Ada perbedaan antara tujuan umum audit golongan transaksi dan tujuan spesifik audit
transaksi untuk tiap-tiap golongan transaksi.
Keterjadian – Transaksi yang dibukukan benar-benar terjadi. Tujuan audit ini berkaitan
dengan apakah transaksi yang dibukukan sungguh-sungguh telah terjadi.
Kelengkapan – Transaksi yang terjadi telah dibukukan. Tujuan audit ini berhubungan
dengan apakah semua transaksi yang seharusnya dibukukan ke dalam jurnal, sungguh-
sungguh telah dibukukan.
Keakurasian – Transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar. Tujuan audit ini
berkaitan dengan keakurasian informasi untuk transaksi-transaksi akuntansi dan merupakan
satu bagian dari asersi keakurasian untuk golongan transaksi.
Posting dan Pengikhtisaran – Transaksi yang dicatat telah dimasukkan dengan benar
ke dalam Master File dan dibuat ikhtisarnya dengan benar. Tujuan ini berhubungan
dengan keakurasian transfer informasi dari catatan transaksi dalam jurnal ke buku besar dan
buku pembantu.
Penggolongan – Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah digolongkan dengan
tepat. Tujuan ini berhubungan dengan apakah transaksi telah dibukukan dalam akun yang
tepat.
Ketepatan waktu – Transaksi telah dibukukan pada tanggal yang tepat. Tujuan audit ini
berhubungan dengan apakah transaksi telah dibukukan pada tanggal yang tepat.
Paling sedikit ada satu tujuan spesifik audit transaksi dapat dimasukkan untuk setiap
tujuan umum audit transaksi kecuali bila auditor yakin bahwa tujuan audit umum transaksi
tidak relevan atau tidak penting dalam hal yang dihadapi.
Tujuan audit ini serupa dengan tujuan audit golongan transaksi. Tujuan audit ini juga
mengikuti asersi-asersi manajemen dan memberi kerangka kerja untuk membantu auditor
dalam mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk saldo-saldo akun yang
bersangkutan. Ada dua perbedaan antara tujuan audit untuk saldo akun bila dibandingkan
dengan tujuan audit untuk golongan transaksi. Pertama, tujuan audit untuk saldo akun
diterapkan untuk saldo-saldo akun tertentu, seperti misalnya saldo akun piutang usaha, akun
persediaan barang, bukan pada golongan transaksi seperti golongan transaksi penjualan, atau
golongan transaksi pembelian barang. Kedua, tujuan audit untuk saldo akun terdiri dari
delapan tujuan, sedangkan tujuan audit golongan transaksi hanya enam tujuan.
Keberadaan. Tujuan ini berhubungan dengan apakah jumlah yang dicantumkan dalam
laporan keuangan memang seharusnya dimasukkan.
Kelengkapan. Tujuan ini berhubungan dengan apakah semua jumlah yang seharusnya
dimasukkan telah diikutsertakan dengan jumlah yang benar.
Keakurasian. Tujuan ini berkaitan dengan apakah jumlah yang dicantumkan telah
dinyatakan dalam jumlah yang benar.
Penggolongan. Tujuan ini menyangkut penentuan apakah hal-hal yang dimasukkan dalam
daftar oleh klien telah dimasukkan dalam akun yang benar di buku besar.
Pisah Batas. Dalam melakukan pengujian tentang pisah batas saldo-saldo akun, tujuan
auditor adalah menentukan apakah transaksi telah dibukukan dan dimasukkan ke dalam saldo
akun pada periode yang tepat.
Kecocokan. Tujuan kecocokan berkaitan dengan apakah daftar saldo yang rinci telah dibuat
dengan tepat dan teliti, dijumlah dengan benar, serta cocok dengan saldo di buku besar.
Nilai Bersih Bisa Direalisasi. Tujuan ini berkaitan dengan apakah suatu saldo akun telah
diturunkan dari biaya perolehan historis (cost) menjadi nilai bersih bisa direalisasi atau bila
standar akuntansi mengharuskan menjadi nilai pasar.
Hak dan Kewajiban. Hak milik selalu berkaitan dengan asset, sedangkan kewajiban selalu
berkaitan dengan utang.
Tujuan Spesifik Audit Saldo Akun
Setelah ditentukan tujuan umum audit saldo akun, dapatlah dikembangkan tujuan
spesifik audit saldo untuk setiap akun yang tercantum dalam laporan keuangan.