Disusun oleh :
Muhammad Avesina
16030244033
(Biologi 2016)
JURUSAN BIOLOGI
2017
2
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan praktikum ini adalah bagaimana
pengaruh umur daun tehadap kadar klorofil daun pada tanaman?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk mendeskripsikan pengaruh umur daun
tehadap kadar klorofil daun pada tanaman
C. Hipotesis
• Ho : Tidak terdapat pengaruh umur daun tehadap kadar klorofil daun pada
tanaman
• HA : Terdapat pengaruh umur daun tehadap kadar klorofil daun pada tanaman
D. Kajian Pustaka
1. Fotosintesis
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemampuannya
untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada
cukup cahaya, dan oleh Karena itu maka asimilasi zat karbon disebut juga
fotosintesis. Lengkapnya kita katakan, bahwa fotosintesis atau asimilasi zat karbon
itu suatu proses, dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh korofil diubah menjadi
zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar (Dwidjoseputro, 1994).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia
kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan
3
bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-
masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya
terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury dan Ross, 1992).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai
membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang
mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),
konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang
menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan
karbondioksida (Kimball,2000).
Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat
dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya
cahaya matahari yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan
fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang
terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari (Kimball,2000).
Menurut Dwidjoseputro (1994), lazimnya peristiwa fotosintesis dinyatakan
dengan persamaan reaksi kimia sebagai berikut :
(Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada klorofil dan ada cukup cahaya)
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton)
ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini
akan digunakan untuk fotosintesis karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi,
4
seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis (Devlin, 1975).
gelombang, jadi panjang gelombang cahaya ungu dan biru mempunyai energi foton
yang lebih tinggi dari panjang gelombang cahaya jingga (orange) dan merah
(Sasmitamihardja, 1990).
Cahaya mempunyai dua sifat yaitu sifat gelombang dan sifat partikel. Sifat
partikel cahaya biasanya dinyatakan terdapat pada foton dan kuanta, yaitu suatu paket
energi yang mempunyai ciri tersendiri; masing-masing foton mempunyai panjang
gelombang tertentu. Energi dalam tiap foton berbanding terbalik dengan panjang
gelombang, jadi panjang gelombang cahaya ungu dan biru mempunyai energi foton
yang lebih tinggi dari panjang gelombang cahaya jingga (orange) dan merah
(Sasmitamihardja, 1990).
Molekul yang mengaborpsi cahaya tampak adalah pigmen berwarna atau hitam.
Elektron yang menjadi tereksitasi biasanya elektron yang mobil yang berasosiasi
dengan ikatan rangkap yang tidak jenuh. Misal klorofil, mempunyai tingkat
ketidakjenuhan yang tinggi dan mengabsorpsi cahaya yang efisien, terutama cahaya
biru dan merah (Sasmitamihardja, 1990).
Suatu prinsip mendasar dari absorpsi cahaya disebut hukum Stark Einstein yang
menyatakan bahwa setiap molekul setiap kali hanya dapat menyerap satu foton, dan
foton ini menyebabkan tereksitasinya hanya satu elektron. Elektron yang dalam
keadaan dasar (ground state) stabil pada suatu orbit biasanya tereksitasi, dipindahkan
menjahui keadaan dasarnya (orbit tersebut) dengan jarak (ke orbit lain) sesuai dengan
energi foton yang diabsorpsinya. Jika yang menyerap energi foton itu adalah mplekul
klorofil atau pigmen yang lain, maka molekul itu kemudian akan berada dalam
keadaan tereksitasi, dan energi eksitasi inilah yang digunakan dalam fotosintesis.
Klorofil atau pigmen yang lain itu akan tetap dalam keadaan tereksitasi untuk waktu
yang singkat, biasanya 10-9 detik atau malah kurang dari itu, energi eksitasi akan
hilang pada waktu elektron kembali ke orbitnya semula. Energi eksitasi yang
6
diinduksi dalam suatu molekul atau atom oleh satu foton dapat hilang menurut tiga
cara, yaitu (Sasmitamihardja, 1990) :
1. Energi dapat hilang sebagai panas atau kalor.
2. Energi dapat sebagian hilang sebagai panas dan sisanya sebagai cahaya
tampak dengan panjang gelombang lebih panjang dari panjang gelombang yang
diabsorpsi, dinamakan fluoresensi.
3. Energi dapat dilakukan untuk melakukan suatu reaksi kimia.
Fotosintetsis adalah hasil dari proses yang ketiga.
4. Klorofil
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae
dan Cynobacteria. Nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno : choloros =
green (hijau), and phyllon = leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah
menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis yaitu
suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati),
dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari (Subandi, 2008).
yang dipisahkan oleh ruang inter membran yang sempit. Membran dalam melingkupi
cairan yang disebut stroma. Stroma mengelilingi ruangan ketiga, yang dibatasi oleh
membrannya sendiri (membrane tilakoid). Diseluruh kloroplas, kantung tilakoid
ditumpuk membentuk grana yang dihubungkan satu sama lain oleh tubula tipis
diantara masing-masing tilakoid (Campbell, dkk., 2002).
3) Suhu
Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5ºC
sampai suhu 35ºC, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu diatas 35ºC
menyebabkan kerusakan sementara atau permanen protoplasma yang mengakibatkan
menurunnya kecepatan fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan
laju fotosintesis. (A.R.Loveless,1991:294)
E. Variabel Penelian
1. Variabel manipulasi : Umur daun ( muda, setengah tua, dan tua)
2. Variabel control : Massa daun dan alkohol 95%
3. Variabel respon : Kadar klorofil pada daun
2. Variabel Kontrol
Variabel yang dibuat kontrol pada percobaan ini yaitu berat daun dan volume
alkohol yang digunakan. Berat daun yang digunakan yaitu masing-masing usia 0,5
10
gram dan volume alkohol yang digunakan untuk masing-masing pelarutan yaitu 50
ml.
3. Variabel Respon
Variabel respon yang diperoleh dari percobaan ini yaitu kadar klorofil. Kadar
klorofil diperoleh dari pengukuran filtrat menggunakan spectrofotometer dan
dihasilkan Optical Density (OD) yang selanjutnya digunkan untuk mengukur kadar
klorofil a, klorofil b dan klorofil total.
Bahan :
H. Rancangan Percoban
Ditimbang 1 gram
Dipotong kecil-kecil
Potongan-potongan daun
Filtrat
Hasil pengamatan
Kadar klorofil berbagai daun pada umur yang berbeda
12
I. Langkah Kerja
1. Satu gram daun yang masih segar ditimbang, kemudian dipotong kecil-kecil.
2. Potongan-potongan tersebut digerus dalam lumpang porselin sampai halus.
3. Gerusan daun tersebut diekstraksi dengan ditambahkan larutan alkohol 95%
sedikit demi sedikit sampai mencapai volume 100 mL.
4. Ekstrak tersebut disaring menggunakan kertas saring sampai volume akhir filtrat
mancapai volume 100 mL. Jika kurang dari 100 mL maka ditambahkan kembali
alkohol 95%.
5. Kadar klorofil pada filtrat tersebut diukur dengan menggunakan spectrofotometer
pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Sebelum pengukuran perlu
dikalibrasi terlebih dahulu. Larutan yang digunakan sebagai pelarut adalah
alkohol 95%. Nilai absorbansi (Optical Density/DO) larutan tersebut dicatat.
6. Kadar klorofil a, kadar klorofil b, dan kadar klorofil total dapat dihiting dengan
rumus dari Wintermans dan de Mots sebagai berikut :
b. Klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 x OD 649 (mg/l)
c. Klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,7 x OD 665 (mg/l)
d. Klorofil total : 20,0 x OD 649 – 6,1 x OD 665 (mg/l)
13
Tabel 1. Kadar klorofil daun Ungu (Graptophylum pictum) pada umur daun yang berbeda
Tabel 2. Data kelas tentang kadar klorofil daun pada umur daun yang berbeda
Dari data hasil kegiatan praktikum kelompok yang telah diperoleh, dapat dibuat
grafik yang menyatakan hubungan antara umur daun dan jumlah kadar klorofilnya, yakni:
Gambar 1. Grafik pengaruh umur daun terhadap kadar klorofil pada daun Ungu
(Graptophylum pictum)
60
50
40
Kadar Klorofil a
30
klorofil Klorofil b
daun (mg/l) 20 Klorofil total
10
0
Muda Tua
Umur daun
K. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan praktikum mengukur kadar klorofil
daun dapat dianalisa sebagai berikut :
Kadar klorofil daun pada berbagai tumbuhan selalu berbeda-beda. Dalam suatu
tumbuhan pun ditemukan perbedaan kadar klorofil antara daun muda dan daun tua nya.
15
Hal tersebut seperti halnya data yang didapatkan kelompok kami. Pada praktikum
pengukuran kadar klorofil daun kami menggunakan daun Ungu (Graptophylum pictum)
pada umur daun yang berbeda, yakni daun muda dan daun tua. Daun muda didapatkan
dari daun yang paling pucuk hingga daun pada nodus ke-3, sedangkan daun tua
didapatkan dari daun mulai dari nodus ke-5 ke bawah.
Daun Ungu (Graptophylum pictum) yang masih muda memiliki kadar klorofil a
sejumlah 23,8965 mg/l, klorofil b sejumlah 31,3108 mg/l dan klorofil total sejumlah
55,39 mg/l. Pada daun yang sudah tua kadar klorofil a sejumlah 18,6795 mg/l, klorofil b
sejumlah 39,5452 mg/l dan klorofil total sejumlah 58,37 mg/l. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa kadar klorofil b lebih tinggi dibandingkan kadar klorofil a pada daun
yang muda maupun daun tua. Selain itu didapatkan hasil bahwa, kadar klorofil total pada
daun yang tua lebih banyak dibandingkan daun yang muda.
Pada data kelas sesuai dengan tabel yang telah tertera digunakan 3 jenis morfologi
warna daun yakni warna merah, kuning dan hijau. Daun yang mewakili warna merah
adalah daun sirih merah, daun bunga jembel dan salah satunya adalah daun kelompok
kami, yakni daun ungu (Graptophylum pictum). Daun yang mewakili warna kuning
adalah daun wali songo, daun brokoli dan daun puring. Daun yang mewakili warna hijau
adalah daun jambu biji, daun suji dan daun melati. Dari masing-masing data memiliki
perbedaan nilai kadar klorofilnya.
Daun sirih merah yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 13,2397
mg/l, klorofil b sejumlah 9,1197 mg/l dan klorofil total sejumlah 22,45 mg/l/. Daun yang
sudah tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 20,0867 mg/l, klorofil b sejumlah 16,5527
mg/l dan klorofil total sejumlah 36,78 mg/l.
Daun bunga jembel yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 8,9567
mg/l, klorofil b sejumlah 7,8041 mg/l dan klorofil total sejumlah 16,83 mg/l/. Daun yang
16
sudah tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 12,8140 mg/l, klorofil b sejumlah 8,7723
mg/l dan klorofil total sejumlah 21,86 mg/l.
Daun wali songo yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 4,281 mg/l,
klorofil b sejumlah 3,6858 mg/l dan klorofil total sejumlah 8,17 mg/l/. Daun yang sudah
tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 6,1839 mg/l, klorofil b sejumlah 4,7154 mg/l dan
klorofil total sejumlah 11,18 mg/l.
Daun brokoli yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 1,8891mg/l,
klorofil b sejumlah 0,6079 mg/l dan klorofil total sejumlah 2,48 mg/l/. Daun yang sudah
tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 2,2758 mg/l, klorofil b sejumlah 1,0223 mg/l dan
klorofil total sejumlah 3,31 mg/l.
Daun puring yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 1,8207 mg/l,
klorofil b sejumlah 1,075 mg/l dan klorofil total sejumlah 2,91 mg/l/. Daun yang sudah
tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 2,3885 mg/l, klorofil b sejumlah 1,5907 mg/l dan
klorofil total sejumlah 3,99 mg/l.
Daun jambu biji yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 3,8359
mg/l, klorofil b sejumlah 5,3574 mg/l dan klorofil total sejumlah 9,22 mg/l/. Daun yang
sudah tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 15,595 mg/l, klorofil b sejumlah 10,7516
mg/l dan klorofil total sejumlah 26,46 mg/l.
Daun suji yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 3,7434 mg/l,
klorofil b sejumlah 2,9275 mg/l dan klorofil total sejumlah 6,70 mg/l/. Daun yang sudah
tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 10,2876 mg/l, klorofil b sejumlah 6,6725 mg/l dan
klorofil total sejumlah 17,04 mg/l.
Daun melati yang masih muda memiliki kadar klorofil a sejumlah 3,4727 mg/l,
klorofil b sejumlah 2,1546 mg/l dan klorofil total sejumlah 5,65 mg/l. Daun yang sudah
17
tua memiliki kadar klorofil a sejumlah 4,9521 mg/l, klorofil b sejumlah 2,8799 mg/l dan
klorofil total sejumlah 7,87 mg/l/. Dari seluruh data yang ada, nilai klorofil total pada
daun tua lebih banyak dibandingkan daun muda.
L. Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan yang telah diperoleh, dapat dianalisis bahwa umur
daun berpengaruh terhadap kadar klorofil yang dikandungnya. Makin tua umur daun
makin banyak kaadar klorofil yang dikandungnya, begitu pula sebaliknya makin muda
umur daun makin sedikit kadar klorofil yang dikandungnya.
Pada praktikum yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kadar klorofil pada daun
tua lebih banyak dibandingkan dengan daun yang masih muda, baik itu klorofil a, klorofil
b maupun klorofil total. Pengecualian terjadi pada daun ungu (Graptophylum pictum)
yang mana kadar klorofil a pada daun muda lebih banyak dibandingkan dengan daun tua.
Hal tersebut dimungkinkan karena terjadi kesalahan oleh praktikan saat mengambil data,
yakni saat proses pengambilan daun muda. Mungkin daun muda yang dipetik tercampur
dengan daun yang sudah tua atau terjadi kesalahan memetik daun yang berada pada nodus
3 ke bawah. Sehingga, hal tersebut menyebabkan data yang diperoleh berbeda dengan
data lainnya.
Perbedaan jumlah klorofil pada daun dengan umur berbeda terjadi karena daun yang
masih muda atau pucuk belum berfungsi sebagai organ fotosistesis layaknya daun yang
sudah tua. Pada daun muda jika sudah berfungsi sebagai organ fotosintesis maka
fotosintesis yang terjadi kemungkinan belum sempurna begitu pula jumlah klorofil yang
ada pun belum sempurna sehingga mempengaruhi proses fotosintesis. Daun yang muda
masih dalam masa pertumbuhan dan kadar klorofilnya juga belum sempurna
pembentukannya. Berbeda dengan daun yang sudah tua, daun tua sudah efisien untuk
melakukan proses fotosintesis. Klorofil terbentuk secara sempurna pada daun tua untuk
18
Diskusi
1. Jelaskan mengapa kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda. Kemukakan
pendapat saudara dengan memberikan teori-teori yang mendukung.
2. Jelaskan fungsi klorofil di dalam proses fotosintesis.
3. manakah di antara tumbuhan terdedah dan ternaung (pada spesies yang sama)
yang memilki jumlah klorofil terbesar? Mengapa demikian?
Jawaban :
1. Perbedaan jumlah klorofil pada umur berbeda terjadi karena daun yang masih
muda atau pucuk belum berfungsi sebagai organ fotosistesis (jika sudah berfungsi
sebagai organ fotosintesis maka fotosintesis yang terjadi kemungkinan belum
sempurna begitu pula jumlah klorofil yang ada pun belum sempurna). Daun muda
yang masih dalam masa pertumbuhan dan kadar klorofilnya juga belum sempurna
pembentukannya. Berbeda dengan daun yang sudah tua, daun tua sudah efisien
untuk melakukan proses fotosintesis. Klorofil terbentuk secara sempurna pada
daun tua untuk melakukan proses fotosintesis guna mencukui kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.
Sejalan dengan pertumbuhan daun kemampuannya untuk berfotosintesis
juga meningkat sampai daun berkembang penuh, peningkatan ini juga diikuti
dengan peningkatan kadar klorofil sampai pada titik maksimum. Setelah
mencapai titik maksimum maka kemampuan berfotosintesis dan jumlah klorofil
lebih banyak daripada daun muda sampai titik maksimal juga, setelah mencapai
titik ini maka daun menjadi kuning (yang hampir mati) dan tidak mampu
19
2. Fungsi klorofil adalah sebagai pigmen yang utama dalam menangkap cahaya dan
sebagai pengembali sinar dalam gelombang yang berlainan. Proses fotosintesis
hanya dapat berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintesis. Dalam
proses ini, ada tiga fungsi utama dari klorofil yaitu dengan memanfaatkan energi
matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar
energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Berikut merupakan reaksi yang
terjadi dalam proses fotosintesis :
3. Jumlah klorofil terbesar berada pada daun yang terdedah karena terbentuknya
klorofil beriringan dengan terjadinya proses fotosintesis dan adanya cahaya. Daun
yang terdedah di bawah cahaya matahari akan membentuk pigmen fotosintesis
yang berupa klorofil lebih banyak dibandingkan daun yang ternaung. Hal tersebut
karena klorofil merupakan pigmen utama yang digunakan untuk proses
fotosintesis. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Salisbury dan Ross
(1995) bahwa kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ
mengandung kloroplas terpajang pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering
mengandung beberapa ratus kloroplas.
20
M. Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum dan hasil data yang diperoleh, dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh umur daun tehadap kadar klorofil daun pada
tanaman. Makin tua daun makin banyak kandungan klorofilnya sampai pada titik
maksimal tertentu, begitu pula sebaliknya, makin muda daun makin sedikit kandungan
klorofilnya.
21
N. Daftar Pustaka
Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan
Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda.
J. Sains & Mat. Vol 17 No. 3, Juli 2009: 145-150.
Salisbury, Frank B, dkk. 2000. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Setiari, N., Nurchayati, Y. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada Beberapa Sayuran
Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Food Supplement. BIOMA Vol. 11, No.
1, Hal 6-10.
LAMPIRAN