Disusun oleh:
2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Manajemen Risiko
Bisnis Syariah ini, dengan judul “Sejarah Manajemen Risiko di Indonesia dan Dunia”
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Risiko Bisnis Syariah dengan judul makalah “Sejarah Manajemen Risiko
di Indonesia dan Dunia”. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
kemampuan dalam berbisnis bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan
bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta
meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya
tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen
risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul.
Lembaga perusahaan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis
dengan pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal
dari operasionalnya. Perusahaan perlu menganalisis kemungkinan kerugian potensi
dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk
menanggulanginya.
Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya dapat sukses meraih
tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi ketika kita
melakukan suatu tindakan. Risiko, bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam,
perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh dari risiko yang
lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak melakukan
tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan ini tidak
melakukan tindakan untuk pencegahan risiko yang akan timbul nantinya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengatar Manajemen Risiko
2. Sekilas Sejarah Manajemen Risiko di Indonesia dan Dunia
BAB II
PEMBAHASAN
1
Agus Sucipto. Manajemen Resiko. Malang.
lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.2
2
Muhammad Muchlis. Manajemen Resiko Operasional-Teori & Praktek. (Jakarta: Sinar Grafika Offset, PT.
Bumi Aksara, 2007).
3
Charles R. Vorst, D.S. Priyarsono, Arif Budiman. Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO 31000. (Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional, 2018), 152.
secara rutin hingga kini menerbitkan jurnal akademis The Journal of Risk
and Insurance sejak tahun 1961.
b. Tahun 1950 – berdiri Risk and Insurance Management Society di Amerika
Serikat. Organisasi ini kini beranggotakan lebih dari 3.500 organisasi di
berbagai belahan dunia dengan 11.000 individu praktisi di lebih dari 60
negara. Hingga kini, organisasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat,
secara aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi bagi para
anggotanya maupun publik pada umumnya.
c. Tahun 1963 – terbit buku ajar pertama mengenai manajemen risiko berjudul
Risk Management in the Businesss Enterprise karangan R. I. Mehr dan B. A.
Hedges. Selanjutnya pada tahun 1964, terbit buku ajar berikutnya berjudul
Risk Management and Insurance karangan C. Arthur Williams dan Richard
M. Heins.
5. Tahun 2000-an
a. Tahun 2002 – terbit Sarbanes-Oxley Act (SOX), sebuah hukum federal
Amerika Serikat, di mana salah satu ketetapannya mengharuskan setiap
perusahaan terbuka di Amerika melakukan penilaian atas efektivitas kendali
internal yang dijalankan terhadap eksposur risiko yang dihadapi perusahaan.
Terbitnya SOX memicu meluasnya keberterimaan perusahaan terbuka yang
tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) terhadap kerangka kerja
terintegrasi untuk kendali internal yang dirilis oleh the Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) pertama
kali tahun 1992 dan direvisi pada tahun 1994, berjudul Internal Control –
Integrated Framework. Adapun COSO selanjutnya juga merilis kerangka
kerja terintegrasi untuk manajemen risiko korporat, berjudul Enterprise Risk
Management – Integrated Framework, pada tahun 2004.
b. Tahun 2002 – terbit Keputusan Menteri (Kepmen) Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek
GCG pada BUMN. Kepmen ini mendorong penerapan manajemen risiko di
kalangan BUMN sebagaimana dalam salah satu pasalnya mengarahkan
direksi BUMN untuk menetapkan sistem pengendalian internal yang efektif
melalui pengkajian dan pengelolaan risiko usaha. Adapun selanjutnya pada
tahun 2011, Kepmen ini diperbaharui dengan terbitnya Peraturan Menteri
Keuangan BUMN No. PER-01/MBU/2011 yang berisikan ketentuan secara
eksplisit mengenai manajemen risiko pada salah satu pasalnya dengan
kewajiban bagi direksi BUMN untuk melaporkan profil risiko perusahaan
berikut penanganannya dalam laporan berkala perusahaan.
c. Tahun 2003 – terbit Peraturan Bank Indonesia (PBI) pertama kali yang
secara eksplisit berjudul dan berisikan mengenai penerapan manajemen
risiko pada bank di Indonesia. Adapun setelah PBI No. 5/8/PBI/2003 ini
dikeluarkan menyusul kemudian serangkaian PBI- PBI lainnya mengenai
manajemen risiko perbankan hingga pada akhirnya fungsi pengaturan dan
pengawasan sektor perbankan yang dijalankan Bank Indonesia beralih ke
Otoritas Jasa Keuangan per akhir tahun 2013.
d. Tahun 2004 – terbit Basel II Accord yang dirilis oleh Komite Basel.Terdapat
3 pilar pengaturan dalam Basel II yaitu i) kalkulasi modal minimum
perbankan terhadap eksposur risiko pasar, kredit, dan operasional; ii) validasi
oleh pihak pengawas perbankan terhadap metode statistik dan data yang
digunakan bank dalam menghitung jumlah modal terhadap eksposur
risikonya; serta iii) keterbukaan informasi finansial oleh perbankan dalam
menginformasikan eksposur risikonya kepada publik.
e. Tahun 2004 – terbit dokumen Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang
dirilis oleh Bank Indonesia. Adapun arsitektur terdiri atas 6 pilar sistem
perbankan Indonesia dengan salah satu sasarannya adalah “Menciptakan
industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing tinggi serta memiliki
ketahanan dalam menghadapi risiko”. Lebih lanjut, terdapat beberapa
program implementasi API yang terkait dengan manajemen risiko, yaitu
“mendesain risk - based model untuk pengawasan” dengan target
pelaksanaan tahun 2004 - 2005, serta “mempersyaratkan sertifikasi manajer
risiko” dengan target pelaksanaan tahun 2005.
f. Tahun 2008 – terbit Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 2008 mengenai
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Adapun PP No. 60/2008 ini
mewajibkan seluruh pimpinan instansi pemerintahan menyelenggarakan
pengendalian internal yang efektif dan terpadu dengan dilengkapi
manajemen risiko yang efektif sebagai elemen di dalamnya.
g. Tahun 2009 – terbit ISO 31000:2009 Risk Management – Principles and
Guideline yang dirilis oleh International Organization for Standardization
(ISO). Bersama dengan standar ini, diterbitkan juga beberapa dokumen
standar ISO terkait, yaitu ISO/IEC 31010:2009 Risk Assessment Techniques
dan ISO Guide 73:2009 Risk Management - Vocabulary yang merupakan
versi revisi dari tahun 2002, serta kemudian ISO/TR 31004:2013 pada tahun
2013 yang berisikan panduan penerapan ISO 31000. Adapun pada tahun
2011, Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengadopsi ISO 31000:2009
menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nama SNI ISO
31000:2011.
A. Kesimpulan
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap
kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk
menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis
menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat
kerugian. Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko
tidak ada.
Studi keilmuan mengenai manajemen risiko sebenarnya cenderung baru
berkembang dibandingkan cabang disiplin ilmu manajemen lainnya. Beberapa
literatur mencantumkan bahwa studi mengenai manajemen risiko pertama kali mulai
berkembang setelah Perang Dunia II usai. Awalnya, pengertian terminologi
manajemen risiko cenderung melekat pada fungsi asuransi bagi korporasi maupun
individual.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan
dan sangat jauh dari kata sempurna. Penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Charles R. Vorst, D.S. Priyarsono, Arif. Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO
31000. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. 2018.
Muchlis, Muhammad. Manajemen Resiko Operasional-Teori & Praktek. Jakarta: Sinar
Grafika Offset, PT. Bumi Aksara. 2007
Sucipto, Agus. Manajemen Resiko. Malang.