Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT

FRAKTUR RADIUS ULNA

DOSEN PEMBIMBING : Ns. LELA AINI, S.Kep, M.Bmd

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5

1. EKA FITRI PUJI ASTUTI NIM : A21612042


2. RIZKY FARA ANISYA NIM : A21612060
3. YONGKI ANGGARA NIM : A21612071

TUGAS : SISTEM MUSKULOSKELETAL

PRODI : S1 KEPERAWATAN / VB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SITI KHADIJAH PALEMBANG

T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah penulis ucapkan atas kehadiran allah SWT serta nikmat ilmu
dan limpahan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “asuhan keperawatan penyakit fraktur radius ulna ”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini terutama kepada dosen pengajar mata kuliah sistem muskuloskeletal dan anggota
kelompok yang sangat kompak dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Palembang, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

LAPORAN PENDAHULUAN .....................................................................4

A. Definisi ................................................................................................4
B. Anatomi fisiologi…………………………………………………….4
C. Etiologi ……………………………………………………………...6
D. Patofisiologi …………………………………………………………6
E. Manifestasi klinis…………………………………………………….9
F. Pemeriksaan penunjang……………………………………………...9
G. Penatalaksanaan ……………………………………………………10
H. Komplikasi …………………………………………………………10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................12

A. Pengkajian ..........................................................................................12
B. Diagnosa ............................................................................................12
C. Intervensi……………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................15
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak
angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain.
Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur
radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.

B. Anatomi fisiologi

Tulang adalah adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenissel : osteoblast,
osteosit, dan osteoklas. Osteoblast membangun tulang denganmembentuk kolagen tipe I dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringanosteoid melalui suatu proses yang disebut
osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblast mensekresikan
sejumlah besar fosfatasealkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan
kalsium dan fosfatke dalam matriks tulang. Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki
alirandarah, dengan demikian maka kadar fosfatase alkali di dalam darah dapat
menjadiindikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami
patahtulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.

Osteoblas merupakan salah satu jenis sel hasil diferensiasi mesenkim yangsangat penting
dalam proses osteogenesis atau osifikasi. Sebagai sel, osteoblasdapat memproduksi substansi
organic intraseluler matriks, dimana klasifikasiterjadi di kemudian hari. Jaringan yang tidak
mengandung kalsium disebut osteoiddan apabila klasifikasi terjadi pada matriks maka
jaringan disebut tulang. Sesaat
setelah osteoblas dikelilingi oleh substansi organic intraseluler, disebut osteositdimana
keadaaan ini terjadi dalam lakuna.

Sel yang bersifat multinukleus, tidak ditutupi oleh permukaan tulangdengan sifat dan fungsi
resopsi serta mengeluarkan tulang yang disebut osteoklas.Kalsium hanya dapat dikeluarkan
oleh tulang melalui proses aktivitas osteoklasinyang menghilangkan matriks organic dan
kalsium secara bersamaan dan disebutdeosifikasi.

Struktur tulang berubah sangat lambat terutama setelah periodepertumbuhan tulang berakhir.
Setelah fase ini tulang lebih banyak terjadi dalambentuk perubahan mikroskopik akibat
aktifitas fisiologi tulang sebagai suatuorgan biokimia utama tulang.

Komposisi tulang terdiri atas:

Substansi organic : 35%Substansi Inorganic : 45%Air : 20%Substansi organik terdiri atas sel-
sel tulang serta substansi organicintraseluler atau matriks kolagen dan merupakan bagian
terbesar dari matriks(90%), sedangkan adalah asam hialuronat dan kondroitin asam sulfur.
Substansiinorganic terutama terdiri atas kalsium dan fosfor dan sisanya oleh
magnesium,sodium, hidroksil, karbonat dan fluoride. Enzim tulang adalah alkali
fosfataseyang diproduksi oleh osteoblas yang kemungkinan besar mempunyai perananyang
paling penting dalam produksi organic matriks sebelum terjadi kalsifikasi.
Pada keadaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi padasuatu tingkat yang
konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak ketikaterjadi lebih banyak
pembentukan daripada absorpsi tulang. Pergantian yangberlangsung terus-menerus ini
penting untuk fungsi normal tulang dan membuattulang dapat berespon terhadap tekanan
yang meningkat dan untuk mencegahterjadi patah tulang. Betuk tulang dapat disesuaikan
dalam menanggung kekuatanmekanis yang semakin meningkat. Perubahan tersebut juga
membantumempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. Matriks organik
yangsudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang secara relative menjadi lemah dan
rapuh. Pembentukan tulang yang baru memerlukan matriks organik baru,sehingga memberi
tambahan kekuatan pada tulang.
C. Jenis dan Etiologi

Menurut Mansjoer (2000), ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas beserta penyebabnya
yaitu :

1. Fraktur Colles

Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien
terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam
(endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi).

2. Fraktur Smith

Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut
reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan
menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan
pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular.

3. Fraktur Galeazzi

Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat
pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam
posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.

4. Fraktur Montegia

Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna
proksimal. Terjadi karena trauma langsung.

D. Patofisiologi

Apabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan tersebut mengakibatkan jaringan tidak
mampu menahan kekuatan yang mengenainya. Maka tulang menjadi patah sehingga tulang yang
mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan
lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan
yang mengelilinginya (Long, B.C, 1996). Periosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari
sisi yang berlawanan pada tempat terjadinya trauma. Ruptur pembuluh darah didalam fraktur,
maka akan timbul nyeri. Tulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapat persediaan darah
akan mati sepanjang satu atau dua millimeter.

Setelah fraktur lengkap, fragmen-fragmen biasanya akan bergeser, sebagian oleha karena
kekuatan cidera dan bias juga gaya berat dan tarikan otot yang melekat. Fraktur dapat tertarik
dan terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot, sehingga terjadi pemendekkan tulang
(Apley, 1995), dan akan menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya gesekan antara
fragmen tulang yang patah (Long, B.C, 1996).
Pathway

Trauma langsung, trauma tidak langsung, dan trauma patologis

Fraktur

Terbuka Tertutup

Robekan jaringan lunak/ Kontaminasi Deformitas

terputusnya pembuluh darah udara luar Nyeri Bengkak

Intoleransi terhadap disfungsi Gangguan fungsi

necrovaskuler primer

Resiko infeksi Kerusakan mobilitas fisik


E. Manifestasi klinis
Berikut adalah manifestasi klinik dari fraktur antebrachii menurut Mansjoer (2000) :

1. Fraktur Colles

· Fraktur metafisis distal radius dengan jarak _+ 2,5 cm dari permukaan sendi distal radius

· Dislokasi fragmen distalnya ke arah posterior/dorsal

· Subluksasi sendi radioulnar distal

· Avulsi prosesus stiloideus ulna.

2. Fraktur Smith

Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar pergelangan, dan deviasi ke
radial (garden spade deformity).

3. Fraktur Galeazzi

Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat
diraba tonjolan ujung distal ulna.

4. Fraktur Montegia

Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang
terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya
mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke
posterior.

E. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menentukan ada/tidaknya dislokasi. Lihat kesegarisan


antara kondilus medialis, kaput radius, dan pertengahan radius.

Pemeriksaan penunjang menurut Doenges (2000), adalah :

1. Pemeriksaan rontgen

2. Scan CT/MRI

3. Kreatinin
4. Hitung darah lengkap

5. Arteriogram

F. Penatalaksanaan

Berikut adalah penatalaksanaan fraktur antebrachii menurut Mansjoer (2000):

1. Fraktur CollesPada fraktur Colles tanpa dislokasi hanya diperlukan imobilisasi dengan
pemasangan gips sirkular di bawah siku selama 4 minggu. Bila disertai dislokasi diperlukan
tindakan reposisi tertutup. Dilakukan dorsofleksi fragmen distal, traksi kemudian posisi tangan
volar fleksi, deviasi ulna (untuk mengoreksi deviasi radial) dan diputar ke arah pronasio (untuk
mengoreksi supinasi). Imobilisasi dilakukan selama 4 - 6 minggu.

2. Fraktur Smith

Dilakukan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi ringan, deviasi
ulnar, dan supinasi maksimal (kebalikan posisi Colles). Lalu diimobilisasi dengan gips di atas
siku selama 4 - 6 minggu.

3. Fraktur Galeazzi

Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk dislokasi radius
ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi.

4. Fraktur Montegia

Dilakukan reposisi tertutup. Asisten memegang lengan atas, penolong melakukan tarikan lengan
bawah ke distal, kemudian diputar ke arah supinasi penuh. Setelah itu, dengan jari kepala radius
dicoba ditekan ke tempat semula. Imobilisasi gips sirkuler dilakukan di atas siku dengan posisi
siku fleksi 90° dan posisi lengan bawah supinasi penuh. Bila gagal, dilakukan reposisi terbuka
dengan pemasangan fiksasi interna (plate-screw).

G. Komplikasi

Menurut Long (2000), komplikasi fraktur dibagi menjadi :

1. Immediate complication yaitu komplikasi awal dengan gejala


· Syok neurogenik

· Kerusakan organ syaraf

2. Early complication

· Kerusakan arteri

· Infeksi

· Sindrom kompartemen

· Nekrosa vaskule

· Syok hipovolemik

3. Late complication

· Mal union

· Non union

· Delayed union
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
i.Nyeri pada lokasi fraktur terutama pada saat digerakkan
ii.Pembengkakan
iii.Pemendekan ekstremitas yang sakit
iv.Paralysis
v.Angulasi ekstremitas yang sakit
vi.Krepitasi
vii.Spasme otot
viii.Parestesia
ix.Tidak ada denyut nadi pada bagian distal pada lokasi fraktur bila aliran
darah arteri terganggu oleh fraktur
x.Kulit terbuka atau utuh
xi.Perdarahan, hematoma
2. Pemeriksaan Diagnostik
Foto sinar X dari ekstremitas yang sakit dan lokasi fraktur
3. Pengkajian kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan fraktur tulang, spasme otot, edema, kerusakan jaringan
lunak
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan, imobilisasi
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
primer, kerusakan kulit, trauma jaringan
d. Intoleransi terhadap disfungsi necrovaskuler primer berhubungan dengan
penurunan aliran darah cedera vaskuler langsung, edema berlebihan, pembentukan
thrombus hipovolumna
3. Intervensi

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1 Nyeri nyeri dapat berkurang atau Nyeri berkurang hubungan yang
hilang setelah dilakukan
berhubungan atau hilang baik membuat
tindakan keperawatan.
dengan terputusnya Klien tampak klien dan
kontunuitas tenang. keluarga
jaringan tulang, kooperatif
gerakan fragmen Kaji tingkat
tulang, edema dan indensitas dan
frekwensi nyeri
cedera pada
tingkat
jaringan, alat intensitas nyeri
traksi/immobilisasi, dan frekwensi
menunjukkan
stress, ansietas skala nyeri

Intoleransi
2
terhadap disfungsi fungsi neuromuskuler normal Evaluasi penurunan/tidak
adanya nadi
neuromuskular adanya/kualitas dapat
perifer berhubugan nadi perifer distal menggambarkan
cedera vaskuler
dengan penurunan terhadap cedera evaluasi medik
aliran darah cedera melalui segera terhadap
status sirkulasi
vaskuler langsung, palpasi/dopper.
edema berlebihan, Bandingkan
pembentukan dengan
thrombus ekstremitas yang
hipovolemia sakit

Kaji aliran kapiler kembalinya


warna kulit dan warna harus
kehangatan distal cepat (3-5 detik)
pada fraktur warna kulit
putih
menunjukkan
bagian arterial
siasonis diduga
ada gangguan
vena.

3
Kerusakan Meningkatkan/mempertahankan
Kaji derajat deteksi dini
mobilitas fisik mobilitas pada tingkat paling
immobilitas yang persepsi diri
berhubungan tinggi yang mungkin
dihasilkan oeh tentang
dengan kerusakan Mempertahankan posisi
cedera/pengobatan keterbatasan
rangka fungsional
dan perhatikan fisik aktual
neuromuskular Meningkatkan kekuatan/fungsi
persepsi pasien memerlukan
nyeri terapi yang sakit dan
terhadap informasi/interv
restriktif mengkompensasi bagian tubuh.
immobilisasi ensi untuk
(immobilasi Menunjukkan teknik yang
meningkatkan
tungkai) melakukan aktivitas
kemauan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://stikesnurse2c.blogspot.com/2015/10/lp-fraktur-tulang-radialis-ulnaris.html

https://id.scribd.com/doc/109703776/Fraktur-Radius-Ulna

Anda mungkin juga menyukai