Anda di halaman 1dari 12

A.

PERAN ANGGARAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN


1. Definisi Anggaran
Anggaran merupakan pengembangan dari suatu rencana jangka pendek
yang mencakup perbandingan kinerja aktual untuk melakukan tindakan korektif
guna mencapai sasaran rencana. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat
diketahui betapa pentingnya peranan anggaran dalam melaksanakan fungsinya
sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Aspek perencanaan dan
pengendalian merupakan dua fungsi utama manajerial di dalam dunia bisnis.
Perencanaan mencakup kegiatan menetapkan tujuan, menyusun kerangka dasar
pikiran, memilih kegiatan untuk mencapai tujuan, dan menciptakan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk menerjemahkan rencana menjadi tindakan-
tindakan sedangkan pengendalian menyajikan penetapan sasaran-sasaran dan
standar sebagai pembanding antara prestasi yang telah dicapai dengan sasaran
dan standar yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan perbaikan untuk itu
sebelum menjalankan aktivitas operasinya.

2. Hubungan Anggaran dengan Perencanaan


Setiap perusahaan/organisasi harus membuat suatu perencanaan yang
merupakan proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai dalam
jangka pendek ataupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar dalam
mengendalikan aktivitas operasinya. Proses perencanaan, baik perencanaan
jangka pendek maupun jangka panjang, adalah komponen yang paling penting
dari keseluruhan sistem. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum
perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus
lebih dahulu merumuskan kegiatan - kegiatan apa yang akan dilaksanakan di
masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan - kegiatan tersebut, serta
bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas
akan dapat terlaksana dengan baik.

3. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan


Penyusunan anggaran merupakan siklus penting bagi perusahaan (dalam
hal ini termasuk Perguruan Tinggi) yaitu untuk membantu pelaksana dalam
merencanakan kegiatan dan memberikan gambaran awal seberapa besar dana
yang akan dikeluarkan untuk mewujudkan kegiatan tersebut yang dimonitori
oleh pusat pertanggungjawaban sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat
diminimalisasi. Apabila terjadi penyimpangan haruslah diselidiki penyebab
penyimpangan tersebut dan segera dilakukan tindakan koreksi atas
penyimpangan tersebut. Adapun fungsi anggaran sebagai alat perencanaan
antara lain mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian,
mengerahkan seluruh kegiatan tenaga dalam perusahaan, membantu atau
menunjang kegiatan perusahaan, menentukan tujuan-tujuan perusahaan,
membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia, dan membantu
pemakaian alatalat fisik secara efektif.
a. Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
Mungkin penganggaran bermanfaat untuk membantu manajemen
meneliti dan mempelajari masalah yang berhubungan dengan
kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain sebelum
merencanakan kegiatan manajer mengadakan kegiatan dan
pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana akan
menguntungkan semua kegiatan.

b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan


Anggaran yang disusun untuk waktu panjang dan jadwal yang
teratur, akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat
tenaga-tenaga kepala bagian dan semua tenaga operasional untuk
menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan.

c. Membantu atau menunjang kebijakan perusahaan


Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang
berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari
beberapa alternatif yang ada. Manajer perlu mengambil kebijakan
yang tepat untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.

d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan


Manajemen yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan
logis (dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil.
Anggaran dapat membantu manajemen dalam memilih mana
tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana yang tidak.

e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia


Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah mengabaikan atau
tidak memperdulikan kesejahteraan pegawainya. Perencanaan
kebutuhan tenaga kerja yang baik akan menghindari terjadinya
kelebihan dan kekurangan tenaga kerja.

f. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif


Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindari
timbulnya biaya-biaya karena kapasitas yang berlebih. Komponen
utama perencanaan adalah anggaran, yang merupakan rencana
keuangan untuk masa yang akan datang. Rencana tersebut
mengidentifikasi tujuan atau tindakan yang diperlukan untuk
mencapainya. Sebelum anggaran disiapkan, pihak manajemen
terlebih dahulu harus membangun suatu rencana strategi.

4. Hubungan Anggaran dengan Pengendalian


Menetapkan anggaran merupakan salah satu cara mengadakan
pengendalian dalam perusahaan/organisasi. Untuk mengetahui apakah rencana

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
yang telah ditetapkan dijalankan dengan semestinya, maka diperlukan suatu
pengendalian. Pengendalian didefinisikan sebagai proses menilai dan
mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan,
kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Dengan adanya
pengendalian dapat dilihat seberapa jauh perencanaan yang telah dicapai dan
seberapa banyak penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang terjadi akan
dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk
memperbaikinya yaitu dengan mengukur seberapa besar ketidaksesuaian dari
tujuan ataupun target yang ingin dicapai.
Menurut Welsch (2000:14) pengendalian terbagi atas tiga macam yaitu
pengendalian awal, pengendalian berjalan, dan pengendalian umpan balik.
a. Pengendalian awal (preliminary control)
Pengendalian yang dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan
dilaksanakan untuk menjamin bahwa perusahaan telah siap untuk
melaksanakan kegiatan.

b. Pengendalian berjalan (concurrent control)


Pengendalian terhadap aktivitas yang sedang berjalan untuk
menjamin bahwa tujuan dapat dicapai, dan kebijakan serta
prosedur telah diterapkan dengan benar selama operasi perusahaan
berlangsung.

c. Pengendalian umpan balik (feedback control)


Pengendalian pasca operasi, memfokuskan pada hasil periode
sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas dimasa datang.

5. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengendalian


Anggaran dapat dijadikan sebagai alat untuk melaksanakan fungsi
pengendalian. Dengan adanya anggaran maka standar kerja sudah ada,
kemudian sistem akuntansi akan menjadi angka realisasi yang dapat
dibandingkan dengan standar atau sasaran, yaitu anggaran. Pengendalian harus
dilakukan secara kontinue sepanjang periode dan bukan hanya akhir periode
saja. Penilaian pada akhir periode saja akan menyebabkan keterlambatan untuk
melakukan perbaikan maka sebaliknya laporan kinerja dibuat setiap bulan.
Proses pengendalian dirancang untuk membantu memantau aktivitas yang
sedang berjalan dari suatu unit usaha, biasanya terdiri dari beberapa tahap:
a. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan
dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual beserta hasil
yang direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut.
c. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dan hasil yang
direncanakan dan mencari sebab-sebab penyimpangan tersebut.

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
d. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi
masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses
di suatu bidang tertentu.
e. Memilih (tindakan korektif) dari kumpulan alternatif yang ada dan
menerapkan tindakan tersebut. Tindak lanjut atas pengendalian
untuk menilai efektivitas dari tindakan diterapkan dengan adanya
umpan maju untuk membuat perencanaan periode berikutnya.
Perbandingan antara hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan
merupakan pengukuran efektivitas pengendalian selama periode
tertentu di masa lalu. Hal ini memberikan dasar untuk memberikan
umpan balik yang efektif.

B. JENIS-JENIS ANGGARAN
Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif
aktivitas usaha sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan). Anggaran
mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
organisasi selama periode yang dianggarkan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran
uang. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan
pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi.
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan
yang diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang
akan datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah
unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing
daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan
yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan
perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis
produk yang dijual. Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun
peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang paling
sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa
model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran
penjualan produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren
pangkat dua, regresi, dan lain-lain.

2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar
rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat
dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah
tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan
produk akhir yang ada, maka anggaran produksi akan dapat disusun. Di dalam
menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola
produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi
untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi
tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola
produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
a. Pola produksi konstan
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan
adalah sama atau relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan
produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain.

b. Pola produksi bergelombang


Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan
mengalami perubahan sesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan
jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.

c. Pola produksi moderat


Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan
selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar
perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk
akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi
dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk
mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi
dan kondisi dari perusahaan tersebut.

3. Anggaran Bahan Baku


Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku
telah dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan
secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan
bahan baku atau yang disebut dengan material usage rate. Apabila tingkat
penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data
anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu
periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk
keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya
jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku
yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku
untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi
antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang
akan dipergunakan tersebut.

4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung


Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan
biayanya, karena tenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur
pembentuk harga pokok produksi. Tanpa adanya pengendalian biaya tenaga
kerja langsung yang baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja
langsung ini menjadi lebih besar dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
pokok produksi atau HPP akan menjadi bertambah besar. Kondisi ini tentu saja
akan menurunkan daya saing perusahaan.

5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam
penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik
terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.

6. Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara
terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada
perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni
persediaan material, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi.

7. Anggaran Biaya Non Produksi


Anggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak
termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya
sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi
penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan.

8. Anggaran Pengeluaran Modal


Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan
laba sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang
dimiliki. Oleh karena itu dalam anggaran ini harus sangat teliti dalam
mengambil keputusan untuk menghindari kerugian yang sangat besar.

9. Anggaran Kas
Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo
awal kas, ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran
kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin
perlu dipinjam.

10. Anggaran Rugi-Laba


Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran
operasional seperti penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya
adminstrasi dan keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.

11. Anggaran Neraca


Anggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir
aktiva, utang, dan modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan
terlaksana dengan baik.

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
12. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana
perubahan aktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang
dianggarkan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan.

Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas.
Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan
tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai
macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa
berbeda baik dari segi isi, bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar
tidak terkecoh oleh beragamnya jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah
di ketahui bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan
kerancuan di dalam memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan
tersebut.

Selain jenis-jenis yang telah disebutkan di atas, ada beberapa jenis anggaran lainnya
yaitu akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup
Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan
menjadi anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Di dalam praktek
seringkali perusahaan dapat memilih antara dua alternatif di pandang dari segi
ruang lingkup ataupun intensitas penyusunannya. Alternatif pertama menyusun
budget dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Anggaran jenis ini disebut
anggaran komprehensif, karena jenis kegiatan yang dicakupnya meliputi seluruh
aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan
tertib administrasi.

2. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas


Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran kontinyu (Continuous
bubget). Fixed budget adalah budget yang disusun untuk periode waktu tertentu
di mana volumenya sudah tersebut direncanakan revenue, cost dan expenses.
Dalam fixed budget tidak diadakan reviewing secara periodik. Penyusunan
budget dengan cara ini sangat jarang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan.
Cara ini baru mungkin dipakai apabila asumsi dasar yang dipakai oleh
perusahaan dalam penyusunan anggaran tidak berubah sama sekali. Padahal
dalam kenyataannya, asumsi dasar tersebut selalu harus diubah, karena harus
selalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan yang ada.

3. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu


Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka waktu anggaran,
maka akan diperoleh beberapa jenis anggaran sebagai berikut. Anggaran
strategis (Strategical budget) yang merupakan anggaran jangka panjang,
anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu periode

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
akuntansi (melebihi 1 tahun), berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti
misalnya kebijakan perusahaan jangka panjang, gambaran perkembangan
perusahaan dalam jangka waktu yang panjang dan lain sebagainya.
Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek
atau anggaran operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical
budget ). Anggaran taktis ( Tactical budget )anggaran yang berlaku untuk jangka
pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.Budget disusun oleh panitia
penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri atas pemegang
fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).
C. JENIS INFORMASI YANG DIBUTUKAN UNTUK MEMBUAT ANGGARAN
Data dan informasi digunakan untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan baku
adalah:
1. Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi.
Khususnya tentang jumlah dari masing-masing jenis barang yang akan
diproduksi dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
2. Berbagai standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku untuk
proses produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar pemakaian
bahan baku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku
(controlling).

Ada 2 metode yang menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
1. Data historis atau data pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu. Caranya
adalah dengan melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan
kemudian membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang
habis terpakai untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu
dapat diketahui penggunaan bahan mentah rata-rata untuk unit produk.
2. Data penelitian khusus. Pada data penelitian khusus dengan mengabaikan data
pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan
dengan :
a. Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai diproduksi, agar
dapat diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk
menghasilkan produk tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak
dalam produksi mebel akan menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal
yang dilakukan adalah mengukur meja dan kursi yang telah selesai
diproduksi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan bahan
baku berupa kayu yang dipakai.
b. Melakukan penelitian dan pengukuran secara laboratories terhadap
produk yang dihasilkannya. Hal ini biasanya dipakai pada barang atau
produk yang tidak mudah diukur penggunaan bahan baku secara visual,
tanpa bantuan alat khusus, Misal obat-obatan, minuman, kosmetik, dll.
c. Mengadakan percobaan-percobaan proses produksi secara efisien,
sambil diukur pemakaian bahan mentahnya.

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
D. DIMENSI PERILAKU DALAM PENGANGGARAN
Dimensi Perilaku dari Anggaran Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja
manajer. Bonus, kenaikan gaji, dan promosi adalah hal yang dipengaruhi oleh kemampuan
seorang manajer untuk mencapai atau melampaui tujuan yang direncanakan. Perilaku positif
muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan tujuan organisasi danmanajer memiliki
penggerak untuk mencapainya. Sejalannya tujuan manajerial dan tujuan organisasisering
disebut sebagai kesesuaian tujuan (goal congruence). Jika anggaran tidak dikelola dengan
baik,para manajer tingkat bawah dapat mengagalkan tujuan organiasasi. Perilaku difungsional
(dysfunctional behavior) adalah perilaku individual yang pada dasarnya bertentanngan
dengan tujuanorganisasi. Sistem anggaran yang ideal adalah sistem anggaran yang mencapai
kesesuaian tujuan secarautuh dan simultan, serta menciptakan suatu penggerak.

1. Umpan balik yang seiring atas kinerja


Para manajer perlu mengetahui kinerja mereka berjalan sejalan dengan
berlalunya tahun. Dengan menyediakan laporan kinerja secera sering dan tepat
waktu, mereka akan mengetahuikeberhasilan usaha mereka selama ini dengan
tujuan mengambil tindakan korektif dan mengubahrencana sebagaimana
diperlukan.

2. Insentif Uang dan Non uang


Sistem anggaran yang baik akan mendorong perilaku yang sesuai dengan
tujuan. Cara yangdigunakan organisasi untuk mempengruhi manajer agar
melakukan lebih banyak usaha dalam mencapaitujuan organisasi disebut isentif.
Insentif uang (monetary incentive) digunakan untuk
mengendalikankecendrungan seorang manajer utnuk melalaikan dan
membuang-buang sumber daya denganmenghubungkan kinerja anggaran pada
kenaikan gaji, bonus, dan promosi. ancaman pemecatan adalah sanksi ekonomi
terbesar untuk kinerja yang buruk. Orang juga dapat termotivasi dengna faktor
intrinsikpsikologis dan sosisal, seperti kepuasan bila pekerjaan dilakukan
dengan baik, penghargaan, tanggung jawab, harga diri, dan sifat pekerjaan itu
sendiri. Insentif bukan uang (nonmonetary incentive) termasukmemperkaya
pekerjaan, meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan
nonuang,dan lain-lain dapat digunakan untuk meningkatkan sistem
pengendalian anggaran.

3. Anggaran Partisipatif
Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat bawah utnuk
turut serta dalampembuatan anggaran dari pada membebankan anggaran kepada
manajer tingkat bawah. Anggaranpartisipatif mengkomunikasikan rasa tanggung
jawab kepada manajer tingkat bawah dan mendorongkreativitas. Anggaran
partisipatif memiliki tiga potensi masalah :
a. Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
b. Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai
menutupi anggaran).

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
c. Partisipasi semu.
Beberapa manajer mungkin cendrung menyiapkan anggaran terlalu tinggi
atau terlalu ketat.Karena tujuan yang yang di anggarakan cenderung menjadi
tujuan manajer saat pertisipasi diungkinkan,membuat kesalahan semacam ini
dalam menyiapkan anggaran dan dapat menurunkan penurunantingkat kinerja.
Trik yang dapat digunakan untuk mengatasi tersebut yaitu dalam anggaran
partisipatifmenetapkan tujuan yang tinggi, tetpi dapat dicapai.
Masalah kedua adalah kesempatan bagi para manajer untuk membuat
keonggaran dalamanggaran. Kelonggaran anggaran (budgetary slack ) atau
menutup anggaran muncul ketika seorangmanajer memperkirakan pendapatan
rendah atau meniggikan biaya dengan sengaja. Manajer puncakseharusnya
berhati-hati dalam meninjau anggaran yang diajukan oleh para manajer tingkat
bawah.
Masalah ketiga dengan partisipasi muncul ketika manajer puncak
menerepkan pengendalian jumlah atas proses penganggaran sehingga hanya
mencari partisipasi palsu dari para manajer tingkatbawah. Praktik ini dinamakan
partisipasi semu. Manajemen puncak hanya mendapatkan persetujuan formal
anggaran dari para manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input yang
sebenarnya.Akibatnya, tidak satupun manfaat keprilakuan dari partisipasi yang
akan didapat.

4. Standar yang realistis


Tujuan yang ada dalam anggaran digunakan untuk mengukur kinerja. Jadi,
tujuan ini harussesuai kondisi dan harapan-harapan yang realistis. Anggaran
yang fleksibel digunakan untuk memastikan biaya yang dianggarakan dapat
dibandingkan secara realistis dengan bianya untuk tingkat aktivitas yang aktual.

5. Keterkendalian Biaya
Idealnya, para manajer hanya dianggap bertanggung jawab atas biaya-
biaya yang dapat mereka kendalikan. Biaya yang dapat dikendalikan
(contorllabke cost ) adalah biaya yang tingkatnya dapat dipengaruhi oleh
manajer. Sebagai contoh, para manajaer divisi tidak memiliki kuasa untuk
mengotorisasi biaya di tingkat korporasi, seperti penelitian dan pengembangan,
serta gaji para manajertingkat atas. Oleh karena itu, mereka tidak seharusnya
bertanggung jawab atas munculnya biaya tersebut. Jika biaya yang tidak dapat
dikendalikan muncul dalam anggaran manajer tingkat bawah untuk membantu
mereka memahami bahwa biaya tersebut juga perlu dicakup, maka mereka
seharusnya dipisahkan dari biaya yang dapat dikendalikan dan disebut tidak
dapat dikendalikan.

6. Berbagai Ukuran Kinerja

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
Organisasi kerap membuat kesalahan dalam penggunaan anggaran sebagai
satu-satunya ukuranmereka akan kinerja manajerial. Ketika ukuran keuangan
atas kinerja menjado ukuran yangpenting, penekanan yang berlebihan dapat
mengarah pada bentuk prilaku yang disfungsionalyang disebut memerah sumber
daya perusahaan (milking de firm) ataueksploitasi (myopia). Perilaku
eksploitasi muncul ketika seorang manajer mengambil tindakan untuk
memperbaikikinerja anggaran dalam jangka pendek, tetapi membawa pengaruh
buruk jangka panjang bagiperusahaan, Sebagai contoh, utnuk memenuhi tujuan
biaya atau laba yang dianggarkan, paramanajer dapat menahan promosi
karyawan yang dapat dipromosi untuk mengurangipengeluaran untuk
pemeliharaan, pencegahan, periklanan, dan utnuk pengembangan produkbaru.
Masalah ini dapat dihilangkan dengan menggunakan ukuran keuangan dan
nonkeuangan jangka pendek dan panjang. Ukuran-ukuran anggaran yang berdiri
sendiri tidaklah cukup.

AKUNTANSI MANAJEMEN 12
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi - 8. Buku - 1. Jakarta : Salemba Empat

AKUNTANSI MANAJEMEN 12

Anda mungkin juga menyukai