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
3.13.1 Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk
menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup dan kehidupan sehari-hari
3.13.1 Mengukur pH larutan penyangga dan bukan larutan penyangga
setelah ditambah sedikit asam, sedikit basa, atau pengenceran
3.13.3 Menurunkan persamaan untuk menentukan H+ atau OH- suatu
larutan penyangga
3.13.4 Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan
menggunakan prinsip kesetimbangan
3.13.5 Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit
asam , basa , atau pengenceran
4.13 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.
4.13.1 Menyimpulkan 3 hal tentang sifat-sifat larutan penyangga

C. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat,
 Siswa dapat menjelaskan Sifat larutan penyangga
 Siswa dapat mengetahui pH larutan penyangga
 Siswa dapat menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup
 Siswa aktif mengajukan pendapat.
 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.
 Siswa dapat bekerja sama dalam kelompoknya.

D. Materi Pelajaran

1. Materi Fakta
2. Konsep
 Campuran Asam Lemah dengan basa Konjugasinya
 obat suntik
 obat tetes mata
 cairan antar sel Sistem larutan penyangga dalam darah

3. Prinsip
 Penambahan asam
 Penambahan Basa
 Pengenceran terhadap Larutan Penyangga

4. Prosedur
 Campuran ditambahkan sedikit asam HCl, akan terjadi reaksi berikut :
CH3COO-(aq) + HCl(aq)→ CH3COOH(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan reaksi ini berarti jumlah basa konjugasinya (ion CH3COO-)
akan berkurang dan asam lemah CH3COOH akan
bertambah.Penambahan asam kedalam larutan penyangga akan
menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi
asam. Perubahan ini tidak dapat menyebabkan perubahan pH yang besar
 Campuran ditambahkan sedikit basa NaOH, akan terjadi reaksi berikut
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COO-(aq) + Na+ (aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan
berkurang dan basa konjugasinya akan bertambah.Perubahan ini tidak
menyebabkan perubahan pH yang besar.
 Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh
komponen-komponennya.Jika suatu campuran tersebut diencerkan maka
harga perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah
sehingga pH larutan penyangga juga praktis tidak berubah.
E. Metode Pembelajaran

 Eksperimen

 Diskusi Kelompok

 Inquiri

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : Bahan Tayang

2. Alat/Bahan : Pipet ukur 10 ml. Gelas ukur 25 ml, Erlenmayer 125


ml, Gelas kimia, Larutan CH3COOH 0,1 M, Larutan
CH3COONa 0,1 M, Larutan NaOH 0,1 M, Larutan
HCl 0,1 M, Larutan NaCl 0,1 M, Aquadest, Indikator
universal

3. Sumber Belajar: Michael Purba, Kimia Kelas XI SMA /MA ,


Erlangga ,Jakarta

§ Supplement books:

 Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna,


Grafindo Media Pratama, 2008

 Buku pegangan Kimia jilid 2, Buku Kimia


Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out

 Lembar kerja

 Internet http://e-dukasi.net http://psb-psma.org

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Waktu Keterangan


A. Pendahuluan 10 menit
 Siswa merespon salam dan pertanyaan Guru menagih secara
dari guru berhubungan dengan kondisi lisan tugas baca dan
,absensi tugas mencari artikel
 Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa tentang Hidrolisis
ingin tahu dan berpikir kritis, guru
mengajukan pertanyaan tentang larutan
Penyangga
 Siswa menerima informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
 Guru menagih secara lisan tugas baca
dan mencari artikel tentang larutan
penyangga
Kegiatan Inti Guru 70 menit
Mengamati
 Siswa mencari informasi dari berbagai
sumber tentang larutan penyangga, sifat
dan pH larutan penyangga serta
peranannya dalam tubuh makhluk hidup
 Siswa mencari informasi tentang darah
yang berhubungan dengan
kemampuannya dalam mempertahankan
pH.
Menanya
 Guru mengajukan pertanyaan
bagaimana terbentuknya larutan
penyangga
 Guru mengajukan pertanyaan mengapa
larutan penyangga pHnya relatif tidak
berubah dengan penambahan sedikit
asam atau basa
 Guru mengajukan pertanyaan mengapa
pH darah relatif tetap?
Mengumpulkan Informasi
 Siswa diminta menganalisis terbentuknya
larutan penyangga
 Siswa diminta menganalisis sifat larutan
penyangga
 Siswa diminta merancang percobaan
untuk membedakan larutan yang bersifat
penyangga atau larutan yang bukan
penyangga dengan menggunakan
indikator universal atau pH meter serta
mempresentasikannya untuk
menyamakan persepsi
 Siswa diminta merancang percobaan
untuk membedakan sifat larutan
penyangga atau larutan yang bukan
penyangga dengan penambahan sedikit
asam atau basa atau diencerkan serta
mem-presentasikan hasil rancangan
untuk menyamakan persepsi
 Siswa diminta melakukan percobaan
 Siswa diminta mengamati dan mencatat
data hasil pengamatan

Menalar/Mengasosiasi
 Siswa mengolah dan menganalisis data
untuk menyimpulkan larutan yang bersifat
penyangga
 Siswa menentukan pH larutan penyangga
melalui perhitungan
 Siswa menentukan grafik hubungan
perubahan harga pH pada titrasi asam
basa untuk menjelaskan sifat larutan
penyangga
Mengkomunikasikan
 Siswa membuat laporan percobaan dan
mempresentasikannya dengan
menggunakan tata bahasa yang benar
 Siswa mengkomunikasikan sifat larutan
penyangga dan manfaat larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

C. Penutup 10 menit
 Guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang materi
 Guru meminta siswa mencatat soal
penugasan mengenai materi
 Guru memberikan tugas baca bagi siswa
untuk materi berikutnya

H. Penilaian

Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur

1. Sikap Observasi Kerja Lembar


Kelompok Observasi

2. Pengetahuan Penugasan Soal Penugasan


Tes Tertulis Soal Objektif
Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur

Kinerja
Kinerja Presentasi Presentasi
3. Ketrampilan
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian

Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017


Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,

(Yohanes Adi Suhadi, S.Pd) (Yudie Harisandi, S.Pd)


NIP. 19781023 200604 1 005

Catatan Kepala Sekolah

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Sekadau


Mata Pelajaran : KIMIA Lintas Minat
Kelas/Semester: XI/2
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas XI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju


reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif )
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.14 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
3.14.1 Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan
garam yang sukar larut.
3.14.2 Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat
kelarutan atau pengendapannya.
4.14.3 Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut
dalam air
4.14 Mengolah dan menganalisis data hasil percobaan untuk memprediksi
terbentuknya endapan.
4.14.1 Memprediksi terbentuknya endapan
4.14.2 Pengaruh penambahan ion senama

C. Tujuan Pembelajaran

 Tujuan Kognitif
Siswa dapat :

 Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang


sukar larut.

 Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan berdasarkan tingkat


kelarutan atau pengendapannya dengan rumus.

 Menuliskan berbagai harga Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air.

 Tujuan Afektif
 Mengajukan pertanyaan

 Aktif mendengar

 Mengajukan pendapat

 Menjawab pertanyaan

 Bekerja sama dalam kelompok

D. Materi Pelajaran

1. Materi Fakta
2. Konsep
 Suhu
 Tekanan

3. Prinsip
 Ionik
 Kovalen
 Bahan Polar
 Penentuan kelarutan dari zat padat yaitu asam borat dan asam benzoat
pada suhu 250C, suhu 45o C dan 60o C dengan cara
melarutkan,menyaring, mengeringkan dan menimbang residu zat yang
tidak larut.

4. Prosedur
 Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau
padat. Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan
NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding
dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry:
1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan
(pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu
(tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu.
Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika
tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali
 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekular dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-
molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan
keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan
diencerkan atau dicampur.Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain
akan menjadi tipe larutan
 Menentukan kelarutan asam borat dan asam benzoat dalam pelarut air
pada suhu 250C, suhu 45o C dan suhu 60o C.

E. Metode Pembelajaran

 Eksperimen

 Diskusi Kelompok

 Inquiri
F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : Bahan Tayang

2. Alat/Bahan : pH, Temperatur, Jenis pelarut, Bentuk dan ukuran


partikel, Konstanta dielektrik pelarut, Adanya zat-zat
lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks ion
sejenis dan lain-lain.

3. Sumber Belajar: Michael Purba, Kimia Kelas XI SMA /MA ,


Erlangga ,Jakarta

§ Supplement books:

 Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna,


Grafindo Media Pratama, 2008

 Buku pegangan Kimia jilid 2, Buku Kimia


Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out

 Lembar kerja

 Internet http://e-dukasi.net http://psb-psma.org

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Waktu Keterangan

A. Pendahuluan 10 menit

 Siswa merespon salam dan pertanyaan Guru menagih secara


dari guru berhubungan dengan kondisi lisan tugas baca dan
,absensi tugas mencari artikel
tentang Hidrolisis
 Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa
ingin tahu dan berpikir kritis, guru
mengajukan pertanyaan tentang larutan
Penyangga

 Siswa menerima informasi kompetensi,


materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan

 Guru menagih secara lisan tugas baca


dan mencari artikel tentang larutan
penyangga

Kegiatan Inti Guru 70 menit

Mengamati

 Siswa mencari informasi dari berbagai


sumber dengan membaca/mendengar/
mengamati tentang kelarutan dan
hasilkali kelarutan serta memprediksi
terbentuknya endapan dan pengaruh
penambahan ion senama

Menanya

 Guru mendiskusikan reaksi


kesetimbangan dalam larutan

 Guru mendiskusikan rumus tetapan


kesetimbangan (Ksp)

 Guru merancang percobaan kelarutan


suatu zat dan mempresentasikan hasil
rancangan untuk menyamakan persepsi

 Guru melakukan percobaan kelarutan


suatu zat

 Guru mengamati dan mencatat data hasil


percobaan

Mengumpulkan Informasi

 Siswa mengolah data hasil percobaan


dan menyimpulkannya

 Siswa mendiskusikan reaksi


kesetimbangan dalam larutan

 Siswa mendiskusikan rumus tetapan


kesetimbangan (Ksp)

 Siswa merancang percobaan kelarutan


suatu zat dan mempresentasikan hasil
rancangan untuk menyamakan persepsi

 Siswa melakukan percobaan kelarutan


suatu zat

 Siswa mengamati dan mencatat data


hasil percobaan

Menalar/Mengasosiasi

 Siswa menyimpulkan hubungan kelarutan


dan hasil kali kelarutan

 Siswa menyimpulkan pengaruh ion


senama pada kelarutan.

 Siswa memprediksi kelarutan suatu zat

 Siswa menghitung kelarutan dan hasil


kali kelarutan

 Siswa mengolah data hasil percobaan


dan menyimpulkannya

Mengkomunikasikan

 Siswa membuat laporan percobaan dan


mempresen-tasikannya dengan
menggunakan tata bahasa yang

C. Penutup 10 menit

 Guru bersama siswa membuat


kesimpulan tentang materi

 Guru meminta siswa mencatat soal


penugasan mengenai materi

 Guru memberikan tugas baca bagi siswa


untuk materi berikutnya

H. Penilaian

Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur

1. Sikap Observasi Kerja Lembar


Kelompok Observasi

2. Pengetahuan Penugasan Soal Penugasan


Tes Tertulis Soal Objektif

Kinerja
Kinerja Presentasi Presentasi
3. Ketrampilan
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian

Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017


Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,
(Yohanes Adi Suhadi, S.Pd) (Yudie Harisandi, S.Pd)
NIP. 19781023 200604 1 005

Catatan Kepala Sekolah

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1Sekadau


Mata Pelajaran : KIMIA Lintas Minat
Kelas/Semester: XI/2
Materi Pokok : Koloid
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas XI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju


reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif )
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
3.15.1 Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid
berdasarkan data hasil pengamatan (efek Tyndall,
homogen/heterogen, dan penyaringan)
3.15.2 Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan
fase pendispersi
4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid
berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid .
4.15.1 Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan
fase pendispersi
4.15.2 Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall, gerak Brown,
dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi)
4.15.3 Menjelaskan koloid liofob dan liofil

C. Tujuan Pembelajaran

Kognitif
1. Menyebutkan pengertian koloid
2. Membedakan larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar
3. Membedakan jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersi
4. Menyebutkan pengertian efek Tyndall
5. Menggunakan efek Tyndall dalam membedakan koloid dan larutan sejati
6. Menerangkan aplikasi efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari
7. Menganalisis hubungan efek Tyndall dengan panjang gelombang cahaya
8. Menjelaskan proses terjadinya gerak Brown pada sistem koloid
9. Menyimpulkan hubungan antara gerak Brown dengan keadaan sistem
koloid
10. Menyebutkan pengertian adsorpsi koloid
11. Menentukan aplikasi adsorbsi koloid dalam kehidupan sehari-hari
12. Menyebutkan prinsip terjadinya terjadinya muatan koloid sol
13. Menyimpulkan hubungan antara muatan koloid dengan kestabilan koloid

Afektif
1. Mengajukan pertanyaan
2. Menjawab atau menanggapi pertanyaan
3. Menyampaikan ide atau pendapat
4. Mendengarkan pendapat orang laim
5. Berada dalam tugas

D. Materi Pelajaran
· Fakta
 Homogen
 Heterogen
· Konsep
 Koloid
 Efek Tyndall
 Gerak Brown
 Muatan Koloid
 Elektroforesis
 Adsorpsi
 Koagulasi
 Koloid Pelindung
 Dialisis
 Koloid Liofil dan Koloid Liofob
·
Prinsip
 Efek Tyndall dalam membedakan sistem koloid dan larutan sejati pada
beberapa bahan-bahan yang ada disekitarnya
 Sifat khas yang membedakan system koloid dengan larutan

Prosedur
 Langkah kerja percobaan Efek Tyndall dalam membedakan sistem koloid dan
larutan sejati pada beberapa bahan-bahan yang ada disekitarnya
 Suatu sifat khas yang membedakan system koloid dengan larutan adalah
dengan percobaan Tyndall. Bila suatu larutan disinari dengan seberkas sinar
tampak maka berkas sinar tersebut akan diserap dan hanya sebagian kecil
yang dipancarkan. Bila seberkas sinar tersenut dilewatkan pada system koloid
maka sinar tersebut akan diteruskan akan dihamburkan oleh partikel koloid,
sehingga sinar yang melalui system koloid akan teramati berupa jalur cahaya.
 Sifat khas koloid ini disebut dengan nama efek Tyndall. Selain pada koloid jenis
sol, efek Tyndall juga dapat dilihat pada koloid jenis aerosol. Dalam kehidupan
sehari-hari, efek Tyndall dapat dilihat pada peristiwa berkas cahaya proyektor
tampak jelas di gedung bioskop yang banyak asap rokoknya, dan lain-lain.

1. Efek Tyndall merupakan proses penghamburan cahaya oleh partikel koloid


Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
o Terjadinya warna merah dan jingga di langit pada pagi atau sore hari
dan terjadinya warna biru dilangit pada siang hari
o Sorot lampu mobil atau sepeda motor di saat udara berkabut tampak
lebih jelas
o Sorot lampu proyektor di gedung bioskop akan tampak jelas saat ada
asap rokok. Hal ini mengakibatkan gambar film di layar menjadi kabur
2. Gerak Brown merupakan gerak acak dari partikel koloid, akibat tabrakan
dengan partikel medium pendispersinya
Contoh : tepung sari dalam air menggunakan mikroskop ultra
3. Adsorpsi merupakan proses penyerapan ion atau microorganisme oleh
permukaan partikel koloid, menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik.
Contoh :
o Proses pemisahan mineral logam dari bijihnya pada industry logam
o Penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula pasir menggunakan
tanah diatome dan arang tulang
o Proses penyembuhan sakit perut karena bakteri pathogen
menggunakan norit atau serbuk karbon
o Penjernihan air dengan tawas pada proses pengolahan air minum
4. Elektroforesis merupakan proses penggerakan partikel koloid karena
pengaruh medan listrik.
Contoh : peristiwa elektroforesis sering dimanfaatkan pihak kepolisian
dalam mengidentifikasi jenazah korban pembunuhan atau jenazah tidak
dikenal melalui tes DNA.
5. Koagulasi merupakan penggumpalan partikel koloid oleh pemanasan atau
oleh ion yang berlawanan muatan.
Contoh :
o Penggumpalan lumpur atau tanah liat pada proses penjernihan air
menggunakan tawas
o Proses pembentukan delta didaerah muara, koagulannya air laut yang
merupakan elektrolit
o Penggumpalan debu atau asap pabrik dengan alat koagulasi listrik
(pengendap Cottrell)
6. Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat
dalam system koloid dengan menggunakan selaput semipermiabel.
Contoh : proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal (hemodialisis)
7. Koloid Pelindung merupakan Koloid yang dapat melindungi koloid lain
agar tidak terjadi koagulasi
Contoh :
o Gelatin, merupakan koloid pelindung yang mencegah terbentuknya
Kristal es dalam es krim
o Kasein dalam susu mampu melindungi lemak atau minyak dalam
medium cair, koloid pelindung emulsi disebut emulgator
o Lesitin, merupakan koloid pelindung yang menstabilkan butiran-butiran
halus air didalam margarine
8. Koloid Liofil dan Liofob
Sol liofil merupakan sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas
besar dalam menarik medium pendispersinya
Sol liofob merupakan sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas
kecil terhadap medium pendispersinya
Perbedaan antara sol liofil dengan sol liofob
No Koloid Liofil Koloid Liofob
1 Mengadsorbsikan mediumnya. Tidak mengadsorbsi mediumnya.
2 Contoh : lem kanji, agar-agar. Contoh : sol Fe(OH)3 , sol
3 Stabil belerang.
4 Sukar diendapkan. Kurang stabil
5 Efek Tyndall kurang jelas Mudah diendapkan
6 Lebih kental daripada Efek Tyndall jelas
mediumnya. Kekentalan hampir sama dengan
mediumnya

Sifat Khas yang Membedakan System Koloid Dengan Larutan


No Campuran Berkas Sinar
Gula dan air Tidak Tampak
1
Susu bubuk Tidak Tampak
2 dan air
Minuman jelly Tampak
3

Pada campuran gula dan air termasuk dalam larutan sejati, campuran susu
bubuk dan air termasuk dalam larutan sejati sedangkan minuman jelly
merupakan koloid. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan
tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid,
cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid
mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar
tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil
sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati

E. Metode Pembelajaran

o Eksperimen

o Diskusi Kelompok

o TPS (Think-Pair-Share)

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media.

Bahan Tayang
2. Alat/Bahan

Senter, gelas, sendok, gula, susu bubuk, minuman jelly, air.

3. Sumber Belajar

§ Michael Purba, Kimia Kelas XI SMA /MA , Erlangga ,Jakarta

§ Supplement books:

 Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media Pratama, 2008

 Buku pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang Aktifitas Siswa, dan
hands out

 Lembar kerja

§ Internet

http://e-dukasi.net

http://psb-psma.org

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Waktu Keterangan

A. Pendahuluan 15’

 Siswa merespon salam dan pertanyaan Guru menagih secara


dari guru berhubungan dengan lisan tugas baca dan
kondisi ,absensi tugas mencari artikel
tentang jenis – jenis
 Guru mengkomunikasikan garis besar
koloid
tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari

 Sebagai apersepsi untuk mengingat


kembali materi sebelumnya, guru
memberikan pertanyaan tentang
Kegiatan Waktu Keterangan

pengertian sistem koloid dan macam-


macam koloid

 Sebagai apersepsi untuk mendorong


rasa ingin tahu dan berpikir kritis, guru
mengajukan pertanyaan tentang jenis-
jenis koloid

 Guru memotivasi siswa dengan


tayangan video “visi katak kecil”

 Siswa menerima informasi kompetensi,


materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan

 Guru Memotivasi siswa dengan


menanyakan jenis-jenis koloid pada
suatu benda atau objek, contoh tinta
merupakan sol cair dimana fase
terdispersinya padat dan fase
pendispersinya adalah cair, dll.

B. Kegiatan Inti Guru

 Siswa diminta mengkaji 69’

 Guru mempresentasikan sedikit (garis-


garis besar) dari materi sesuai tujuan
pembelajaran

 Guru memberikan suatu pertanyaan atau


isu yang berhubungan dengan materi
dan siswa diminta untuk memikirkan
pertanyaan tersebut secara mandiri
Kegiatan Waktu Keterangan

 Guru memerintahkan siswa untuk


berpasangan dengan siswa lain (teman
satu meja), siswa diminta
mendiskusikan jawaban dari pertanyaan
yang telah dipikirkan secara mandiri
sebelumnya

 Guru menunjuk secara acak pasangan


siswa untuk maju dan menyampaikan
hasil diskusinya ke depan kelas. Hal ini
bertujuan agar setiap pasangan siswa
dapat berbagi pengetahuan pada
seluruh pasangan siswa satu kelas

 Siswa diminta merancang percobaan


efek Tyndall dalam membedakan sistem
koloid dan larutan sejati dan
mempresentasikan hasilnya untuk
menyamakan persepsi.

 Siswa melakukan percobaan efek


Tyndall dalam membedakan sistem
koloid dan larutan sejati pada beberapa
bahan-bahan yang ada disekitarnya

 Siswa mengamati dan mencatat data


hasil percobaan efek Tyndall dalam
membedakan sistem koloid dan larutan
sejati pada beberapa bahan-bahan
yang ada disekitarnya

 Siswa menganalisis data hasil


Kegiatan Waktu Keterangan

percobaan sifat khas yang


membedakan system koloid dengan
larutan

 Siswa menyimpulkan sifat larutan


berdasarkan sifat khas yang
membedakan system koloid dengan
larutan

 Siswa menyajikan laporan hasil


percobaan tentang sifat khas yang
membedakan system koloid dengan
larutan

C. Penutup 15

 Guru Melibatkan Siswa Dalam


Merangkum Butir-Butir Penting Pada
Materi Pembelajaran Dengan Mengacu
Pada Tujuan Pembelajaran

 Kuis

 Guru memberikan tugas baca bagi siswa


untuk materi berikutnya

H. Penilaian

Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur

1. Sikap Observasi Kerja Lembar


Kelompok Observasi

2. Pengetahuan Penugasan Soal Penugasan


Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur

Tes Tertulis Soal Objektif

3. Ketrampilan Kinerja Presentasi Kinerja


Presentasi
Laporan Praktik
Rubrik Penilaian

Mengetahui, Sekadau, 17 Juli 2017


Kepala SMA NEGERI 1 SEKADAU Guru Mata Pelajaran,

(Yohanes Adi Suhadi, S.Pd) (Yudie Harisandi, S.Pd)


NIP. 19781023 200604 1 005

Anda mungkin juga menyukai