Isnaniah FSH PDF
Isnaniah FSH PDF
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
ISNANIAH
NIM : 106046201736
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan in telah saya cantumkan sesuai
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
Isnaniah
ABSTRAK
Underwriting ini sangat penting, karena akan berdampak pada profit yang
diterima perusahaan asuransi. Proses seleksi risiko ini harus dilakukan dengan ketat
dan menggunakan metode underwriting yang tepat. Jika tidak begitu, maka
perusahaan asuransi akan menderita kerugian. Selain itu, harus diperhatian faktor-
faktor yang dipertimbangkan oleh underwiter dalam menyeleksi risiko, seperti usia,
pekerjaan, hobi, dan riwayat kesehatan calon peserta maupun keluarganya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya, akhirnya penulis dapat meyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw, sebagai pembawa risalah Islam melalui kitab-Nya serta kepada
risiko di PT. BRIngin Life Syariah, khususnya tentang underwriting. Akan tetapi
penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini belum maksimal. Penelitian ini baru
merupakan satu titik kecil dalam lembaran sejarah penelitian tentang manajemen
risiko di PT. BRIngin Life Syariah. Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini
dapat memberikan dorongan dan masukan kepada pihak yang penulis teliti, sehingga
Selanjutnya, penulis juga menyadari bahwa hasil yang kecil ini bukan hasil
jerih payah penulis sendiri. Hasil ini diperoleh berkat bimbingan, dorongan,
dukungan, dan yang tiada henti penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dari hati yang paling
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah
2. Dr. Euis Amalia M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,
rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
6. Basuki Achmad, Underwriter Asuransi PT. BRIngin Life Syariah, dan staf
perusahaan tersebut.
7. Bapak H. M. Basri S.Ag dan Emi Hj. Juwaeriah tersayang, yang telah
mencurahkan kasih sayang, pengorbanan, nasihat, dan do’a yang begitu besar,
serta perhatian yang tiada henti memberi penulis semangat untuk segera
8. Teh Eneng, Titin, dan Iah yang menjadi menyemangat untuk penulis
Nita, Dinda, Zami, Dikin, Edvan, dan Erfan), teman-teman Kosan Kuning dan
Irakian, serta FIMY yang selalu memberi semangat dan bantuannya dalam
10. Ayang Ies, yang selalu mendo’akan dan memberi semangat serta menjadi
tempat berkeluh-kesah penulis, baik suka atau duka. Thanks you so much!
Terima kasih atas dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Ahkir kata, penulis berharap
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
D. Kajian Pustaka 9
F. Metodelogi Penelitian 14
G. Sistematika Penulisan 17
A. Risiko
1. Pengertian Risiko 19
2. Manajemen Risiko 20
3. Macam-macam Risiko 24
1. Pengertian Underwriting 34
2. Tujuan Underwriting 35
E. Proses Underwriting 63
A. Kesimpulan 72
B. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 74
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, dan negara
seperti perbankan syariah, BPRS, asuransi syariah, pegadaian syariah, pasar modal
yang berbasiskan syariah. Kebutuhan akan lembaga keuangan syariah bertambah kuat
seiring dengan berkembangnya sektor industri jasa keuangan bank atau non-bank.
Demikian pula dengan asuransi syariah, yang masih diperlukan lebih banyak. Data
1
Biro Pusat Statistik, Kependudukan berdasarkan Provinsi, Diakses pada 03 Juni 2010 dari
www.bps.com
2
Total 18 26 30 37 38 42
Melihat pasar yang masih besar tersebut, perusahaan asuransi asing pun
mulai mengincar market di dalam negeri. Ini akan membuat industri asuransi makin
kompetitif. Agar asuransi syariah lokal dapat bersaing dengan asuransi syariah asing
pemasarannya baik mengambil pangsa pasar di Indonesia, yang tidak hanya bersaing
ataupun syariah. Tetapi juga akan bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang
beroperasi di Indonesia yang telah memiliki SDM dan modal yang kuat.
harus dapat mengelola risiko agar perusahaan terlindungi dari risiko yang merugikan.
divisi underwriting, divisi administrasi polis, divisi administrasi klaim, dan divisi
investasi. Semua divisi ini harus saling bekerja sama untuk mengelola risiko-risiko
yang mungkin terjadi agar perusahaan asuransi syariah terhindar dari kerugian. Jika
pengelolaan dan penanggulangan risiko ini dijalankan dengan baik, maka perusahaan
asuransi syariah pun akan mendapatkan profit yang diinginkan, begitu juga
sebaliknya. Jika perusahaan asuransi syariah tidak dapat mengelola risiko dengan
baik, maka perusahaan asuransi syariah akan menderita kerugian sehingga profit yang
Industri asuransi jiwa mulai bangkit dari dampak krisis global. Peluang
asuransi jiwa untuk tumbuh memang masih terbuka lebar. Apalagi, beberapa
produknya diminati pasar. Salah satunya adalah produk asuransi yang dikaitkan
50% menjadi Rp 32 triliun pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu Rp
21,5 triliun. 2 Hal ini terlihat dari pertumbuhan premi per 31 Desember berikut ini:
PERTUMBUHAN PREMI
Per 31 Desember (Rp Triliun)
Indikator 2008 2009
Penjualan unitlink setiap tahun memang tumbuh secara signifikan. Data AAJI
menyebutkan, penjualan unitlink pada 2005 mencapai Rp 4,8 triliun untuk premi baru
dan Rp 1,2 triliun untuk premi terusan. Pada 2006 jumlah premi baru unitlink naik
Sepanjang 2007 penjualan unitlink terus naik menjadi Rp 13,8 triliun untuk
premi baru dan Rp 4,1 triliun premi terusan. Tahun lalu penjualan unitlink baru naik
lagi menjadi Rp 13,9 triliun dan Rp 6,7 triliun premi terusan. Pada awal 2009 ini,
penjualan kembali meningkat dan berlanjut di tahun 2010. Data statistik yang dimiliki
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan bahwa tahun 2010 produk
unitlink kembali diminati masyarakat. Ini tercermin dari pertumbuhan premi unitlink
2
Stphen B. Juwono, Unitlink Diproyeksikan Tumbuh 50%, Artikel Bisnis Indonesia edisi 25
Mei 2010
3
Evelina F. Pietruschka, Andalkan Unitlink, Jurnal Online Kontan, 16 januari 2010
5
yang naik 37,82 % dari Rp 10,63 triliun pada kuartal tiga 2008 menjadi Rp 14,65
asuransi jiwa terdorong memasarkan produk unitlink. Hal ini juga dilakukan PT.
Asuransi jiwa BRIngin Life yang meluncurkan produknya pada semester dua tahun
2008. Di tahun 2008, PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life menargetkan total pendapatan
premi sebesar Rp 1,3 triliun, atau tumbuh sebesar 30-40% dibanding perolehan tahun
2007 sekitar Rp 900 miliar. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi diatas target rata-rata
pertumbuhan industri asuransi nasional sebesar 20-25%. 5 Di tahun 2009 premi PT.
BRIngin Life ditargetkan sebesar 1,6 triliun.6 Sedangkan untuk Unit syariah BRIngin
laporan keuangan PT. BRIngin Life per 30 Juni 2008 dan 31 Desember 2009, terlihat
bahwa total Kekayaan Yang Diperkenankan mengalami peningkatan dari tahun 2008
sebesar Rp 1,174,871 triliun menjadi Rp 1,455,332 triliun pada tahun 2009. Selain
4
Unitlink Masih Jadi Produk Pilihan Nasabah, Media Asuransi edisi Januari 2010 No. 228
tahun XXXI
5
Trihadi Deritanto, 2008 BRIngin LifeTargetkan Pertumbuhan Premi 40%, Diakses pada 03
Juni 2010 dari www.bringinlife.com
6
Sultan Hamid, BRIngin Life Targetkan Premi 1,6 triliun, Diakses pada 03 Juni 2010 dari
www.bringinlife.com
7
Etty Supiantini, Premi BRIngin Life Syariah Capai Rp 28 miliar, Diakses pada 03 Juni 2010
dari www.bringinlife.com
6
itu, total Kewajiban yang mengalami penurunan sebesar Rp 1,425,014 triliun di tahun
kurangnya adalah 120%. Namun, yang terjadi tahun 2008 di PT. BRIngin Life untuk
Melihat kondisi laporan keuangan PT. BRIngin Life yang kurang optimal,
menyebabkan perusahaan tidak mencapai target yang diharapkan. Maka sangat perlu
pemecahannya. Oleh karena itu, judul skripsi ini adalah: “Analisis Manajemen
berikut:
8
PT. BRIngin Life Syariah, Laporan Keuangan PT. BRIngin Life Per 30 Juni 2008 dan 31
Desember 2009, Diakses pada 2 Januari 2010 dari www.bringinlife.com
9
PT. BRIngin Life Syariah, Laporan Keuangan PT. BRIngin Life Per 30 Juni 2008 dan 31
Desember 2009, Diakses pada 2 Januari 2010 dari www.bringinlife.com
7
b. Penelitian ini dibatasi hanya untuk nasabah produk asuransi BRIngin Dana
nilai tingkat solvabilitas yang kurang optimal, yang akan berdampak kepada profit
perusahaan. Hal ini bisa disebabkan oleh manajemen risiko yang kurang maksimal,
d. Bagaimana metode dan proses underwriting dalam seleksi risiko calon peserta
1. Tujuan Penelitian
Syariah.
2. Manfaat Penelitian
penulisan selanjutnya.
syariah.
D. Kajian Pustaka
Dalam skripsi ini, ruang lingkup manajemen risiko di dalam PT. Asuransi
perusahaan asuransi syariah saat ini tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan
dalam pengendalian risiko yaitu risiko diterima, diabaikan, dihindari atau dialihkan
ke pihak lain. Proses pengidentifikasian risiko merupakan suatu sistem yang secara
perusahaan yang akan menimbulkan risiko dan dampak kerugian yang ditimbulkan
dari risiko tersebut. Proses evaluasi risiko meliputi dua hal: (a) severity, dampak
kerugian yang ditimbulkan dari risiko tersebut dan (b) frequency, tingkat keseringan
Skripsi ini menjelaskan perbedaaan manajemen risiko yang ada dalam asuransi
a. Prinsip-prinsip
b. Tujuan
Manajemen risiko yang ada dalam asuransi konvesional mempunyai tujuan hanya
manajemen risiko dalam asuransi Islam merupakan sebagai ibadah atau senatiasa
c. Langkah-langkah
agar perusahaan tidak rugi. Sedangkan langkah-langkah asuransi Islam dalam hal
manajemen risiko harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dan
harus mnyenangkan nasabah tanpa ada tekanan dan paksaan serta tidak
mengabaikan perusahaan.
berikut:
terhadap risiko perusahaan, pihak pimpinan dan para kepala divisi bekerja sama
operasional perusahaan.
perusahaan.
berkala yang dilakukan setiap akhir tahun di lingkungan kerja PT. Asuransi
menganalisis risiko yang berkenaan dengan metode dan proses underwriting, dan
hanya meneliti masalah manajemen risiko perusahaan asuransi syariah secara umum.
Oleh karena itu, sangat perlu mengangkat penelitian yang berkaitan dengan analisis
1. Kerangka Teori
Untuk itu diperlukan manajemen risiko untuk mengendalikan risiko yang dihadapi
memindahkan risiko.
spekulatif (speculatif risk) yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan oleh seseorang, agar
(pure risk) yaitu risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan
terjadinya tanpa disengaja. Jenis risiko murni yang hanya bisa diasuransikan,
dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon tertanggung, atau
10
Harriett E. Jones dan Dani L.Long, Prinsip-prinsip Asuransi: Jiwa, Kesehatan dan Anuitas,
Penerjemah Arif Rahman dan Nurmansyah Taufik ( LOMA, 1999), h. 29
11
Goenawan Hadidjojo, Seminar Nasional: Asuransi dan Globalisasi, 20 Mei 2010 (Jakarta:
UIN Jakarta, 2010), h. 1
12
Jane Lightcap Brown dan Kristen L. Falk, Administrasi Asuransi, Penerjemah Nurmansyah
Taufik (LOMA, 2002), h. 22
14
maka underwriter harus mempertimbangkannya dari segi pengaruh risiko dan jenis
meninggal dunia atau telah mencapai akhir masa asuransi. Apabila terjadi klaim,
2. Kerangka Konsep
Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko
Manajemen Risiko
Eliminasi Risiko
Sharing of Risk
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
lapangan, dimana peneliti melakukan observasi langsung pada objek penelitian ini. Di
13
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 259
15
samping itu peneliti juga menggunakan buku-buku referensi yang berkaitan dengan
2. Pendekatan Penelitian
penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini lebih tepat agar data diperoleh
Adapun dalam penyusunan skripsi ini menggunakan dua jenis sumber data,
yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari PT. BRIngin Life
b. Data Sekunder
artikel, modul serta materi kuliah, dan website yang berkaitan dengan
dan lain sebagainya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini digunakan data-data
5. Analisis Data
Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif dan akan dianalisis dengan
metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan secara jelas tentang topik
6. Teknik Penulisan
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2007”.
G. Sistematika Penulisan
ilmiah, yang ditempatkan pada bab I Pendahuluan. Adapun sub bab I meliputi latar
penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan konsep, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
penelitian maka penulis membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan topik
penelitian, dengan tujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi atau
penelitian ini. Pemaparan ini ditempatkan pada bab II, yang berjudul Tinjauan Umum
18
Risiko dan Underwriting. Bab II ini akan membahas lebih mendalam tentang risiko
secara umum dan risiko dalam perspektif Islam, serta underwriting perusahaan
asuransi syariah.
sekilas tentang profil PT. BRIngin Life Syariah. Uraian ini akan ditempatkan pada
bab III berjudul Gambaran Umum PT. BRIngin Life Syariah, yang terdiri dari sejarah
berdirinya perusahaan, visi dan misi, nilai-nilai dan budaya perusahaan, struktur
deskriptif. Penulis menempatkan pembahasan ini pada bab IV, yang berjudul Analisis
Sebagai akhir dari pemaparan dari skripsi ini, maka penulis menyampaikan
inti dari penelitian ini yang diberi judul Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan diperoleh
Sedangkan saran-saran yang penulis berikan bertujuan untuk kemajuan PT. BRIngin
Life Syariah.
19
BAB II
A. Risiko
1. Pengertian
Risiko bisa menimpa siapa saja, kapan saja dan dimana saja, baik pada saat
dalam perjalanan, rekreasi bahkan pada saat kita bernafas. Menurut para ahli, ada
1. Risiko menurut Abbas Salim adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin
1
A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2005), Ed. 2, h. 4
2
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 21
20
2. Manajemen Risiko
1. Identifikasi Risiko
a. Physical Hazards :
b. Moral Hazards :
2. Penilaian Risiko
dalam kelas-kelas (risk class). Risk class adalah sekolompok tertanggung yang
3
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba
Empat,2003), h.1
4
Rini Endang Kusumarini, Pengantar Underwriting, 04 Februari 2010 (Jakarta: Departemen
Underwriting PT. ReIndo, 2010), h. 3
21
sebagai berikut: 5
premi yang terjangkau bagi mereka, atau calon tertanggung yang baru saja
5
Jane Lightcap Brown dan Kristen L. Falk, Administrasi Asuransi, Penerjemah Nurmansyah
Taufik (LOMA, 2002), h. 18
22
3. Mengeliminasi Risiko
Untuk mengeliminasi atau mengurangi risiko yang kita hadapi, maka ada empat
cara, yaitu: 6
a. Menghindari Risiko
Metode pengelolaan risiko yang pertama, dan mungkin yang paling mudah
kerugian financial pada pasar saham dengan tidak melakukan investasi saham.
b. Mengendalikan Risiko
merokok di areal SPBU. Selain itu, pemilik SPBU juga dapat memasang
6
Harriett E. Jones dan Dani L.Long, Prinsip-prinsip Asuransi: Jiwa, Kesehatan dan Anuitas,
Penerjemah Arif Rahman dan Nurmansyah Taufik ( LOMA, 1999), h. 31
23
d. Mengalihkan Risiko
jawab financial atas risiko tersebut ke pihak lain yang umumnya atas dasar
pemberian imbalan (fee). Cara yang paling umum bagi perorangan, keluarga
pertanggungan asuransi.
4. Risk Sharing
menghadapi risiko musibah menekankan pada kepentingan bersama atas dasar rasa
persaudaraan diantara para peserta. Ada berbagai cara manusia menangani risiko
retention). Kedua, mengalihkan risiko ke pihak lain (risk transfer) dan ketiga
mengelolanya bersama-sama (risk sharing). Cara yang ketiga inilah filosofi dan dasar
dalam asuransi syariah. Jadi, risk sharing inilah sesungguhnya esensi asuransi dalam
Islam, dimana didalamnya diterapkan prinsip-prinsip kerja sama, proteksi dan saling
bertanggung jawab.
Secara umum, para pihak dalam asuransi syariah terdiri dari peserta, asuransi
modal dengan tujuan saling menanggung risiko atas dasar tolong menolong.
24
asuransi dalam hal pengelolaan risiko dan perusahaan asuransi sebagai wakil dari
pada asuransi syariah adalah sharing of risk (saling menanggung risiko). Apabila
3. Macam-macam Risiko
a. Risiko yang tidak sengaja (Risiko Murni), adalah risiko yang apabila
7
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 303
8
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba
Empat,2003), h.3
25
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau
beberapa orang saja tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan, dan
sebagainya.
disebut risiko Statis, seperti risiko hari tua, risiko kematian dan
sebagainya.
asuransi.
26
b.Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat
a. Risiko Intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri,
b.Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti
1. Risiko keuangan
a. Risiko Likuiditas
9
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, (Jakarta: Penerbit PPM,
2006), Cet. 2, h. 34
27
tak terduga, seperti utang dagang, utang pajak, utang bank yang jatuh tempo
b. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa debitur atau pembeli secara kredit tidak
c. Risiko Permodalan
terjadi sebelumnya antara lain risiko suku bunga, risiko likuiditas, risiko
2. Risiko Pasar
pergerakan variabel pasar selama periode likuidasi dan perusahaan harus secara rutin
3. Risiko Operasional
karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi atau faktor lain. Risiko
a. Risiko Produktivitas
b. Risiko Teknologi
digunakan tidak lagi sesuai dengan kondisi. Misalnya, transaksi terhambat karena
teknologi klien tidak compitable, atau karena terjadinya perubahan kualitas dan
spesifikasi bahan baku menyebabkan teknologi pengolahan saat ini tidak lagi
sesuai.
c. Risiko Inovasi
Risiko ini merupakan bagian dari risiko proses, yaitu potensi penyimpangan
hasil karena adanya cacat atau ketidaksesuaian siatem dalam operasi perusahaaan.
e. Risiko Proses
Risiko proses adalah rsisiko mengenai potensi penyimpangan dari hasil yang
diharapkan dari proses karena ada penyimpangan atau kesalahan dalam kombinasi
4. Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko yang dapat mempengaruhi eksposur korporat dan
eksposur strategis sebagai akibat keputusan strategis yang tidak sesuai dengan
a. Risiko usaha
Risiko usaha adalah potensi penyimpangan hasil korporat dan hasil keuangan
usaha properti.
akuisisi, investasi baru, divestasi, spin off, likuidasi, aliansi dan sejenisnya.
Adalah risiko yang berkaitan dengan potensi penyimpangan hasil dari eksposur
5. Risiko Eksternalitas
dan strategis, dan bisa berdampak pada potensi penutupan usaha karena pengaruh dari
faktor eksternal.
a. Risiko reputasi
b. Risiko Lingkungan
c. Risiko Sosial
d. Risiko Hukum
peraturan dan norma yang berlaku, seperti dalam bidang perbankan dikenal
kematian merupakan takdir Allah. Hal ini tidak dapat ditolak, hanya saja kita sebagai
ketidakpastian di masa depan. Allah berfirman dalam QS. Al-Hasyr ayat 18:
☺ ☺
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
memperhatikan yang telah diperbuat pada yang telah lalu untuk merencanakan hari
esok. Perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan keadaan situasi dan
kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa datang.
Manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya
besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
⌧
☺
akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi
mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam QS. Yusuf ayat 43-49, Allah juga menggambarkan contoh usaha
depan. Secara singkat, ayat ini bercerita tentang pertanyaan Raja mesir tentang
mimpinya kepada Nabi Yusuf, dimana Raja mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi
betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus. Raja Mesir juga melihat
gandum yang hijau berbuah, serta tujuh tangkai yang merah mengering tidak berbuah.
Dalam hal ini, Nabi Yusuf menjawab supaya Raja Mesir bertanam selama tujuh
tahun dan dari hasilnya hendaklah disimpan sebagian. Kemudian sesudah itu akan
datang tujuh tahun yang amat sulit, yang akan mengahbiskan apa yang kamu simpan
untuk menghadapi masa sulit tersebut, kecuali sedikit dari apa yang disimpan.
Sangat jelas bahwa dalam ayat ini kita dianjurkan untuk berusaha menjaga
buruk. Selain itu, sangat jelas ayat di atas menyatakan bahwa Allah mengajurkan
adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi
(asuransi).
Diriwayatkan dari Amr bin Saad bin Abi Wasaqy, telah bersabda Rasulullah
saw: “Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anakmu (ahli waris) dalam
33
manajemen risiko dan syariat Islam sangat kental dengan kultur manajemen risiko,
demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Demikian juga halnya bagi perusahaan
asuransi syariah harus selalu menjalankan fungsi manajemen risiko karena sudah
merupakan Sunnatullah dan keharusan dari agama Islam. Maka, sudah menjadi
karakter dan kultur yang inheren bagi asuransi syariah mengembangkan dan
diembannya sehingga tidak menimbulkan kerugian financial yang tidak perlu terjadi
Manusia tidak mengetahui dan tidak mampu memprediksi apa yang akan terjadi
di masa mendatang. Kerugian merupakan salah satu bentuk risiko dari setiap aspek
kandungan dalam QS. Al-Ashr ayat 1-3, bahwa ada satu golongan (al-Mi’minu) yang
akan terhindar dari risiko atau kerugian tersebut karena mereka selalu melakukan
kebaikan, dan selelu memberi nasehat dalam kebenaran dengan penuh kesabaran.
Jadi, Manajemen risiko dalam Islam adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan
Islam.
34
1. Pengertian Underwriting
menetapkan apakah akan menerima atau menolak calon peserta dan menetapkan
klasifikasi peserta. 10
dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon tertanggung, atau
adalah proses penilaian dan pengklasifikasian risiko seseorang atau sekelompok calon
10
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah : Keberadaan dan kelebihannya di Tengah Asuransi
Konvesional, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 103
11
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, (Jakarta: Penerbit
PPM, 2006), Cet. 2, h. 22
12
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), Ed. 1,
Cet. Ke-2, h. 89
35
2. Tujuan Underwriting
a. Bertanggung jawab dalam risk assessment (penilaian risiko yaitu proses penentuan
premi yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki dan sesuai dengan produk
menerima polis asuransi pada saat diserahkan. Jika si pembeli memilih untuk tidak
menerima polis asuransi pada saat agen asuransi berusaha untuk menyerahkan
Seorang underwriter adalah bagian penting dari perusahaan asuransi. Untuk itu
tugas dan fungsi underwriter harus dijalankan dengan prinsip keadilan, baik untuk
peserta atau perusahaan asuransi. Adapun tugas dan fungsi underwriter adalah
sebagai berikut:
36
a. Tugas Underwriter
Tugas underwriter antara lain mengatur penggunaan dana efektif mungkin dan
seefisien mungkin untuk menghasilkan laba yang maksimal. Peranan lain underwiter,
yaitu: 13
b. Fungsi Underwriter
1. Menilai dan menggolongkan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon
13
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Keberadaan dan kelebihannya di Tengah Asuransi
Konvesional), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 104
14
PT. Reasuransi Internasional Indonesia, ReINDO In-House Training: Basic Life
Underwriting, 2-25 Maret 2010(Jakarta: Divisi Reasuransi Jiwa PT. ReINDO, 2010), h. 34
37
Ada beberapa penyakit tertentu dimana besarnya risiko akan bertambah dengan
Pada jenis risiko ini, risiko yang tinggi dialami pada tahun-tahun pertama dari
polis. Semakin lama polis itu berjalan, maka risikonya semakin menurun, contoh
Pada jenis risiko ini, risiko tambahan berada pada tingkat tetap selama masa
1. Ekstra Premi
Jika suatu risiko adalah dari jenis risiko yang menaik, maka pengenaan tambahan
level ekstra premium adalah metode yang tepat. Perusahaan akan menerima ekstra
premium terseut sebelum risiko ekstra tersebut semakin berat, karena sebagian
15
PT. Reasuransi Internasional Indonesia, ReINDO In-House Training: Basic Life
Underwriting, 2-25 Maret 2010(Jakarta: Divisi Reasuransi Jiwa PT. ReINDO, 2010), h. 35
38
Debt adalah suatu jumlah uang pertanggungan yang berlaku dikurangi setiap
tahunnya apabila tertanggung masih hidup, sehingga pada akhir kontrak debt akan
menjadi nol. 16
Sebagai pengganti pembayaran ekstra premi, pemegang polis dapat memilih suatu
menerima penutupan asuransi jiwa lebih rendah dari uang pertanggungan yang
telah ditentukan. Alternatif ini lebih sesuai untuk jenis polis yang dipergunakan
sebagai investasi.
3. Liening Conditions
Dalam polis yang dikenakan kondisi ini, pembayaran uang pertanggungan jika
Jika suatu pertanggungan dari jenis risiko yang menaik, maka risiko ekstra akan
jatuh pada kehidupan yang akan datang. Suatu alternatif untuk mengenakan ekstra
premi yang lebih besar adalah dengan menurunkan atau memperpendek jangka
tinggi.
16
PT. Reasuransi Internasional Indonesia, ReINDO In-House Training: Basic Life
Underwriting, 2-25 Maret 2010(Jakarta: Divisi Reasuransi Jiwa PT. ReINDO, 2010), h. 38
39
5. Exclusion (Pengecualian)
Pengecualian ini akan diberlakukan oleh underwriter jika menghadapi risiko yang
bahwa pengecualian hanya diberlakukan apabila tidak ada alternatif lain kecuali
Pada akhirnya jika tidak ada lagi kondisi underwriting yang sesuai atau cukup
5. Proses Underwriting
permohonan dapat saja tidak diperiksa oleh seorang underwriter karena dilakukan jet
17
PT. Reasuransi Internasional Indonesia, ReINDO In-House Training: Basic Life
Underwriting, 2-25 Maret 2010(Jakarta: Divisi Reasuransi Jiwa PT. ReINDO, 2010), h. 42
40
a. Field Underwriting
Setiap permohonan yang diterima, baik di kantor pusat atau kantor operasional,
biasanya ditandai dengan suatu nomor identifikasi. Nomor ini digunakan untuk
keperluan pengontrolan dan kemudian sebagai nomor polis jika polis sampai
lengkapnya file.
b. Jet Screening
permohonan asuransi menemukan kriteria yang lengkap maka staf jet screening,
dapat menyetujui permohonan tersebut dan meminta agar polis segera diterbitkan.
18
Kenneth Huggins dan Robert D. Land, Operasi Perusahaan Asurasni Jiwa dan Asuransi
Kesehatan, (Jakarta: Yayasan Dharma Bumiputera, 1996), h. 270
41
• Usia calon tertanggung harus berada diantar kelompok tertentu, biasanya antara
• Jumlah asuransi yang diminta tidak melebihi jumlah tertentu misalnya antar
$50.000 sampai dengan $100.000, tergantung pada usia pemohon dan perusahaan.
• Tinggi dan berat badan calon tertanggung harus berada dalam standar yang dapat
diterima.
c. Computer Screening
permohonan.
42
BAB III
PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera berdiri berdasarkan Akte Nomor:
116 tanggal 28 Oktober 1987 yang dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi
No. Kep.181/ KM 13 / 1988 tanggal 10 Oktober 1988 tentang Pemberian Ijin Usaha
dalam Bidang Asuransi Jiwa kepada PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera
BRIngin Life sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di
pelayanan kepada nasabah perbankan, khususnya nasabah kredit kecil BRI. Namun
pendidikan, kecelakaan diri, anuitas, dan program kesejahteraan hari tua cukup besar,
maka bisnis BRIngin Life merambah pasar di luar BRI untuk memenuhi kebutuhan
1
PT. BRIngin Life Syariah, Sejarah PT. BRIngin Life, Diakses pada 06 Juni 2010 dari
www.bringinlife.com
2
PT. BRIngin Life Syariah, Sejarah PT. BRIngin Life, Diakses pada 06 Juni 2010 dari
www.bringinlife.com
43
untuk memperluas pangsa pasar serta memberikan pelayanan yang lebih baik dan
Life juga dilengkapi dengan petugas-petugas penjualan yang handal di lapangan yang
Pada tahun 1995, atas dasar keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-
program asuransi individu, asuransi kumpulan maupun bancassurance. Hal ini tak
lain adalah untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan dan kondisi saat ini dan
BRIngin Life juga mulai membuka unit usaha baru berupa Asuransi Syariah.
Izin operasional Kantor Cabang Syariah BRIngin Life telah dikeluarkan oleh Menteri
44
BRIngin Life Syariah merupakan divisi khusus di bidang asuransi dari PT. Asuransi
Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera. Adapun identitas dari perusahaan adalah sebagai
berikut: 3
Modal : Rp 250.000.000.000,-
(0,26%)
3
Marketing PT. BRingin Life Syariah. Proposal Asuransi Investasi Syariah II, (Jakarta: PT.
BRIngin Life Syariah, 2010), h. 1
45
VISI
MISI
pegawai.
1. Integritas
BRingin Life Syariah menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan niat baik bagi
baik berdasarkan kode etik yang berlaku dalam industri asuransi jiwa syariah.
2. Profesional
kepada nasabah dengan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional,
jaringan organisasi yang luas, serta system dan teknologi tingkat tinggi yang
handal.
3. Inovatif
4. Kemitraan
BRIngin Life Syariah menghargai sumber daya manusia sebagai aset utama
teladan.
dengan konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wa ta'awannu alal
birri wat taqwa) yang memberikan manfaat tabungan dengan sistem bagi hasil dan
besar yang akan saling menanggung satu sama lain terhadap musibah yang dialami
oleh peserta lain. Sistem ini diatur dengan meniadakan tiga unsur yang masih sering
(riba).
48
Adalah produk asuransi non tabungan yang memberikan jaminan atas risiko
perjanjian maka termaslahat (ahli waris) yang ditunjuk akan menerima sejumlah
dana Kebajikan (manfaat asuransi) dan apabila peserta ditakdirkan panjang umur
sampai dengan akhir masa asuransi, termaslahat (ahli waris) yang ditunjuk tidak
pemberian fasilitas kredit maka produk itu disebut Asuransi Jiwa Kredit (AJK)
seperti AJK BRI Syariah, yaitu apabila peserta (debitur) ditakdirkan meninggal
dunia dalam masa asuransi maka dana kebajikan (manfaat asuransi) digunakan
Adalah produk asuransi yang memiliki unsur tabungan dimana manfaatnya adalah
meninggal dunia dalam masa perjanjian maka termaslahat (ahli waris) yang
Tabungan serta bagian hasil Investasi Peserta dan apabila peserta ditakdirkan
4
PT. BRIngin Life Syariah, Buku Pedoman Operasional,(Jakarta: PT. BRIngin Life Syariah,
2009), h. 3
49
panjang umur sampai dengan akhir masa asuransi maka penerima manfaat
Adalah asuransi yang menanggung risiko sakit atas diri peserta apabila Peserta
mengalami musibah sakit sehingga perlu perawatan di Rumah Sakit sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan batasan yang berlaku pada produk BRIngin Life Syariah
saat itu.
1. Produk Individu :
putera-puteri peserta.
terjadi sekaligus sebagai jaminan keuangan peserta didalam masa asuransi dan
Back-Up Risiko
& Mudharabah
Report
PERUSAHAAN LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH
DATA PESERTA
Kumpulan dana inilah yang akan digunakan oleh BRIngin Life Syariah sebagai
pengelola dana (mudharib) dan merupakan mitra yang tepat bagi perusahaan
5
Marketing PT. BRingin Life Syariah. Proposal Asuransi Investasi Syariah II, (Jakarta: PT.
BRIngin Life Syariah, 2010),h. 7
51
peserta: 6
atau 10% .
2. Dapat memilih usia pensiun yang dikehendaki yaitu 50, 55 atau 60 tahun.
Program yang membantu perencanaan secara financial untuk ongkos naik haji
2. Membayar premi tabarru’ yang sama untuk peserta yaitu 2,5% dari premi
tahunan.
6
PT. BRIngin Life Syariah, Brosur BRIngin Dana Hari Tua Syariah, (Jakarta: PT. BRIngin
Life Syariah, 2010)
7
PT. BRIngin Life Syariah, Brosur BRIngin Dana Haji Syariah, (Jakarta: PT. BRIngin Life
Syariah, 2010)
52
2. Produk Kumpulan :
memberikan santunan sebesar sisa kredit yang belum terbayar apabila terjadi
suatu risiko.
Program asuransi yang memberikan proteksi diri dan jaminan financial di hari
Program asuransi yang memberikan proteksi diri dan jaminan meninggal dunia
Program asuransi yang memberikan proteksi diri dan jaminan meninggal dunia
Produk asuransi jiwa hasil sinergi antara BRIngin Life Syariah sebagai institusi
asuransi pengelola risiko dengan PT. Batasa Capital (BTS Capital) sebagai
53
keuangan keluarga untuk biaya pendidikan, investasi maupun dana hari tua.
54
BAB IV
55
Jadi, dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa risiko-risiko
calon peserta asuransi yang ada dikelola dan diterapkan dengan baik di PT.BRIngin
Life Syariah. Proses identifikasi risiko, penilaian risiko, eliminasi risiko, dan risk
sharing di PT. BRIngin Life Syariah benar-benar dilakukan dengan ketat pada saat
proses underwriting untuk menyeleksi risiko calon peserta. Manajemen risiko harus
isian Surat Permintaan Asuransi (SPA) sesuai usia, pekerjaan atau hobbi yang
berbahaya, riwayat kesehatan peserta dan keluarga. Apabila risiko yang dimiliki
peserta kecil, maka premi yang dibayarkan pun kecil. Sedangkan jika risikonya besar,
2006 15 9 6 6 9
2007 15 8 7 5 10
2006 didominasi peserta usia muda 7 – 30 tahun sebanyak 9 peserta dari total peserta
15 orang, dan ± 60% peserta berjenis kelamin perempuan. Total peserta BRIngin
Dana Investasi Syariah II tidak mengalami peningkatan di tahun 2007, dengan total
2006, peserta usia muda berjumlah 8 peserta dan peserta usia tua menjadi 7 peserta.
usia tua yang lebih pendek masa hidupnya. Selain usia, jenis kelamin juga menjadi
factor seleksi risiko. Dimana perempuan lebih sering jatuh sakit tetapi masa hidupnya
lebih panjang. Beda halnya dengan laki-laki yang jarang sakit akan tetapi masa
Surat Permintaan Asuransi (SPA) PT. BRIngin Life Syariah terdiri dari
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu underwiter PT. BRIngin Life
Syariah, ada beberapa bagian yang menjadi pertimbangan penting underwriter dalam
a. Usia
dimana usia pada umumnya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
kemungkinan hidup seseorang. Orang yang lebih muda pada saat masuk asuransi
kemungkinan hidupnya lebih lama bila dibandingkan dengan orang yang lebih tua. 3
2
Surat Permintaan Asuransi (SPA) Individu PT. BRIngin Life Syariah. Setiap perusahaan
asuransi mempunyai SPA yang berbeda-beda tergantung kebutuhannya, tapi bagian terpenting dari
SPA adalah tentang usia, jenis kelamin, pekerjaan dan hobbi, riwayat kesehatan calon peserta dan
riwayat kesehatan keluarga. Jika SPA tidak diisi dengan lengkap maka tidak akan diproses oleh
perusahaan asuransi.
3
Wawancara Pribadi dengan Underwriter BRIngin Life Syariah, Basuki Achmad. Jakarta: 23
Agustus 2010
58
batasan usia calon yang dapat diterima atau ditolak permintaan asuransinya. Begitu
pula dengan yang PT. BRIngin Life Syariah yang menerapkan usia sebagai salah satu
tingkat usia maka risiko semakin tinggi, artinya jumlah harga preminya lebih tinggi
b. Jenis kelamin
kelamin untuk menetapkan premi asuransi, karena masa hidup wanita cenderung
lebih lama daripada pria. 4 Namun di PT. BRIngin Life Syariah saat ini, jenis kelamin
sudah tidak menjadi faktor risiko yang dipertimbangkan oleh underwriter asuransi. 5
Bentuk dan ukuran badan yang dimaksud adalah hubungan antara tinggi
badan dan berat badan seseorang, atau kurus dan gemuknya badan seseorang. Artinya
bahwa seseorang dengan ukuran normal dengan tinggi tertentu mempunyai berat
4
Jane Lightcap Brown dan Kristen L. Falk, Administrasi Asuransi, Penerjemah Nurmansyah
Taufik, (LOMA, 2002), h. 100
5
Wawancara Pribadi dengan Underwriter BRIngin Life Syariah, Basuki Achmad. Jakarta: 23
Agustus 2010
59
yang tidak sehat tentunya akan menimbulkan tingkat mortalita yang tinggi. 6 Beberapa
jenis pekerjaan memiliki tingkat risiko tinggi seperti pelaut, tentara, atlit profesional,
wartawan, dan pekerjaan lainnya. Oleh karena itu, calon peserta asuransi diharapkan
dapat memberikan informasi secara jelas dan terperinci tentang jenis pekerjaan.
Selain pekerjaan, ada beberapa hobbi yang masuk dalam kategori risiko
tinggi, seperti hobbi pacuan kuda, menyelam, dan mendaki gunung. Risiko-risiko
e. Kondisi Fisik
kesehatan atau badan dari dokter. Pemeriksaan fisik terhadap calon tertanggung yang
6
Wawancara Pribadi dengan Underwriter BRIngin Life Syariah, Basuki Achmad. Jakarta: 23
Agustus 2010
60
• Sistem saluran kemih meliputi kelainan pada ginjal, ureter, kandung kemih
serta salurannya.
• Sistem syaraf
• Kelainan pada mental dan lain sebagainya. 7
Surat Permintaan Asuransi (SPA) individu PT. BRIngin Life Syariah terdiri
dipersyaratkan terutama tergantung pada usia calon tertanggung dan jumlah uang
terhadap perusahaan asuransi, maka semakin banyak pula informasi yang dibutuhkan.
PT. BRIngin Life Syariah berhak meminta medical check up kepada calon
kepada risiko dan besarnya uang pertanggungan yang diinginkan calon peserta.
Berikut ini Underwriting Limit dan Syarat Pemeriksaan Kesehatan Asuransi Jiwa
7
PT. Reasuransi Internasional Indonesia, ReINDO In-House Training: Basic Life
Underwriting, 2-25 Maret 2010(Jakarta: Divisi Reasuransi Jiwa PT. ReINDO, 2010), h. 24
61
Keterangan :
B : Urine
C : EKG (Elektrokardiogram)
E : TP (Thorax Photo)
G : Treadmill Test
I : HIV Test
yang sangat penting dari faktor-faktor riwayat kesehatan calon peserta. Riwayat
kesehatan ini yang paling penting, karena masing-masing risiko dan peluang
62
terjadinya risiko kematian dapat dilihat dari faktor-faktor riwayat kesehatan yang
selengkap mungkin, karena informasi ini mempunyai nilai tambah atau kurang dalam
menentukan akseptasi bagi underwriter. Riwayat keluarga ini mempunyai arti yang
penting sebagai salah satu faktor risiko yang mempengaruhi mortalita calon
tertanggung, karena adanya beberapa jenis penyakit tertentu yang bersifat menular
dan penyakit yang diturunkan atau bawaan, seperti TBC, Diabetes Mellitus, penyakit
D. Metode Underwriting
Metode atau cara yang diterapkan PT. BRIngin Life Syariah dalam
8
Wawancara Pribadi dengan Underwriter BRIngin Life Syariah, Basuki Achmad. Jakarta: 23
Agustus 2010
9
Wawancara Pribadi dengan Underwriter BRIngin Life Syariah, Basuki Achmad. Jakarta: 23
Agustus 2010
63
risiko yang dimiliki calon peserta asuransi. Jika ada risiko calon peserta yang belum
pernah dimiliki perusahaan, maka risiko tersebut akan dinilai berdasarkan buku
panduan yang dimiliki perusahaan asuransi. Inilah yang dinamakan metode manual
underwriting. Namun, jika risiko calon peserta sudah pernah dimiliki perusahaan,
maka akan dilihat rasio klaim dari risiko tersebut di masa yang lalu, yang disebut
E. Proses Underwriting
10
Wawancara Pribadi dengan Underwriter BRIngin Life Syariah, Basuki Achmad. Jakarta: 23
Agustus 2010
64
A. Staf Underwriting
reasuransi
11
PT. BRIngin Life Syariah, Buku Pedoman Operasional,(Jakarta: PT. BRIngin Life Syariah,
2009), h. 18
65
akseptasi limit
b.2. Jika data termasuk data medical maka harus dilengkapi dengan
B. Staf Reasuransi
Ditunda
baik melalui SPA atau medical check up. Seleksi medical ini dilakukan oleh:
A. Staf Underwriting
B. Medical Adviser
Proses Ditunda.
A. Staf Underwriting
generating data
diteruskan ke FC/UM jika dari kanca atau ke ME/GMM jika dari GMD
ditolak maupun data yang disetujui secara otomatis. Proses ini dilakukan oleh
staf underwriting.
Klasifikasi Risiko
Keputusan
Underwriting
69
korelasi yang sangat besar antara metode underwriting yang digunakan untuk
menyeleksi risiko terhadap klaim asuransi, sebab metode underwriting yang ketat
tentu akan menambah jumlah premi. 12 Dengan kata lain, premi menjadi mahal tetapi
ini akan berdampak pada rendahnya tingkat klaim dan ini berlaku sebaliknya. Jika
underwriting dilakukan dengan tidak ketat maka premi menjadi murah, dan tingkat
klaim menjadi tinggi. Jadi, semakin ketat underwriting melakukan seleksi risiko maka
7 - 10 - 4 - -
11 - 20 - 3 - 2
21 - 30 9 1 1 2
31- 40 2 4 2 2
12
Wawancara Pribadi dengan Underwriter BRIngin Life Syariah, Basuki Achmad. Jakarta: 23
Agustus 2010
70
41 - 50 4 2 4 1
51 - 60 - 1 - -
Total 15 15 7 7
Sumber: Laporan Operasional Individu PT BRIngin Life Syariah 2006-2007
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 usia peserta
BRIngin Dana Investasi Syariah II didominasi oleh usia muda antara 21-30 tahun
yang berjumlah 9 peserta dari total peserta 15 orang. Selain usia muda, peserta
asuransi ada juga yang berusia tua, yaitu 41-50 tahun yang berjumlah 4 peserta. Dari
jumlah peserta di tahun 2006 sebanyak 15 peserta, ± 50% yang mengajukan klaim
merupakan peserta yang berusia tua, dengan jumlah klaim 4 peserta. Sedangkan
klaim usia muda relatif rendah, hanya ada 1 peserta di tahun 2006. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa semakin tua usia peserta maka kemungkinan klaimnya semakin
tinggi karena usia tua kemungkinan hidupnya lebih pendek dibandingkan usia muda.
bervariasi. Selain usia peserta muda dan usia peserta tua, ada juga peserta yang masih
anak-anak, yaitu usia 7-10 tahun berjumlah 4 peserta. Sedangkan untuk total klaim
asuransi tahun 2007 adalah 7 orang, yang tersebar di usia muda dan usia tua.
Life Syariah cukup efektif, karena ± 50% peserta asuransi mengajukan klaim. Hal ini
akan mengakibatkan PT. BRIngin Life Syariah memperoleh profit yang tidak sesuai
dilakukan seleksi risiko peserta dengan ketat, yang bertujuan untuk melindungi
71
perusahaan dari kerugian. Hal ini akan berdampak pada rendahnya tingkat klaim yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat menyimpulkan bahwa pencapaian nilai tingkat solvabilitas PT. BRIngin Life
Syariah cukup maksimal. Hal ini terlihat dari tingkat klaim asuransi yang dibayarkan
PT. BRIngin Life Syariah cukup rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal
1. Manajemen risiko yang diterapkan PT. BRIngin Life Syariah cukup optimal, baik
dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, eliminasi risiko, dan risk sharing.
2. Nasabah produk BRIngin Dana Investasi Syariah II lebih banyak usia dibawah 30
peserta asuransi diantaranya usia, pekerjaan, hobi dan riwayat kesehatan peserta
asuransi.
5. Metode yang digunakan underwriter dalam seleksi risiko cukup efektif dan
optimal, sehingga klaim yang dibayarkan PT. BRIngin Life Syariah cukup rendah
pula.
72
B. Saran
penulis sebelumnya, maka agar PT. BRIngin Life Syariah memperoleh keuntungan
yang lebih maksimal lagi, perlu adanya koordinasi atau kerja sama antara staf
underwriter dengan underwriter dalam meyeleksi risiko, sehingga tidak akan terjadi
kesalahan di masa yang akan datang. Penulis melihat seleksi risiko calon peserta
keputusan untuk menerima atau menolaknya. Jika hal ini tidak diperbaiki maka akan
merugikan PT. BRIngin Life Syariah, dengan tingginya tingkat klaim asuransi yang
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. Hasyim, dkk. Kamus Asuransi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002.
Ali, AM. Hasan. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Kencana, 2004.
Huggins, Kenneth dan D. Land, Robert. Operasi Perusahaan Asurasni Jiwa dan
Asuransi Kesehatan. Jakarta: Yayasan Dharma Bumiputera, 1996.
Jones, Harriett E. dan L.Long, Dani. Prinsip-prinsip Asuransi: Jiwa, Kesehatan dan
Anuitas. Penerjemah Arif Rahman dan Nurmansyah Taufik. LOMA, 1999.
Sula, M. Syakir. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Suma, M. Amin. Asuransi Syariah dan Asuransi Konvesional: Teori, Sistem, Aplikasi
dan Pemasaran. Jakarta: Kholam Publishing, 2006.
Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi 2007. Jakarta: Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
www.bringinlife.com
www.bps.com
www.Tazkia.com