Penyimpanan Obat LASA Di Gudang
Penyimpanan Obat LASA Di Gudang
Disusun oleh:
PURWOKERTO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
agar memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, peningkatan mutu kualitas layanan merupakan salah satu aspek
yang sangat penting. Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan harus
Obat dan perbekalan farmasi merupakan bagian dari rencana pengobatan pasien, oleh
karenanya manajemen rumah sakit harus berperan secara kritis untuk memastikan
keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat
yang sering menyebabkan terjadi kesalahan / kesalahan serius (sentinel event), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-
obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
salah satu penyebab medication error yang cukup sering. Hal ini merupakan suatu
keprihatinan yang juga terjadi di seluruh dunia. Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di
pasar, maka sangat signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama
merek atau generik serta kemasan. Solusi LASA ditekankan pada penggunaan protokol
untuk pengurangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah
proses pengambilan obat LASA, maka perlu dilakukan pencatatan dan pendataan obat-obat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
World Healt Organisation (WHO, 2007), menetapkan 9 (sembilan) solusi life saving
keselamatan pasien rumah sakit yang disusun oleh lebih dari 100 Negara dengan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong seluruh RS-RS se-Indonesia untuk
menerapkan sembilan solusi keselamataan rumah sakit baik secara langsung maupun
bertahap. Salah satu dari 9 solusi life saving itu adalah Obat Rupa dan Ucapan Mirip (Look-
Kesalahan pengambilan dan penyerahan obat akibat kemiripan pada nama obat
merupakan salah satu penyebab utama terjadinya Medication Error (Lambert, et al., 1999).
LASA (Look Alike Sound Alike) berhubungan dengan obat-obatan yang secara visual
mempunyai kemiripan dalam bentuk fisik atau kemasan dan nama obat dengan kesamaan
Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa sudah ada sekitar 33.000 merek obat terdaftar
dan 8.000 nama obat nonproprietary (generik) yang telah beredar di pasaran (Rados, 2005),
sedangkan di Kanada diperkirakan ada 24.000 produk terapi pengobatan (Michener, 2004).
The Institute for Safe Medication Practices (ISMP) telah mempublikasikan delapan halaman
yang berisi daftar pasangan obat-obatan yang sering terlibat dalam medication error (ISMP,
2011). Ada cukup banyak obat yang tergolong ke dalam LASA dimana sering menyebabkan
kesalahan dalam pengambilan obat di seluruh dunia. Contohnya dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Contoh pasangan obat LASA yang sering menyebabkan kesalahan di beberapa
negara
(WHO, 2007)
Dengan semakin berkembangnya obat dan banyaknya brand yang beredar di pasaran,
kemungkinan adanya sebagian obat dengan nama atau pelafalan yang mirip akan turut
semakin besar. Nama obat yang rumit dan bentuk pengemas yang sama antar produk juga
dapat mengarah kepada medication error. Peningkatan terhadap potensi kejadian medication
error terkait LASA telah dibahas dalam rapat besar Joint Commission’s Sentinel Event Alert
Penekanan pada pelayanan kesehatan yang berbasis Patient Safety kini sudah banyak
diatur dalam perundangan baik nasional maupun internasional. Salah satu organisasi di
bawah WHO, International Non-proprietary Names Expert Group, bekerja khusus untuk
mengembangkan nama non-proprietary (nama generik) bahan obat farmasi yang berlaku
secara internasional dan diterima di seluruh dunia (WHO, 2007). Menurut Permenkes RI No.
dalam obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications), yaitu obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
diterapkan pada kemasan, etiket obat, kemasan/wadah obat di IFRS, rekaman data obat
letters dilakukan dengan menggunakan besar huruf yang berbeda sebagai penekanan.
Metode Tallman digunakan untuk membedakan huruf yang tampaknya sama dengan
nama obat lain yang mirip. Diharapkan dengan memberi huruf kapital, petugas akan lebih
berhati-hati dengan obat yang tergolong LASA. Di Amerika Serikat, beberapa studi
menunjukkan penggunaan huruf kapital ini terbukti dapat membantu membedakan nama
obat-obat yang mirip (Filik, et al. 2004) dan mengurangi medication error akibat nama
dan ISMP (Institute for Safe Medication Practices) misalnya seperti (ISMP, 2011):
a. ChlorproMAZINE
b. ChlorproPAMIDE
c. PredniSONE
d. PredniSOLONE
e. DimenHYDRINATE
f. DiphenhydrAMINE
g. HydrALAzine
h. HydrOXYsine
2. Pemisahan lokasi obat-obatan dengan nama dan pelafalan yang mirip pada seksi atau rak
terpisah.
3. Penggunaan sistem pengkodean (misal: barcode) dalam pemesanan, penerimaan, restok,
atau telepon. Pastikan lagi dengan mencatat nama obat yang dimaksud dan lakukan
harus lengkap)
b. Menulis resep dengan tulisan yang jelas terbaca (huruf tegak kapital)
c. Perhatian lebih jika melakukan order obat secara verbal atau melalui telepon
d. Menghindari singkatan (misal: q.d bisa salah interpretasi : o.d atau q.i.d. Tuliskan saja
petunjuk”
f. Mengindari singkatan yang tidak baku : AZT Aztreonam atau Azathioprine; PCT
Look Alike Sound Alike (LASA) adalah kesalahan obat yang terjadi karena
kebingungan terhadap nama obat, kemasan dan etiket/labeling. Kesalahan obat tersebut dapat
disebabkan oleh order yang tidak jelas, ada order lisan yang tidak tepat, kurangnya
pemeriksaan/verifikasi kembali, banyaknya jumlah jenis obat, lingkungan kerja yang buruk.
Kemiripan nama dua jenis obat bisa berisiko tinggi menimbulkan kerancuan dan
ruang dengan menyesuaikan anjuran suhu penyimpanan oleh produsen obat, kemudian dibagi
kembali berdasarkan bentuk sediaan dan diurutkan secara alfabetis. Secara umum
penyimpanan obat sudah baik dengan penyusunan yang rapi dan teratur. Namun dari hasil
pengamatan belum terlihat adanya penandaan atau label untuk obat-obatan yang
dikategorikan LASA.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan obat adalah
petugas hanya fokus dalam melihat nama obat, tanpa memperhatikan kekuatan sediaan yang
tersedia. Hal inilah yang menjadi alasan agar sebaiknya obat dengan nama yang sama dan
dengan kekuatan sediaan yang berbeda diletakkan dalam posisi rak yang berbeda agar
kekeliruan tersebut dapat diminimalisir. Kemudian, untuk obat-obatan dengan bentuk fisik
atau kemasan yang mirip juga sebaiknya dipisahkan. Berikut merupakan daftar obat LASA
kesalahan dalam proses pengambilan dan distribusi obat ke satelit farmasi lainnya. Beberapa
obat di Gudang Perbekalan Farmasi masih menempatkan obat LASA pada rak saling
berdekatan satu sama lain. Pemberikan informasi kepada tenaga farmasi mengenai nama obat
pun harus selalu diperhatikan sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pengambilan obat.
Penandaan juga dapat dilakukan untuk lebih menegaskan bahwa dalam deretan rak obat
tersebut terdapat obat LASA, yaitu dengan menempelkan label bertuliskan “LASA” dengan
Sistem penyimpanan obat yang berada dalam satu rak sangat memungkinkan untuk
terjadinya LASA, sehingga perlu adanya suatu strategi dalam penyusunan obat-obatan untuk
meminimalisir kesalahan-kesalahan tadi. Dari sisi penyimpanan obat dan perbekalan farmasi
dapat kita adopsi dari Tallman lettering yaitu menggunakan penebalan, atau warna huruf
Ceftriaxon cefTRIAXON
Cefotaxim cefOTAXIM
Solusi lain yang dapat kita terapkan untuk menghindari terjadinya kesalahan akibat
1) Diusahakan untuk menghindari order obat secara lisan terutama melalui telepon. Bila
terpaksa order melalui telepon, maka diperlukan adanya verifikasi ulang jenis obat
apa yang di order untuk menghindari kesalahan pengambilan dan pengiriman obat.
2) Satelit farmasi yang melakukan order obat diminta untuk mengidentifikasi kembali
obat yang telah diantar dengan teliti, disesuaikan nama dagang, nama generik,
LASA
4) LASA disimpan dengan jarak yang berjauhan satu sama lain, ditulis dengan huruf
Aplikasi stiker atau penandaan LASA pada obat-obat yang berpotensi LASA di
Gudang Perbekalan Farmasi RSMS dapat dilakukan dengan cara menempelkan stiker
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum penyimpanan obat di Gudang Perbekalan Farmasi sudah baik, tetapi
untuk obat-obatan yang tergolong LASA masih perlu penanganan lebih lanjut seperti
penandaan atau labeling pada rak untuk mencegah kesalahan dalam pengambilan obat.
B. Saran
Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Prof. Margono Soekarjo, terutama untuk pemisahan obat-
obat kategori LASA, dan pemberian label “LASA” atau kode tertentu untuk menghindari
Filik, R., Purdy, K., Gale, A., & Gerrett, D. (2004). Drug name confusion: evaluating the
effectiveness of capital (“Tall Man”) letters using eye movement data. Social Science &
Medicine , 59 (12), 2597-2601.
Filik, R., Purdy, K., Gale, A., & Gerrett, D. (2006). Labeling of medicines and patient safety:
evaluating methods of reducing drug name confusion . Human Factors , 48 (1), 39 - 47.
Gowri, R., Narayanan, N., Maheswaran, A., Lavanya, Y., Geethanjali, M., & Karthick, B.
(2013). Perilous effect of SALA drugs – Root cause Assessment and intimidation.
World Journal of Pharmaceutical Research , 3 (1), 1450 – 1459.
Grasha, A. (2000). Cognitive systems perspective on human performance in the pharmacy:
implications for accuracy, effectiveness, and job satisfaction. Alexandria (VA): NACDS
.
Hoffman, J., & Proulx, S. (2003). Medication errors caused by drug name confusion. Drug
Safety , 26, 445 - 452.
ISMP. (2011, June). ISMP's List of Confused Drug Names. Retrieved March 17, 2014, from
Institute for Safe Medication Practices:
https://www.ismp.org/tools/confuseddrugnames.pdf
Joint Commission. (2001, May 1). Sentinel Event Alert, Issue 19: Look-alike, sound-alike
drug names. Retrieved March 17, 2014, from The Joint Commission:
http://www.jointcommission.org/assets/1/18/SEA_19.pdf
Lambert, et al., B. (1999). Similarity as a risk factor in drug-name confusion errors. Medical
Care , 37 (12), 1214 - 1225.
McCoy, L. (2005). Look-alike, sound-alike drugs review: include look-alike packaging as an
additional safety check. Joint Commission Journal on Quality and Patient Safet , 31
(1), 47 - 53.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1691/MENKES/PER/VIII/2011 . Indonesia : Jakarta.
Michener, J. (2004, January). Look-Alike and Sound-Alike Drug Names – A Step Forward.
Hospital News . Retrieved March 17, 2014, from Institute for Safe Medication Practices
– Canada: https://www.ismp-canada.org/download/hnews/HNews0401.pdf
Montone, R. (2007). Medication Safety Overview. Retrieved March 17, 2014, from Institute
for Safe Medication Practices:
http://www.ismp.org/safetycontest/winners_2007/thirdplace/Medication_Safety_Overvi
ew_0707.pdf
Rados, C. (2005, July - August). Drug Name Confusion: Preventing Medication Errors. FDA
Consumer Magazine . Retrieved March 17, 2014, from MedicineNet:
http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=53208
WHO . (2007, May). Patient Safety Solution. Retrieved March 17, 2014, from World Health
Organization International: http://www.who.int/patientsafety/solutions/patientsafety/PS-
Solution1.pdf