Anda di halaman 1dari 11

Tirtosastro,

Buletin Tanaman Tembakau, Serat S. dan


& Minyak A.S. Murdiyati:
Industri 2(1), April Kandungan
2010:3343kimia tembakau dan rokok
ISSN: 2085-6717

Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok

Samsuri Tirtosastro1 dan A. S. Murdiyati2


1
Universitas Tribuana Tunggadewi, Malang
2
Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
Jl. Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199, Malang
E-mail: balittas@litbang.deptan.go.id
Diterima: 28 Oktober 2009 Disetujui: 2 Desember 2009

ABSTRAK

Kandungan kimia tembakau yang sudah teridentifikasi jumlahnya mencapai 2.500 komponen. Dari jumlah
tersebut sekitar 1.100 komponen diturunkan menjadi komponen asap secara langsung dan 1.400 lainnya
mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk komponen baru. Di
dalam asap sendiri terdapat 4.800 macam komponen kimia yang telah teridentifikasi. Telah diidentifikasi
komponen kimia rokok yang berbahaya bagi kesehatan, yaitu: tar, nikotin, gas CO, dan NO yang berasal
dari tembakau. Selain itu juga bahan-bahan berbahaya yang terbentuk saat penanaman, pengolahan, dan
penyajian dalam perdagangan, yaitu residu pupuk dan pestisida, TSNA (tobacco spesific nitrosamine), B-a-P
(benzo-a-pyrene), dan NTRM (non-tobacco related material). Pengendalian tar, nikotin, gas CO dan NO da-
pat dilakukan dalam proses pembuatan rokok dengan penggunaan filter, kertas rokok yang berpori-pori, dan
lain-lain. Sedangkan residu pupuk dan pestisida, TSNA, B-a-P, dan NTRM dapat dikendalikan melalui sistem
produksi tembakau yang benar yang mengacu pada usaha menekan bahan berbahaya.

Kata kunci: Tembakau, asap rokok, tar, nikotin

Chemical Compound of Tobacco and Cigarette

ABSTRACT

The amount of 2,500 of tobacco chemical compounds had been identified. From this amount, 1,100 com-
pounds were directly derived to be smoke component, while the 1,400 compound would break into other
compounds, react to other compound and built up new compounds. From the smoke, 4,800 compounds had
been identified. The hazardous component of cigarette for human health had been identified, i.e. tar, nico-
tine, and CO and NO gases those come from tobacco. Besides, other hazardous component were built up
along of tobacco planting, processing, and marketing, i.e. fertilizer and pesticide residues, TSNA (tobacco
specific nitrosamine), B-a-P (benzo-a-pyrene), and NTRM (non-tobacco related material). To control tar, ni-
cotine, and CO and NO gases could be done by using filter, porous cigarette’s paper etc. While fertilizer and
pesticide residues, TSNA, B-a-P, and NTRM could be controlled by good agricultural practices that concern to
pressure the hazardous component.

Keywords: Tobacco, cigarettes smoke, tar, nicotine

PENDAHULUAN pada asap rokok, dan dinyatakannya bahwa


asap rokok mengandung bahan berbahaya ba-

I DENTIFIKASI komponen kimia tembakau


telah dilakukan secara intensif selama lebih
dari 50 tahun atau sejak pernyataan Kozak
gi kesehatan. Dari hasil analisis terakhir, di-
nyatakan bahwa terdapat 2.500 komponen ki-
mia pada tembakau yang siap dibuat rokok,
pada tahun 1954 dalam Adam, 2006 yang me- yaitu tembakau yang telah selesai proses fer-
nyebutkan sekitar 100 komponen kimia ada mentasi (aging) selama 13 tahun. Dari jum-

33
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(1), April 2010:3343

lah tersebut 1.100 komponen diturunkan men- untuk dianalisis dengan peralatan yang sudah
jadi asap tanpa perubahan akibat pembakar- tersedia di beberapa instansi.
an. Sebanyak 1.400 lainnya mengalami de-
komposisi atau terpecah, bereaksi dengan
komponen lain dan membentuk komponen KANDUNGAN KIMIA TEMBAKAU
baru yang seluruhnya terbentuk sekitar 4.800
komponen kimia di dalam asap (Rodgman dan Berlainan dengan tanaman lain, tanam-
Perfetti, 2006). an tembakau diusahakan terutama dimanfaat-
Merokok pada dasarnya adalah menik- kan untuk dirokok. Asap yang dihasilkan diha-
mati asap nikotin yang dibakar. Selain nikotin, rapkan dapat memberikan kenikmatan bagi pe-
di dalam rokok juga terdapat senyawa gula, ba- rokok. Dari 2.500 komponen kimia yang sudah
han aditif, saus, pemberi rasa, aroma, dan la- teridentifikasi, beberapa komponen berpenga-
in-lain sehingga terbentuk rasa yang meme- ruh terhadap mutu asap. Tembakau yang ber-
nuhi selera konsumen (perokok). Satu batang mutu tinggi adalah aromanya harum, rasa isap-
rokok terdiri atas berbagai jenis tembakau agar nya enteng, dan menyegarkan; dan tidak me-
rasa dan aroma yang diperoleh mempunyai miliki ciri-ciri negatif misalnya rasa pahit, pe-
kekhasan tersendiri. Bahan tambahan untuk das, dan menggigit. Zat-zat yang berpengaruh
rasa dan aroma yang lain berasal dari luar terhadap mutu tembakau dan asap antara lain
tembakau antara lain cengkeh dan mentol. (Hiroe et al., 1975; Tso, 1999):
Merokok tanpa nikotin, meskipun belum di- 1. Persenyawaan nitrogen (nikotin, protein).
buktikan, nampaknya tidak akan terjadi. Apa- Nikotin (β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine)
bila tujuannya adalah menekan bahan berba- merupakan senyawa organik spesifik yang
haya bagi kesehatan, menghilangkan nikotin terkandung dalam daun tembakau. Apabila
belum menyelesaikan masalah secara keselu- diisap senyawa ini akan menimbulkan rang-
ruhan. Tar, gas CO (carbon monoxide), TSNA sangan psikologis bagi perokok dan mem-
(tobacco specific-nitrosamine), B-a-P (benzo- buatnya menjadi ketagihan. Dalam asap,
a-pyrene), residu pestisida, dan lain-lain yang nikotin berpengaruh terhadap beratnya ra-
terkandung dalam asap rokok tidak kalah ber- sa isap. Semakin tinggi kadar nikotin rasa
bahayanya dibanding nikotin. isapnya semakin berat, sebaliknya temba-
Usaha menekan bahan berbahaya, da- kau yang berkadar nikotin rendah rasanya
pat dilakukan dengan menekan kandungan ba- enteng (hambar). Protein membuat rasa-
han berbahaya tersebut di dalam tembakau isap amat pedas dan menggigit, sehingga
dan bahan campuran lainnya. Pada saat ini selama prosesing (curing) senyawa ini ha-
dengan teknologi modern, usaha menekan ba- rus dirombak menjadi senyawa lain seperti
han berbahaya dapat dilakukan melalui sistem amida dan asam amino.
pabrikasi dalam industri rokok.
2. Senyawa karbohidrat (pati, pektin, selulo-
Makalah ini menguraikan komponen ki- se, gula).
mia yang terkandung dalam tembakau dan ro- Pati, pektin, dan selulose merupakan se-
kok, serta komponen kimia yang perlu dikon- nyawa bertenaga tinggi yang merugikan
trol (dibatasi). Namun demikian, dengan ter- aroma dan rasa isap, sehingga selama pro-
batasnya informasi khususnya terbatasnya ha- sesing harus dirombak menjadi gula. Gula
sil-hasil penelitian yang dipublikasikan, serta mempunyai peranan dalam meringankan
jumlah komponen kimia yang ribuan dan ana- rasa berat dalam pengisapan rokok, tetapi
lisis kimia yang rumit dan mahal, maka maka- bila terlalu tinggi menyebabkan panas dan
lah ini hanya menyajikan uraian yang terbatas iritasi kerongkongan, dan menyebabkan
dan hanya memuat komponen-komponen ki- tembakau mudah menyerap lengas (air) se-
mia berbahaya yang penting dan ada peluang hingga lembap. Dalam asap keseimbang-

34
Tirtosastro, S. dan A.S. Murdiyati: Kandungan kimia tembakau dan rokok

an gula dan nikotin akan menentukan ke- sai proses fermentasi, maka tembakau menja-
nikmatan dalam merokok. di siap pakai untuk pembuatan rokok.
3. Resin dan minyak atsiri. Kandungan kimia tembakau siap pakai
Getah daun yang berada dalam bulu-bulu dibagi menjadi 10 kelompok seperti pada Ta-
daun mengandung resin dan minyak atsiri, bel 1 (Geiss dan Kotzias, 2007). Bahan kimia
dalam pembakaran akan menimbulkan bau tersebut sebagian mempunyai korelasi positif
harum pada asap rokok. terhadap mutu rokok, khususnya rokok kere-
tek. Kandungan gula diinginkan dalam jumlah
4. Asam organik.
tinggi. Gula yang dimaksud disini adalah gula
Asam-asam organik seperti asam oksalat,
yang terbentuk di dalam sel-sel tembakau, bu-
asam sitrat, dan asam malat membantu da-
kan gula yang ditambahkan. Untuk tembakau
ya pijar dan memberikan kesegaran dalam
tertentu yaitu temanggung, papie, dan klo-
rasa isap.
dan, fermentasi dilakukan sampai warna men-
5. Zat warna: klorofil (hijau), santofil (ku- jadi cokelat, sehingga seluruh pati dan gula
ning), karotin (merah). terdegradasi. Kandungan pati dan klorofil un-
Apabila klorofil masih ada pada daun tem- tuk semua jenis tembakau dikehendaki rendah
bakau, maka dalam pijaran rokok akan me- karena menyebabkan iritasi pada tenggorokan
nimbulkan bau tidak enak (“apek”), se- saat dirokok. Gula yang ditambahkan pada sa-
dang santofil dan karotin tidak berpenga- at perajangan daun tembakau mempunyai
ruh terhadap aroma dan rasa isap. dampak negatif karena sangat menganggu
Sebelum digunakan untuk racikan rokok, proses fermentasi, dan meningkatkan daya se-
tembakau kering hasil pengolahan petani yang rap air (higroskopisitas). Tembakau mutu ba-
berupa rajangan atau kerosok masih harus ik, umumnya mengandung kadar nikotin ting-
mengalami proses pengeringan ulang (re- gi, juga asam-asam lemak, minyak atsiri, dan
drying) dan fermentasi (aging). Pengeringan bahan organik lain yang berfungsi memberi-
ulang dilakukan agar tembakau mencapai ka- kan rasa dan aroma saat dibakar. Abu sisa
dar air ideal, yaitu 1214%. Kadar air yang pembakaran rokok yang baik berwarna putih
terlalu tinggi atau terlalu rendah sangat meng- dan tidak mudah putus, yang merupakan indi-
ganggu proses fermentasi yang memerlukan kasi hasil pembakaran yang sempurna. Daya
waktu 13 tahun. Mesin-mesin pengering ulang bakar yang baik disebabkan antara lain karena
modern seperti GLT (green leaves thresser), tembakau banyak mengandung garam kalium
selain mengeringkan sekaligus juga dapat di- dan natrium.
gunakan untuk menghilangkan gagang, mem-
bersihkan debu dan kotoran lain, memotong Tabel 1. Kandungan kimia tembakau bahan rokok
dan mencampur, sehingga dihasilkan racikan Dampak
Kandungan
Golongan terhadap
awal (preblended). Pada saat ini hampir se- (%)
mutu rokok
mua jenis tembakau (rajangan, cerutu, dan pi- Selulose 716 +
pa) mengalami proses menjadi preblended se- Gula 022 +
belum difermentasi, kecuali tembakau rajang- Trigliserida 1 -
Protein 3,520 -
an temanggung dan sejenisnya (muntilan,
Nikotin 0,65,5 +
prambanan). Untuk jenis tembakau ini pem- Pati 27 -
belian dilakukan dalam keranjang dan lang- Abu (Ca, K) 925 +
sung disimpan untuk proses fermentasi. Sela- Bahan organik 725 +/-
ma proses pengeringan ulang dan fermentasi Lilin 2,58 +
Pektinat, polifenol,
akan terjadi perubahan kimia akibat kegiatan flavon, karotenoid,
fisiologi lanjutan yang dikatalisir oleh enzim- 712 +/-
minyak atsiri, parafin,
enzim tertentu yang masih aktif. Setelah sele- sterin, dll.

35
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(1), April 2010:3343

FAKTOR-FAKTOR YANG dang. Tembakau temanggung dibudidayakan


BERPENGARUH TERHADAP dengan pupuk kandang dan nitrogen tinggi,
KANDUNGAN KIMIA TEMBAKAU pangkasan awal, kurang air, sehingga nikotin
tinggi. Tembakau madura dibudidayakan de-
Selama ini yang terjadi adalah tembakau ngan pupuk N agak rendah, kurang air, pang-
mutu tinggi pada umumnya kandungan niko- kasan awal, sehingga kadar nikotinnya se-
tin dan senyawa aromatisnya tinggi, terutama dang, gula sedang, tetapi asam organik dan re-
tembakau lokal (Tabel 2). Sebagai contoh pa- sin tinggi sehingga sangat aromatis. Temba-
da tembakau temanggung, semakin ke atas kau cerutu dikehendaki daun tipis, kuat, dan
posisi daun pada batang maka kadar nikotin elastis, sehingga dipupuk N rendah, tidak di-
dan senyawa aromatisnya semakin tinggi, de- pangkas, dan dipanen musim penghujan. Kan-
mikian pula mutu dan harganya juga semakin dungan nikotin tembakau cerutu rendah. Tem-
tinggi (Tabel 3). Tembakau temanggung dan bakau lumajang VO ditanam pada tanah ber-
madura yang ditanam di lahan tegal kadar ni- pasir, musim hujan, dosis pupuk N rendah, ti-
kotin, mutu, dan harganya lebih tinggi diban- dak dipangkas sehingga kadar nikotin rendah.
ding yang ditanam di lahan sawah.
Tabel 4. Kandungan gula dan nikotin beberapa je-
Tabel 2. Pengaruh posisi daun pada batang terha- nis tembakau
dap kadar nikotin
Jenis Tembakau Gula total (%) Nikotin (%)
Tipe Posisi daun Nikotin (%)
Virginia FC 12–25 1,5–3,5
Flue-cured Bawah 1,87 Virginia rajangan 5–20 1,0–2,5
Tengah 2,65 Temanggung 0,5–7 3,0–8,0
Atas 3,26
Madura 10–15 1,0–3,5
Burley Bawah 2,14 Weleri 1–11 1,0–3,0
Tengah 3,00
Cerutu - 0,9–2,68
Atas 3,65
Lumajang VO 0,75–1,75 0,5–0,7
Sumber: Tso (1999)
Sumber: Murdiyati et al. (1991)
Jenis Tembakau
Jarak Tanam
Setiap jenis tembakau mempunyai kan-
Jarak tanam yang sempit akan mengha-
dungan kimia yang berbeda untuk menghasil-
silkan daun tembakau yang tipis, sempit, dan
kan karakter yang dikehendaki, sehingga per-
kadar nikotin rendah. Sebaliknya jarak tanam
lakuan budi dayanya juga berbeda. Kandung-
yang lebar akan menghasilkan daun yang te-
an gula dan nikotin beberapa tipe tembakau
bal, luas, dan kadar nikotin lebih tinggi (Tabel
dapat dilihat pada Tabel 4.
5).
Pada tembakau virginia FC dibudidaya-
kan dengan pupuk N cukup dan air cukup, se-
hingga kandungan gula tinggi dan nikotin se-

Tabel 3. Kadar gula, nikotin, dan mutu daun tembakau temanggung berdasar posisi daun (panen)
Panen Nikotin (%) Gula (%) Mutu Klas mutu Organoleptik
I 2,33 2,19 A R Hijau-kekuningan, tidak ada aroma
II 2,16 2,70 B C Kuning-kehijauan, sedikit aroma
III 2,38 8,24 C B Kuning, aroma, minyak, berat
IIIIV 5,42 4,73 D B Cokelat, aroma bagus, berminyak, berat
IVV 4,58 4,60 E SB Cokelat, aroma bagus, berminyak, berat
VVII 6,97 1,16 F TB Hitam, sangat aromatis, srintil
Sumber: Wiroatmodjo (1980)

36
Tirtosastro, S. dan A.S. Murdiyati: Kandungan kimia tembakau dan rokok

Tabel 5. Pengaruh populasi tanaman dan jumlah daun yang disisakan terhadap kadar nikotin dan gula
tembakau
Populasi tanaman/ha Jumlah daun/tanaman
Senyawa
12 000 16 000 20 000 12 16 20
Nikotin (%) 2,51 2,19 2,04 2,71 2,30 1,72
Gula (%) 18,6 20,1 20,8 18,0 20,0 21,6
Sumber: Tso (1999)

Pemupukan Pemangkasan
Dosis pupuk nitrogen rendah akan meng- Pemangkasan bunga akan meningkat-
hasilkan daun yang sempit dengan kadar ni- kan kadar nikotin, pemangkasan disertai peng-
kotin rendah, sebaliknya dosis N tinggi akan hilangan tunas ketiak daun akan meningkat-
menghasilkan tembakau yang tebal, berat, dan kan kadar nikotin dan nilai tembakau (Tabel
kadar nikotin tinggi (Tabel 6). Akan tetapi bila 7). Pemangkasan yang lebih awal dengan me-
terlalu tinggi daun yang dihasilkan justru kero- nyisakan daun yang lebih sedikit akan meng-
pos. hasilkan daun yang tebal, lebar, dan kadar ni-
kotin tinggi. Sebaliknya pemangkasan yang le-
Tabel 6. Pengaruh dosis pupuk N, jenis lahan, dan bih lambat yaitu menunggu setelah bunga ke-
posisi daun terhadap kadar nikotin temba- luar dengan menyisakan daun yang lebih ba-
kau madura
nyak akan menghasilkan daun yang lebih tipis,
Dosis Kadar nikotin (%) sempit dengan kadar nikotin lebih rendah (Ta-
pupuk N
(kg/ha)
Sawah Tegal bel 8). Tembakau cerutu dan lumajang VO
Panen-1 Panen-2 Panen-1 Panen-2 yang tidak dipangkas kadar nikotinnya sangat
41 1,48 1,05 3,28 4,06 rendah (<1%).
61,5 1,69 1,31 3,71 4,52
82 1,90 1,57 3,09 5,00
Sumber: Rachman (2003)

Tabel 7. Pengaruh pemangkasan dan pengendalian tunas terhadap hasil, nilai, dan kandungan kimia daun
tembakau

Perlakuan Hasil Harga $/kg Nilai $/ha Alkaloid (nikotin) Gula reduksi (%)
(kg/ha) (%)
Tanpa dipangkas 1 390 63,99 890 1,76 13,30
Dipangkas tanpa wiwil 1 487 64,99 966 2,36 17,30
Dipangkas dan diwiwil 1 806 65,65 1 186 2,80 18,20
Sumber: Collins dan Hawks (1993)

Tabel 8. Pengaruh saat pemangkasan terhadap hasil, harga, dan kandungan kimia daun tembakau
Saat Hasil Harga Jumlah tunas Berat tunas Alkaloid Gula Red. Nikotin
pemangkasan (kg/ha) $/kg per pohon (g/pohon) (nikotin) (%) (%) (%)
Bonggol*) 1 910 56,49 15,0 124 2,59 21,8 2,0
Awal mekar 1 890 57,39 12,2 68 2,02 22,8 1,9
Mekar penuh 1 774 54,41 6,4 32 1,86 21,8 1,9
Akhir 1 676 54,43 6,0 10 1,95 20,0 1,9
Keterangan: *) Antarfase pembungaan berbeda 7 hari
Sumber: Collins dan Hawks (1993)

37
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(1), April 2010:3343

Dari uraian di atas diketahui bahwa pe- mencapai 884oC saat diisap dan turun menjadi
nurunan kadar nikotin dengan cara budi daya 835oC atau kurang jika lama tidak diisap
seperti mengurangi dosis pupuk N, menunda (Geiss dan Kotzias, 2007). Kesempurnaan pem-
pemangkasan, mempersempit jarak tanam bakaran, terutama tingginya suhu, akan mem-
atau meningkatkan populasi tanaman per hek- pengaruhi produksi komponen kimia asap, se-
tar akan berpengaruh terhadap produksi, ka- hingga komponen kimia yang dihasilkan juga
rakter mutu, dan nilai tembakau yang dipero- beragam. Beberapa penyebab keragaman su-
leh. Dengan demikian usaha penurunan kadar hu perokokan adalah sebagai berikut:
nikotin perlu dilakukan dengan hati-hati dan a. Kepadatan massa tembakau dan ukuran
bijaksana. atau diameter rokok. Massa yang padat
Menurut Tso (1972) kadar tar berkorela- dan tebal akan sulit diisap atau terbakar.
si positif dengan ketebalan daun tembakau, b. Kandungan garam kalium atau natrium di
kandungan N total, pH, dan polifenol; sebalik- dalam racikan rokok dapat memperbaiki
nya berkorelasi negatif dengan kadar selulose, pembakaran.
gula, kalium, asam malat, asam oksalat, resi- c. Adanya bahan-bahan yang menghambat
du lipid, dan phytosterol. Dengan demikian un- pembakaran seperti klor (Cl) atau gula, ter-
tuk mencegah kadar tar tinggi antara lain: pe- utama gula sukrose, atau yang lain. Klor
mupukan N tidak boleh berlebihan, serta pe- mempunyai pengaruh menghambat pem-
mangkasan jangan terlalu awal sehingga daun bakaran paling besar.
menjadi terlalu tebal. d. Kelembapan tembakau yang tinggi akan
Menurut Legg dan Collins (1971) dan menghambat pembakaran.
Schumacher (1989), kadar nikotin dikendali- e. Filter yang rapat akan menghambat kelan-
kan oleh 2 gen utama dan sejumlah gen mi- caran pembakaran.
nor. Tanaman dengan gen AABB berkadar ni- f. Pori-pori kertas rokok terletak pada pang-
kotin tinggi sedangkan tanaman dengan gen kal batang rokok dan berfungsi memasuk-
aabb berkadar nikotin rendah. Dengan demi- kan udara pada saat pengisapan rokok.
kian persilangan antara varietas berkadar ni- Penggunaan kertas rokok berpori akan me-
kotin tinggi dengan varietas berkadar nikotin ngencerkan asap yang masuk ke mulut pe-
rendah akan menghasilkan individu-individu rokok, sehingga menurunkan konsentrasi
yang berkadar nikotin rendah sampai tiinggi. komponen kimia yang terkandung di da-
Menurut Leffingwell (1999), kadar nikotin tem- lamnya.
bakau dapat berkisar antara 0,5 dan 8%. Fak- Aliran asap rokok dibagi menjadi dua, ya-
tor lingkungan yang berpengaruh terhadap ka- itu aliran asap pada saat rokok diisap (main-
dar nikotin antara lain tipe tanah, ketinggian stream), dan aliran asap pada saat tidak di-
tempat, kerapatan populasi tanaman, dan je- isap (sidestream). Untuk menganalisa kan-
nis lahan. Pada tanah berat kadar nikotin akan dungan kimia asap dilakukan dengan smoking
lebih rendah dibanding tanah lempung, kadar machine, yang dilengkapi filter Cambridge un-
nikotin cenderung meningkat pada tempat tuk menangkap kondensat asap. Massa asap
yang lebih tinggi. dibagi menjadi dua sebagai berikut:
a. Asap yang tertangkap filter Cambridge pa-
da saat rokok diisap smoking machine se-
KANDUNGAN KIMIA ASAP ROKOK bagai kondensat asap. Kondensat asap ini
disebut TPM (total particulate matter) yang
Seperti diuraikan di depan, jumlah kom- komponen utamanya adalah air, nikotin,
ponen kimia pada asap rokok yang telah di- dan tar. Kondensat kering, adalah TPM se-
identifikasi mencapai 4.800 macam. Suhu pe- telah dikurangi air, sedangkan tar adalah
rokokan atau proses distilasi kering (pyrolysis) TPM setelah dikurangi air dan nikotin. Kan-

38
Tirtosastro, S. dan A.S. Murdiyati: Kandungan kimia tembakau dan rokok

dungan kimia tar terdiri atas bermacam- han lain dari berbagai merek rokok di Indone-
macam senyawa. Hasil analisis kandungan sia yang dianalisa di laboratorium Balittas di-
kimia kondensat asap tercantum pada Ta- sajikan pada Tabel 11. Senyawa gula diperlu-
bel 9. kan untuk memberikan rasa lunak, sehingga
b. Asap yang lolos dari filter Cambridge pada dapat mengurangi dampak negatif hasil pem-
saat rokok diisap smoking machine dan bakaran nikotin dan senyawa nitrogen lain
asap yang keluar saat tidak diisap atau yang memberikan rasa berat. Jumlah gula dan
asap samping (sidestream). Kandungan ki- nikotin dalam asap yang diisap perokok juga
mia dari massa asap ini tercantum pada dipengaruhi oleh filter, porositas kertas, dan
Tabel 10. Selain itu di dalam asap ini juga lain-lain. Demikian juga kandungan tar dalam
terkandung B-a-P (benzo-a-pyrine) dan asap dan komponen kimia lainnya dipengaruhi
TSNA (tobacco spesific nitrosamine). oleh filter, porositas kertas, dan lain-lain. Peng-
ukuran kandungan bahan berbahaya sebaik-
Hasil analisis kadar gula dan nikotin
nya dilakukan langsung terhadap asap rokok.
campuran tembakau, cengkeh, dan bahan-ba-

Tabel 9. Hasil analisis komponen kimia utama asap yang tertangkap filter Cambridge
Senyawa g/batang rokok Senyawa g/batang rokok
Nikotin 1003 000 Scopoletin 1530
Nornikotin 5150 Polifenol lain
Anatabin 515 Cyclotenes 4070
Anabasin 512 Quiñónez 0,5
Alkaloid tembakau yang lain - Solanesol 6001 000
Bipyridils 1030 Neophytadienes 200350
n-Hentriacontane 100 Limonene 3060
Total nonvolatil HC 300400 Terpenes lain
Naftalena 24 Asam asetat 100150
Naftalena lain 36 Asam stearat 5075
Penanthrene 0,20,4 Asam oleat 40110
Anthracenes 0,050,10 Asam linoleat 150250
Fluorenes 0,61,0 Asam linolenat 150250
Pyrenes 0,30,5 Asam laktat 6080
Fluoranthenes 0,30,45 Indol 1015
Karsinogen PAH 0,10,25 Skatole 1216
Fenol 80160 Indol lain
Fenol lain 60180 Quinolines 24
Catechol 200400 Aza-arenes lain
Catechols lain 100200 Benzofuranes 200300
Dihydroxybenzenes lain 200400

39
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(1), April 2010:3343

Tabel 10. Hasil analisis komponen kimia utama asap yang lolos filter Cambridge

Senyawa Konsentrasi/batang rokok Senyawa Konsentrasi/batang rokok


(% aliran asap total) (% aliran asap total)
Nitrogen 280120 mg (5664%) Methyl-formate 2030 g
Oksigen 5070 mg (1114%) Asam volatil lain 510 g
Karbon dioksida 4565 mg (913%) Formaldehida 20100 g
Karbon monoksida 1423 mg (25%) Asetaldehida 4001 400 g
Air 712 mg (1,52,5%) Acrolein 60140 g
Argon 5 mg (1%) Aldehida volatil lain 80140 g
Hidrogen 0,51,0 mg Aseton 100650 g
Amonia 10130 g Keton volatil lain 50100 g
Nitrogen oksida Nox 100680 g Methanol 80100 g
Hidrogen sianida 400500 g Alkohol volatil lain 1030 g
Hidrogen sulfida 2090 g Acetonitrile 100150 g
Metana 1,02,0 mg Volatile Nitriles lain 5080 g
Volatile alkene 0,40,5 mg Furan 2040 g
Volatile alkenes lain 1,01,6 mg Volatile Furanes lain 45125 g
Isoprene 0,20,4 mg Pyridine 20200 g
Butadiena 2540 g Picolines 1580 g
Asetilena 2035 g 3-Vinylpyridine 730 g
Benzena 670 g Volatile Pyridines lain 2060 g
Toluena 590 g Pyrrole 0,110 g
Syrene 10 g Pyrrolidine 1018 g
Hidrokarbon 1535 g N-Methyl pyrrolidine 2,03,0 g
aromatik lain
Asam format 200600 g Volatile Pyrazines 3,08,0 g
Asam asetat 3001 700 g Metil amina 410 g
Asam propionat 100300 g Amines aliphatic lain 310 g

Tabel 11. Kadar gula dan nikotin rokok keretek


Di dalam massa tembakau dan cengkeh Di dalam asap (mg/batang)
No Jenis rokok keretek
Gula (%) Nikotin (%) Tar Nikotin
1 SKT: Gol. I 11,13 2,56 38 2,2
2 SKT: Gol. I 9,09 2,14 32 2,0
3 SKM: Gol. I 5,62 1,80 32 1,8
4 SKM: Gol. I 4,57 2,03 30 1,8
5 SKM: Mild 4,52 1,32 14 1,0
6 SKM: Mild 4,95 1,59 14 1,0
7 SKT: Gol. III 8,68 2,13 32 1,9
Hasil analisis Laboratorium Balittas, Malang (2009, belum dipublikasikan)

40
Tirtosastro, S. dan A.S. Murdiyati: Kandungan kimia tembakau dan rokok

Penurunan kadar tar dan nikotin selain 2. Terkandung dalam daun tembakau dalam
dilakukan dengan cara budi daya juga dapat jumlah kecil tetapi akan meningkat akibat
dilakukan dengan cara pabrikasi, yaitu dengan pengovenan terlalu lama. Misalnya TSNA,
mengurangi berat jumlah tembakau per ba- yang dapat meningkat akibat kegiatan mi-
tang rokok, penggunaan filter dan kertas ro- krobia tertentu yang banyak menghasilkan
kok yang berpori-pori. Panjang dan kerapatan senyawa nitrit (Maksimoviez, 2001; Univer-
filter berpengaruh menurunkan kandungan tar sal, 2000; Morin et al., 2004). TSNA meru-
dan nikotin asap yang diisap perokok. Dari Ta- pakan bahan karsinogenik, yang juga ba-
bel 12 terlihat bahwa desain rokok semakin di- nyak terdapat pada makanan yang diolah
perbaiki, sehingga kadar tar dan nikotin asap dengan pengasapan atau pembakaran.
dapat ditekan. 3. Residu bahan bakar pada pengovenan de-
ngan pemanasan langsung. Sisa pembaka-
Tabel 12. Perbandingan antara filter yang diguna- ran juga membawa senyawa nitrit selain
kan pada tahun 1955 dan 1990 residu B-a-P (Voges, 2000; Reid, 2007).
Karakteristik 1955 1990 Seperti TSNA, B-a-P juga bersifat karsino-
genik.
Panjang rokok (mm) 85 84
4. Residu pupuk dan pestisida seperti klor,
Panjang filter (mm) 15 21
cadmium, sipermetrin, provenofos, dan la-
Panjang tembakau dalam 70 63
in-lain.
rokok (mm)
5. Bahan asing terutama bahan plastik seper-
Berat tembakau (g) 1,0 0,8
ti tali, pembungkus, dan lain-lain yang di-
Permeabilitas kertas (CU) 15 24 kriteriakan sebagai bahan lain terbawa
Ventilasi filter (%) Tidak ada 17 tembakau (NTRM = nontobacco related-
Tar (mg/batang) 34 16 material).
Nikotin (mg/batang) 2,7 1,1
Jumlah isapan 15 8 Meskipun komponen kimia yang berba-
Sumber: Norman (1999) haya bagi kesehatan telah banyak diketahui,
namun demikian untuk memasukkan kompo-
nen kimia tersebut sebagai alat kontrol belum
KOMPONEN KIMIA ROKOK YANG seluruhnya memungkinkan. Komponen-kom-
BERBAHAYA BAGI KESEHATAN ponen kimia berbahaya seperti NTRM, B-a-P,
residu pestisida, dan lain-lain memerlukan ana-
Komponen kimia rokok yang berbahaya lisis yang rumit serta biaya untuk peralatan
bagi kesehatan berasal dari lima sumber se- dan bahan kimia yang mahal. Pada saat ini
bagai berikut: yang dapat dilakukan adalah sistem pengen-
1. Terkandung dalam tanaman tembakau dan dalian bahan berbahaya sebagai berikut:
diwariskan secara genetik, yaitu senyawa a. Tar dan nikotin asap dapat dianalisis de-
alkaloid. Nikotin, salah satu jenis alkaloid ngan mesin perokok (smoking machine),
yang penting, meningkat jumlahnya kare- sehingga jumlahnya dalam setiap batang
na pemupukan nitrogen, pemangkasan ta- rokok dapat diatur dengan filter, kertas ro-
naman awal yang diikuti pembuangan tu- kok yang berpori-pori, dan sebagainya.
nas ketiak secara intensif, daerah tumbuh, Standardisasi mesin perokok telah dilaku-
dan lain-lain (Collins dan Hawks, 1993). kan oleh CORESTA (Cooperation Centre for
Nikotin dapat mengakibatkan ketagihan Scientific Research Relative to Tobacco),
dan gangguan pada jantung serta paru- dan bahan untuk keperluan tersebut mes-
paru (Asmino dan Sudoko, 1987; Voges, kipun memerlukan standardisasi yang ting-
2000). gi telah tersedia. Filter untuk menangkap

41
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(1), April 2010:3343

tar, yang diikuti analisis tar itu sendiri dan gunaan filter dan kertas rokok yang berpo-
nikotin asap di dalamnya telah dibakukan. ri-pori.
b. Gas CO dan NO hanya dianalisa jika diper- 3. Pengukuran tar dan nikotin mutlak diperlu-
lukan. kan sebagai parameter bahan berbahaya
c. Sumber komponen kimia berbahaya lain- pada rokok atau produk tembakau yang
nya seperti NTRM, B-a-P, residu pestisida, lain.
residu pupuk, dan lain-lain dikendalikan di 4. Bahan berbahaya yang lain, seperti TSNA,
lapangan; antara lain dengan mengguna- B-a-P, residu pestisida dan pupuk, dan
kan bahan baku tembakau, cengkeh, kom- NTRM, lebih mudah dikendalikan melalui
ponen pembawa rasa dan aroma dari ba- sistem produksi tembakau yang benar dan
han-bahan yang jelas sistem produksinya. mengacu pada usaha menekan bahan ber-
Dalam memproduksi tembakau mulai dari bahaya.
budi daya sampai pascapanen menghin-
Saran
dari perlakuan yang mendorong muncul-
1. Seyogyanya smoking machine dimiliki oleh
nya TSNA, B-a-P, residu pestisida, dan
pemerintah daerah dalam jumlah cukup,
NTRM.
sehingga semua rokok dan produk temba-
kau dapat diketahui kandungannya sebe-
lum dipasarkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Smoking machine memerlukan tingkat pre-
sisi yang tinggi, sehingga semua laborato-
Kesimpulan
rium yang mengoperasikan harus menyi-
1. Kandungan kimia tembakau yang sudah
apkan sumber daya manusia yang mema-
teridentifikasi jumlahnya mencapai 2.500
dai selain alat tersebut harus sudah dalam
komponen, sedangkan dalam asap terda-
keadaan terakreditasi.
pat 4.800 macam komponen. Dari kompo-
nen kimia ini telah diidentifikasi yang mem-
bahayakan kesehatan adalah tar, nikotin,
DAFTAR PUSTAKA
gas CO, dan NO yang dihasilkan oleh ta-
naman tembakau, dan beberapa bahan- Adam, T. 2006. Investigation of tobacco pyrolysis
bahan residu yang terbentuk saat pena- gases and puff-by-puff resolved cigarette
naman, pengolahan, dan penyajian dalam smoked by single photon ionization (SPI)-
perdagangan yaitu residu pupuk dan pesti- time-of-flight mass spectrometry (TOFMS).
sida, TSNA (tobacco spesific nitrosamine), Disertasi Technischen Universitat, Munchen.
B-a-P (benzo-a-pyrene), dan NTRM (non- Asmino dan R. Soedoko. 1987. Dampak merokok
tobacco related material). terhadap kesehatan dan kehidupan. Disam-
paikan pada Lokakarya Program Nasional Pe-
2. Kadar nikotin tembakau dipengaruhi oleh
nelitian Tembakau, 1719 Maret 1987 di Ma-
varietas, budi daya, dan lingkungan. Usaha lang.
penurunan nikotin secara budi daya harus
Collins, W.K. and S.N. Hawks. 1993. Principles of
dilakukan secara hati-hati dan bijaksana flue-cured tobacco production. N.C. State Uni-
agar tembakau yang dihasilkan tetap mem- versity, Raleigh, NC.
punyai karakter yang dikehendaki pabrik ro- Geiss, O and D. Kotzias. 2007. Tobacco, cigarettes,
kok. Penurunan kadar nikotin juga dapat and cigarette smoke. Overview. Institute for
dilakukan dengan pemuliaan tanaman un- Health and Consumer Protection. Europian
tuk merakit varietas-varietas dengan kadar Commission, London.
nikotin rendah tetapi karakter mutu masih Hiroe, S., S. Fujita, dan T. Gunji. 1975. Buku pe-
dapat diterima pabrik rokok. Secara pa- nuntun tentang tata cara pengeringan
brikasi penurunan kadar nikotin dan tar (curing) tembakau virginia. The Japan Tobac-
co & Salt Public Corporation (JTS), Jakarta.
asap rokok dapat dilakukan dengan peng-

42
Tirtosastro, S. dan A.S. Murdiyati: Kandungan kimia tembakau dan rokok

Legg, P.D. and G.B. Collins. 1971. Inheritance of berbagai takaran penyiraman dan pemupukan
percent total alcaloid in Nicotiana tabacum L. nitrogen. Ilmu Pertanian 10(1):4356. Fakul-
II. Genetic effect of two loci in Burley 21 X L8 tas Pertanian, UGM, Yogyakarta.
burley population. Can. J. Genet. Cytol. 13: Reid, T.D. 2007. Curing tobacco – Flue-cured to-
287291. bacco production guide. Cooperative Producti-
Leffingwell, J.C. 1999. Basic chemical constituents on Guide Publ. Virginia State Univ., Virginia.
to tobacco leaf and differences among tobac- Rodgman, A. and T.A. Perfetti. 2006. The composi-
co types. In Davis, D.L. and M.T. Nielsen tion of cigarette smoke; A catalogue ot the
(eds) Tobacco, production, chemistry, and polycyclic hydrocarbons. Beiträge zur Tabak-
technology. University Press, Cambridge. forchung 22(1):1369.
Maksimoviez. B. 2001. Tobacco specific nitrosa- Schumacher, A. 1989. Improvement of inherent
mines. An overview. University of Kentucky, quality of tobacco. TJI 1:2630.
Kentucky.
Tso, T.C. 1972. Physiology and biochemistry of
Morin, A., A. Porter, A. Rataficus, and J. Joly. tobacco plants. Dowden, Hutchinson & Ross,
2004. Evolution of tobacco nitrosamines and Inc. Stroudburg. Pa.
microbial populations during flue-curing. Bei-
träge zur Tabakforchung 21(1):4046. Tso, T.C. 1999. Seed to smoke. Tobacco: Producti-
on, chemistry, and technology. D.L. Davis and
Murdiyati, A.S., Joko-Hartono, S.H. Isdijoso, dan M.T. Nielsen eds. Nlackwell Sci. p. 131.
Suwarso. 1991. Upaya penelitian tembakau
voor-oogst dalam mengantisipasi penerapan Universal. 2000. Tobacco specific nitrosamines
ketentuan kandungan nikotin dan tar. Maka- (Confidential). ULT Agronomy Conference. Ja-
lah disampaikan dalam Rapat Teknis Perke- nuary 1718, 2000. Richmond, Virginia.
bunan di Solo Jawa Tengah, tanggal 45 No- Voges, E. 2000. Tobacco encyclopedia. Tabac
vember 1991. Balittas, Malang. Journal International, Mainz, Germany. 279p.
Norman, A. 1999. Cigarette design and materials. Wiroatmodjo, J. 1980. The native tobacco in Indo-
In Davis D.L. and M.T. Nielsen (eds) Tobacco, nesia, its prospect and problem. FAO/DANIDA
production, chemistry, and technology. Uni- Regional Seminar of the Improvement of
versity Press, Cambridge. Small Scale Cash Crops Farming. In Malang,
Rachman, A. 2003. Sifat kimia tembakau madura Indonesia, June 1629, 1980.
yang ditanam di lahan tegal dan sawah pada

43

Anda mungkin juga menyukai