Makalah HSBGN
Makalah HSBGN
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
kewenangan penyusunan dan penetapan harga satuan
tersebut diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/kota. Hal
tersebut lebih ditekankan dengan terbitnya Keputusan Presiden
Nomor: 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN yang
pada pasal 14 ayat 4 butir d menyatakan bahwa Harga Satuan
Pembangunan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2002
dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.
2
1. Bangunan gedung pemerintah
3
Disamping dibedakan menurut kelasnya, standar harga bangunan
gedung pemerintah juga dibedakan menurut konstruksinya yaitu
bangunan bertingkat dan bangunan tidak bertingkat.
Menurut lokasi pembangunannya, standar harga bangunan dibedakan
menurut kabupaten/kota.
4
E 1) Kepala Sub Seksi 36 m2 100 m2
2) Pejabat-pejabat yang
jabatannya setingkat dengan 1)
1.Faktor Lokasi
2.Faktor Sumber daya
3.Faktor Transpotasi dan lain lain.
5
2. Faktor Sumber daya.
3. Faktor Transportasi
6
yaitu dengan mengamati produktivitas pekerja di lapangan,
sehingga dapat diketahui besaran kebutuhan tenaga kerja dalam
menyelesaikan satu satuan pekerjaan dan analisis kebutuhan
bahan dasar bangunan untuk satu satuan pekerjaan..
Volume bahan dan upah kerja per –m2 bangunan inilah yang
digunakan sebagai dasar untuk menghitung harga satuan per –
m2 bangunan gedung.
7
Model-model bangunan dari berbagai kondisi dirumuskan menjadi
model teknis bangunan 1 lantai, 2 lantai dan 3 lantai. Selanjutnya
melalui perhitungan statistik dirumuskan harga satuan bangunan
tidak bertingkat (1 lantai) dan bangunan bertingkat 2 s.d 3
lantai).
8
3. Proses Perhitungan Harga satuan dan cara penetapan
Harga Satuan.
Dari model teknis gedung kantor pemerintah tiap kelasnya dan
model teknis rumah dinas tiap tipe, masing-masing didapat
volume bahan dan upah kerja (bill of quantity) dari tiap m2
bangunan.
(Contoh perhitungan dengan model teknis terlampir).
Dengan memasukan data harga bahan bangunan dan upah
tenaga kerja dari hasil pendataan pada waktu tertentu, (data
entry) data tersebut dapat diproses dengan menggunakan
program komputer.
Setiap data harga bahan bangunan dan upah kerja yang masuk
tiap triwulan langsung diproses perhitungannya dengan
komputer, untuk mengetahui harga per m2 bangunan gedung
pemerintah dan rumah dinas pada waktu yang bersangkutan.
Dari hasil perhitungan ini bisa dibandingkan dengan hasil
perhitungan pendataan triwulan sebelumnya untuk mengetahui
prosentase kenaikan biaya pembangunan dalam waktu satu
tahun.
Hasil perhitungan harga per m2 bangunan gedung pemerintah
dan rumah dinas ini dipakai sebagai usulan untuk penetapan
harga satuan per-m2 bangunan gedung kantor pemerintah dan
rumah dinas untuk tahun berikutnya.
Dalam pembahasan harga satuan bangunan ini unsur-
unsur yang terlibat dalam penetapannya adalah dari
Ditjen Anggaran Departemen Keuangan, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Departemen
Pekerjaan Umum.
9
Hasil bahasan harga satuan ini kemudian ditetapkan dengan
surat edaran bersama antara Ditjen Anggaran dan Bappenas
tentang harga satuan pembangunan bangunan gedung negara.
V. PENUTUP
10
(penyusunan rencana dan program, pelaksanaan), perawatan
(pemeliharaan, renovasi, rehabilitasi, restorasi), pemanfaatan,
dan penghapusan .
b. Acuan yang dapat digunakan oleh penyedia dan pengguna jasa,
serta masyarakat pada umumnya
c. Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang tertib dan
bertanggung jawab serta tuntutan akan hasil pembangunan yang
lebih berkualitas
Diperlukan adanya;
a. Sistem informasi standar harga yang terbuka, adil dan merata
b. Penciptaan iklim pembangunan yang lebih professional, efisien,
tertib, dan bertanggung jawab
c. Kemudahan pengawasan oleh institusi dan masyarakat
11
HARGA SATUAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
12
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I PTA KA RYA
Jalan Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Telp/Fax. 72799256 Jakarta 12110
13