Anda di halaman 1dari 3

dr. Rx.

Eclair @kaskus | Masohi - Maluku Tengah | 2015-2016

Nah ane bantu share juga deh, pengalaman internship di Masohi, Maluku Tengah...

Keunggulan:
1. Dekat dengan daerah wisata, ya siapa sih yang enggak tahu Maluku itu hidden paradise-
nya Indonesia. Kalo ke Raja Ampat, Bali uda terlalu mainstream, yang pasti Maluku itu
anti mainstream. LOL, mau tipe ransel-an atau koper-an wokeh2 aja daerah sini.

Untuk di maluku tenagh sendiri, destinasi favorit yang paling dekat namanya "Ora
Beach" (google sendiri deh keindahannya), jaraknya 3 jam perjalanan lewat darat. Selain
itu ada juga "Kali Jodoh- Ninivala" (Cocok buat jomblo nih), "tebing makariki", "goa
akohi", " pantai kaca" dan sepanjang pesisi semenanjung selatan pulau seram yang
bagus banget (buat mata orang Indonesia Barat) Jaraknya 4-5 jam dari kota Masohi.

Selain itu ada juga, pulau Saparua (pulau kelahirannya pahlawan Pattimura) dan pulau
Banda Naira. FYI, Banda Naira itu masih number 1 list destination-nya bule2 di bible nya
mereka, "lonely planet"... Agak jauh dikit, agan/wati bisa ke Tual, itu juga gak ada
matinya, pasir panjang, pasir terhalus nomor 2 di dunia, no 1 in Indonesia dan bair yang
mirip sama Raja Ampat di Papua sana... ada juga ngurtavur sama goa hawang. Dan
bukannya sombong, tapi ane bisa jalan2 ke sempua tempat di sana dengan gaji sebagai
internship... Tanpa minta mama papa lagi...

2. Kota Masohi, itu kabupaten, sunyi dan bebas polusi, malam hari bisa melihat langit
bertabur bintang2 (lebay banget akh...) wkkkk. Ya buat yang uda bosen sama hiru pikuk
kota, Masohi tuh boleh jadi pilihan...

3. Nah enaknya di Masohi itu juga, anda tuh full-privileged doctor walau masih dibawah
pengawasan pembimbing tentunya, bukan lagi dianggap koas tahap 2 (seperti cerita
temen2 dari beberapa tempat lainnya), yang penting uda bener dulu koas dan s.ked nya,
ditambah percaya diri (dan gue yakin dengan situasi yang ada di perifer) tingkat PD lu
terasah dengan sendirinya...

4. Gaji, nah ini lumayan nih dibandingin nasib temen2 yang lain (cerita dari temen2 yang
curcol dari daerah lain). Yang pasti BHD 2.4 sekian + Insenda 1.4 + Jasa Medis (BPJS/JKD
variatif 1-3jt per bulan, dibayar per 3 bulan) + Uang Honor Duduk Jaga 180ribu
sekian/kali jaga

Biaya hidup, lebh mahal sedikit dibandingkan di Jawa uda pasti. Gambaran... Nasi Kunign
1 bungkus antara 10-15 ribu *tergantung lauknya, Nasi Padang + Telur 13irbu, Nasi
padang + rendang sapi 20ribu, Makan a-la carte 300ribu/ 5 menu *buffet dengan sayur
seadanya juga aga lebih kurang 15ribu/ piring, Nasi Goreng 10-13ribu/ porsi. Ad ajuga
yang hemat, rantangan sayur yang enak 400ribu/ bulan/ orang, yang sedang 1 juta/
bulan/ 4 orang, dan yang paling murah 600ribu/ bulan/ 4 orang
Fasilitas RUMAH, AIR, LISTRIK ditanggung pemerintah

Ohya, jaringan internet juga gak ada kendala, untuk operator selular telkomsel dengan
H+ (maksimum speed 900 KBpS kadang2 1.5 MBps). jaringan IndieHome WiFi (UseeTV-
TV Kabel dengan 100 channel) juga ada, saat ini masih copper dengan maximum speed
% mBPS tapi kedeoannya uda ready fiber optic bisa sampai 100MBPS... Jadi bisa skype-
an sama doi kalo LDRan. Wkkkk, atau bisa youtube-an sampe puas, nonton juga
IndieHome UseeTV sampe muntah ada 100 CHannel TV yang bisa dinikmati, tapi klo
iurannya bayar sendiri ya... saat ini 600ribu/bulan.

5. Hubungan kerja, dokter spesialis yang tersedia ada BEDAH, ANESTESI, SYARAF, MATA,
ANDROLOGI, dan semuanya itu baik2 semua, kalo konsul karena enggak ngerti jangan
sungkan2 deh, mereka semua ngak sungkan untuk ngebagi ilmunya... Bahkan kalo anda
suka melakukan tindakan bisa loh, dibimbing sama dokter bedahnya. Pokoknya feel like
home banget sama dokter ahli nya. Hubungan dengan perawat juga demikian, perawat
POLI itu yang de best of the best, dengan analis laboratorium dan radiografer. Ya walau
enggak semua perawat yang enak diajak gaul sih tapi mayoritas mereka welcome
banget.

Nah walaupun punya keunggulan disana sini ada juga nih kelemahannya
1. Akses
ya jadi kendala nih yang pasti jauh dari jawa dan sumatera... untuk ke Jakarta, dari kota
masohi punya 2 alternatif ke Ambon, menggunakan kapal cepat dan lewat darat trans
seram lalu menyebrang dengan ferry. Biaya yang dibutuhkan antara 125-350 ribu
(tergantung kelas yang kamu pilih), VIP jauh lebih nyaman dan tidak semrawut seperti di
Ekonomi. *kapal cepat hanya melayani 2 kali perhari (hari biasa) 1x hari minggu Lalu dari
Ambon ke Jakarta, ada pesawat dengan jarak tempuh 5 jam direct flight atau lewat
makasar.
Lalu kalo mau keliling kemana-mana juga payah nih, karena transportasi umum terbatas,
jangan mengharap taksi bluebird atau sejenisnya ada... hanya ada angkot, ojek yang
tersedia. kalo di Ambon ada taksi itupun bukan seperti taksi di jakarta sana, taksi disini
adalah mobil pribadi yang bisa dicharter.

2. Beban kerja,
ya dengan posisinya sebagai satu2nya rumah sakit di pulau seram dan rujukan seluruh
maluku tengah, beban kerja enggak bisa dibilang enteng apalagi dengan posisinya yang
masih RS tipe C, mungkin teman- teman bakal agak terkendala ketika menangani kasus
yang membutuhkan tenaga ahli. Ditambah lagi transportasi juga akan terkendala. Apalgi
obat- obatan ya jangan bilang... *pessimis* tapi ya disitulah tantangannya kerja di
perifer, semua serba terbatas jadi out of comfort zone lah... Lebih mandiri menghadapi
pasien yap pastinya...
Sebagai gambaran dengan kapasitas bed hanya 6 di IGD, pasien jika dtg 15 maka chaos
uda pasti terjadi apalagi fasilitas penunjang itu tidak selalu ada, sebagai gambaran
AGDAdan elektrolit hanya bisa dilakukan di ICU, FUngsi Hati dan Ginjal hanya bisa
dilakukan jam pagi (08.00 sampai 12.00) makanya klao ketemu pasien Uremic Syndrome
atau Hepatic Encephalopaty bisa kewalahan. Obat- obatan juga terbatas seperti
contohnya Diazepam sering kosong satu kota... Kapasitas ICU juga terbatas hanya ada 4
bed. sementara kapasitas ruangan sering penuh sehingga pasien sering tertahan di IGD,
adakalanya oknum perawat di salah satu ruangan juga false-report real capacity.
Ruangan IGD tidak ada AC jadi lumayan menantang ketika hiruk pikuk pasien rame dan
cuaca masohi yang lumayan kering. tingkat kunjungan IGD biasanya 10-15 pasien/
malam, dan seringnya datang pada jam 1 siang, dan 7 malam setelah makan siang dan
makan malam. tidak jarang juga pasien datang tiada henti setiap jam... hihihi... Jam jaga
lumayan long shift, yaitu dari jam 2 siang sampai jam 8 pagi...

3. Tantangan masyarakat yang masih percaya takhayul dan budaya setempat.


Tidak jarang, pasien juga sering berbohong saat anamnesis. Dan lagi2 dokter jadi target
utama. ENggak semua sih pasien disini begitu modelnya tapi lebbih sering saya jumpai
daripada waktu saya koas dulu. Jadi tetap waspada aja and listen to your nurse karena
mereka lebih paham situasi di lapangan, gak perlu gensi ataupun arogan. Terima aja
masukan perawat yang jaga dengan kamu lalu anda yang mengambil keputusan sebagai
dokter, you are the decision maker here…

4. Mau hedon? ya mau hedon yang pasti enggak bisa disini


di Masohi tidak ada mall atau bioskop atau makanan fast food, makanan di cafe2 atau
dugem... semuanya enggk ada tapi ada sebuah pasar dan pusat perbelanjaan walau
itemnya ala kadarnya. Hanya pangan lokal dan warung2 makan, ada 1 atau 2 restoran
yang lumayan rasanya. Warung- warung banyak didominasi oleh orang jawa. Pusat
jajanan seperti Martabak, Gorengan, Siomay, Batagor, Eskrim, Cireng, Cimol, Mie Ayam,
Bubur Ayam ada kok walau enggak banyak yang jual, tapi yang lain sampai saat ini belum
ada. Solusinya klu hobi makan fastfood bisa ke AMBON. hihihi...
Saya kira itu aja tuh infonya nanti klo ada yang mau nambahin monggo tuh semoga
membantu

Untuk informasi lebih lanjut bias menuju link berikut.


http://www.kaskus.co.id/show_post/573152f5c0cb17db2f8b456a/1173/-

Anda mungkin juga menyukai