Anda di halaman 1dari 20

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN KARTU KELUARGA PADA

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA


TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

SUWANTO
NIM. 090563201063

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK

Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga


Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kota Tanjungpinang

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Ombudsman RI sepanjang


bulan Maret – Mei 2015, Pemerintah Kota Tanjungpinang memperoleh nilai
rendah dalam penilaian kepatuhan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
komponen standar pelayanan publik. Salah satu SKPD yang memperoleh nilai
rendah tersebut adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Tanjungpinang khususnya untuk produk pelayanan KTP dan Kartu Keluarga.
Mengingat arti pentingnya Kartu Keluarga untuk kepengurusan berbagai hal
mengenai kependudukan seperti Paspor, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta
Kelahiran, pendaftaran sekolah, pengurusan beasiswa dan pelayanan sosial dasar
lainnya yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab
rumusan masalah tentang bagaimana kualitas pelayanan pembuatan kartu keluarga
dan faktor-faktor penghambat kualitas pelayanan di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan teknik Accidental
Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Instrumen
dalam penelitian ini menggunakan 5 dimensi kualitas pelayanan yang
dikemukakan oleh Zeithaml, Parasuraman, dan Berry. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan pembuatan kartu keluarga di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang berada pada kategori Baik dengan skor rata-
rata 2,99. Skor rata-rata dari kelima dimensi tersebut adalah Dimensi Tangible
(2,94), Dimensi Reliability (2,84), Dimensi Responsiviness (3,15), Dimensi
Assurance (3,13), dan Dimensi Emphaty (2,91). Skor rata-rata yang paling rendah
adalah pada Dimensi Reliability. Faktor-faktor yang menghambat diantaranya
yaitu faktor internal seperti ruang tunggu yang sempit dan kurangnya kursi yang
disediakan, kerusakan pada peralatan penunjang, ketidaklengkapan persyaratan
pemohon, serta kesadaran pentingnya dalam memiliki Kartu Keluarga. Sedangkan
faktor eksternal seperti seringnya pemadaman listrik yang mengakibatkan proses
pembuatan Kartu Keluarga menjadi terhambat.

Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kartu Keluarga


ABSTRACT

Quality of Service Family Card


At The Department of Population and Civil Registration
Tanjungpinang

Based on the observation that was done by Ombudsman RI while on Maret


– Mei 2015, The Goverment of Tanjungpinang City get low result in local
goverment obeycity appraisal in order to fulfill the standart component of public
service. One of Departement that get the low result is Department of Population
and Civil Registration of Tanjungpinang special for the service of identity card
(KTP) and family card. Given the importance of family card for management
anything about civilation such as pasport, identity card (KTP), birth certificate,
school registration, scholarship and the other services that needed in daily life, so
the researches interest to get research. The goal of this researches is to answer
the problems about how the quality service of getting the family card and the
resistors factor about the service quality in Departement of Population and Civil
Registration of Tanjungpinang City. The method that is used is descriptive’s with
kuantitatif approach. The number of sampel in this research is determined by
using Slovin with accidental sampling’s technique. Number of this sample is about
100 people. The instrument in this research is using 5 dimensions of service
quality by Zeithaml, Parasuraman, and Berry. The analysis technique that is used
is descriptive statistical analysis. The result of this research showed us that
service quality in making family card in Departement of Population and Civil
Registration are in good categories with average 2,99. The average of the five
dimensions are Tangible (2,94), Reliability (2,84), Responsiveness (3,15),
Assurance (3,13), and Emphaty (2,91). The lowest average is Reliability. One of
the resistor factor is the internal factor’s such as narrow waiting room, and less
of chair, damage the supporting equipment, incomplete in applicant requrrement,
also the awareness of importance having family card. The external factor’s are
frequent power cuts that resulting in manufacture of family card to be blocked.

Keyword: Service Quality, Family Card


I. PENDAHULUAN kepada masyarakat. Hal tersebut dibuktikan
A. Latar Belakang dengan banyak pengaduan yang sampai ke
Dalam penyelenggaraan Ombudsman RI bahwa selama tahun 2014
pemerintahan daerah otonom, secara laporan masyarakat yang masuk sebagian
historis telah mengalami banyak perubahan besar merupakan keluhan atas buruknya
terutama pada tatanan manajemen pelayanan publik pemerintah daerah. Dari
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal 6.180 laporan yang masuk, 43,7% adalah
ini ditandai Undang-undang tentang keluhan terhadap pemerintah daerah.
Pemerintahan Daerah mengenai (https://harianhaluan.com)
pelaksanaan terbentuknya daerah otonom Kota Tanjungpinang adalah salah satu
yang mempunyai wewenang dalam daerah otonom yang ada di Indonesia.
mengatur dan mengurus sendiri urusan Berdasarkan berita yang dimuat di media
pemerintahan menurut asas otonomi dan online Lintas Kepri tanggal 21 Desember
tugas pembantuan. 2015, Tanjungpinang masih dinilai buruk
Penyelenggaraan otonomi dalam pelayanan publik. Hasil observasi
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 yang dilakukan oleh Ombudsman RI
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sepanjang bulan Maret – Mei 2015,
Pasal 2 sebagaimana dimaksud pada ayat Pemerintah Kota Tanjungpinang
(2) menjalankan otonomi seluas-luasnya, memperoleh nilai rendah dalam penilaian
kecuali urusan pusat. Tujuan pemberian kepatuhan Pemerintah Daerah dalam
otonomi seluas-luasnya yaitu untuk memenuhi komponen standar pelayanan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, publik sebagaimana yang telah diatur dalam
pelayanan umum, dan daya saing daerah. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009
Dengan meningkatkan kesejahteraan Tentang Pelayanan Publik. Pemerintah
masyarakat diharapkan dapat mempercepat Kota Tanjungpinang menempati urutan ke-
perwujudannya melalui peningkatan 47 dari 50 kota yang dijadikan sampel
pelayanan didaerah dan pemberdayaan penelitian dengan nilai rata-rata 20,50.
masyarakat atau adanya peran serta Rendahnya nilai kepatuhan pelayanan
masyarakat dalam penyelenggaraan publik tersebut berasal dari 10 SKPD, yaitu
pembangunan di daerah. Sementara upaya Dinas Perindustrian Perdagangan Ekonomi
peningkatan daya saing diharapkan dapat Kreatif dan Penanaman Modal untuk
dilaksanakan dengan memperhatikan produk layanan Surat Izin Usaha
keistimewaan atau kekhususan serta potensi Perdagangan dengan nilai 68,00; Badan
daerah dan keanekaragaman yang dimiliki Perpustakaan Arsip dan Museum untuk
oleh daerah dalam bingkai Negara Kesatuan produk layanan Izin Penggunaan Arsip
Republik Indonesia (Fatner, 2014). dengan nilai 27,50; Dinas Kesehatan untuk
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintah produk layanan Keterangan Laik Sehat
daerah sangat ditentukan oleh kesiapan dan dengan nilai 20,00; Dinas Sosial dan
kemampuan daerah itu sendiri dalam Tenaga Kerja untuk produk layanan Izin
mengelola dan memberdayakan seluruh Pengumpulan Sumbangan dengan nilai
potensi dan sumber daya yang tersedia. 19,50; Dinas Pendidikan untuk produk
Namun kondisi tersebut sulit layanan Izin Lembaga Pendidikan
terwujud, pemerintah daerah dinilai gagal Keterampilan dengan nilai 17,50; Dinas
dalam memberikan pelayanan yang layak Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk
produk layanan Kartu Tanda Penduduk dan masyarakat adalah usaha yang dilakukan
Kartu Keluarga dengan nilai 15,50; Dinas oleh sekelompok orang atau instansi
Pekerjaan Umum untuk produk layanan tertentu untuk memberi bantuan dan
Izin Pemanfaatan Ruang Jalan dengan nilai kemudahan kepada masyarakat dalam
14,50; Dinas Pasar Koperasi dan Usaha mecapai tujuan”. Pelayanan publik pada
Kecil Menengah untuk produk layanan Izin intinya melayani masyarakat dengan
Badan Hukum Koperasi dengan nilai 10,50; standar pelayanan yang telah ditentukan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan agar penerima layanan merasa puas, sebab
Informatika untuk produk layanan Pas jika pelayanan tidak dilakukan dengan
Kecil dan Sertifikat Keselamatan Kapal standar yang ada maka akan berdampak
dengan 7,50; dan Dinas Kelautan, buruk bagi organisasi tersebut.
Perikanan, Pertanian, Kehutanan dan Energi Salah satu bentuk pelayanan publik
untuk produk layanan Rekomendasi BBM yang diberikan oleh pemerintah daerah
dengan nilai 4,50. adalah seperti pada Dinas Kependudukan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 dan Pencatatan Sipil di Kota Tanjungpinang
mengatakan bahwa standar pelayanan yaitu salah satunya pelayanan Pembuatan
merupakan ukuran yang dibakukan dalam Kartu Keluarga. Menurut Wikipedia, Kartu
penyelenggaraan pelayanan publik yang Keluarga adalah kartu identitas keluarga
wajib ditaati oleh penyelenggara dalam yang memuat data tentang susunan,
melayani masyarakat. Rendahnya hubungan dan jumlah anggota keluarga.
kepatuhan terhadap standar pelayanan Secara prinsipnya Kartu Keluarga memang
publik secara langsung mengakibatkan hanya sebuah catatan administratif, meski
maladministrasi berupa ketidakpastian begitu fungsi Kartu Keluarga ini sangat
hukum, ketidakakuratan pelayanan dan penting dan bermanfaat karena data yang
praktek-praktek pungli pada ada pada kartu ini dapat digunakan sebagai
penyelenggaraan pelayanan publik. bukti jati diri hubungan seseorang dengan
Pengabaian terhadap standar pelayanan keluarganya. Kartu Keluarga sangat
mengakibatkan kualitas pelayanan publik dibutuhkan oleh setiap individu dalam
buruk dan juga mendorong terjadinya kepengurusan berbagai hal mengenai
potensi perilaku maladministrasi yang kependudukan seperti Paspor, Kartu Tanda
berujung pada inefisiensi birokrasi dan Penduduk (KTP), Akta Kelahiran,
perilaku koruptif. pendaftaran sekolah, pengurusan beasiswa
Setiap penyelenggaraan pelayanan dan pelayanan sosial dasar lainnya yang
publik harus memiliki standar pelayanan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya Mengingat arti pentingnya kegunaan
kepastian bagi penerima pelayanan. Standar Kartu Keluarga bagi masyarakat tersebut
pelayanan merupakan ukuran yang diatas, Dinas Kependudukan dan
dibakukan dalam penyelenggaraan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh sebagai instansi yang bertanggung jawab
pemberi dan atau penerima pelayanan. dan berwenang melaksanakan pelayanan
Ruang lingkup pelayanan meliputi aspek dalam urusan administrasi kependudukan
kehidupan masyarakat yang sangat luas. khususnya pelayanan pembuatan Kartu
Thoha dalam Sedarmayanti Keluarga di Kota Tanjungpinang untuk
(2012:263) mengatakan bahwa “Pelayanan senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanannya. Salah satu implikasi yang 3. Keluhan lainnya disampaikan oleh
akan nampak jika pelayanan yang diberikan Bapak Damian warga Kelurahan
berkualitas adalah mendorong masyarakat Tanjungpinang Barat yang dimuat di
untuk dapat tertib administrasi media online Batam Today tanggal 24
kependudukan sehingga data kependudukan April 2014. Bapak Damian
yang dimiliki menjadi lebih akurat. mengeluhkan lamanya pengurusan lapor
Namun pada faktanya, masih banyak pindah dari luar daerah ke
keluhan dari masyarakat atas pelayanan di Tanjungpinang dan permohonan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pengajuan Kartu Keluarga (KK) baru
Kota Tanjungpinang, seperti pelayanan memakan waktu hingga 1-2 minggu.
yang kaku dan berbelit-belit, sikap dan Berdasarkan fenomena permasalahan
tindakan aparat, pelayanan yang suka yang telah dipaparkan di atas, peneliti
menuntut imbalan, masih maraknya tertarik untuk membahas dan mengkaji
pungutan liar (pungli), kurang ramah, lebih dalam lagi mengenai “Kualitas
arogan, lambat dan kurangnya fasilitas Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga
pelayanan. Berikut ini artikel-artikel hasil Pada Dinas Kependudukan dan
penelusuran yang dilakukan peneliti Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang.”
terhadap masalah dan keluhan atas
pelayanan yang diselenggarakan di Dinas B. Perumusan Masalah
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Adapun rumusan masalah dalam
Tanjungpinang: penelitian ini adalah:
1. Keluhan yang disampaikan oleh warga 1. Bagaimana Kualitas Pelayanan
Jalan Soekarno Hatta yang enggan Pembuatan Kartu Keluarga Pada Dinas
namanya dipublikasikan. Keluhan ini Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dimuat pada media online Sidak News Kota Tanjungpinang?
tanggal 5 Mei 2015. Warga tersebut 2. Faktor-faktor penghambat kualitas
mengeluhkan adanya pungutan biaya pelayanan pembuatan kartu keluarga
dalam pengurusan Kartu Keluarga pada Dinas Kependudukan dan
untuk pembetulan nama dikenakan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang?
biaya Rp. 30 ribu. Padahal menurut
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tentang Administrasi Kependudukan, A. Tujuan Penelitian
pengurusan dan penerbitan dokumen Untuk mengetahui kualitas pelayanan
kependudukan tidak dipungut biaya yang diberikan oleh Dinas Kependudukan
(gratis). dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang
2. Keluhan yang disampaikan oleh Bapak dan faktor-faktor yang menghambat
Iskandar Syah yang dimuat pada media kualitas pelayananan.
online Lintas Kepri tanggal 22 Oktober B. Kegunaan Penelitian
2015. Bapak Iskandar mengaku a. Sebagai masukan kepada Dinas
mendapat perlakuan yang kurang sopan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dari salah seorang pegawai Dinas Kota Tanjungpinang.
Kependudukan dan Pencatatan Sipil b. Sumber informasi bagi penelitian
Kota Tanjungpinang. yang sama terutama tentang
Kualitas Pelayanan.
a. Kelengkapan sarana dan prasarana
D. Tinjauan Literatur (ketersediaan ruang tunggu, tempat
1. Skripsi Imam Prakarsa (2013) parkir yang memadai, dan toilet);
dengan judul Kualitas Pelayanan PT. b. Kenyamanan tempat melakukan
Bank Rakyat Indonesia di Kota pelayanan;
Tanjungpinang (Studi pada Nasabah c. Penampilan petugas/aparatur dalam
PT. Bank Rakyat Indonesia Unit melayani pelanggan.
Soekarno Hatta Tanjungpinang). 2. Dimensi Reliability, indikator-
2. Skripsi Ikhsan Muhammad (2015) indikatornya adalah:
dengan judul Kualitas Pelayanan di a. Kemampuan memberikan pelayanan
Perpustakaan Kota Tanjungpinang. sesuai yang dijanjikan (waktu
3. Skripsi Modest Dahlan. S (2014) penyelesaian);
dengan judul Kualitas Pelayanan b. Kesederhanaan prosedur pelayanan;
Administrasi Akta Kelahiran di c. Keakuratan data yang diterbitkan.
Kantor Dinas Kependudukan dan 3. Dimensi Responsiviness, indikator-
Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten indikatornya adalah:
Simalungun. a. Pegawai melakukan pelayanan
4. Skripsi Muh Yunus Bandu (2013) dengan cepat;
dengan judul Pengaruh Kualitas b. Sikap pegawai yang tanggap
Pelayanan Terhadap Kepuasan terhadap keluhan masyarakat.
Pelanggan pada PT. PLN (Persero) 4. Dimensi Assurance, indikator-
Rayon Makasar Barat. indikatornya adalah:
5. Skripsi Helen Frida Panggabean a. Pengetahuan pegawai dalam
(2014) dengan judul Analisis menjawab pertanyaan yang diajukan
Kualitas Pelayanan Perpustakaan masyarakat;
(Studi pada Badan Perpustakaan, b. Sikap ramah dan sopan pegawai;
Arsip dan Dokumentasi Provinsi c. Kemampuan pegawai
Sumatera Utara). menumbuhkan rasa percaya dan
keyakinan terhadap pelayanan yang
D. Konsep Operasional diberikan;
Dalam penelitian ini untuk mengukur 5. Dimensi Empathy, indikator-
kualitas pelayanan pembuatan Kartu indikatornya adalah:
Keluarga yang diberikan oleh Dinas a. Keadilan dalam memberikan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota pelayanan;
Tanjungpinang, peneliti menggunakan teori b. Komunikasi (gaya bicara) dalam
yang dikemukakan oleh Zeithaml, memberikan pelayanan.
Parasuraman, dan Berry (Pasolong,
2013:135). Berikut ini merupakan F. Metode Penelitian
penjelasan mengenai indikator-indikator 1. Jenis Penelitian
pengukurannya: Jenis penelitian yang digunakan
1. Dimensi Tangible, indikator- adalah deskriptif dengan menggunakan
indikatornya adalah: pendekatan kuantitatif yaitu berusaha
memberikan gambaran atau penjelasan
yang tepat mengenai permasalahan yang
diteliti, menginterpretasikan dan
menjelaskan data yang ada secara
sistematis berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya
sehingga memberikan gambaran secara atau 100 orang
obyektif tentang keadaan sebenarnya
dari objek yang diteliti. Dengan demikian, sampel yang
2. Lokasi Penelitian digunakan peneliti berjumlah 100
Penelitian ini berlokasi di Kantor orang. Sampel yang diambil adalah
Dinas Kependudukan dan Pencatatan masyarakat yang datang ke Dinas
Sipil Kota Tanjungpinang. Kependudukan dan Pencatatan Sipil
3. Populasi dan Sampel Kota Tanjungpinang untuk mengurus
a. Populasi Kartu Keluarga.
Populasi dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang sedang 4. Jenis dan Sumber Data
mengurus Kartu Keluarga di Dinas a. Data Primer
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Merupakan data yang diperoleh
Kota Tanjungpinang dalam 1 (satu) secara langsung dari sumbernya
hari rata-rata berjumlah 133 orang. (responden), yaitu melalui kuesioner
(Sumber: Dinas Kependudukan dan yang dibagikan pada masyarakat yang
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang) sedang mengurus kartu keluarga di
b. Sampel Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Teknik pengambilan sampel Sipil Kota Tanjungpinang.
yang digunakan adalah Accidental b. Data Sekunder
Sampling. Sampel diambil dengan Data yang dikumpulkan peneliti
menggunakan rumus Slovin (Rosady, dari Dinas Kependudukan dan
2008:150), yaitu: Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang
yang meliputi: jumlah penduduk,
sarana dan prasarana, jumlah
Keterangan: pegawai, dan struktur organisasi.
n = Jumlah Sampel 5. Teknik dan Alat Pengumpulan
N = Jumlah Populasi
Data
e = Persentase ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel a. Kuesioner
yang masih dapat ditolerir. Kuesioner merupakan teknik
Dalam penelitian ini, terdapat pengumpulan data dengan cara
jumlah populasi yang cukup besar memberi seperangkat pertanyaan atau
maka jumlah kesalahan yang pernyataan tertulis kepada responden
mungkin terjadi juga cukup besar. untuk dijawabnya (Sugiyono,
Dengan pertimbangan tersebut, maka 2011:162).
peneliti menggunakan taraf b. Dokumentasi
ketidaktelitian sebesar 5% (e = 0,05), Mencari data atau informasi
sehingga: melalui jurnal-jurnal ilmiah, buku-
buku referensi dan bahan publikasi
yang tersedia di internet, serta
dokumen lainnya yang berhubungan memecahkan permasalahan konsumen
dengan masalah yang sedang diteliti. atau pelanggan.
2. Pengertian Pelayanan Publik
G. Teknik Analisa Data Keputusan Menteri Negara
Teknik analisa data yang digunakan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
dalam penelitian ini adalah teknik analisis 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
kuantitatif dengan menggunakan tabel-tabel Laksana Pelayanan adalah Segala bentuk
frekuensi yaitu menganalisa data dengan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
cara mendeskripsikan atau menggambarkan Instansi Pemerintah di pusat, di daerah,
data yang telah terkumpul dan menyajikan dan di lingkungan Badan Usaha Milik
dalam bentuk angka-angka, hasilnya Negara atau Daerah dalam bentuk
diuraikan secara deskriptif dengan barang dan jasa, baik dalam rangka
memberikan gambaran mengenai kualitas upaya pemenuhan pelaksanaan ketentuan
pelayanan pembuatan kartu keluarga di peraturan perundang-undangan.”
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pelayanan publik menurut Nina
Kota Tanjungpinang. Rahmayanty (2013: 85) adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
II. LANDASAN TEORI oleh penyelenggara pelayanan publik
A. Konsep Pelayanan Publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
1. Pengertian Pelayanan penerima pelayanan maupun
Menurut Ivancevich, Lorenzi, dan pelaksanaan ketentuan peraturan
Crosby (Ratminto dan Atik, 2015:2), perundang-undangan.
“pelayanan adalah produk-produk yang Menurut Pasal 5 Undang-Undang
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
yang melibatkan usaha-usaha manusia Publik, Ruang lingkup pelayanan publik
dan menggunakan peralatan. meliputi “Pelayanan barang publik dan
Pelayanan merupakan kegiatan jasa publik serta pelayanan administratif
yang tidak dapat didifinisikan secara yang diatur dalam peraturan perundang-
tersendiri yang pada hakikatnya bersifat undangan. Ruang lingkup tersebut
intangible (tidak teraba), yang termasuk pendidikan, pengajaran,
merupakan pemenuhan kebutuhan dan pekerjaan dan usaha, tempat tinggal,
tidak harus terikat pada penjualan komunikasi dan informasi, lingkungan
produk atau pelayanan lain. hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi,
Pengertian pelayanan secara terinci perbankan, perhubungan, sumber daya
yang dikemukakan oleh Gronroos alam, pariwisata, dan sektor strategis
(Ratminto dan Atik, 2015: 2) yaitu lainnya.”
adalah suatu aktivitas atau serangkaian 3. Jenis-Jenis Pelayanan Publik
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata Keputusan MENPAN Nomor 63
(tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai tahun 2004 mengelompokkan tiga jenis
akibat adanya interaksi antara konsumen pelayanan dari instansi pemerintah serta
dengan karyawan atau hal-hal lain yang BUMN/BUMD, yaitu:
disediakan oleh perusahaan pemberi 1) Pelayanan Administratif;
pelayanan dimaksudkan untuk 2) Pelayanan Barang;
3) Pelayanan Jasa.
Jenis-jenis pelayanan publik empat unsur penting dalam proses
menurut Lembaga Administrasi Negara pelayanan publik, yaitu:
(SANKRI Buku III 2004: 85) yaitu: 1) Penyedia layanan;
1) Pelayanan pemerintahan; 2) Penerima layanan;
2) Pelayanan pembangunan; 3) Jenis layanan;
3) Pelayanan utilitas; 4) Kepuasan pelanggan.
4) Pelayanan sandang, pangan dan Selanjutnya, Kasmir (2006: 34)
papan; mengemukakan ciri-ciri pelayanan
5) Pelayanan kemasyarakatan. publik yang baik adalah memiliki unsur-
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi unsur sebagai berikut:
Pelayanan 1) Tersedianya karyawan yang baik;
Menurut Kasmir (2006:3) Faktor 2) Tersedianya sarana dan prasarana
utama yang mempengaruhi pelayanan yang baik;
adalah sumber daya manusia. Artinya 3) Bertanggung jawab kepada setiap
peranan manusia (karyawan) yang nasabah (pelanggan) sejak awal
melayani masyarakat merupakan faktor hingga akhir;
utama karena hanya dengan manusialah 4) Mampu melayani secara cepat dan
pelanggan dapat berkomunikasi secara tepat;
langsung dan terbuka. 5) Mampu berkomunikasi;
Pendapat Moenir (2014: 88-119), 6) Memberikan jaminan kerahasiaan
faktor-faktor yang mempengaruhi setiap transaksi;
pelaksanaan pelayanan yaitu: 7) Memiliki pengetahuan dan
1) Faktor Kesadaran; kemampuan yang baik;
2) Faktor Aturan; 8) Berusaha memahami kebutuhan
3) Faktor Organisasi; nasabah (pelanggan);
4) Faktor Pendapatan; 9) Mampu memberikan kepercayaan
5) Faktor Ketrampilan dan kepada nasabah (pelanggan);
Kemampuan; 6. Asas-Asas Pelayanan Publik
6) Faktor Sarana Pelayanan. Menurut Keputusan Menteri
Menurut Atep Adya Barata (2003: Pendayagunaan Aparatur Negara
37) kualitas pelayanan terbagi menjadi (KEPMENPAN) Nomor 63 Tahun 2004,
dua bagian yaitu kualitas pelayanan asas-asas pelayanan sebagai berikut:
internal dan eksternal, yaitu sebagai a. Transparansi
berikut: b. Akuntabilitas
1) Faktor yang mempengaruhi c. Kondisional
kualitas pelayanan internal d. Partisipatif
(interaksi pegawai organisasi) e. Kesamaan Hak
2) Faktor yang mempengaruhi f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
kualitas pelayanan eksternal Menurut Ratminto dan Atik
(pelanggan eksternal) (2015:245) mengemukakan pendapatnya
5. Unsur-unsur Pelayanan Publik bahwa terdapat beberapa asas dalam
Atep Adya Barata (2003: 11) penyelenggaraan pelayanan
mengemukakan pendapatnya terdapat pemerintahan dan perizinan yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Empati dengan customer definisi konvensional dan strategik.
2) Pembatasan prosedur Definisi konvensional dari kualitas
3) Kejelasan tata cara pelayanan menggambarkan karakteristik langsing
4) Minimalisasi persyaratan dari suatu produk seperti kinerja
pelayanan. (performance), keandalan (reliability),
5) Kejelasan kewenangan. kemudahan dalam penggunaan (ease of
6) Transparansi biaya. use), estetika (esthetics), dan sebagainya.
7) Kepastian jadwal dan durasi Sedangkan definisi kualitas dari segi
pelayanan. strategik adalah segala sesuatu yang
8) Minimalisasi formulir. mampu memenuhi kebutuhan pelanggan
9) Maksimalisasi masa berlakunya (meeting the needs of costumeers).
izin. Lovelock (Fandy Tjiptono 2004:
10)Kejelasan hak dan kewajiban 59), menyebutkan “kualitas pelayanan
providers dan customers. merupakan tingkat keunggulan yang
11)Efektivitas penanganan keluhan. diharapkan dan pengendalian atas
7. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik tingkat keunggulan tersebut untuk
Menurut KEPMENPAN Nomor 63 memenuhi harapan pelanggan”.
Tahun 2003 (Ratminto dan Atik 2015: 2. Manfaat Kualitas Pelayanan
22) disebutkan bahwa penyelenggaraan Fandy Tjiptono dan Gregorius
pelayanan harus memenuhi beberapa Chandra (2005: 110), menyebutkan
prinsip sebagai berikut: bahwa aspek penilaian terhadap kualitas
1) Kesederhanaan jasa bias mencakup berbagai faktor yang
2) Kejelasan saling terkait. Faktor yang saling terkait
3) Kepastian Waktu tersebut diantaranya adalah lokasi, biaya,
4) Akurasi status akreditasi, jumlah dan kualifikasi
5) Keamanan staf, reputasi, variasi pelayanan yang
6) Tanggung Jawab disajikan, jam operasi, sikap staf,
7) Kelengkapan sarana dan perhatian personal terhadap kebutuhan
prasarana pelanggan, ketesediaan dan aksesibilitas
8) Kemudahan Akses terhadap fasilitas dan lain sebagainya.
9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Selanjutnya, Fandy Tjiptono dan
Keramahan Gregorius Chandra (2005: 115-117)
10)Kenyamanan menyebutkan bahwa terdapat beberapa
B. Konsep Kualitas Pelayanan manfaat yang dapat diperoleh sebuah
1. Pengertian Kualitas Pelayanan perusahaan dengan adanya kualitas
Goetsch dan Davis (Fandy pelayanan, yaitu:
Tjiptono dan Anastasia Diana 2003:4), 1) Kualitas berhubungan erat
menyebutkan kualitas merupakan suatu dengan kepuasan pelanggan.
kondisi dinamis yang berhubungan 2) Perusahaan dapat meningkatkan
dengan produk, jasa, manusia, proses, pangsa pasarnya melalui
dan lingkungan yang memenuhi atau pemenuhan kualitas yang bersifat
melebihi harapan. Sedangkan Vincent customer-driven.
Gaspersz (2011: 6) menyebutkan bahwa 3) Kualitas dapat mengurangi biaya.
ada dua definisi dari kualitas yaitu
3. Dimensi Kualitas Pelayanan 3) Reliability berkaitan dengan
Zeithaml, Parasuraman, dan Berry kemungkinan suatu produk
(Pasolong, 2013:135) mengidentifikasi berfungsi secara berhasil dalam
lima dimensi kualitas, yaitu: periode waktu tertentu di bawah
1) Bukti langsung (tangibles), kondisi tertentu. Dengan demikian
meliputi fasilitas fisik, keandalan merupakan karakteristik
perlengkapan, pegawai dan yang merefleksikan kemungkinan
sarana komunikasi. tigkat keberhasilan dalam
2) Kehandalan (reliability), yakni penggunaan suatu produk.
kemampuan memberikan 4) Conformance berkaitan dengan
pelayanan yang dijanjikan tingkat kesesuaian produk terhadap
dengan segera dan memuaskan. spesifikasi yang telah ditetapkan
3) Daya tanggap (responsiveness), sebelumnya berdasarkan keinginan
yaitu keinginan para staf untuk pelanggan. Konformitas
membantu para pelanggan dan merefleksikan derajat dimana
memberikan pelayanan dengan karakteristik desain produk dan
tanggap. karakteristik operasi memenuhi
4) Jaminan (assurance), mencakup standar yang telah ditetapkan, serta
kemampuan, kesopanan, dan sifat sering didefenisikan sebagai
dapat dipercaya yang dimiliki konformitas terhadap kebutuhan.
para staf; bebas dari bahaya, 5) Durability merupakan ukuran masa
resiko atau ragu-ragu. pakai suatu produk. Karakteristik
5) Empati (emphty), meliputi ini berkaitan dengan daya tahan
kemudahan dalam melakukan dari suatu produk.
hubungan, komunikasi yang baik, 6) Service Ability merupakan
dan memahami kebutuhan para karakteristik yang berkaitan
pelanggan. dengan kecepatan/kesopanan,
Selanjutnya Garvin (Nasution, kompetensi, kemudahan serta
2001:17) mendefenisikan delapan akurasi dalam perbaikan.
dimensi yang dapat digunakan untuk 7) Aesthetics merupakan karakteristik
menganalisis karakteristik kualitas mengenai keindahan yang bersifat
produk, yaitu: subyektif sehingga berkaitan
1) Performance, berkaitan dengan dengan pertimbangan pribadi dan
aspek fungsional dari produk dan refleksi dari preferensi atau pilihan
merupakan karakteristik utama individual.
yang dipertimbangkan pelanggan 8) Perceived Quality bersifat
ketika ingin membeli suatu subyektif, berkaitan dengan
produk. perasaan pelanggan dalam
2) Features, merupakan aspek kedua mengkonsumsi produk, seperti
dari performa yang menambah meningkatkan harga diri.
fungsi dasar, berkaitan dengan Dimensi-dimensi di atas yang
pilihan-pilihan dan dipaparkan oleh Garvin lebih banyak
pengembangannya. diterapkan pada perusahaan/organisasi
manufaktur yang menawarkan pelayanan
barang walaupun dapat juga di terapkan a. Memberdayakan masyarakat
di pelayanan jasa. Oleh sebab itu, untuk membangun tertib data dan
Stamatis (Tjiptono, 2000:14) dokumen kependudukan;
memodifikasi delapan dimensi Garvin b. Meningkatkan pelayanan
menjadi tujuh di mensi yang bisa administrasi yang prima;
diterapkan pada institusi jasa atau c. Membangun dan mengembangkan
pelayanan yaitu : sistem administrasi kependudukan
1) Fungsi, kinerja primer yang yang komprehensif, akurat dan
dituntut dari suatu jasa. dapat dipertanggungjawabkan.
2) Karakteristik atau ciri tambahan, 2. Keadaan Pegawai
kinerja yang diharapkan atau Pegawai Dinas Kependudukan dan
karakteristik pelengkap. Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang
3) Kesesuaian, kepuasan yang berjumlah 51 orang dimana memiliki
didasarkan pada pemenuhan perbedaan baik dari segi pendidikan,
persyaratan yang telah ditetapkan. status kepegawaian, dan jenis kelamin
4) Keandalan, kepercayaan terhadap dengan rincian sebagai berikut:
jasa dalam kaitannya dengan a. Keadaan Pegawai Menurut Tingkat
waktu. Pendidikan
5) Serviceability, kemampuan untuk Keadaan pegawai Dinas
melakukan perbaikan apabila Kependudukan dan Pencatatan Sipil
terjadi kekeliruan. Kota Tanjungpinang berdasarkan
6) Estetika, pengalaman pelanggan tingkat pendidikan bisa dikatakan
yang berkaitan dengan perasaan sudah cukup baik dengan tingkat
dan panca indera. pendidikan yang paling banyak
7) Persepsi, reputasi kualitas. adalah S1 sebanyak 27 orang, S2
sebanyak 3 orang, D3 sebanyak 4
III. GAMBARAN UMUM LOKASI orang. Sementara itu yang
PENELITIAN berpendidikan SMA sebanyak 17
Gambaran Umum Dinas orang, dimana sebagian besar
Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan pegawai tidak
Kota Tanjungpinang tetap/honorer.
1. Visi dan Misi b. Keadaan Pegawai Menurut Status
Visi Dinas Kependudukan dan Kepegawaian
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang Status kepegawaian di Dinas
adalah sebagai berikut: Kependudukan dan Pencatatan Sipil
“Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kota Tanjungpinang paling banyak
Kependudukan yang Tertib dan adalah PNS sebanyak 31 orang,
Berkualitas dalam Rangka Menuju sedangkan sisanya sebanyak 20
Masyarakat Kota Tanjungpinang yang orang merupakan PTT/Honorer.
Sejahtera 2018” c. Keadaan Pegawai Menurut Jenis
Sedangkan misi Dinas Kelamin
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pegawai Dinas Kependudukan
Kota Tanjungpinang adalah sebagai dan Pencatatan Sipil Kota
berikut: Tanjungpinang sebagian besar adalah
perempuan sebanyak 33 orang, c) Kutipan Akta
sedangkan laki-laki sebanyak 18 Nikah/Akta Cerai;
orang. d) Kartu Keluarga lama;
3. Jenis-Jenis Pelayanan e) Surat Keterangan
Administrasi Kependudukan Kepolisian (bila Kartu
Jenis-jenis pelayanan di Dinas Keluarga hilang);
Kependudukan dan Pencatatan Sipil f) Surat Kematian/akta
Kota Tanjungpinang adalah sebagai kematian.
berikut: 4) Bila hanya perubahan data
a. Pelayanan Kependudukan, terdiri Kartu Keluarga cukup
dari: membawa Kartu Keluarga
1) Kartu Keluarga; asli dan dokumen
2) Kartu Tanda Penduduk pendukung data yang
Elektronik (KTP-el). berubah saja.
b. Pelayanan Pencatatan Sipil, b. Prosedur
terdiri dari: 1) Petugas kelurahan atau
1) Akta Kelahiran; yang bersangkutan
2) Akta Kematian; membawa berkas ke
3) Akta Perkawinan; Disduk;
4) Akta Pengakuan Anak 2) Kepala Seksi
5) Akta Perceraian; memverifikasi berkas;
6) Kutipan Kedua Akta-Akta; 3) Berkas yang di ACC
7) Laporan Akta yang dibawa ke ruang cetak
diterbitkan di Luar Negeri; Kartu Keluarga;
8) Rekomendasi Pindah 4) Kartu Keluarga yang telah
Pencatatan Perkawinan; dan dicetak diambil petugas
9) Legalisir Dokumen kelurahan atau yang
Pencatatan Sipil. bersangkutan;
4. Standar Pelayanan Kartu 5) Warga mengambil Kartu
Keluarga Keluarga di Kantor
a. Persyaratan: Kelurahan atau di Kantor
1) Pengantar RT atau RW; Disduk.
2) Pengisian formulir c. Waktu Pelayanan dan
permohonan Kartu Keluarga Biaya/Tarif
baru atau permohonan Berdasarkan Standar
perubahan Kartu Keluarga Pelayanan di Dinas Kependudukan
disertai formulir pendukung dan Pencatatan Sipil Kota
lainnya (pindah atau datang) Tanjungpinang untuk waktu
di Kantor Kelurahan; penyelesaian Kartu Keluarga adalah
3) Fotokopi: 2 (dua) hari kerja dan tidak dipungut
a) Ijazah; biaya (gratis).
b) Kutipan Akta Kelahiran
(Surat Keterangan
Lahir);
IV. ANALISIS DATA DAN Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi
reliability (kehandalan)
PEMBAHASAN Rata- Kategori
No. Indikator
1. Tangible (Bukti Fisik) Rata
1 Kemampuan memberikan 2,37 Kurang
Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang pelayanan sesuai yang Baik
terlihat dalam pelayanan seperti fasilitas dijanjikan (waktu
penyelesaian)
ruang tunggu, sarana dan prasarana, serta 2 Kesederhanaan prosedur 3,01 Baik
kemudahan informasi yang bisa didapatkan pelayanan
3 Keakuratan data yang 3,13 Baik
masyarakat dari fasilitas yang ada. diterbitkan
Rata-Rata 2,94 2,84
Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi
tangible (bukti fisik)
Dari data diatas yang merupakan
Rata- Kategori
No. Indikator rekapitulasi dari indikator-indikator dimensi
Rata
1 Fasilitas penunjang 3,08 Baik reliability (kehandalan) yang telah
pelayanan (ketersediaan
ruang tunggu, tempat parkir dipaparkan dapat diketahui skor rata-rata
yang memadai, dan toilet) yang diperoleh yaitu 2,84 berada pada kelas
2 Kenyamanan tempat 2,41 Kurang
melakukan pelayanan Baik interval Baik (2,50-3,24). Secara umum
3 Penampilan 3,33 Baik dari ketiga indikator menunjukkan kualitas
petugas/aparatur dalam
melayani pelanggan yang baik. Namun masyarakat masih
Rata-Rata 2,94 Baik mengeluhkan tentang kemampuan
memberikan pelayanan sesuai yang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dijanjikan. Oleh karena itu aspek ini sangat
hasil rekapitulasi tanggapan responden penting untuk diperhatikan dan harus
tentang kualitas pelayanan pembuatan kartu disesuaikan dengan standar pelayanan dan
keluarga dilihat dari dimensi tangibles peraturan yang ada sehingga kualitas yang
(bukti fisik) berada pada klasifikasi Baik diberikan dapat diterima dengan baik oleh
(2,50-3,24) dengan skor rata-rata yang masyarakat.
diperoleh yaitu 2,94. Indikator fasilitas
penunjang pelayanan dan penampilan 3. Responsiviness (Daya Tanggap)
petugas/aparatur dalam melayani, sudah Responsiveness (daya tanggap)
dapat dikategorikan baik. Namun indikator merupakan kemampuan untuk membantu
kenyamanan tempat melakukan pelayanan pelanggan dan memberikan jasa dengan
dikategorikan kurang baik. cepat atau ketanggapan serta mendengar
dan mengatasi keluhan yang diajukan
2. Reliability (Kehandalan) konsumen.
Reliability (kehandalan), yaitu Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi
kemampuan untuk memberikan pelayanan responsiveness (daya tanggap)
Rata-
yang dijanjikan dengan tepat (accurately) No. Indikator
Rata
Kategori
dan kemampuan untuk dipercaya 1 Pegawai melakukan 3,11 Baik
pelayanan dengan cepat
(dependably), terutama memberikan jasa 2 Sikap pegawai yang 3,18 Baik
secara tepat waktu (ontime), dengan cara tanggap terhadap
keluhan masyarakat
yang sama sesuai dengan jadwal yang telah Rata-Rata 3,15 Baik
dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan
setiap kali. Dari data diatas yang merupakan
rekapitulasi dari indikator-indikator dimensi
responsiveness (daya tanggap) yang telah hubungan komunikasi yang baik dan
dipaparkan dapat diketahui skor rata-rata memahami kebutuhan para pelanggan.
yang diperoleh yaitu 3,15 berada pada kelas
interval Baik (2,50-3,24). Adapun hal yang Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi
emphaty (empati)
masih perlu dibenahi adalah masalah Rata-
kecepatan pegawai dalam melakukan No. Indikator Kategori
Rata
pelayanan yang belum optimal karena 1 Keadilan dalam 2,73 Baik
memberikan pelayanan
masih ada beberapa responden yang
2 Komunikasi (gaya bicara) 3,08 Baik
memberi penilaian negatif terhadap dalam memberikan
indikator ini. pelayanan
Rata-Rata 2,91 Baik

4. Assurance (Jaminan)
Assurance (Jaminan) adalah Berdasarkan tabel di atas dapat kita
pengetahuan dan keramahan petugas lihat bahwa hasil rekapitulasi indikator-
pemberi layanan serta kemampuan mereka indikator dimensi empathy menunjukkan
untuk menginspirasi kepercayaan dan bahwa kualitas layanan pembuatan kartu
kenyamanan bagi pengguna layanan. keluarga pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang
Rekapitulasi tanggapan responden mengenai dimensi berada pada kategori Baik (2,50-3,24)
assurance (jaminan) dengan skor rata-rata sebesar 2,91. Meski
Rata-
No. Indikator
Rata
Kategori demikian perlu dilakukan pembenahan pada
1 Pengetahuan pegawai 3,07 Baik aspek keadilan pegwai dalam memberikan
dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan
pelayanan.
masyarakat
2 Sikap ramah dan sopan 3,08 Baik Rekapitulasi Dimensi Kualitas Pelayanan
pegawai
3 Kemampuan pegawai 3,23 Baik
menumbuhkan rasa Rata-
No. Dimensi Kategori
percaya dan keyakinan Rata
terhadap pelayanan yang 1 Tangibles (bukti fisik) 2,94 Baik
diberikan 2 Reability (kehandalan) 2,84 Baik
Rata-Rata 3,13 Baik 3 Responsiveness (daya 3,15 Baik
tanggap)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat 4 Assurance (jaminan) 3,13 Baik
5 Emphaty (empati) 2,91 Baik
bahwa hasil rekapitulasi indikator-indikator
Rata-Rata 2,99 Baik
dimensi assurance (jaminan) menunjukkan
bahwa kualitas layanan pembuatan kartu
Berdasarkan tabel diatas, skor rata-
keluarga pada Dinas Kependudukan dan
rata dari kelima dimensi kualitas yang
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang
digunakan, yaitu Tangible (bukti fisik),
berada pada kategori Baik (2,50-3,24)
Reability (Kehandalan), Responsiveness
dengan skor rata-rata sebesar 3,13.
(Daya Tanggap), Assurance (Jaminan), dan
Emphaty (Empati), yaitu sebesar 2,99 yang
5. Emphaty (Empati)
berada pada kategori Baik (2,50-3,24).
Emphaty (empati), yaitu sikap tegas
Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
tapi penuh perhatian terhadap konsumen,
pelayanan pembuatan kartu keluarga pada
sehingga memudahkan dalam melakukan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Informasi menyangkut prosedur pembuatan
Kota Tanjungpinang adalah BAIK. Kartu Keluarga akan sangat bermanfaat
apabila diketahui oleh masyarakat, tetapi
Faktor-Faktor Penghambat Kualitas fakta yang ada, mengenai prosedur yang
Pelayanan Kartu Keluarga Pada Dinas berlaku, sehinngga mengakibatkan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil kurangnya peran aktif dan kerja sama dari
Kota Tanjungpinang masyarakat selaku pemohon pembuatan
1. Faktor Internal Kartu Keluarga.
Berdasarkan penelitian yang telah 2. Faktor Eksternal
dilakukan, ditemukan beberapa kendala Kendala eksternal yang dihadapi
yang dihadapi dalam pelayanan pembuatan dalam pelayanan pembuatan Kartu
Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan Keluarga diantaranya yaitu adanya
dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang pedaman listrik yang sering terjadi yang
diantaranya yaitu kenyamanan ruang mengakibatkan proses pembuatan Kartu
tunggu pelayanan, kendala yang signifikan Keluarga menjadi terhambat dan menjadi
terjadi adalah sempitnya ruang tunggu serta salah satu kendala, mengingat peralatan
jumlah kursi yang disediakan tidak yang digunakan proses pembuatan Kartu
mencukupi untuk menampung seluruh Keluarga adalah perlatan elektronik. Jika
masyarakat yang sedang melakukan proses terjadi pemadaman listrik tersebut, segala
pelayanan. bentuk kegiatan dalam proses pembuatan
Kemudian kendala yang sering terjadi Kartu Keluarga menjadi terhenti.
dalam proses pelayanan pembuatan Kartu Sering padamnya listrik menjadi
Keluarga di Dinas Kependudukan dan pelayanan pegawai dalam hal kualitas
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang pekerjaan pegawai, dan juga kuantitas
adalah kerusakan peralatan pendukung pegawai menjadi menurun, karena
dalam pembuatan Kartu Keluarga seperti penyelesaian pekerjaan dalam jumlah yang
komputer dan printer. ditargetkan menjadi berkurang. Pelayanan
Selain itu ketidaklengkapan terhadap masyarakat menjadi terganggu dan
persyaratan pemohon dalam mengajukan pekerjaan pegawai menjadi bertambah
permohonan pembuatan Kartu Keluarga banyak di saat memulai pekerjaan di saat
dan kesadaran pentingnya dalam memiliki listrik sudah normal kembali, inilah yang
Kartu Keluarga. Hal ini tentunya akan menjadi faktor penghambat dalam
menjadi penghambat dalam proses dalam pelayanan pembuatan Kartu Keluarga.
pembuatan Kartu Keluarga, karena petugas Terjadinya pemadaman listrik yang
operator akan mengalami kesulitan dalam tidak menentu menjadi kendala pencetakan
memproses pembuatan Kartu Keluarga jika Kartu Keluarga, yang menggunakan
persyaratan yang ditentukan tidak lengkap fasilitas listrik yaitu peralatan seperti
dan kesadaran masyarakat yang tidak peduli komputer, Printer, dan Jaringan Database,
mengenai Kartu Keluarga. sehingga pemadam listrik yang terjadi
Ketidaklengkapan persyaratan yang menjadi faktor penghambat bagi pelayanan
diberikan masyarakat dapat disebabkan pegawai dalam menjalankan tugas yang
karena kurangnya informasi dan sosialisasi telah diberikan kepada pegawai yang
yang masyarakat dapatkan mengenai bersangkutan.
prosedur pembuatan Kartu Keluarga.
V. PENUTUP Sipil Kota Tanjungpinang dalam proses
A. Kesimpulan pelayanan pembuatan kartu keluarga
Berdasarkan pada pembahasan bab dikategorikan Baik dengan skor rata-
sebelumnya, maka peneliti dapat rata 3,13.
memberikan kesimpulan bahwa kualitas 5. Pada dimensi Emphaty (empati) di
pelayanan pembuatan kartu keluarga di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sipil Kota Tanjungpinang dalam proses
Kota Tanjungpinang dikategorikan BAIK pelayanan pembuatan kartu keluarga
dengan skor rata-rata 2,99. Adapun dikategorikan Baik dengan skor rata-
kesimpulan dari masing-masing dimensi rata 2,91. Hanya saja masih ada yang
yang digunakan adalah sebagai berikut: mengeluhkan soal ketidakadilan
1. Pelayanan pembuatan kartu keluarga di beberapa pegawai dalam memberikan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan pelayanan.
Sipil Kota Tanjungpinang untuk 6. Faktor-Faktor Penghambat Kualitas
dimensi Tangible (bukti fisik) secara Pelayanan Kartu Keluarga Pada Dinas
keseluruhan dikategorikan Baik dengan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
skor rata-rata 2,94, namun masih ada Kota Tanjungpinang yaitu faktor
beberapa kekurangan yang harus internal seperti ruang tunggu yang
dibenahi yaitu kenyamanan tempat sempit dan kurangnya kursi yang
melakukan pelayanan seperti kurang disediakan, kerusakan pada peralatan
luasnya ruang pelayanan dan jumlah penunjang, ketidaklengkapan
kursi tunggu yang belum memadai. persyaratan pemohon, serta kesadaran
2. Pada dimensi Reliability (kehandalan) pentingnya dalam memiliki Kartu
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Keluarga. Sedangkan faktor eksternal
Sipil Kota Tanjungpinang dalam proses seperti seringnya pemadaman listrik
pelayanan pembuatan kartu keluarga yang mengakibatkan proses pembuatan
dikategorikan Baik dengan skor rata- Kartu Keluarga menjadi terhambat.
rata 2,84. Namun masih ada beberapa B. Saran
kekurangan yang harus segera Adapun saran yang dapat diberikan
diperbaiki yaitu pelayanan pembuatan sehubungan dengan kualitas pelayanan
kartu keluarga yang tidak sesuai pembuatan kartu keluarga pada Dinas
dengan waktu yang dijanjikan. Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
3. Pada dimensi Responsiviness (daya Tanjungpinang adalah sebagai berikut :
tanggap) di Dinas Kependudukan dan 1. Demi kepuasaan masyarakat,
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang diharapkan pihak Dinas Kependudukan
dalam proses pelayanan pembuatan dan Pencatatan Sipil Kota
kartu keluarga dikategorikan Baik Tanjungpinang meningkatkan kualitas
dengan skor rata-rata 3,15. namun ruang pelayanan, seperti memperluas
masih ada beberapa kekurangan yang ruang pelayanan dan menambah jumlah
harus dibenahi yaitu masalah kecepatan kursi pada ruang tunggu/ruang
pegawai dalam melakukan proses pelayanan.
pelayanan. 2. Demi kelancaran pelayanan Dinas
4. Pada dimensi Assurance (jaminan) di Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Kota Tanjungpinang sebaiknya
meningkatkan kualitas dan kuantitas
fasilitas penunjang pelayanan Moenir, H.A.S, 2002, Manajemen Kantor,
pembuatan kartu keluarga seperti Jakarta: Yudhistira
komputer, printer, mesin genset, dll.
Karena faktor tersebut yang juga sering ………………, 2006, Manajemen
menghambat proses layanan sehingga Pelayanan Umum di Indonesia,
mengakibatkan ketidakjelasan waktu Jakarta: Bumi Aksara
penyelesian.
3. Pegawai diharapkan lebih Nasution, M.N, 2001, Manajemen Mutu
meningkatkan kecermatan dalam Terpadu (Total Quality Management),
memberikan pelayanan, demi Jakarta: Ghalia Indonesia
menghindari kesalahan-kesalahan yang
tidak perlu seperti kesalahan Pasolong, Harbani, 2013, Teori
pengimputan data kartu keluarga. Administrasi Publik, Bandung:
4. Dalam memberikan pelayanan pada Alfabeta
masyarakat, pegawai sebaiknya
bersikap adil dengan tidak Rahmayanti, Nina, 2013 Manajemen
mendahulukan kepentingan keluarga, Pelayanan Prima, Yogyakarta: Graha
tetangga ataupun teman dekat. Ilmu

DAFTAR PUSTAKA Ratminto, dan Atik Septi Winarsih, 2007,


Manajemen Pelayanan, Yogyakarta:
Adya Barata, Atep, 2003, Dasar-Dasar Pustaka Pelajar
Pelayanan Prima, Jakarta: Yudhistira
Sedarmayanti, 2012, Good Governance &
Dwiyanto, Agus, 2005, Mewujudkan Good Good Corporate
Governance Melalui Pelayanan Governance,Bandung: CV. Mandar
Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada Maju
University Press
Sinambela, Lijan Poltak, 2006, Reformasi
Hardiyansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan,
Publik, Yogyakarta: Gava Media dan Implementasi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Kasmir, 2006, Manajemen Perbankan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Sugiono, 2006, Metode Penelitian Bisnis,
Group Bandung: Alfa Beta

Lembaga Administrasi Negara, 2004, ............., 2011, MetodePenelitian


Sistem Administrasi Negara Kesatuan Administrasi Dilengkapi dengan
Republik Metode R&D, Bandung: Alfabeta

Lukman, Sampara, 1999, Manajemen Tjiptono, Fandy, 2000, Manajemen Jasa,


Kualitas Pelayanan, Jakarta: STIA- Yogyakarta: Andi
LAN Press
Peraturan-Peraturan: Muhammad, Ikhsan, 2015, Kualitas
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Pelayanan di Perputakaan Kota
tentang Pelayanan Publik Tanjungpinang, Tanjungpinang:
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Pangabean, Helen Frida, 2014, Analisis
Kualitas Pelayanan Perpustakaan
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan (Studi Pada Badan Perpustakaan,
Aparatur Negara Nomor 81 Tahun Arsip dan Dokumentasi Provinsi
1993 tentang Pedoman Tata Laksana Sumatera Utara), Sumatera Utara:
Pelayanan Universitas Sumatera Utara

Keputusan Menteri Pendayagunaan Prakarsa, Imam, 2013, Kualitas Pelayanan


Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 PT. Bank Rakyat Indonesia di Kota
Tentang Pedoman Umum Tanjungpinang (Studi pada Nasabah
Penyelenggaraan Pelayanan Publik PT. Bank Rakyat Indonesia Unit
Soekarno-Hatta Tanjungpinang,
Keputusan Menteri Pendayagunaan Tanjungpinang: Universitas Maritim
Aparatur Negara Nomor 63 tahun Raja Ali Haji
2004 Tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Website:
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi https://lukmanfatner.blogspot.com/2014/03/
Pemerintah pelaksanaan-otonomi-daerah-
dalam.html (diakses pada tanggal 15
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Maret 2016)
Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2004 Tentang Komponen Standar
Pelayanan

Sumber Lain (Skripsi):


Bandu, Muh Yunus, 2013, Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan pada PT. PLN
(Persero) Rayon Makasar Barat,
Makasar: Universitas Hasanuddin

Dahlan, Modest, 2014, Kualitas Pelayanan


Administrasi Akta Kelahiran di
Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara: Universitas
Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai