Anda di halaman 1dari 37

PEMANFAATAN BELERANG DARI GUNUNG

TANGKUBAN PERAHU SEBAGAI PRODUK


KOSMETIK

LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
pada Semester I tahun Akademik 2017-2018

oleh

Firda Haifa Fadhilah 16417021


Rahma Nurhazlita 16417201
Anggun Dwijayanti 16417261

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2017
ABSTRAK

Kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan bahan alami dalam kosmetik

semakin meningkat. Belerang adalah salah satu bahan alami yang dapat digunakan

sebagai bahan dasar kosmetik. Hal – hal yang dianalisis terkait pemanfaatan belerang

dari Gunung Tangkuban Perahu sebagai bahan dasar kosmetik, adalah proses

pengambilan belerang, proses pengolahan, keadaan kosmetik berbahan dasar belerang

dari Gunung Tangkuban Perahu di pasaran, dan hal-hal yang harus diperbaiki

mengenai produksi dan pemasaran produk kosmetik berbahan dasar belerang dari

Gunung Tangkuban Perahu.


PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas segala rahmat, taufik, dan hidayahnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian pemanfaatan belerang dari

Gunung Tangkuban Perahu sebagai bahan dasar kosmetik sesuai dengan waktu yang

telah direncanakan.

Penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Tata Tulis

Karya Ilmiah. Dalam penulisan laporan tentunya banyak pihak yang memberikan

bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin mengunyapkan

terima kasih yang tiada hingga kepada Bapak Wawan Jatnika selaku dosen pengajar

mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh

dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat

diarapkan.

Bandung, 14 November 2017


Penulis,
SANWACANA

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga

kami dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis

ilmiah ini merupakan salah satu kelulusan di Tahap Persiapan Bersama ITB Tahun

Akademik 2017/2018 dalam mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah. Kami menyadari

banyaknya pihak yang telah mensukseskan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Maka

dari itu kami hendak berterimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Wawan Jatnika, M.Hum yang telah membimbing dan

mendampingi kami selama pembuatan karya tulis ini.

2. Rekan-rekan seperjuangan kelas TTKI 17

Kami berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan seluruh pihak yang telah

membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah

ini dapat memberikan manfaat dan menginspirasi.

Bandung, 19 November 2017


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. ............ i
PRAKATA ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah.... ...............................1
1.1.1 Latar belakang ......................................................................2
1.1.2 Rumusan masalah .................................................................3
1,2 Ruang Lingkup Kajian..............................................................3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................4
1.4 Aggapan Dasar.........................................................................5
1.5 Hipotesis...................................................................................6
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...................................7
1.6.1 Metode..................................................................................7
1.6.2 Teknik pengumpulan data
1.7 Sistematika Penulisan

BAB II TEORI DASAR BELERANG


2.1 Definisi belerang
2.2 Manfaat belerang untuk kecantikan
2.3 Proses pengambilan belerang di Gunung Tangkuban Perahu
2.4 Target pasar produk kosmetik berbahan dasar belerang
2.5 Keadaan produk kosmetik berbahan dasar belerang di pasaran
selama ini
2.6 Hal – hal yang harus diperbaiki dari metode pemanfaatan belerang
dari Gunung Tangkuban Perahu sebagai kosmetik selama ini
2.7 Rencana kedepan mengenai pemanfaata belerang dari
Gunung Tangkuban Perahu sebagai produk kosmetik

BAB III ANALISIS PEMANFAATAN BELERANG TANGKUBAN PERAHU


SEBAGAI BAHAN DASAR KOSMETIK

3.1 Gambaran Umum Gunung Tangkuban Perahu


3.2 Letak geografi Gunung Tangkiban Perahu
3.3 Metode pembuatan kosmetik berbahan dasar belerang
3.4 Metode pemasaran kosmetik berbahan dasar belerang
3.5 Cara pengembangan industri kosmetik belerang
3.6 Rencana jangka panjang insdustri kosmetik belerang
iii
3.7 Peranan pemanfaatan belerang Tangkuban Perahu untuk masyarakat
wilayah tersebut
3.8 Permkembangan proses pengolahan belerang menjadi produk kosmetik
alami.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A LEMBAR KENDALI

B KERANGKA

C DRAF BAB I

D DRAF BAB II

E DRAF BAB III

F SAMPUL

G ABSTRAK

H PRAKATA

I SANWACANA

J DAFTAR ISI

K DAFTAR LAMPIRAN

L DAFTAR PUSTAKA

M INDEKS

N LAMPIRAN

O RIWAYAT HIDUP

P DAFTAR PERTANYAAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang masalah.

Besarnya permintaan akan kosmetik berbahan alami, mendorong produsen untuk

berinovasi dalam membuat suatu terobosan baru, salah satunya adalah membuat

kosmetik berbahan belerang yang berasal dari Gunung Tangkuban Perahu. Gunung

Tangkuban Perahu merupakan salah satu gunung yang terletak di Bandung, Jawa Barat.

Gunung ini aktif mengeluarkan belerang. Belerang atau dalam bahasa ilmiah disebut

sulfur merupakan unsur kimia yang mempunyai nomor atom 16 dan lambang S.

Belerang dalam bentuk aslinya adalah sebuah gas padat kristalin kuning.

Dalam bidang kesehatan, belerang digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti

gatal-gatal, kudis kurap. Tak hanya dapat menyembuhkan penyakit belerang juga dapat

dimanfaatkan dalam bidang kecantikan. Belerang dapat menjaga elastisitas kulit yang

mencakup pencegahan keriput atau garis lurus pada kulit wajah, membersihkan wajah

dari jerawat, menyamarkan garis halus, dan mengurangi tanda-tanda penuaan.

Pemanfaatan belerang ini sangat penting untuk memenuhi banyaknya konsumen yang

lebih memilih bahan alami untuk menjaga kecantikan kulitnya. Dibalik harganya yang

lebih murah juga tidak menimbulkan efek samping.


Tangkuban Perahu sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Barat membuat.

pemanfaatan produk kosmetik berbahan dasar belerang dikenal luas. Para pengunjung

biasanya membeli produk kosmetik belerang sebagai oleh-oleh khas Tangkuban

Perahu. Bahkan banyak yang sengaja pergike Tangkuban Perahu hanya untuk membeli

kosmetik tersebut. Dengan demikian , kami mencoba meneliti pemanfaatan belerang

dari Gungung Tangkuban Perahu sebagai produk kosmetik.

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui metode pemanfaatan belerang dari Gunung

Tangkuban Perahu sebagai produk kosmetik.. Produk yang baik bukan hanya produk

yang berkualitas, namun juga produk yang menarik dan dapat bersaing di pasaran.

Untuk itu aspek pengolahan dan pendistribusian suatu produk perlu diperhatikan agar

konsumen dapat tertarik untuk membeli produk tersebut.

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan adalah

sebagai berikut.

1.Faktor apa saja yang melatar belakangi pemanfaatan belerang Tangkuban Perahu

sebagai obat kulit?

2.Bagaimana proses pengambilan belerang Tangkuban Perahu sebagai obat kulit?

3.Bagaimana proses pembuatan obat kulit belerang?

4.Bagaimana cara pendistribusian obat belarang?

5.Siapa konsumen obat kulit belerang?


6.Bagaimana cara mengembangkan industri obat kulit belerang Tangkuban Perahu

sebagai obat kulit?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah diatas perlu pengkajian beberapa pokok, diataranya

pemanfaatan belerang Tangkuban Perahu sebagai kosmetik alami, proses pengambilan

belerang di Gunung Tangkuban Perahu untuk digunakan sebagai dasar kosmetik, siapa

yang yang menjadi target pasar produk kosmetik yang berbahan dasar belerang,

keadaan produk kosmetik berbahan dasar belerang, hal-hal yang harus diperbaiki dari

metode pemanfaatan belerang, rencana kedepan mengenai ini.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini ialah

1.mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi pemanfaatan belerang dari

Gunung Tangkuban Perahu sebagai produk kosmetik.

2.mengetahui metode pemanfaatan belerang dari Gunung Tangkuban Perahu sebagai

produk kosmetik.

3.mengetahui bagaimana cara mengembangkan metode pemanfaatan belerang dari

Gunung Tangkuban Perahu sebagai produk kosmetik.


1.4 Anggapan Dasar

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan , dilekatkan,

dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan

pada badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah

daya tahan dan mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. Zat tersebut tidak

boleh menganggu faal kulit atau kesehatan tubuh secara keseluruhan (FEDERAL

FOOD AND COSMETIC ACT 1958 sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan R.I.

No.220/MenKes/Per/IX/76).

1.5 Hipotesis

Dkarenakan suatu produk kosmetik tidak boleh menganggu faal kulit atau kesehatan

tubuh secara keseluruhan, maka para konsumen lebih memilih kosmetik berbahan

dasar alam bukan kimia, salah satunya adalah belerang. Pemanfaatan belerang dari

Gunung Tangkuban Perahu sebagai produk kosmetik akan efektif jika para produsen

lebih bisa mengemas produk kosmetik dengan lebih menarik dan dengan distribusi

yang lebih luas.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur

maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan metode yang


digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan

pendekatan empiris dan rasional.

1.6.2 Teknik pengumpulan data

Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data, berupa studi

literatur, observasi lapangan, dan wawancara.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori

dasar belerang, analisis pemanfaatan belerang dari Gunung Tangkuban Perahu sebagai

produk kosmetik, simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar

belakang , pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan masalah, tujuan

penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pemgumpulan data pada laporan

penelitian ini, serta sistematika penulisan.

Pada bab dua akan disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji

dengan manfaat belerang untuk kecantikan, proses pengambilan belerang di Gunung

Tangkuban Perahu, siapa yang menjadi target pasar produk kosmetik berbahan dasar

belerang, keadaan produk kosmetik berbahan dasar belerang di pasaran selama ini, hal-

hal yang harus diperbaiki dari metode pemanfaatan belerang dari Gunung Tangkuban

Perahu saat ini, rencana kedepan mengenai pemanfaatan belerang dari Gunung

Tangkuban Perahu sebagai produk kosmetik.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian belerang

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang

S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan

multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.

Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral

sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua

asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam

bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Menurut Petrucci (1985 : 129),

bahwa ada beberapa allotropi belerang , yaitu: Belerang rombik (Sα) Belerang

monoklinik (Sß) Belerang cair (Sλ) Belerang cair (Sµ).

Pengertian belerang pada umumnya seperti yang desebutkan di halaman sebelumnya.

Khusus alam penelitian kali ini kami melakukan observasi mengenai belerang yang

dimanfaatkan sebagai obat kulit yang ada di Gunung Tangkuban Perahu. Gunung

tangkuban perahu adalah salah satu gunung yang terdapat di Jawa barat. Gunung ini

disebut tangkuban perahu karena bentuknya mirip dengan perahu yang terbalik. Kata

“tangkuban” (dalam bahasa sunda) berarti terbalik. Gunung ini memiliki ketinggian

kurang lebih 2.084 meter dari permukaan laut. Gunung ini terbentuk dari letusan

gunung api purba yang begitu dahsyat. Dan meninggalkan lubang menganga yang di

beri nama kaldera sunda, didalam lubang inilah terbentuk gunung tangkuban perahu.
Gunung tangkuban perahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi oleh

direktorat vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda

keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktiftas gunung ini adalah munculnya gas

belerang dan sumber sumber air panas di kaki gunungnya, diantaranya adalah di

kawasan ciater, Subang. Menurut sejarah, gunung ini pernah meletus pada tahun 1910

dengan kekuatan 2 skala Richter. Akibat letusan itu terbentuklah banyak kawah yang

sering mengeluarkan asap belerang ke dataran rendah yang berada di bawahnya.

Gunung ini juga pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006.

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang

S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan

multivalent

Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor atom belerang, S, 16
Dibaca /ˈsʌlfər/ SUL-fər
Jenis unsur nonmetal
Golongan, periode, blok 16, 3, p
Massa atom standar 32.065(5)
Konfigurasi elektron [Ne]3s2 3p4
2, 8, 6

2.2 Pemanfaatan belerang Tangkuban Perahu sebagai obat kulit

Indonesia adalah Negara yang kaya dengan gunung berapi yang masih aktif, bahkan

kepulauan Indonesia di kelilingi dengan pegunungan dari ujug barat hingga ujung

timur. Akibatnya banyak sumber mata pencaharian yang mulai muncul seperti
penambang pasir, pencari belerang, pencari batu gunung dan semuanya bermanfaat

untuk kehidupan manusia. Namun dari beberapa manfaat tersebut masih saja ada sisi

negatifnya, dimana ketika gunung meletus dan mendatangkan bencana banyak orang

kehilangan pekerjaa, tempat tinggal bahkan keluarga. Dalam hal ini kita tidak akan

menjelaskan secara detail mengenai gunug berapi di Indonesia, melainkan kita akan

membahas mengenai belerang yang berasal dari gunung berapi. (c) wikipedia Ya

belerang dari gunung berapi memiliki banyak manfaat, biasanya terdapat kawah di

bawah gunung dan menjadi tempat belerang yang memiliki bau tidak sedap. Namun

tahukah Anda bahwa belerang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia ?

Berdasar dari sumber referensi manfaat.co.id ada manfaat belerang untuk manusia dan

salah satunya adalah untuk mengobati penyakit Untuk sebagian orang, belerang

mengeluarkan bau yang kurang sedap dan tidak tertahankan. Namun walaupun baunya

kurang sedap, belerang seperti juga manfaat mengkudu untuk rambut yang juga berbau

kurang lebih sama anehnya, memiliki khasiat yang besar untuk mengatasi berbagai

macam masalah kulit.

2.2.1. Mengobati Gatal

Gatal pada kulit merupakan masalah yang bisa terjadi karena banyak sekali sebab,

seperti gigitan nyamuk, alergi, serangga, debu, keringat dan lain – lain. Apabila rasa

gatal ini terus menerus terjadi tentunya akan sangat mengganggu dan sulit menahan

diri untuk tidak menggaruknya . Belerang dapat menjadi cara menghilangkan gatal

pada kulit, dengan cara berendam dalam air belerang selama sekitar tiga puluh menit
setiap dua minggu sekali. Ada juga cara membuat masker belerang untuk cara

mengatasi kulit kering dan gatal yaitu:

Siapkan satu sendok makan bubuk belerang, setengah buah pala dan tiga butir merica.

Tubuk merica dan pala yang sudah dicuci bersih.

Tambahkan bubuk belerang dan air seukupnya lalu aduk sampai menjadi pasta.

Oleskan pasta belerang pada kulit yang gatal, lakukan sekali sehari secara rutin pada

malam hari sebelum tidur.

2.2.2. Mengatasi Jerawat

Manfaat belerang untuk kulit lainnya adalah untuk mengobati jerawat. Tidak hanya

gatal, jerawat juga dapat menimbulkan rasa perih dan bengkak pada wajah sehingga

mengganggu penampilan Anda. Belerang mengandung anti bakteri yang mampu

melenyapkan bakteri penyebab jerawat serta memulihkan bagian kulit yang terdapat

bekas jerawat. Cara menggunakan belerang untuk jerawat yaitu dengan membuatnya

sebagai masker untuk wajah berjerawat, dan juga untuk cara menghilangkan jerawat di

badan serta cara menghilangkan flek hitam bekas jerawat.

2.2.3. Mengatasi panu dan kurap

Impian memiliki kulit yang mulus tentunya akan rusak apabila Anda menderita panu

dan kurap. Khasiat belerang pun dapat mengatasi masalah panu dan kurap tersebut

dengan mencampurkan bubuk belerang dan minyak sayur secukupnya, lalu dioleskan

kepada bagian kulit yang terdapat panu dan kurap. Lakukan secara rutin agar Anda
dapat melihat hasilnya yang memuaskand an membuktikan manfaat belerang untuk

kulit yang ampuh.

2.2.4. Mengatasi penuaan diri

Masalah penuaan dini dapat diatasi dengan menggunakan belerang agar kulit Anda

yang berkeriput terlalu awal dapat kembali kencang dan halus sehingga wajah dan

tubuh kembali tampak sesuai usia, bahkan bisa saja berkesan lebih muda. Selain itu,

flek dan bintik serta mata panda pun dapat dihilangkan secara efektif.

2.2.5. Menyembuhkan koreng atau kudis

Berendam daam air belerang juga apat mengatasi masalah kulit yang dialami seperti

kulit korengan dan kudis. Sifat belerang yang panas dan kandungan anti bakterinya

dapat membunuh kuman serta jamur dan bakteri yang menyebabkan penyakit kulit

seperti koreng dan kudis dengan efektif.

2.2.6. Mengobati Eksim

Eksim yang diderita bisa diatasi dengan menggunakan manfaat belerang untuk kulit.

Penyakit sejenis gatal – gatal yang menyerang kulit dan menimbulkan koreng bernanah

basa dikenal dengan nama eksim. Penyebabnya biasanya jamur atau bakteri yang akan

dilenyapkan dengan mudah oleh rendaman air belerang. Cara membuat belerang untuk

mengobati eksim kering yaitu:


 Siapkan satu sendok makan bubuk belerang , campur pasta atau air hingga

menjadi pasta.

 Siapkan satu buah pala, daun sirih dan empat butir merica lalu tumbuk sampai

halus.

 Campurkan semua bahan sampai merata. Anda juga bisa menambahkan satu

sendok makan minyak zaitun.

 Oleskan pada kulit yang menderita eksim

 Diamkan selama 20-25 menit lalu bilas dengan air hangat

 Lakukan pengobatan dengan ramuan ini dua kali sehari untuk menyembuhkan

eksim kering.

Selain mempunyai manfaat yang besar untuk kulit, belerang juga memiliki efek

samping yang kurang baik yang perlu Anda waspadai. Anda tidak boleh menggunakan

belerang secara berlebihan, maksimal penggunaan hanya boleh sebanyak satu sendok

makan saja. Aa kalanya karena ingin cepat sembuh maka orang menggunakan ramuan

berformula belerang secara berlebihan, padahal terlalu banyak atau terlalu sering

menggunakan belerang bisa membuat kulit terbakar dan juga mengalami iritasi.
2.3 Proses pengambilan belerang di Gunung Tangkuban Perahu untuk

digunakan sebagai bahan dasar kosmetik

Sulfur (S) dapat pula diambil dari batuan sulfida atau sulfat, seperti pyrite FeS2,

chalcopyrite CuFeS2, covelita CuS, galena PbS, Zn blende ZnS, gips CaSO4, barire

BaSO4, anglesite PbSO4, dan lain – lain.

2.2.1 Pengambilan Sulfur Alamiah dari deposit gunung berapi (Indonesia)

Deposit S di gunung berapi dapat berupa batuan, lumpur sedimen atau lumpur

sublimasi, kadarnya tidak begitu tinggi (30 – 60 %) dan jumlahnya tidak begitu banyak

(600 – 1000 juta ton, total). Di gunung Talaga Bodas di dapat dalam bentuk lumpur

dengan kadar S (30 – 70 %) dan jumlah deposit 300 juta ton. Tempat – tempat lainnya

adalah : kawah Ijen, Gunung Welirang, Gunung Dieng dan Gunung Tangkuban Perahu.

Untuk pemanfaatan sumber alam ini diperlukan peningkatan kadar S terlebih dahulu,

antara lain dengan cara flotasi dan benefication. Dalam flotasi dilakukan penambahan

air dan ‘frother’ sehingga S akan terapung dan dapat dipisahkan. Sedangkan dalam

‘benefication proses’ S setelah ditambahkan air dan reagen – reagen dipanaskan dalam

autoclave selama ½ - ¾ jam pada 3 atm, setiap partikel – partikel kecil S terkumpul,

kemudian dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan tanah, lalu dipanaskan

kembali dalam autoclave sehingga S terpisah sebagai lapisan S dengan kadar 80 – 90%.
2.3.2 Pengambilan Sulfur dari gas buang

Sulfur diperoleh dari flue gas asal pembakaran batu bara atau penyilangan minyak

bumi, yang tidak boleh dibuang ke udara karena dapat menimbulkan pencemaran. Gas

– gas tersebut terlebih dahulu di absorpsi dengan menggunakan etanolamin dan

sebagainya, kemudian dipanaskan kembali untuk mendapatkan gasnya kembali untuk

diproses lebih lanjut.

Reaksi utama yang digunakan (proses claus)

i. 2 H2S(g) + 3 O2(g) → 2 SO2(g) + 2H2O(l) ΔHo = - 247,89KJ

ii. 4 H2S(g) + 2SO2(g) → S6(g) + 4H2O(l) ΔHo = - 42,24 KJ

2.3.3. Pembuatan belerang secara komersial

Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang

melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses

Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan

belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.

Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang harus

dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang akhinya

membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk

mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari

ladang gas Alberta.


2.4 Target pasar produk kosmetik berbahan dasar belerang
Yang menjadi target pasar produk kosmeti berbahan dasar belerang adalah masyarakat

luas yang memiliki keluhan mengenai kesehatan kulit. Masyarakat yang mencari

kosmetik berbahan alami dengan harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek

samping serta mudah didapat.

2.5 Jenis produk kosmetik berbahan dasar belerang di pasaran selama ini
Berbagai obat kulit ang berasal dari belerang diperjualbelikan di wilayan disekitar

kawah Tangkuban Perahu, antara lain adakah :

 Batu Belerang

Bentuk ini adalah bentuk dasar dari bebatuan belerang yang tidak diolah, masih

berbentuk batu kasar yang mengandung belerang dan berbagai zat pengotor di

dalamnya. Caramenggunakannya adalah digosok-gosokan pada aerah kulit yang gatal-

gatal atau sedang terkena penyakit kulit, kemudian daerah kulit tersebut akan berwarna

merah saat digoso namun sehari kemudian akan mengering dan sembuh. Masyarakat

sekitar percaya bahwa belerang lebih aman dari berbagai obat kulit lainnya. Harganya

dibandrol Rp 20.000,00 untuk batu seukuran bola pingpong.

 Bubuk belerang
Berbentuk bubuk halus yang diambil dari batu belerang murni tanpa pengotor, dengan

menggunaan alat sederhana batu tersebut ditumbuk hingga halus, yang nantinya

dikemas seberat 40 gram. Dibandrol dengan harga Rp 20.000,00. Cara penggunaannya

adalah dapat langsung digosokan pada daerah kulit yang gatal atau dicampur dengan
air panas kemudian dijadikan masker wajah untuk wajah berjerawat. Pedagang yakin

keesokan harinya jerawat akan kering dan tidak mwnimbulkan bekas jerawat.

 Sabun belerang

Di kawasan Gunung Tangkuban Perahu belum ditemuan sabun belerang namun pada

beberapa merek produk terkenal sepeti sabun JF Sulfur untuk mengobati jerawat di

tubuh khususnya daerah wajah. Menggunakan bahan utama belerang yang diyakini

lebih aman dari obat jerawat yang banyak di pasaran. Karena enggunakan bahan alami.

2.6 Hal – hal yang harus diperbaiki dari metode pemanfaatan belerang dari

Gunung Tangkuban Perahu sebagai kosmetik selama ini

Beberapa hal yang menjadi perhatian bagi produk obat belerang ini belum secara resmi

dikatakan aman karena tidak ada merek bahkan tanggal kadaluarsa. Apalagi ap dari

BPOM sehingga belum terjamin keamanannya. Untuk kedepannya sebaiknya produksi

rmahan ersebut digabung menjadi sebuat CV atau PT yang dapat memproduksi lebih

banyak obat belerang didistribusi dengan packaging yang menarik konsumen sehingga

didapatkan keuntungan yang maksimum.

2.7 Rencana kedepan mengenai pemanfaata belerang dari Gunung Tangkuban

Perahu sebagai produk kosmetik

Belum adanya wacana mengenai pengembangan industri obat belerang di wilayah

Tangkuban Perahu ini. Beberapa warga yang melakukan industri home made obat
belerang ini mengatakan belum adanya ketertarikan akan pengembangan industri ini.

Dikarenakan untuk industri sendiri saja konsumennya hanya wisatawan Tangkuban

Perahu bahkan jika sedang tidak beruntung seharian tidak mendapatkan pelanggan.
BAB III

GAMBARAN UMUM BELERANG

3.1 Gambaran Umum Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung

yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota

Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung

Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini

adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis

batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral

yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak

aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum

Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17’C pada siang hari dan 2 ‘C pada malam

hari. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan

Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus

oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda

tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas

belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di

kasawan Ciater, Subang.


3.2 Letak geografi Gunung Tangkiban Perahu

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan

bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah)

besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa

kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas

permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai

Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba

yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat

Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang

yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah

dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat

itu.

3.3 Metode pembuatan obat kulit berbahan dasar belerang

Produk kosmetik belerang kini mulai banyak diproduksi besar-besaran. Berbagai

perusahaan besar yang bergerak di bidang kecantikan berlomba-lomba membuat

produk kosmetik yang bahan utamanya adalah belerang. Bukan hanya dapat

menyembuhkan berbagai penyakit kulit biasa namun juga untuk kecantikan kulilt

wajah. Produk ini sedang digandrungi oleh berbagai kalangan dari mulai remaja hingga

orang tua. Dikarenakan harganya yang terjangkau dan berasal dari bahan alami. Produk

kosmetik belerang pun kini banyak diminta oleh konsumen. Namun berbagai produk

ini masih kalah saing dengan kosmetik berbahan kimia yang memberikan pengaruh
cepat. Namun hal tersebut merupakan salah satu bahayanya obat kosmetik generik

karena bereaksi secara cepat dengan kulit yang sewaktu-waktu apabila menghetikan

pemakaiannnya dapat menyebabkan penyakit kulit muncul kembali.

3.4 Metode pemasaran kosmetik berbahan dasar belerang

Metode pendistribusian yang telah digunakan adalah sangat sederhana bahkan dari

produsen langsung kepada konsumen tanpa perantara, dilakukan dengan berjualan di

sekitaran wilayah kawah Tangkuban Perahu. Cara ini termasuk cara yang efektif

karena mengurangi biaya pendistribusian sehingga produsen mendaatkan unyung yang

maksimal.

3.5 Cara pengembangan industri kosmetik belerang

Keterbatasan biaya menjadi hambatan terbesar dalam proses pengambangannya.

Bahkan akhir-akhir ini konsumen berkurang tiap hariya dikarenakan kini masyarakatt

modern mencari obat terpercaya yang merpakan resep dokter yang sudah dijamin

keamanan dan keampuhannya. Sehingga dibutuhkan investor besar untuk

mengembangkan usaha ini. Sehingga dapat diproduksi dalam jumlah besar dan

diyakini keamanan dan keampuhannya.


3.6 Rencana jangka panjang insdustri kosmetik belerang

Menurut beberapa pedagang obat belerang ini mengatakan belum adanya rencana

pengembangan kedepannya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Obat belerang yang bahan utamanya diambil dari belerang Tangkuban Perahu ini

banyak di pproduksi oleh masnyarakat sektar wilayah tersebut dan dipasarkan di sekiar

wilayah wisata Kawah Putih Tangkuban Perahu. Yang diambil oleh beberapa , orang

professional, mereka yang mengambil secara langsung. Kemudian beberapa produsen

membeli belernag berbentuk batu dengan harga murah yang kemudian diolah menjadi

berbagai olahan obat kulit yang diyakini keampuhannya dalam menyembuhkan

berbagai penyakt kulit seperti gatal-gatal bahkan eksim.

4.2 Saran

Saran kepada pembaca adalah berbagai produksi rumah tangga obat kulit dari belerang

Tangkuban Perahu belum memiliki solusi efeif dalam pengembangan ke depannya

sehingga dibutuhkan perhatian masyarakat secara umum,


DAFTAR PUSTAKA

Goh, K. M and R. J. Haynes. 1986. Sulfur and Agronomics practices. Academic


Press. Florida

Gomez, A. K. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian


Pertanian. (terjemahan oleh Enang Sjamsudin & Justika Baharsjah). Edisi 11. UI
press. Jakarta

Hakim. 1986. Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung Press. Bandar Lampung.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.

Mahanani, C. R. L 2003. Siklus Sulfur. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya


Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

http://devenara.blogspot.co.id/2015/11/karya-tulis.html diakses pada 7 November


2017 pukul 04.30

http://coretansowel.blogspot.co.id/2013/02/makalah-belerang-kimia-anorganik.html
diakses pada tanggal 7 Novembe 2017 pukul 04.30

http://www.wesehat.com/2015/05/7manfaatsarbelerang.html(https://id.wikipe
dia.org/wiki/Golongan_tabel_periodik diakses pada tanggal 10 Desember 2017
pukul 11.20

https://klinikkecantikan.co.id/perawatan/kulit/manfaat-belerang-untuk-kulit diakses
pada tanggal 7 Novembe 2017 pukul 04.50

http://coretansowel.blogspot.co.id/2013/02/makalah-belerang-kimia-anorganik.html
diakses pada tanggal 7 Novembe 2017 pukul 04.30
INDEKS
RIWAYAT HIDUP

Firda Haifa Fadhilah, lahir di Purwokerto pada tanggal 16 Agustus 1999 dari

pasangan suami istri Bapak Muslikh dan Ibu Trimaningsih. Penulis adalah anak

kedua dari 2 bersaudara. Penulis kini bertempat tinggal di Kalisari RT VII RW 02

Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Sedangkan alamat di Bandung adalah

Jalan Kanayakan Blok C nomor 3 Kompleks Perumahan Dosen ITB.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu

SDN Kalisari pada tahun 2005-2011. Dilanjutkan

di SMP Negeri 1 Ajibarang dan lulus pada tahun

2014, kemuadian bersekolah di SMA Negeri 1

Purwkerto lulus pada tahun 2017. Kini penulis

mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik

Pertambangan dan Perminyakan Institut

Teknologi Bandung.

Saat SMA penulis sudah mengikuti beberapa hal berbau tulis menulis yaitu

ekstrakurikuler karya ilmiah, salah satu karya ilmiah yang berjudul ‘Pengaruh

Pemanfaatan Limbah Industri Tahu menjadi Biogas dengan Pencemaran Air Sungai di

Desa Kalisari’. Karya tulis tersebut diikutsertakan dalam lomba tingkat provinsi dan

nasional yang diadakan oleh Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Air.


diikutsertakan dalam lomba tingkat provinsi dan nasional yang diadakan oleh

Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Air.

diikutsertakan dalam lomba tingkat provinsi dan nasional yang diadakan oleh

Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Air.


Rahma Nurhazlita lahir di Bandung pada tanggal 20 Januari 2000 dari pasangan

suami istri Bapak Rinaldi Tanjung dan Ibu Erni Mutia. Penulis adalah anak kedua

dari 4 bersaudara. Penulis kini bertempat tinggak di Sarijadi blok 15 no 20 Bandung.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh

penulis yaitu SDN Gegerkalong KPAD pada

tahun 2005-2011. Dilanjutkan di SMP

Negeri 12 Bandung dan lulus pada tahun

2014, kemuadia bersekolah di SMA Negeri

4 Bandung lulus pada tahun 2017. Kini

penulis mengenyam pendidikan di Fakultas

Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Institut Teknologi Bandung.

Saat mengenyam pendidikan di bangku SMA penulis telah menulis beberapa makalah

untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia berjudul ” Ciri kebahasaan

cerita sejarah. Penulis juga pernah menulis beberapa laporan kunjungan dan kegiatan

akademik. Penulis juga pernah mengikuti lomba tulis karya ilmiah yang berhubungan

dengan pelajaran kimia.

Kesan dan pesan penulis selama mengikuti kuliah umum Tata Tulis Karya Ilmiah

yakni lebih memahami hal – hal rinci mengenai tulis menulis yang belum dipahami

sebelumnya. Tahapan dalam menulis sangat ditekankan pada mata kuliah TTKI. Hal

–hal yang dipelajari pada TTKI akan sangat berguna untuk pendidikan yang akan

datang dan dunia kerja.


Penulis bernama lengkap Anggun Dwijayanti lahir di Magelang Provinsi Jawa Tengah

pada tanggal 23 Juli 1999 merupakan anak

kedua dari dua bersaudara. Penulis lahir dari

pasangan suami istri Bapak Winarno dan Ibu

Suhartuti. Penulis sekarang bertempat tinggal di

Dusun Dode RT 02 RW 20, Desa Gulon,

Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di

Sekolah Dasar Negeri 2 Muntilan Kecamatan

Muntilan Kabupaten Magelang pada tahun 2011, melanjutkan sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 1 Muntilan dan lulus pada tahun 2014, lalu melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Muntilan dan lulus pada tahun 2017, kemudian

melanjutkan jenjang pendidikan ke Institut Teknologi Bandung pada tahun 2017

sampai dengan penulisan karya tulis ilmiah ini penulis masih terdaftar sebagai

mahasiswa Progam S1 Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut

Teknologi Bandung Kampus Ganesa.

Saat duduk di bangku sekolah menengah atas penulis pernah menulis makalah yang

berjudul “Anilisis Pengaruh Pemberian Ampas Kopi terhadap Pertumbuhan Tanaman

Cocor Bebek” sebagai hasil dari tugas mata pelajaran biologi serta makalah berjudul

“Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)” sebagai hasil dari tugas mata

pelajaran sejarah.
Penulis mendapatkan pengalaman menarik dalam mengikuti mata kuliah Tata Tulis

Karya Ilmiah pada semester 1 masa perkuliahan. Pembawaan dosen yang santai dan

bersahabat membuat penulis merasa senang, nyaman, dan jelas akan materi yang

disampaikan saat jam mata kuliah berlangsung. Banyak ilmu-ilmu baru yang

didapatkan penulis dari mata kuliah ini yang bermanfaat bagi penulis untuk ke

depannya. Tugas yang diberikan tidak terlalu membebani penulis karena diberikan

secara bertahap dan penjelasan akan tugas yang harus dikerjakan jelas sehingga

memudahkan dalam pengerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai