Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG MERAK RSJ PROVINSI JAWA BARAT

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
ANGGORO SUSAN 220112170559
ARINDITA HUSNA 220112170531
FAHMI M FATONI DJ 220112170536
RARA RIANITA 220112170534
RENI PUJIYANTI 220112170535
SYARA NOOR LIZA 220112170537
WINDA MARDATILLAH 220112170558

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXV


UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
A. Latar Belakang

Halusinasi adalah perubahan sensori dimana pasien merasakan sensasi yang tidak ada
berupa suara, penglihatan, pengecapan dan perabaan (Damaiyanti, 2012). Menurut Valcarolis
dalam Yosep Iyus (2009) mengatakan lebih dari 90% klien dengan skizofrenia mengalami
halusinasi, halusinasi yang sering terjadi yaitu halusinasi pendengaran, halusinasi
penglihatan, dan halusinasi penciuman.
Menurut arif (2006) mengungkapkan bahwa 99% pasien yang dirawat dirumah sakit
jiwa adalah pasien dengan diagnosis medis skizofrenia. Lebih dari 90% pasien skizofrenia
mengalami halusinasi (Yosep, 2011). Stuart & Laraia (2005) menyatakan bahwa pasien
dengan diagnosis medis skizofrenia sebanyak 70% mengalami halusinasi pendengeran.
Gangguan halusinasi pendengaran sangat mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Hal ini
tampak didalam konsep dasar kebutuhan dasar manusia menurut teori maslow yang salah
satunya adalah rasa aman nyaman yang meliputi aspek fisiologis maupun psikologis.
Kebutuhan tersebut adalah: terbebas dari rasa takut dan cemas, terbebas dari perasaan
terancam karna pengalaman yang baru (Mubarak & Cahyatin, 2008).
Menurut Videbeck dalam Yosep Iyus (2009) tanda pasien mengalami halusinasi
pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien marah-marah
sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada yang berbicara dengannya.
Halusinasi terjadi karena adanya reaksi emosi berlebihan atau kurang, dan perilaku aneh
Damaiyanti (2012). Bahaya secara umum yang dapat terjadi pada pasien dengan halusinasi
adalah gangguan psikotik berat dimana pasien tidak sadar lagi akan dirinya, terjadi
disorientasi waktu, dan ruang ( Iyus Yosep, 2009).
Pelaksanaan pengenalan dan pengontrolan halusinasi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara kelompok dan individu. Secara kelompok selama ini dikenal dengan istilah
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) dan secara individu dengan cara face to face (Gunderson,
1984 dikutip dari Daley & Salloum, 2001).
Ada empat terapi aktifitas kelompok yaitu : terapi aktifitas kelompok sosialisasi,
stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan orientasi realita. Menurut Keliat dan Akemat (2005)
dikutip dari Hamid (2008), TAK yang sesuai untuk pasien dengan masalah utama perubahan
sensori persepsi : halusinasi adalah aktivitas berupa stimulasi dan persepsi.Terapi aktifitas
kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan
terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat,
2007).
Berdasarkan data dan permasalahan diatas dengan melihat akibat yang lebih dalam dari
meningkatkan angka kejadian penderita skizofrenia yang antara lain berpengaruh terhadap
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. Maka dengan ini penulis tertarik untuk
melaksanakan TAK Persepsi Sensori: Halusinasi diruang Merak Rumah Sakit Jiwa Jawa
Barat.
Maka kegiatan TAK ini dianggap penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi memberikan pengaruh terhadap kemampuan
pasien dalam mengontrol halusinasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mempersepsikan stimulasi yang diberikan melalui audio dan visual.

2. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menyusun puzzle hewan yang diberikan dengan benar.
2) Klien dapat menyesuaikan gambar yang ada di puzzle dengan suara yang di
dengar.
3) Klien dapat menyebutkan habitat hewan puzzle yang disusun.
4) Klien dapat meyebutkan jenis makanan hewan tersebut.
5) Klien dapat menyebutkan jumlah kaki hewan tersebut.

C. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Senin, 30 Juli 2018
Jam : 13.15 WIB – 14.00 WIB
Tempat : Ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

D. Metode
1. Simulasi permainan
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Media dan Alat
1. Puzzle
2. Musik / lagu
3. Sound System
4. Name Tag
5. Karpet
F. Seting Tempat

F F

F
F

Keterangan Gambar :
L : Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien

G. Pembagian Tugas

1. Leader

Tugas :

a. Menyiapkan proposal kegiatan TAK

b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok


sebelum kegiatan dimulai.
c. Menjelaskan permainan.

d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan


dirinya.
e. Mampu memimpin terapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib

f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

2. Fasilitator
Tugas :
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.

b. Memotivasi klien yang kurang aktif.

c. Memfalitasi dan memberikan stimulus dan motivasi pada anggota kelompok


untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
3. Observer
Tugas :
a. Mengobservasi jalanya proses kegiatan

b. Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan non-verbal pasien selama


kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c. Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan . (Eko prabowo, 2014: 241-243)

H. Pasien

1. Kriteria pasien

a. Pasien dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran

b. Pasien dalam keadaan tenang

2. Proses seleksi

a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria

b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria

c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:


menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok (Eko prabowo, 2014: 243)
I. Susunan Pelaksaan

1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :

a. Leader : Syara Noor Liza

b. Fasilitator :

- Reni Pujiyanti

- Anggoro Susan A

- Rara Rianita

- Winda Mardatillah

- Fahmi M Fatoni

c. Observer : Arindita Husna A

2. Pasien peserta TAK sebagai berikut :

No Nama Masalah Keperawatan


1 Tn. U Halusinasi Pendengaran
2 Tn. Ad Halusinasi Pendengaran
3 Tn. D Halusinasi Pendengaran
4 Tn. Halusinasi Pendengaran
5 Tn. Halusinasi Pendengaran
J. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah

1. Tata Tertib pelaksanaan TAK

a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.

b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai.

c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.

d. Peseta Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK


berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan .

g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai.


h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah
habis,sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK

a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok

a) Memanggil klien

b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan


perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:

a) Panggil nama klien

b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan

c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada


klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh
kembali lagi
c. Bila ada klien lain ingin ikut :
a) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
b) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut.
K. Proses Keperawatan

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


A. Tujuan

1. Pasien mampu mengikuti alur permainan dengan baik dan tertib.


2. Pasien mampu mengontrol emosi saat permainan berlangsung.
3. Pasien mampu menyampaikan perasaan setelah mengikuti TAK.

B. Setting

Peseta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.

C. Alat

1. Sound system

2. Puzzle
3. Musik / lagu

4. Karpet

5. Nametag

D. Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Simulasi permainan

E. Langkah-langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang sesuai indikasi

b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana


ruang yang tenang dan nyaman).
2. Orientasi

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Membuka kegiatan dengan pertanyaan umum : bagaimana kabarnya


semua? Apakah sudah istirahat siang?

c. Berdoa bersama sebelum memulai kegiatan

d. Perkenalan dari setiap anggota TAK

e. Masing- masing peserta memakai nama tag


f. Menjelaskan tujuan kegiatan

g. Menjelaskan aturan main:

1. Pasien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

2. Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis.

3. Lama kegiatan 45 menit.

4. Permainan “Puzzle bersuara”

3. Kerja

a. Fasilitator membagikan potongan puzzle pada setiap peserta


b. Leader menyampaikan atura main “puzzle bersuara”

c. Leader menginstruksikan peserta untuk menyusun puzzle yang sudah


diberikan

d. Setelah puzzle tersusun rapih, leader menginstruksikan peserta untuk


tenang

e. Leader memutarkan suara hewan di soun system

f. Leader menginstruksikan klien untuk mengangkat tangan jika mendengar


suara yang diputarkan oleh leader

g. Leader menanyakan kepada peserta yang mendapatkan gambar yang


sesuai dengan suara.

h. Leader menanyakan kepada peserta mengenai habitat hewan yang terdapat


pada puzzle yang telah disusun

i. Leader menanyakan kepada peserta mengenai jenis makanan hewan yang


terdapat pada puzzle yang telah disusun

j. Leader menanyakan kepada peserta mengenai jumlah kaki hewan yang


terdapat pada puzzle yang telah disusun

k. Leader memberikan pujian, setiap kali klien selesai menjawab pertanyaan.

l. Observer mengamati klien selama permainan berlangsung dan


didokumentasikan.

4. Terminasi

a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.

b. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

c. Menyimpulkan hasil kegiatan terkait persepsi klien selama kegiatan TAK

F. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Klien yang mampu melakukan aspek yang dinilai diberikan
tanda checklist (√) pada kolom klien masing – masing dan berikan tanda strip (-)
apabila klien tidak melakukan aspek yang dinilai

FORMAT OBSERVASI KLIEN SELAMA KEGIATAN TAK

No Aspek yang Dinilai Nama Pasien


P1 P2 P3 P4 P5
1. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan
tertib.
2. Klien mampu menyusun puzzle yang diberikan dengan
benar
3. Klien mampu menyesuaikan gambar dengan suara yang di
dengar
4. Klien mampu menyebutkan habitat hewan sesuai puzzle
yang disusun
5. Klien mampu meyebutkan jenis makanan hewan tersebut
6. Klien mampu menyebutkan jumlah kaki hewan tersebut

Anda mungkin juga menyukai