64
65
Dari gambar yang ditampilkan pada CEMS yang terdapat di PT KDL, dapat
diketahui bahwa CEMS memiliki beberapa bagian-bagian penuyusunnya. Bagian-
bagian yang terdapat pada CEMS salah satunya adalah heated probe. Heated Probe
sendiri adalah alat yang fungsinya sebagai pengambil sample yang ada pada
67
cerobong asap (stack) untuk dialirkan ke pipa. Alat ini berupa pipa yang
dipasangkan pada cerobong asap dan dapat mengambil sample gas yang ada pada
cerobong untuk dianalisa kadarnya pada gas analyzer.
Setelah gas sample tersebut diambil samplenya oleh heated probe maka
selanjutnya gas sample tadi dialirkan pada gas cooler menggunakan pipa, fungsi
dari gas cooler sendiri adalah sebagai pendingin dan juga sebagai pemisah pada gas
buang, dimana pada gas sample yang diambil masih didapati kandungan air yang
bercampur dengan zat gas buang. Dimana pada prosesnya gas cooler sendiri akan
menghasilkan gas sample untuk diuji. Pada tahap ini sisa zat yang mengadung air
akan dibuang menggunakan peristaltic pump. Peristaltic pump adalah jenis pompa
perpindahan positif yang digunakan untuk memompa berbagai cairan. Tabung
fleksibel yang dipasang melingkar di dalam casing pompa mengandung fluida.
Sebuah baling-baling dengan sejumlah kawat penggulung, penyeka, atau lekukan
melekat pada lingkar luar baling-baling tabung fleksibel. Ketika baling-baling
bergerak, bagian bawah tabung akan tertekan dan terjepit sehingga menjadi
tertutup, dan akhirnya akan memaksa cairan yang akan dipompa untuk bergerak
melalui tabung. Peristaltic pump bekerja dengan tekanan dan perpindahan. Hal ini
68
digunakan terutama untuk pompa cairan melalui tabung, yang membedakan dari
pompa lain adalah bagian dari pompa tersebut benar-benar masuk ke dalam
bersentuhan langsung dengan cairan.
Langkah selanjutnya setelah kandungan air dan gas sample telah
didinginkan maka gas tersebut akan diproses di Metal Filter. Metal filter sendiri
adalah penyaringan pada gas sample terhadap debu-debu yang masih menempel
atau partikel-partikel terkecil lainnya. Hasil gas yang di keluarkan untuk gas buang
memang benar-benar hanya berupa gas saja. Setelah di saring dari debu-debu yang
ada pada gas maka gas tersebut akan dialirkan ke flow meter, dari flow meter ini
kita akan dapat mengamati berapa laju aliran kandungan gas yang masuk ke gas
analyzer. Berikut adalah Flow Meter yang ada di CCPP PT KDL
Flow Meter yang ada pada CCPP di PT KDL ini juga berdasar pada
kandungan gas yang akan diuji, seperti SO2, NOx, CO2, dan juga O2. Gas-gas yang
telah bersih dari debu dan partikel zat lainnya tersebut akan masuk pada gas
69
analyzer dan kemudian akan dilakukan pembacaan atau analisa terhadap gas
sample. Hasil analisa pada CEMS ini dapat kita lihat juga di control room dan di
control panel. Berikut adalah pembacaan gas sample yang dilakukan oleh gas
analyzer pada CEMS di PT KDL control room.
Berikut adalah pembacaan hasil dari gas buang juga dapat kita lihat pada control
panel, berikut adalah pembacaannya
Gambar 4.5 hasil analisa gas buang yang ditampilkan di control panel
70
Pada tahap ini gas sample tersebut akan dibaca berapa kadar gas SO2, NOx,
CO2, dan O2 yang ada dalam gas buang pada stack 1 dan stack 2 di CCPP. Monitor
pada gas analyzer akan memperlihatkan berapa kadar kandungan zat yang ada pada
gas buang. Kandungan zat kimia yang telah dianalisa dan telah dilakukan
pembacaannya, selanjutnya gas sample tersebut akan dibuang ke udara. Meskipun
kadar pada zat buang tersebut ada kadar gas buang yang tidak sesuai dengan
AMDAL, pada CEMS di CCPP PT KDL gas tersebut akan tetap dibuang. Langkah
penanggulangan yang akan diambil adalah tindakan untuk memperbaiki atau
meminimalisir nilai AMDAL tersebut agar dapat normal kembali. Cara mengetahui
adanya kadar yang tidak sesuai itu, dapat dilihat pada monitor yang ada pada control
room dan juga control panel. Ruang control room, akan memberikan notif bahwa
kadar gas buang tidak sesuai dengan AMDAL pemerintah.
Gas Analyzer pada CCPP (Combined Cycle Power Plant) di PT KDL juga
membutuhkan kalibrasi, tahap pengkalibrasian gas analyzer adalah di kalibrasikan
menggunakan gas itu sendiri,pada tiap-tiap gas yang diujikan.
Gambar 4.6 tabung gas kalibrasi dari gas buang yang diujikan
Tabung-tabung gas yang untuk kalibrasi ini juga memiliki nilai ukur pada
saat akan dilakukan pengkalibrasian. Pada gambar 4.7 yang dapat kita lihat yaitu
gas kalibrasi SO2, CO2, dan N2 memiliki nilai yang mengharuskan untuk
melakukan kalibrasi. Pada gambar 4.7 juga dapat kita lihat bahwa nilai gas kalibrasi
71
dikatakan nilainya harus sesuai antara nilai kalibrasinya pada tabung yang telah di
inputkan pada gas analyzer dengan nilai kalibrasi gas yang sedang dilakukan.
Sama halnya dengan dengan gas kalibrasi yang telah diatas, pada gambar 4.9
dapat juga diketahui nilai gas kalibrasi dari C3H8(Propana) dimana memiliki nilai
kalibrasi sebesar 40 MOL/PPM, dan nilai N2(Nitrogen) yang balance .
Kalibrasi ini dilakukan agar pembacaan analisa pada sample dapat dibaca
secara akurat. Mengkalibrasikan gas yang ada pada gas analyzer juga terjadi pada
rentan waktu tertentu. Dalam waktu tertentu atau beberapa bulan sekali secara
73
otomatis gas analyzer akan dikalibrasikan oleh gas kalibrasi. Pada saat terjadi
pengkalibrasian ini, maka valve yang mengalirkan sample gas dari metal filter akan
ditutup dan valve yang mengalirkan gas kalibrasi akan dibuka sehingga aliran gas
kalibrasi mengalir ke gas analyzer untuk mengkalibrasikan gas analyzer. Dalam
pengaturan tekanan pada saat pengkalibrasian gas diatur pula menggunakan
regulator, dimana regulator itu sendiri adalah katup yang secara otomatis
memutuskan aliran cairan atau gas pada tekanan tertentu. Regulator digunakan
untuk memungkinkan cairan atau gas dengan tekanan tinggi dikurangi menjadi
tekanan yang stabil untuk digunakan dalam berbagai aplikasi. Gas regulator tekanan
digunakan untuk mengatur tekanan gas tapi tidak sesuai digunakan untuk mengukur
laju aliran. Tekanan gas yang dialirkan untuk mengkalibrasi gas analyzer juga
dapat dilihat tekanannya melalui pressure indicator, dimana fungsinya pressure
indicator ini yaitu untuk mengukur tekanan gas yang diberikan dan menunjukkan
nilai dari tekanan tersebut.
Pada CEMS juga ada tahap flushing, flushing adalah tahap dimana
melakukan pembersihan terhadap saluran-saluran yang ada dalam system.
Pembersihannya yaitu berupa udara dimana tahap flushing ini udara akan dialirkan
membersihkan heated probe. Udara luar atau instrument air (udara kering) akan
diambil dan akan diukur tekanannya pada Pressure control. Udara Luar tersebut
akan dialirkan ke gas water separator. Gas water separator berfungsi sebagai filter
terhadap udara yang dimasukkan dalam pipa. Udara akan diambil dari luar dengan
tekanan tertentu kemudia udara tersebut akan dipisahkan dengan udara yang
mengandung air. Kandungan air tersebut akan jatuh dalam penampungan gas water
separator, kemudian yang dialirkan adalah hanya berupa udara. Fungsi dari udara
ini adalah sebagai pembersih dari pipa-pipa probe hingga ujung pipa yang dipasang
di cerobong. Pada saat pembersihan ini katup-katup pengalir gas sample yang
menuju ke gas cooler juga akan ditutup. Pada sistem ini untuk pemrosesan data di
kontrol panel menggunakan pemrosesan PLC (Programme Logic Control), untuk
data yang diolah di gas analyzer akan ditampilkan setiap detik. Jadi control room
akan bisa langsung mengetahui nilai kadar gas sample yang dianalisa.
74
Pada gambar 4.10 adalah gambar sistem monitoring CEMS yang ada pada
CCPP di PT KDL. Gambar 4.10 menjelaskan bagaimana jalur gas buang yang ada
di CCPP. Aliran pada bypass akan ditutup maka aliran gas flow akan masuk dalam
stack HRSG. Aliran HRSG ditutup maka gas buang akan langsung ke stack bypass
untuk dibuang. Pada PT KDL CCPP untuk saat ini sedang tidak beroperasi karena
ada beberapa kerusakan, dan saat ini masih dalam masa perbaikan.