Anda di halaman 1dari 4

ditempatkan pada posisi 1, sedangkan untuk titik-titik 4, 5 dan 6, mal

PERALATAN DAN KELENGKAPAN GAMBAR TEKNIK digeser pada posisi 2 sehingga didapat lengkungannya.
MENGETAHUI SPESIFIKASI KERTAS GAMBAR c. Mal Elips
Berdasarkan Jenis kertasnya dapat di bedakan menjadi :
Mal elips dipergunakan untuk membuat elips misalnya gambar–gambar
1. Kertas Padalarang
silinder, cincin poros dan bentuk–bentuk elips kainnya.
2. Kertas Manila
3. Kertas Kalkir d. Mal / Sablon dengan Bentuk lain
4. Kertas HVS Mal/sablon dengan bentuk lain yang khusus ini mempunyai bentuk
5. Kertas Strimin bermacam–macam. Misalnya untuk simbol–simbol pengerjaan, tanda
6. Kertas Roti pengerjaan, anak panah, lingkaran, simbol–simbol dan konstruksi pipa,
Ukuran suatu kertas dalam menggambar teknik sudah di konstruksi listrik dan lain–lain. Salah satu contoh mal dengan bentuk lain
tentukan oleh SI atau Standar Internasional yaitu sebagai adalah mal untuk tanda pengerjaan
berikut : 5. Penghapus dan Pelindung Penghapus (Mal
A5 = 148cm x 210cm penghapus)
A4 = 210cm x 297cm Penghapus dipergunakan untuk menghapus garis pensil yang tidak
A3 = 297cm x 410 cm berguna agar tidak merusak kertas gambar dan tidak meninggalkan
A2 = 410 cm x 594cm warna pada kertas gambar, gunakan lah penghapus putih yang halus.
A1 = 594cm x 841cm Pelindung penghapus atau mal penghapus digunakan untuk
A0 = 841cm x 1189cm menghilangkan garis yang berdekatan. Dengan alat ini garis–garis yang
2. Peralatan Gambar yang digunakan penting dapat terlindung dari penghapusan. Hanya garis, atau bagian
1. Pensil garis yang salah yang akan terhapus.
1. MACAM PENSIL MENGKLASIFIKASI HURUF, ANGKA DAN ETIKET GAMBAR TEKNIK
Pensil yang digunakan untuk gambar teknik ada 2, yaitu pensil batang (kayu) dan 1. STANDAR HURUF
pensil Mekanik
Untuk mendapat hasil tulisan yang indah dan serasi, diperlukan satu standar
A. Pensil Batang perbandingan antara tinggi, lebar, dan tebal. Bagi orang teknik seharusnya
Pensil yang biasa digunakan untuk menggambar, pensil ini isi dan batang nya menyatu, mempunyai bekal keterampilan cara menulis huruf dan angka teknik, bukan huruf yang
bila isi pensil tumpul, harus diraut kembali, kekurangan pensil ini yaitu dari ukuran bervariasi. Dalam gambar teknik banunan huruf yang sering dipakai adalah huruf
mata pensil nya yang tidak menentu vertikal dengan standar ISO (International Organization for Standardization).
B. Pensil Mekanik HURUF DAN ANGKA STANDAR ISO
as u know, pensil mekanik biasa digunakan untuk menggambar teknik karena biasanya
Huruf standar ISO
sudah memiliki ukuran2 mata pensil yang sudah di standarkan seperti pensil mekanik
Untuk melengkapi gambar, penulisan keterangan menggunakan huruf dan angka
dengan ukuran 0.3mm, 0.5mm, bahkan 1.0mm.
sesuai ISO
1.2 Ketebalan mata pensil 1. Ukuran standar Huruf ISO
Dalam menggambar teknik, ketebalan mata pensil juga harus diperhatikan, a. Tinggi huruf
karena akan berpengaruh pada garis2 pada gambar yang akan dibuat kelak. Huruf kapital sebaiknya dibuat serasi
antara tingi, lebar dan tebal.

b. Lebar Huruf
- Lebar huruf capital umumnya 7/10
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa H itu adalah Harder atau atau 2/3 tinggi huruf
- Huruf E, F, J, L, T dan angka lebarnya 1/2 tinggi
kekerasan pensil, jadi, semakin besar nominal angka nya semakin keras pula isi pensil
- Lebar huruf M adalah 4/5 tinggi
nya, demikian juga dengan B, yaitu black, semakin tinggi, semakin lunak pula pensil ter
- Huruf-huruf kecil memakai aturan lebar 7/10 atau 2/3 tinggi
sebut, sehingga menghasilkan tingkat kehitaman yang lebih. lalu untuk spek
menengah bisa anda gunakan F (Firm), HB (Half Black), B (Black).
Contoh :
2. Penggaris - Tinggi huruf = 8 mm
a. Penggaris segitiga : sepasang segitiga terdiri dari segitiga siku sama kaki, dan - Lebar huruf A = 2/3 x 8 = 16/3 = 5,33 mm
sebuah segitiga siku-siku 600. - Tebal huruf = 1/2 x 8 = 4 mm
b. Penggaris – T (teken hak) : sebuah penggaris – T terdiri dari sebuah kepala - Lebar huruf M = 4/5 x 8 = 32/5 = 6,4 mm
dan sebuah daun.Penggaris – T digunakan untuk menarik garis-garis horizontal 2. Skala Gambar
dengan cara menekankan Skala adalah perbandingan ukuran gambar dengan ukuran objek yang
kepala Teken hak pada tepi kiri dari meja gambar dan menggesernya ke atas atau ke sebenarnya.
bawah. (Khusus Penggunaan meja gambar) Pada gambar Arsitektur, sipil dan bangunan lainnya, skala dipakai untuk
mengecilkan ukuran sebenarnya. Pemakaian skala pada gambar berarti menyajikan
c. Penggaris/mistar skala yaitu mistar untuk mengukur dengan ukuran skala,
perbandingan nyata dari benda. Skala kecil biasanya kurang memperhatikan denga
misalnya skala 1 : 2, 1 : 3 dan seterusnya.
jelas detail yang dikehendaki secara penuh.
d. Penggaris Segitiga Presisi, penggaris ini lebih praktis dan gampang Skala dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
digunakan ketimbang menggunakan penggaris 2 segitiga, karena dengan penggaris  Skala angka ( skala kecil, skala besar, skala pembesaran )
segitiga presisi ini tanpa alat atau penggaris lain, sudah dapat menentukan garis  Skala blok / skala garis
dengan presisi, di dalam penggaris segitiga presisi ini sendiri juga dilengkapi dengan
A. Skala Angka
busur derajat ditengahnya.
- Skala angka / skala pecahan (Numerical Scale)
3. Jangka Skala angka yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan angka.
a. Jangka dan kelengkapannya. Penulisan skala gambar seperti berikut : 1:5, 1:10, 1:20, 1:50, dan 1:100
Jangka adalah alat yang berfungsi untuk membuat Skala gambar = ukuran gambar obyek / Ukuran sebenarnya obyek
lingkaran atau busur lingkaran baik dengan ujung Contoh :
pensil atau dengan tinta. Bila satuan panjang menggunakan cm berarti tiap panjang 1 cm ukuran gambar
Macam – macam jangka yang biasa digunakan obyek menggambarkan ukuran sebenarnya obyek 100 cm
untuk menggambar terdiri atas : - Macam-macam skala gambar
- Jangka besar dipergunakan untuk menggambar Skala secara umum diunakan pada gambar perencanaan dan detail untuk
lingkaran dengan diameter 100 mm sampai 200 mm. mendukung pelaksanaan pekerjaan bangunan di lapangan.
Skala Kecil
- Jangka sedang dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 50 mm 1:1000 s/d 1:200 digunakan untuk gambar situasi / master plan
sampai dengan 100 mm 1:100 s/d 1:50 digunakan untuk gambar perencanaan (gbr denah, tampak,
- Jangka kecil (jangka pegas) dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan potongan)
diameter 5 mm sampai dengan 50 mm 4) Jangka orleon dipergunakan untuk 1:50 s/d 1:20 digunakan untuk gambar plat, balok kolom sederhana
membuat lingkaran yang tidak dapat dibuat oleh jangka kecil. Jangka orleon ini dapat Skala besar
dipergunakanmenggambar lingkaran dengan diameter 1 mm sampai dengan 5 mm.
1:20 s/d 1:10 digunakan untuk gambar detail struktur bangunan kolom, balok,
4. Macam Macam Mal pondasi
a. Mal huruf 1:10 s/d 1:5 diunakan untuk gambar detail kusen, profil
Mal huruf dipergunakan untuk membuat huruf dengan perantaraan Skala Pembesaran
pensil mekanik/rapido. Mal huruf mempunyai ukuran 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 2:1 atau 5:1 digunakan untuk gambar detail khususnya gambar mesin / listrik
1,4; dan 2 mm (lihat gambar) B. SKALA GARIS / SKALA BATANG
b. Mal Busur (mal kurva) Skala batang pada umumnya diperunakan pada ambar peta atau situasi. Untuk
Mal busur (mal kurva) dipergunakan untuk membuat lengkungan- menentukan satuannya dinyatakan dengan blok-blok batang/garis. Skala ini
lengkungan yang teratur misalnya lengkungan parabola, hiperbola, dinyatakan dalam bentuk garis lurus yan terbagi dalam beberapa bagian yan sama
epicicloida, hipocicloida dan semacamnya. Contoh penggunaannya panjangnya.
perhatikan gambar … . Untuk garis yang memotong 1, 2, dan 3 mal
3. ETIKET GAMBAR
Etiket adalah bagian dari gambar yang memuat tentang data-data atau
informasi dari gambar tersebut. ada beberapa komponen yang wajib dituliskan
dalam etiket / kepala gambar yaitu nama / judul gambar, ukuran kertas, cara
proyeksi / cara pandangan, skala gambar, nama perusahaan / nama sekolah, nama
drafter / pembuat, tanggal dibuat, pemeriksa dan yang menyetujui gambar,
keterangan gambar dan satuan yang digunakan. Berikut beberapa contoh etiket :
Dalam pembuatan etiket patut diperhatikan juga batas marginnya, berikut batas
margin yang sesuai dengan standar ISO.

Gambar Proyeksi Isometri


A). PENYAJIAN PROYEKSI ISOMETRI
Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi
(kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.
1. PROYEKSI ISOMETRI DENGAN POSISI NORMAL
Contoh :
Gambar Proyeksi isometri dengan posisi normal

2. PROYEKSI ISOMETRI DENGAN POSISI TERBALIK

Gambar Proyeksi isometri dengan posisi terbalik


3. PROYEKSI ISOMETRI DENGAN POSISI HORIZONTAL

Gambar Proyeksi isometri dengan posisi horizontal


PROYEKSI :
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang,
benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar.
PROYEKSI PIKTORIAL :
Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi PROYEKSI DIMETRI
terhadap bidang dua dimensi.
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu
dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain :
sesuai dengan aturan menggambar. 1. CIRI PADA SUMBU
Berikut adalah cara dan penyajian gambar Proyeksi Piktorial : Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y
 isometric mempunyai sudut 40°.
 dimetri 2. KETENTUAN UKURAN
 oblique/miring Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y
 perspektif = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
Sedangkan untuk pembuatan gambar proyeksi bisa disajikan dengan cara : Contoh :
 sketsa
 menggunakan alat
PROYEKSI PIKTORIAL ISOMETRIC Untuk mengetahui apakah suatu
gambar diproyeksikan dengan cara isometri atau untuk
memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi
isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk sudut Proyeksi dimetri
menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri
dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut
1). CIRI PADA SUMBU
– Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis
mendatar.
– Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
2). CIRI PADA UKURANNYA
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang
benda yang digambarnya.

contoh Proyeksi dimetri


Keterangan :
 Ukuran pada sumbu x 40 mm 10) PROYEKSI AMERIKA
PROYEKSI AMERIKA disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi kwadran III, ,
 Ukuran gambar pada sumbu y digambar 1/2 nya, yaitu 20 mm
perbedaan istilah ini tergantung dari masing-masing pengarang yang menjadi
 Ukuran pada sumbu z 40 mm refernsi. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan
arah pandangannya.
PROYEKSI MIRING Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis
horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis JENIS POTONGAN PADA GAMBAR TEKNIK
mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi Potongan (Irisan) adalah letak gambar yang tersembunyi atau menutupi bagian
dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, gambar tersebut, misalkan kita ingin menggambar sebuah rumah, alangkah rumitnya
sedangkan pada sumbu z = 1 : 1. jika menggambar pada bagian dalam rumah tersebut. Fungsi potongan (irisan) ialah
memperihatkan bagian-bagian dalam gambar tersebut, untuk ditampilkan dengan
jelas, sehingga bagian yang sulit kita lihat dapat terlihat dengan jelas.

Berikut ini contoh gambar yang


memperlihatkan sebuah benda yang
tidak dapat kelihatan bagianya.
Bagian ini dapat dinyatakan dengan
garis gores. Jika benda ini dipotong,
sudut proyeksi miring maka bentuk dalamnya akan lebih
jelas lagi. dengan memperlihatkan
cara memotong pada sisi bagian benda setelah bagian yang menutupi disingkirkan.
GAMBAR PERSPEKTIF Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar sisi ini diproyeksikan kebidang potong, dan hasilnya disebut potongan.
Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Perspektif dengan satu titik hilang Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal, dalam hal ini bagian yang terletak
2. Perspektif dengan dua titik hilang dibelakang potongan tidak berlu digambar, hanya jika bagian ini di perlukan maka
3. Perspektif dengan tiga titik hilang bagian dibelakang potongan ini digambar dengan garis gores.
JENIS- JENIS POTONGAN
1. Potongan Meloncat
Untuk menyederhanaka gamabar dan penghematan
waktu potongan-potongan dalam beberapa bidang
sejajar dapat disatukan seperti gambar dibawah ini,
sebuah benda yang dipotong menurut garis potong A-
A, sebenarnya bidang potongannya terdiri atas dua
contoh Perspektif dengan satu titik hilang bidang, dalam hal ini dapat disatukan. Dengan
demikian potongan tersebut dinamakan potongan
PROYEKSI DIKELOMPOKKAN ATAS 2 KLASIFIKASI YAITU PROYEKSI meloncat.
PIKTORIAL DAN PROYEKSI ORTOGONAL. 2. Potongan Menyudut.
1) PROYEKSI PIKTORIAL Bagian simetrik dapat digambarkan pada dua
potong bidang yang saling berpotongan. Satu
PROYEKSI PIKTORIAL adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati
bidang potong merupakan potongan utama,
bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal.
sedangkan bidang potongan yang lain menyudut
Gambar piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi
dengan bidang pertama, proyeksi pada bidang
termasuk gambar piktorial.
terakhir ini, diselesaikan menurut aturan-aturan yang
2) PROYEKSI AKSONOMETRI berlaku, diputar dengan berhimpit pada bidang
PROYEKSI AKSONOMETRI merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial. Proyeksi proyeksi pertama. berikut ini contoh gambar
ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan potongan dua bidang menyudut...
terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak 3. Potongan bidang berdampingan
dan memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya.
Seperti contoh potongan pada pipa berbentuk elbo
3) PROYEKSI ISOMETRI dapat dibuat dengan bidang yang berdampingan
PROYEKSI ISOMETRI menyajikan benda dengan tepat, karena panjang garis pada melalui garis sumbunya, berikut contoh gambarn
sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya. Cara menggambarnya dibawah ini
sangat sederhana karena tidak ada ukuran-ukuran benda yang mengalami skala 4. Potongan Separuh
perpendekan. Gambar menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat Bagian-bagian simetrik dapat digambar setengahnya
dipilih sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan gambar paling sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi sebagai
jelas. pandangan. Berikut contoh gambar dibawah ini, dalam
4) PROYEKSI DIMETRI gambar ini garis-garis yang tersembunyi tidak perlu
PROYEKSI DIMETRI merupakan penyempurnaan dari gambar isometri, dimana digambar dengan garis gores lagi, karena jelas pada
garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada gambar gambar potongan.
dimetri tidak kelihatan lagi. 5. Potongan penuh
5) PROYEKSI TRIMETRI Terjadi ketika bidang potongan melalui benda
PROYEKSI TRIMETRI merupakan proyeksi yang berpatokan kepada seutuhnya, seperti gambar dibawah ini
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbusumbu tersebut. 6. Potongan putar
6) PROYEKSI MIRING (OBLIQUE) Benda-benda tertentu seperti ruji roda, engkol,
PROYEKSI MIRING merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi tidak poly, gear rantai, dan sebagainya, dapat
tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang (miring). digambarkan setelah potonganya diputar
Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan dengan bidang kerja atau kemudian dipindahkan ketempat
proyeksi sehingga bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya. Jika lain.berikut contoh gambar dibawah ini.
kedalaman benda sama dengan panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier, ada sedikit perbedaan kedua gambar
sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan proyeksi tersebut, yaiu yang pertama digambar
miring cabinet. dengan garis tipis, sedangkan yang kedua dengan garis tebal biasa.
7) PROYEKSI PERSPEKTIF BAGIAN GAMBAR YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG
Bagian-bagian benda rusak seperti rusak penguat tidak boleh dipotong dalam arah
PROYEKSI PERSPEKTIF merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan visualnya,
memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros dan
tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar
sebagainya. Tidak boleh memotong dala
bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan
arah memanjang. hal ini memperlihatkan
(garis proyeksi) di pusatkan pada satu atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap
sebuah benda yang dipotong, tetapi
sebagai mata pengamat. Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut
terdapat berbagai bagian benda yaitu sirip
dengan gambar perspektif.
dan beberapa benda lain yaitu poros,
8) PROYEKSI ORTOGONAL pasak, baut dan sebaginya yang tidak boleh
PROYEKSI ORTOGONAL adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya dipotong.
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Proyektor adalah garis-garis Berikut contoh gambar dibawah ini.
yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi.
9) PROYEKSI EROPA Kesimpulanya
PROYEKSI EROPA termasuk kedalam jenis proyeksi ortogonal, disebut juga proyeksi Potongan (irisan) merupakan letak gambar yang tertupi suatu bidang, namun kita
sudut pertama atau proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang bisa gambarkan melalui irisan yang kita kehendaki yaitu pada jenis-jenis potongan
letaknya terbalik dengan arah pandangnya. seperti potongan meloncat, potongan menyudut, potongan berdampingan, potongan
separuh, potongan penuh, dan potongan diputar. Sebaliknya ada juga jenis gambar penempatannya diatur sedemikian sesuai dengan garis ukurnya. Ada
yang tiak boleh dipotong seperti baut, paku keling, poros dan sebagainya. daerah- daerah yang sebaiknya dihindari untuk penempatan angka ukuran, yaitu pada
daerah 30o sebelah kiri bagian atas garis vertikal dan 30o bagian sebelah kanan garis
ATURAN TANDA PEMOTONGAN DAN LETAK HASIL GAMBAR vertikal bawah, pada Gambar 25 adalah daerah yang diarsir.
Adanya ukuran pada gambar yang dibuat sesuai dengan aturan akan
POTONGAN memperjelas bagi pembaca gambar tentang benda yang sebenarnya, tetapi ada
Penunjukan Garis Potongan kalanya ukuran yang berlebihan justru akan membingungkan. Untuk itu penunjukkan
Garis Potongan adalah Untuk memberikan informasi lenkap dari ambar yang ukuran sebaiknya tidak berulang-ulang (hanya sekali). Pada gambar, penunjukkan
berongga atau berlobang perlu menampilkan gambar dengan teknik yang tepat, ukuran seluruhnya seharusnya diberikan agar mempermudah dalam menentukan
terutama pada bentuk konstruksi benda yang rumit karena ada garis-garis gambar kebutuhan bahan dari benda yang dibuat oleh pekerja. Ukuran seluruhnya (jumlah)
yang tidak terlihat. bisa menjadi ukuran pembantu, tetapi bisa juga menjadi ukuran yang penting. Pada
Letak Potongan dan Garis Potongan Gambar 26 diperlihatkan di mana pada gambar a menunjukkan ukuran jumlah sebagai
Aturan dan cara-cara penunjukan garis dan huruf pada penampang potong. ukuran pembantu, sedangkan pada gambar b menunjukkan ukuran jumlah sebagai
 Garis penunjukan pemotongan ditunjukan dengan garis strip titik ukuran penting (pokok). Di dalam penunjukkannya ukuran pembantu ditulis di dalam
yang kedua ujungnya garis tebal, kemudian diberi tanda panah kurung.
mengarah pada penampang potongnya. Pada gambar yang ditunjukkan bagian dalamnya, pemberian ukuran
 Untuk pemotongan yang bercabang / membelok, supaya lebih jelas dipisahkan antara bagian luar dan bagian dalamnya. Untuk itu apabila ukuran bagian
dapat juga digambar garis tebal pada belokkannya. luar ditempatkan bagian atas, maka ukuran bagian dalam ditempatkan pada bagian
 Huruf penunjukan ukuran dituliskan di luar tanda panah dan ditulis bawah, demikian sebaliknya (lihat Gambar 27).
pada posisi tegak terhadap kertas gambar. Ukuran untuk bagian yang berbentuk bulat, segi empat, dan sebagianya,
 Bila potongan lebih dari satu bidang potong pada satu benda, maka apabila tidak dibuat gambar pandangan samping, atas atau bawah, maka pada
untuk memperjelas dapat dituliskan huruf pada belokannya. pengukurannya perlu diberi lambang untuk bagian permukaan tersebut, dengan Ø
dan . Gambar 28 menunjukkan penulisan ukuran lambang-lambang
tersebut.
Angka-angka ukuran pada sumbu dan arsiran tidak boleh terpotong.
Sumbu dan arsir dihilangkan pada angka ukuran yang dimaksud (lihat Gambar 29 di
bawah ini.
Penulisan ukuran yang sama, bisa dibuat satu dengan mencantumkan
Gambar 5.59 Cara penunjukan garis potongan dan huruf potongan jumlah, kemudian ditulis ukurannya. Misal ada lubang yang berdiameter 10 mm dan
TANDA PEMOTONGAN jumlahnya 8 buah, maka penulisan ukurannya dapat dilakukan seperti terlihat pada
a. Tanda pemotongan dengan garis sumbu dan kedua ujungnya ditebalkan. Gambar 30 di bawah ini.
b. Tanda pemotongan dengan garis tipis bergelombang bebas.
c. Tanda pemotongan dengan garis tipis berzig-zag.

PANAH ARAH POTONGAN


Untuk menunjukkan bidang pemotongan digunakan garis gores titik tipis (strip-
titik) yang dipertebal pada ujung-ujung dan titik beloknya.
Tanda anak panah menunjukkan arah pandang bidang yan dipotong.

UKURAN GAMBAR
ATURAN MEMBERI UKURAN
Penempatan angka ukuran pada gambar kerja mengikuti prosedur
sebagai berikut: dilakukan 1 mm di atas garis ukur, ditengah-tengah dan teratur, angka
dan garis ukuran harus terbaca baik horisontal maupun vertikal, ukuran-ukuran kecil
(di bawah 10 mm) tanda panahnya ditempatkan di luar arah ukur dan ukurannya
dicantumkan di atas atau disamping tanda panah ukuran, serta pengukuran dimulai
dari basis yang terkecil hingga yang terbesar. Semua ukuran dalam gambar teknik
mesin dalam satuan mm, dan tidak perlu dicantumkan satuannya, apabila ukuran
dalam satuan yang lain, maka satuannya dicantumkan (misal inchi). Untuk membatasi
bagian yang diberi ukuran pada ujung garis
ukurnya diberi anak panah. Perbandingan
ukuran panjang dan lebar anak panah adalah 3
: 1 dan dihitamkan (lihat Gambar 24). Jika jarak
antara dua garis lebih kecil dari 7 mm, garis
ukuran pada kedua sisinya diperpanjang
kemudian gambar panahnya diberikan sebelah
luar, sedangkan untuk ukuran yang saling
merapat dapat digunakan titik sebagai
pengganti anak panah.
Untuk menulis ukuran-
ukuran pada gambar kerja dilaukan
sebagai berikut: gambarlah angka-
angka ukuran dengan jelas, angka-
angka ukuran digambarkan
sedemikian, sehingga dapat dibaca
dari sebelah bawah dan kanan dari
gambar, dan ukuran ditempatkan
sedemikian di mana bentuk atau profil
dari potongan kerja diperlihatkan
paling jelas. Untuk angka ukuran yang
tidak horisontal maupun vertikal,

Anda mungkin juga menyukai