Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 5 : KELOMPOK ANALISIS FILM DOKUMENTER

1. Film Dokumenter
Topik : Budaya
Tema : Kesenian
Judul : Tarian Untuk Sejuta Harapan
Produksi : Goldwater Hope Film

2. Film Statement
Diangkat dari karakter seorang penari wanita hebat dan kreatif dalam dunia seni tari,
seorang yang rela mengorbankan waktunya untuk menemukan bibit penerus budaya
bangsa, dengan semangatnya sampai saat ini beliau masih sangat berperan delam
melestarikan budaya bangsa dengan menurunkannya kepada banyak generasi muda hampir
semua anak didiknya bisa mencicipi rasanya berlomba di kancah Nasional, bahkan
mendapatkan apresiasi dari mantan Presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono. Beliau mempunyai juga sanggar Tari yang bernama sanggar Darmo Yuwono
dan juga Graha mustika. Beliau sangatlah ramah dan disukai oleh seniman lainnya di
Banyumas maupun diluar Banyumas. Beliau adalah Ibu Kustiyah yang biasa di panggil
akrab dengan nama Bu Kus.

3. Verbatim Film/Percakapan Asli


Subjek :
- Ibu Kus (S1)
- Suami Ibu Kus (S2)
- Anak Pertama Bu Kus , Odha (S3)
- Kabid Dinpora Banyumas, Bp. Amrin Ma’ruf (S4)
- Budayawan Banyumas, Bp. Bambang Widodo (S5)
- Rekan Bu Kus, Fetri Utami (S6)
- Murid Bu Kus (S7)
Alur Percakapan dalam film dengan daftar pertanyaan yang diajukan
Latar suasana dan tempat : menceritakan aktifitas Bu Kus ketika melatih anak didiknya di
sanggar.
S1 (pembukaan film) : “ Nama saya Kustiyah, Lahir tanggal 23 Mei 1969, Asli Putri
Banyumas”
Latar suasana dan tempat : menceritakan aktifitas Bu Kus ketika dirumah bersama
keluarganya
Crew : “Bagaimana keseharian Ibu Kus sebagai ibu rumah tangga diluar kesibukan
tari?”
S2 : “Keseharian dirumah tetap menjadi Ibu Rumah Tangga dan juga diluar sebagai
pengajar tari. Bukan hanya milik keluarga, yang penting saling memberi kepercayaan”
Crew : “Ibu itu orang yang seperti apa?”
S3 : “Ibu sehari-hari cerewet, apalagi kalau misalnya tentang kerapian, aku yang
gak rapi, apalagi kan aku anak cewek”
Latar suasana dan tempat : menceritakan aktifitas Bu Kus ketika mengajar seni tari di
sanggarnya
Crew : “Sejauh mana Anda mengenal Bu Kus?”
S4 : “Bu Kus orang yang memiliki sebuah kemampuan untuk bisa membina
seorang penari menjadi lebih memiliki motivasi agar dia senang dengan kesenian itu, seni
tari khususnya”
Crew : “Seberapa besar kontribusi Bu Kus untuk memajukan seni tari di Banyumas?”
S5 : “Prestasi sebagai seorang koreografer sudah tidak diragukan ragi karena
beberapa kali mendapatkan peghargaan lewat anak-anak didiknya pada setiap lomba-lomba
Crew : “Seberapa besar kontribusi Bu Kus untuk memajukan seni tari di Banyumas?”
S6 : “Peran Ibu Kus dalam memajukan Kabupaten Banyumas terutama di Bidang
tari, Bu Kus ini sering mengikuti event sekelas provinsi dan nasional dan itu membawa
nama baik bagi Kabupaten Banyumas tentunya”
Harapan-harapan yang diutarakan untuk Ibu Kus
S2 : “Harapan saya ke masa depan, selama masih memiliki tenaga, pikiran masih
ada selalu dan tetap berkarya dalam bidang itu. Yah kita selalu mendorong selama itu hal-
hal yang positf seperti salah satu misi Bupati bahwa seni budaya meruoakan skala prioritas.
Semoga kita bisa saling mengisi”
S3 : “Ibu jangan galak-galak, udah tua sadar diri. Harus jaga kesehatan, biasanya
Ibu kalau sudah capek banyak kegiatan suka lupa makan, Ibu kan punya magh kalau sakit
suka ditahan tidak ke dokter, diem aja. Kalau misal lagi ada masalah dipendam sendiri, nanti
baru cerita. Pokoknya Jaga kesehatan dan dan ibadahnya saja yang terpenting “
S4 : “Untuk Bu Kus saya sebagai pribadi mudah-mudahan Bu Kus tetap bisa
menjadi seorang Ibu untuk anak-anaknya. Karena bagaimanapun pasti banyak pengorbanan-
pengorbanan yang diberikan atau dikorbankan sebagai seorang yang mengabdi ke seni
sering meninggalkan keluarganya”
Latar suasana dan tempat : berbincang di rumah Bu Kus
Crew : “Sejak kapan Anda tertarik dengan dunia seni tari?”
S1 : “Sejak sering mengikuti teman-teman dan akhirnya bisa menjadi pengajar
karena dasarnya saya suka tari”
Crew : “Mengapa Anda memilih untuk menjadi guru tari?”
S1 : “ Karena bisa mendidik anak-anak yang mempunyai prestasi diluar akademik
dan juga bisa membawa nama banyumas menjadi lebih berprestasi”
Cew : “Apa harapan Anda terhadap seni tari Banyumas agar selalu hidup?”
S1 : “ Harus banyak yang mendukung terutama soal dana”
Tanggapan salah satu murid Ibu Kus
Crew : “Sejak kapan Anda menjadi murid Bu Kus?”
S7 : “ Sejak saya masuk kelas 1 SD”
Crew : “Sosok seperti apa Bu Kus dimata Anda?”
S7 : “Sosok yang tegas, disiplin, baik dan luar biasa menginspirasi”
Crew : “Prestasi apa yang sudah Anda dapatkan sejak menjadi murid Bu Kus?”
S7 : “Menjadi juara 1 tingkat Karesidenan”
4. Kesimpulan Film Dokumenter

Sudut pandang yang dipakai dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan sudut
pandang native point of view ( sudut pandang sang pelaku ). Dengan latar belakang
kehidupan dan pandangan masyarakat Banyumas sangat dijiwai oleh semangat
kerakyatan dan antusian masyarakat akan kesenian cukup tinggi yang mengakibatkan pada
berbagai sisi budaya Banyumas dapat terus berkembang. Seperti semakin banyak lahirnya
penari-penari muda dan berpotensi setiap harinya hal tersebut terlihat dari banyaknya
eksistensi penari-penari tersebut dalam menyambut pembukaan Porprov kemarin yang
diikuti oleh lebih dari 300 penari yang berasal dari Purwokerto dan sekitarnya.
Di jaman yang serba modern ini, yang dimana masyarakat sedang menggebu-gebunya
terhadap kebudayaan westernisasi, Bu Kus, seorang ibu sekaligus seorang guru tari memilih
hidupnya untuk menjadi seniman sekaligus guru tari. Menjadi guru tari yang sudah menjadi
pilihan Bu Kus ini semata-mata karena kecintaannya terhadap seni tari, justru membuat
kesenian ini selalu ada dan terus berkembang dengan melahirkan tarian-tarian baru yang
menjadi ciri khas dan kesenian Banyumas yang di buat bersama oleh seniman-seniman tari
Banyumas. Semangat yang dimiliki Bu Kus untuk selalu menghidupkan seni tari di
Banyumas patut dicontoh dan di apresiasi.

Anda mungkin juga menyukai