Anda di halaman 1dari 37

karikaturijo (Kedokteran Go Green)

Amalkan Ilmumu Meski Hanya Satu Ayat!! Semoga Bermanfaat..

Pengikut

Rabu, 04 Agustus 2010

Evaluasi Manajemen Pelayanan Puskesmas (IKM)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam rangka mencapai Jawa Tengah Sehat 2010 yang
mandiri dan bertumpu pada potensi daerah tidak bisa dilakukan sendiri oleh sektor kesehatan, tapi
harus dilakukan secara holistik bersama stake holder dan masyarakat.Kegiatan-kegiatan program
pembangunan kesehatan yang dilakukan sektor kesehatan maupun non kesehatan yang berhubungan
dengan masalh kesehatan terasa makin diperlukan guna pegambilankeputusan di setiap program,
tahapan dan jenjang administrasi.1
Visi Indonesia Sehat 2010 telah dicanangkan sejak 1999 oleh Presiden BJ Habibie yang kemudian
ditindaklajuti di provinsi dan kabupaten/kota se Jawa Tengah. Upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di Jateng ditempuh melalui kebijakan pembangunan kesehatan Jawa Tengah Sehat 2010
yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah.2
Departemen Kesehatan diharapkan dapat menjadi penggerak pembangunan kesehatan untuk
terwujudnya Indonesia Sehat, mempunyai makna bahwa pada akhir 2009, Departemen Kesehatan
mampu membina, dan mengembangkan, serta melaksanakan pembangunan kesehatan sesuai dengan
tugas dan fungsinya. Indonesia Sehat adalah suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.3
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada
di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat
di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan
pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. Puskesmas pada hakekatnya mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, terjangkau oleh masyarakat dan
sebagai motor pembangunan kesehatan di daerah kerjanya. Mutu pelayanan kesehatan dasar di
puskesmas sampai saat ini dirasakan belum memadai, faktor penyebabnya antara lain belum
dipatuhinya standar pelayanan, keterbatasan tenaga, perbekalan, pembiayaan dan kelemahan
manajerial.4
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen (subsistem) yang saling terkait / tergantung
satu sama lain dan bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Sistem dapat dianggap sebagai suatu sistem
tertutup atau sistem terbuka. Sistem terbuka sangat dipengaruhi oleh suatu perubahan lingkungan dan
harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Dalam konsep sistem, ada hubungan hirarkhi antara
berbagai subsistem yang lebih rendah dan suprasistem yang lebih tinggi. Dalam sistem Kesehatan
Propinsi, maka sistem Kesehatan Nasional merupakan suprasistem dan sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota merupakan subsistem. Sistem akan berfungsi optimal bila sub sistemnya berfungsi
sebagaimana seharusnya. Secara hubungan dengan lingkungan, dimana suatu sistem harus berhadapan
dengan lingkungan maka system menerima berbagai masukan (input), kemudian berproses
menghasilkan luaran (output) serta hasil akhir adalah outcome (dampak)5.
Tugas ini dilakukan untuk mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan bagaimana manajemen
pelayanan Puskesmas, khususnya Puskesmas Secang I, Kecamatan Secang, kabupaten Magelang.
Tugas ini diharapkan dapat membantu upaya perbaikan manajemen program dan mutu pelayanan
Puskesmas, khususnya Puskesmas Secang I, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada, yaitu bagaimana hasil
pencapaian upaya kegiatan pokok Puskesmas Secang I berdasarkan dengan target yang ada di Standar
Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku.

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen program pelayanan di
Puskesmas Secang I pada bulan Januari - Mei 2010.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mendeskripsikan data umum (geografi, demografi, lingkungan, perilaku kesehata) wilayah kerja
Puskesmas Secang I.
b. Mengetahui proses manajemen pelayanan yang terjadi di Puskesmas Secang I.
c. Mampu mengidentifikasi masalah Puskesmas Secang I.
d. Mengetahui cara menentukan prioritas masalah pencapaian upaya kegiatan di Puskesmas Secang I
e. Mencari alternatif pemecahan masalah dari prioritas penyebab masalah yang terpilih di Puskesmas
Secang I dan mampu menyusun rencana penerapan pemecahan masalah.
f. Mampu membuat suatu kesimpulan dan memberikan saran-saran dari hasil analisis yang didapat.

1.4. Manfaat Kegiatan


1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
3. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di Puskesmas.
4. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan didalam program
Puskesmas.
1.4.2 Bagi Puskesmas
1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas yang belum memenuhi target standar pelayanan minimal
(SPM).
2. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya Puskesmas yang belum memenuhi
target standar pelayanan minimal (SPM).
3. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap upaya Puskesmas yang
belum memenuhi target standar pelayananan minimal (SPM).
4. Membantu Puskesmas dalam mewujudkan program Indonesia Sehat 2010.
1.5 Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan sekunder yang didapatkan selama enam hari. Data
yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder yang didapatkan dari tanggal 28 Juni – 3 Juli 2010
di Puskesmas Secang I, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Data primer berupa pelaksanaan
proses manajemen (P1,P2,P3) yang diperoleh dari dokter Puskesmas beserta staf-staf Puskesmas Data
sekunder diperoleh dari SIMPUS dan laporan hasil kegiatan setiap bulannya.
Hasil data kegiatan bulan Januari sampai Mei 2010 yang sudah diperoleh dianalisa secara deskriptif.
Kemudian dilakukan identifikasi masalah berdasarkan hasil cakupan kegiatan yang tidak mencapai
target SPM (Standart Pelayanan Minimal) dan ditentukan prioritasnya menggunakan metode Hanlon
Kuantitatif. Tahap selanjutnya adalah analisa penyebab masalah menggunakan metode fishbone
berdasarkan kerangka pendekatan sistem . Selanjutnya ditentukan penyebab masalah yang paling
mungkin lalu ditentukan alternatif pemecahan masalah dengan berdasarkan penyebab yang ada dan
ditentukan pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks untuk selanjutnya dibuat
rencana kegiatan (Plan of Action).

BAB II
DATA UMUM

2.1. Keadaan Geografi


2.1.1 Batas – Batas Wilayah Puskesmas Secang I adalah:
Utara : Kabupaten Temanggung
Selatan : Kota Magelang
Barat : Kecamatan Windusari
Timur : Wilayah kerja Puskesmas Secang II

2.1.2 Luas Wilayah Kerja


Luas wilayah kerja Puskesmas Secang I sebesar 26,84 km2 dengan perincian penggunaan yaitu tanah
kering seluas 14,92 km2 dan penggunaan tanah sawah seluas 11,92 km2

2.1.3 Jumlah Desa


Jumlah desa dan kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Secang I adalah:
- Kelurahan : 1 (satu) kelurahan
- Desa : 10 (sepuluh) desa

2.1.4 Peta Wilayah


Kecamatan Secang Kabupaten Magelang terbagi dua wilayah kerja Puskesmas, yaitu wilayah kerja
Puskesmas Secang I dan wilayah kerja Puskesmas Secang II, adapun untuk wilayah kerja Puskesmas
Secang I keadaan daerahnya 20% dataran tinggi, sedangkan 80% dataran rendah dengan ketinggian 467
meter di atas permukaan laut. Adapun peta wilayah kerja Puskesmas Secang I Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang seperti tersebut di bawah ini:
Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Secang I

2.1.5 Transportasi
Transportasi di wilayah kerja Puskesmas Secang I yang sesuai dengan kondisi desa, dapat dijabarkan
sebagai berikut :
- Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 4 (empat) ;
• pada musim kemarau : 10 (sepuluh) desa + 1 kelurahan
• pada musim hujan : 10 (sepuluh) desa + 1 kelurahan
- Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 2 (dua) ;
• pada musim kemarau : 10 (sepuluh) desa + 1 kelurahan
• pada musim hujan : 10 (sepuluh) desa + 1 kelurahan
- Kendaraan umum yang ada :
• untuk mencapai kota kabupaten adalah Colt (mobil bak) dan bus
• untuk mencapai ke desa–desa dapat menggunakan Colt (mobil bak) dan ojek

- Jarak Pukesmas :
• Ke Dinas Kesehatan Kabupaten : 19 km
• Ke Kota Kabupaten : 28 km
- Jarak puskesmas ke tiap – tiap desa :
• Jambewangi : 6 km
• Payaman : 6 km
• Kalijoso : 3 km
• Madusari : 2 km
• Ngadirojo : 4 km
• Madyocondro : 5 km
• Secang : 1 km
• Ngabean : 3 km
• Krincing : 3 km
• Donorojo : 4 km
• Karangkajen : 7 km

2.2 Keadaan Demografi


2.2.1 Luas wilayah: 26,84 Km2
2.2.2 Jumlah keluarga sebanyak 12.065 Kepala Keluarga
2.2.3 Jumlah penduduk : 44.646 jiwa
Laki – laki : 22.319 jiwa
Perempuan : 22.327 jiwa
2.2.4 Kepadatan Penduduk : 1.671 jiwa/Km2
2.2.5 Pertumbuhan Penduduk
Tabel.1 Penduduk Secang I Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 22.319 jiwa 49,97%
Perempuan 22.327 jiwa 50,03%
Jumlah 44.646 jiwa 100%
(Profil Puskesmas, Desember 2009)

2.3 Sosial Ekonomi


2.3.1 Mata Pencaharian
Tabel.2 Penduduk Secang I Berdasarkan Mata Pencaharian (untuk umur > 10 tahun)
No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase
1 Petani 4857 17,49 %
2 Buruh tani 3481 12,53 %
3 Nelayan - -
4 Pengusaha 339 1,22 %
5 Buruh industry 3235 11,65 %
6 Buruh bangunan 2636 9,49 %
7 Pedagang 1334 4,80 %
8 Pengangkutan 5029 18,11 %
9 PNS / ABRI 1431 5,15 %
10 Pensiunan 382 1,38 %
11 Lain-lain 17.873 39,15 %
Jumlah 27.773 100%
(Profil Puskesmas, Desember 2009)

2.3.2 Pendidikan
Tabel.3 Penduduk Secang I Berdasarkan Tingkat Pendidikan (untuk umur > 5 tahun)

NO
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
1 Tamat Akademi 1.249
3.246
5.775
10.577
3.725
12.796
4.464
41.812
2 Tamat SLTA
3 Tamat SLTP
4 Tamat SD
5 Tidak Tamat SD
6 Belum Tamat SD
7 Tidak Sekolah
JUMLAH
(Profil Puskesmas, Desember 2009)

2.4 Visi, Misi Strategi, Motto dan Manajemen Puskesmas


2.4.1 VISI
Menjadi Puskesmas pilihan utama dalam pelayanan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat sehat.
2.4.2 MISI
• Memberikan pelayanan paripurna yang bermutu.
• Mengelola sumber daya yang ada secara optimal.
• Memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan.
• Mengembangkan pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasaan pelanggan.

2.4.3 JANJI LAYANAN


• Sapa pelanggan dengan senyum, ramah dan santun
• Layani dengan penuh simpati, cepat, tepat dan teliti

2.4.4 MOTTO PUSKESMAS


Kepuasan dan Kesembuhan Anda jadi kebahagiaan kami

2.5 Manajemen Puskesmas


1. Perencanaan (P1)
Dalam perencanaan tingkat Puskesmas terdapat tim perencana tingkat Puskesmas, kepala Puskesmas
ikut memberikan bahan perencanaan dan oleh tim ditentukan tujuan. Kepala Puskesmas beserta tim
mengadakan pengkajian data.
Dalam pengumpulan data umum dan lingkungan, sumber data didapat dari data statistik kecamatan
dan laporan program tiap seksi Puskesmas. Pengumpulan data pencapaian kegiatan dengan laporan
bulanan, yang direkapitulasi pada akhir tahun. Laporan akhir tahun memuat hasil kegiatan dari 6 upaya
kesehatan pokok yang dilaksanakan di Puskesmas Secang I. Laporan akhir tahun di Puskesmas Secang I
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Kemudian data dianalisa dan dibandingkan dengan target.
Hasil analisa yang diperoleh digunakan untuk perencanaan tingkat lanjut.
Dengan pendekatan sistem, tim Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) melakukan perumusan hasil
analisa untuk menjadi masalah jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi target yang ditetapkan.
Kemudian pencapaian kegiatan yang tidak memenuhi target tersebut, ditindaklanjuti sebagai
permasalahan dalam perencanaan selanjutnya. Dalam perumusan masalah digunakan pendekatan
pemecahan masalah dengan analisa prioritas masalah, yang akan digunakan untuk menyusun rencana
usulan kegiatan.
Rencana pelaksanaan kegiatan disusun tiap tahun. Jika terdapat hambatan dalam penyusunan rencana
pelaksanaan kegiatan, dilakukan analisis hambatan potensial dengan pendekatan sistem. Dalam
menanggulangi hambatan tersebut, hambatan yang dapat diselesaikan diprioritaskan untuk diselesaikan
sedangkan hambatan yang lebih berat dilakukan kerjasama lintas sektoral. Dalam penyusunan PTP
didukung oleh petunjuk teknis. Jadwal pelaksanaan kegiatan dan dokumen perencanaan telah
dilakukan.

2. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Pengorganisasian
Puskesmas Secang I mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
1. Pimpinan : Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara
paripurna kepada masyarakat dalam wilayah kerjanya.
2. Urusan Tata Usaha.
Mempunyai tugas melaksanakan pengelolahan urusan kepagawaian, keuangan, perlengkapan, surat
menyurat, humas dan urusan umum, perencanaan serta pelaporan.
3. Unit-unit :
a. Unit Pelayanan Kesehatan : Rawat Jalan Umum, Rawat Jalan Gigi, Trauma Center, Kesehatan Ibu
dan Anak, Keluarga Berencana, Apotik, Laboratorium dan Pendaftaran/Rekam Medik.
b. Unit Penggerak Pembangunan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat & Keluarga: Penyehatan
lingkungan, P2M, Perkesmas, Imunisasi, UKS, Kesehatan Jiwa, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Perbaikan Gizi.
4. Puskesmas pembantu : Karangkajen, Kalijoso.
Di Puskesmas Secang I, sudah terdapat prosedur dalam pengorganisasian. Pengisian struktur organisasi
dalam Puskesmas ini juga sudah sesuai dengan fungsi Puskesmas. Pembuatan uraian tugas dan jadwal
kegiatan belum diaksanakan oleh setiap staf di Puskesmas ini.
Di Puskesmas Secang I terdapat beberapa perangkapan tugas yang sesuai dengan tugas pokok dan tugas
tambahan. Perangkapan tugas tersebut menurut Kepala Puskesmas selama ini mengganggu jalannya
pelaksanaan kegiatan karena beban kerja tiap petugas belum sesuai dengan beban kerja ideal. Jika
kemudian ditemui adanya hambatan karena perangkapan tugas, kepala Pusksemas akan mengkaji ulang
pendelegasian tugas dengan memberdayakan SDM lain yang tidak mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan tugas, dengan tetap memperhatikan latar belakang pendidikan dari petugas tersebut.
Penyelenggaraan kegiatan dari 6 upaya kesehatan wajib dilakukan dengan jadwal kegiatan yang disusun
oleh masing-masing penanggungjawab. Koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas kepada tiap-
tiap penanggung jawab program, dimaksudkan agar penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Secang I
tetap memperhatikan azas penyelenggaraan Pusksemas, berbagai standar dan pedoman pelayanan
Puskesmas, kendali mutu, serta kendali biaya. Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan dengan
kerjasama lintas program maupun lintas sektoral. Sebagai tindak lanjutnya, setiap awal bulan
berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk merencanakan jadwal dan evaluasi
kegiatan 6 upaya kesehatan wajib.
Telaah internal lintas program dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin berupa lokakarya mini, dihadiri
seluruh staf termasuk bidan desa dan staf Puskesmas pembantu yang dipimpin Kepala Puskesmas. Pada
pertemuan rutin ini akan dibahas bagaimana kinerja Puskesmas Secang I selama bulan itu, bagaimana
kendali mutu, evaluasi keberhasilan ataupun hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menjalankan
program serta rencana program bulan depan.
Telaah eksternal dalam bentuk Rapat Koordinasi Kecamatan (Rakorcam) sebagai kerjasama lintas
sektoral, dilakukan setiap 3 bulan. Puskesmas Secang I menyelenggarakan Lokakarya Mini Triwulan
tersendiri dikarenakan hal tersebut. Pertemuan tersebut dilaksanakan untuk mengkaji hasil kegiatan
kerja sama selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian disusun
rencana kerja sama tribulanan selanjutnya.
Di Puskesmas Secang I, program-program yang belum mencapai target adalah cakupan ibu hamil yang
diberi 90 tablet Fe dan kurangnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan Ante Natal Care. Untuk
program-program diatas, kepala Puskesmas memotivasi staf dalam forum dialog, dengan memberikan
penghargaan diri bagi staf yang berprestasi namun tidak ada reinforcement bagi petugas yang
melanggar disiplin serta tidak ada buku supervisi bagi petugas.

3. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3)


Pengawasan dibedakan atas dua macam yaitu pengawasan internal yang dilakukan secara melekat oleh
atasan langsung dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh masyarakat, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek
administratif, keuangan, dan teknis pelayanan. Bila ditemukan penyimpangan maka perlu dilakukan
pembinaan sesuai ketentuan yang berlaku. Bila terjadi penyimpangan dapat memberi saran tindakan
koreksi yang perlu dilakukan.
Penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil kegiatan dengan target kegiatan yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang melalui standar pelayanan minimal.
Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh Kepala Puskesmas pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan
tersebut mencakup pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya
termasuk keuangan dan inventarisai barang disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta
pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat. Selanjutnya Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
memberikan feed back pada Puskesmas.

2.6 Strukur Organisasi Puskesmas Secang I


Terlampir

2.7 Deskripsi Kerja


1. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok & Fungsi (SK Bupati No. 44 / 2004) :
• Merumuskan rencana kebutuhan personil, keuangan dan sarana prasarana pendukung tugas
operasional pelayanan kesehatan, penggerakan pengembngan kesehatan serta usaha pemberdayaan
masyarakat dan keluarga secara paripurna dan mandiri.
• Merumuskan tujuan sasaran, kebijakan dan program penyelenggaraan tugas operasional pelayanan
kesehatan, penggerakan pengembangan kesehatan serta usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga
secara paripurna dan mandiri.
• Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu melalui upaya rawat jalan, rawat
inap dan penunjang.
• Melaksanakan usaha penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan melalui upaya penyehatan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya khusus sesuai dengan
program spesifik lokal.
• Melaksanakan usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga melalui upaya penyuluhan kesehatan
masyarakat, kesehatan keluarga, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
• Melaksanakan urusan ketatausahaan
• Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan tugas operasional pelayanan
kesehatan, penggerakan pengembangan kesehatan serta usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga
secara paripurna dan mandiri.
• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas operasional pelayanan kesehatan,
penggerakan pengembangan kesehatan serta usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga secara
paripurna dan mandiri.
• Melksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Dokter umum
Tugas pokok: mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas dapat berjalan
dengan baik
Fungsi:
• Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
• Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik di Puskesmas, Pustu, atau
Pusling.
• Memberikan bimbingan dan supervisi teknis kepada penderita dan masyarakat.
• Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran masyarakat.
• Melakukan pencatatan dan pelaporan.

3. Dokter gigi
Tugas pokok: mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas agar
dapat berjalan dengan baik.
Fungsi:
• Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas
• Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja Puskesmas secara teratur.
• Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
• Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran serta masyarakat.
• Memberikan penyuluhan kesehatan
• Melaksanakan pencatatan program.

4. Perawat Gigi
Tugas pokok: melaksanakan pelayanan gigi di Puskesmas.
Fungsi:
• Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
• Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang sakit.
• Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi
• Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)
• Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.

5. Tata Usaha
Tugas pokok:
• Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas
• Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi:
• Mengumpulkan, membuat surat yang masuk atau keluar yang disposisi.
• Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas puskesmas
• Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas
• Melakukan laporan berkala tata usaha.

6. Petugas Perkesmas
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas di wilayah kerja
Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi:
• Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun di luar gedung
• Menyiapkan blanko – blanko dan pencatatan untuk kegiatan Puskesmas
• Memantau masyarakat atau kasus – kasus rawan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
• Melakukan pendataan sasaran secara periodik

7. Petugas Pengobatan
Tugas pokok:
• Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah kerja Puskesmas
• Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi dari dokter
• Melaksanakan penyuluhan kesehatan
• Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu menjumpai kasus
• Melakukan kegiatan Puskesling dan Pustu
• Melakukan rujukan pencatatan dan pelaporan

8. Petugas P2P
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit di
wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi:
• Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas
• Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular
• Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular
• Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi dari dokter
• Melakukan kunjungan rumah
• Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2P
• Memberikan penyuluhan kesehatan
• Melakukan pencatatan dan pelaporan
• Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan

9. Petugas KIA
Tugas pokok: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilyah kerja Puskesmas agar dapat berjalan
dengan baik
Fungsi:
• Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak
• Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi
• Memberikan imunisasi pada bayi dan ibu hamil
• Melakukan pembinaan kepada dukun bayi
• Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait dengan KIA
• Melakukan penyuluhan kesehatan
• Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
• Melakukan pencatatan dan pelaporan

10. Petugas Gizi


Tugas pokok: Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas
Fungsi:
• Melaksanakan pemberian makanan tambahan
• Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus – kasus kurang gizi
• Membantu meningkatkan kerjasama lintas sektoral terkait dengan gizi
• Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader
• Melakukan pembagian vitamin A secara periodik
• Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik
• Melakukan pembinaan Posyandu
• Melakukan rujukan kasus gizi
• Melakukan pencatatan dan pelaporan

11. Petugas Sanitarian


Tugas pokok: Merubah, mengendalikan, atau menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang
memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Fungsi:
• Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban keluarga, rumah sehat,
kebersihan lingkungan, dan pekarangan
• Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air, penampungan air hujan dan
sarana bersih lainnya
• Pengawasan higiene, perusahaan, dan tempat – tempat umum
• Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral
• Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.
• Memberikan penyuluhan kesehatan
• Pengawasan, penyehatan rumah
• Pengawasan pembuanagan sampah
• Pengawasan makanan dan minuman
• Pembuangan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
• Melakukan pencatatan dan pelaporan

12. Pelayanan Imunisasi


Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi:
• Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas
• Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi
• Menyelenggarakan dan memonitor penyimpanan vaksin di puskesmas
• Menyediakan persediaan vaksin secara teratur
• Melakukan sweeping untuk daerah – daerah yang cakupannya kurang
• Memberikan penyuluhan kesehatan
• Melakukan pencatatan dan pelaporan

13. Petugas Trauma Center


Tugas pokok: Melaksanakan kegiatan untuk mengatasi kasus gawat darurat di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi:
• Menyiapkan ruang gawat darurat dalam keadaan siap untuk pelayanan
• Melakukan rujukan kasus gawat darurat bila tidak mampu ke Puskesmas yang lebih maju
• Melakukan penanganan kasus gawat darurat sesuai standar dan prosedur
• Melakukan pencatatan dan pelaporan

14. Petugas Apotek


Tugas pokok: Memeriksa, meracik, dan membungkus obat.
Fungsi:
• Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat
• Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotek
• Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD
• Melakukan pencatatan dan pelaporan obat
• Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat
• Melakukan penctatan dan pelaporan
15. Petugas Laboratorium
Tugas pokok: Melakukan pemeriksaan laboratorium di wilayah kerja Puskesmas
Fungsi:
• Melaksanakan pemeriksaan spesimen
• Membantu rujukan spesimen
• Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan laboratorium
• Memberikan pnyuluhan kesehatan
• Melakukan pencatatan dan pelaporan

16. Petugas Pendaftaran


Tugas pokok: Melakukan proses pelayanan di pendaftaran pada semua pengunjung Puskesmas.
Fungsi:
• Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan
• Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran
• Memberikan status atau catatan medis untuk setiap pasien
• Mencatat semua kunjungan pasien pada buku
• Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut
• Melakukan pencatatan dan pelaporan

17. Petugas Gudang Obat


Tugas pokok: Mengelola obat – obat yang ada di Puskesmas.
Fungsi:
• Membantu dokter atau Kepala Puskesmas dalam pengelolaan obat di Puskesmas
• Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas
• Mengatur penyimpanan obat
• Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat
• Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)
• Melakukan pencatatan dan laporan
• Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam obat

2.8 Sumber Daya Puskesmas


2.8.1 Tenaga Kesehatan
Tabel 5. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Secang I
No Kategori tenaga Jumlah
1 Kepala Puskesmas 1
2 Pengadministrasi Umum 3
3 Pengadministrasian Keuangan 2
4 Pengadministrasian Perlengkapan 1
5 Pengemudi 1
6 Dokter umum 2
7 Dokter gigi 2
8 Bidan desa 11
9 Bidan Puskesmas 2
10 Perawat 5
11 Perawat gigi 1
12 Sanitarian H.S 1
13 Petugas gizi 1
14 Asisten apoteker 1
15 Penyuluh kesehatan 1
16 Penata laboratorium 2
17 Penjaga malam 1
JUMLAH 37
Sumber: Kepegawaian Puskesmas Secang I, 2010
2.8.2 Sarana Fisik
Tabel 6. Sarana fisik di Puskesmas Secang I
No Jenis sarana Jumlah
1. Puskesmas induk 1
2. Rumah dinas dokter 1
3. Rumah dinas paramedik 3
4. Puskesmas pembantu 2
5. Mobil puskesling 1
6. Sepeda motor 7
7. Conteiner drum 2
8. Lemari es Puskesmas dan Pustu 1
9. Freezer 1
10. Kompor 1
11. Mesin tulis 2
12. Kalkulator 2
13. Rak kartu 1
14. Filling kabinet 2
15. Sound system 1
16. Meja, kursi tulis 13
17. Almari 11
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Secang I, 2009

2.8.3 Perlengkapan Medis


Tabel 7. Perlengkapan Medis Pukesmas Secang I
No Jenis sarana Ada
1. Sterilisator uap 2
2. Vaksin karier 8
3. Termos 30
4. Tas imunisasi 2
5. Object glass 580
6. Sarana laboratorium 1
7. Bilik hitung -
8. Tabung Hematokrit -
9. Sentrifuse listrik -
10. Timbangan bayi 35
11. Bidan kit 3
12. Alat LIA dan Hb Sahli 1
13. Timbangan injak 3
14. Dukun kit 67
15. Tabung oksigen 1
16. Resusitator -
17. Inkubator -
18. Reagen tes iodium -
19. KMS ibu hamil 1654
20. KMS bayi 1504
21. KMS murid 2431
22. KMS tumbuh kembang 7914
23. Spuit dispossable 5712
24. Jarum 26745
25. Tensimeter 3
26. Stetoskop 6
27. Diagnostik set -
28. Poliklinik set 2
29. Isihara set -
30. THT set 1
31. Strerilisator listrik -
32. PHN listrik 1
33. Dental unit 1
34. Diamond bor -
35. Perawatan gigi kit -
36. Sterilisator tang -
37. UKGMD kit -
38. Comb test -
39. PP test -
40. Golongan darah 16
41. Hb kit 1 set
42. Trauma senter kit 1
Sumber : Buku Inventaris Puskesmas Secang I 2009

2.8.4 Dana
Dana yang diperoleh Puskesmas Secang I didapat dari pengembalian retribusi pendaftaran pasien yang
disetorkan ke Daerah Tingkat II (Kabupaten). Dari dana tersebut 85% dikembalikan ke Puskesmas, lalu
untuk pembiayaan puskesmas yaitu 50% untuk operasional Puskesmas, 40% untuk Jasa pelayanan
petugas, dan 10% untuk manajemen puskesmas. Selain itu ada juga dana untuk proyek yang berasal dari
APBD II, APBD I dan APBN.

2.9 Sumber Daya Manusia, Jumlah dan Spesifikasinya


Berdasarkan fungsional tenaga sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas Secang I, terdapat 37 tenaga
sedangkan berdasarkan kategori tenaga sumber daya manusia di Puskesmas Secang I terdapat 37
tenaga. Jenis tenaga yang digunakan, jumlah maupun nama pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Nama dan spesifikasi kerja pegawai Puskesmas Secang I
No Jenis Tenaga Jumlah Nama
1. Dokter umum 3 Dr. Agung Subroto
Dr. Heri Muchdiyono, M.Kes
Dr. Benyamin
2. Dokter gigi 2 Drg. David Handoko
Drg. Ruri Suryani
3. Bidan Puskesmas 2 Aida Sofianti
Titik Sulistiowati
4. Bidan desa 11 Triatmi PA
Endang Purwati
Alri Andhiani
Dani Margawati
Utik Hariyani
Lis Barokah Erna L.
Marni
Siti Mariyah
Sumaryati
Yeti Sukarsih
Fajar
5. Perawat 5 Sri Andoko Woro
Budi Waluyo
Misdi Purwati
Asliyah
Esti Mularti
6. Perawat gigi 1 Sih Sidyawati
7. Sanitarian HS 1 Darkam S.
8. Petugas gizi 1 Diah Heradiati Nurinda
9. Asisten apoteker 1 Slamet Riyono
10. Petugas laboratorium 2 Umiyati
Atik
11. Penyuluh kesehatan 1 Rini Indriati
12. Adminitrasi 6 Rudhy Utomo
Eva Yustisia
Anastasia WM
Tri Hestiningsih
Sutarno
Endah Mulyani
13 Pengemudi 1 M Rinto Hafandi
Sumber: Staf Bagian Kepegawaian Puskesmas Secang I, 2010

2.10 Pelayanan Puskesmas


2.10.1 Terdapat Enam Upaya Kesehatan Wajib Secang I, yaitu :
1. Pengobatan
2. P2M
3. KIA dan KB
4. Gizi
5. Kesehatan lingkungan
6. Promosi kesehatan

Terdapat Tiga Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Secang I, yaitu :


1. Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
3. Kesehatan Jiwa

2.10.2. Jaringan Pelayanan Puskesmas Secang I


Untuk melaksanakan upaya kesehatan wajib dan pengembangan puskesmas memiliki jariangan sarana
pelayanan yaitu :
 Puskesmas Induk di kecamatan secan
 Pustu (puskesmas pembantu), berjumlah 2, yaitu :
1) Karangkajen
2) Kalijoso
 Puskesling (puskesmas keliling), berjumlah 5, yaitu :
1) Ngadirojo
2) Payaman
3) Ngabean
4) Jambewangi
5) Donorejo
 Polindes (pondok bersalin desa), berjumlah 5, yaitu :
1) Madusari
2) Secang
3) Krincing
 PKD (poliklinik kesehatan desa), berjumlah 6, yaitu :
1) Ngadirojo (setiap Kamis)
2) Payaman (setiap Legi)
3) Ngabean (setiap Kamis)
4) Jambewangi (setiap Senin)
5) Donorejo (setiap Rabu)
6) Madyocondro (setiap Rabu dan Sabtu)
 Posyandu balita, berjumlah 91 posyandu, yaitu :
1) Jambewangi : 11
2) Payaman : 13
3) Kalijoso : 5
4) Ngadirojo : 8
5) Madycondro : 10
6) Madusari : 6
7) Secang : 12
8) Ngabean : 8
9) Krincing : 10
10) Donorejo : 4
11) Karangkajen : 5
Sedangkan jumlah posyandu lansia berjumlah 41 posyandu.
 UKS dan UKGS

2.10.3 Jenis Pelayanan Dalam Gedung


Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Secang I adalah :
1) BP (balai pengobatan)/Poliklinik umum
2) KIA (kesehatan ibu dan anak)
3) Pengobatan gigi
4) Klinik gizi
5) Trauma center
6) Klinik sanitasi
7) Laboratorium
8) Apotek

2.11 Data 10 Penyakit Besar di Puskesmas Secang I


Tabel 9. Data sepuluh penyakit terbanyak Januari 2010
No Jenis Penyakit Jumlah %
1. Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas 181 20.57
2. Hipertensi Primer 145 16.48
3. Gastritis 132 15
4. Penyakit Gusi dan Jaringan Periodontal 90 10.23
5. Pusing 72 8.18
6. Arthritis tidak spesifik 67 7.61
7. Diare dan gastroentritis tidak spesifik 54 6.14
8. Demam 48 5.45
9. Kencing manis (DM) 47 5.34
10. Rhematoid Arthritis lain 44 5
JUMLAH 880 100
Sumber : SIMPUS Puskesmas Secang I bulan Januari 2010

Penyakit yang terbanyak kasusnya adalah Infeksi Akut Lain pada Saluran Pernafasan bagian Atas (ISPA)
yaitu sebanyak 181 kasus, kemudian diikuti Hipertensi Primer sebanyak 145, sedangkan gastritis sebesar
132.

2.12 Derajat Kesehatan


Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian ibu dan
bayi dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan
sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program kesehatan lainnya.

Tabel 10. Jumlah Kelahiran, Kematian bayi dan Ibu Puskesmas Secang I
No Kematian ibu, bayi dan balita pada th. 2009 Jumlah
1 Jumlah kematian ibu 0
2 Jumlah lahir mati 5
3 Jumlah lahir hidup 550
4 Jumlah kematian balita 0
Sumber : KIA Puskesmas Secang Tahun 2009

BAB III
DATA KHUSUS

3.1 Program Puskesmas


Terdapat beberapa upaya kesehatan puskesmas, antara lain:
1. Upaya Kesehatan Wajib
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
3. Upaya Kesehatan Inovasi

3.1.1 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas


1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah.
Tujuan dari program kesehatan Ibu dan Anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya menuju NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Tabel 11. Hasil Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Secang I, Januari-Mei 2010
Indikator Target
% Cakupan Pencapaian
%
Kegiatan %
1 Cakupan Kunjungan bumil K1 98 429 117.53 123.01
2 Cakupan Kunjungan bumil K4 * 95 350 95.89 100.94
3 Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 100 49 66.82 66.82
4 Ibu hamil resti yg ditangani (PONED) 100 - - -
5 Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani (PONED) 100 - - -
6 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 90 310 77.26 85.84
7 Cakupan Kn1*) 96 321 83.65 87.13
8 Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 90 321 83.65 92.94
9 Cakupan kunjungan Bayi 90 331 143.76 159.73
10 BBLR yg ditangani 100 11 2.87 2.87
11 Neonatal resti yg ada / ditemukan* 100 11 122.22 122.22
12 Neonatal resti/komplikasi yg ditangani /(PONED) 80 - - -
13 Pembinaan dukun bayi
a.Jumlah dukun bayi yg terlatih 100 31 190.77 190.77
b.Frekuensi pembinaan dukun 10x/th 5 120.00 120.00
B. Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia
Sekolah
1 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 95 49 5.82 6.13
2 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD & setingkat 100
oleh tenkes atau terlatih/guru UKS/dokter kecil*
(Penjaringan kelas 1)
3 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 80 1482.33
14.27 17.84
4 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 80 716.67 7.68 9.59
5 Pembinaan TK
- Jumlah TK yang dibina* 100 27 72.73 72.73

Keluarga Berencana (KB)


Upaya Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, jarak antara kehamilan diperpanjang
dan kehamilan selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki.
Tujuan KB dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Tujuan umum, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia (NKKBS)
b) Tujuan khusus, yaitu meningkatnya kesadaran keluarga atau masyarakat untuk menggunakan alat
kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi, meningkatnya kesehatan keluarga masyarakat
dengan cara penjarangan kehamilan.

Jenis kegiatan KIA dan KB antara lain:


1) Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi.
Indikatornya:
• Cakupan kunjungan bumil K1
• Cakupan kunjungan bumil K4
• Cakupan pertolongan persalinan oleh tenkes
• Ibu hamil resti yang dirujuk
• Cakupan kunjungan neonatus (Kn1 Kn2)
• Cakupan kunjungan bayi
• Cakupan BBLR yang ditangani
• Neonatal resti yang ada/ditemukan
• Neonatal resti yang ditangani atau dirujuk
• Pembinaan dukun bayi
a. Jumlah dukun bayi terlatih
b. Frekuensi pembinaan
2) Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah.
Indikatornya:
• Cakupan deteksi dini tumbang (Tumbuh Kembang) anak balita prasekolah.
• Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenkes terlatih/guru UKS/dokter kecil
(penjaringan kelas I)
• Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas I SLTP, SLTA/setingkat)
3) Pelayanan KB
Indikatornya:
• Jumlah seluruh peserta aktif yang dibina.

Tabel 12. Hasil Kegiatan Keluarga Berencana Puskesmas Secang I, Januari-Mei 2010
Indikator
Target
% Cakupan
Pencapaian
%
Kegiatan %
Jumlah seluruh peserta KB aktif 80 6368 76.21 95.26
a. jml posyandu pra usila dan Usila yg ada* 100 11 100 100
b. cakupan pelayanan pra usila dan Usila 70 6232 105.82 151.17

2. Perbaikan Gizi Masyarakat


• Pelayanan dikelola nutritionis di klinik gizi yang dibuka setiap hari Selasa dan Jumat.
• Pelayanan gizi
Tujuan dari program ini adalah menurunkan angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita
oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah, terutama pada anak balita dan wanita. Upaya yang
dilakukan pada pelayanan gizi terutama diarahkan untuk menanggulangi 4 masalah gizi utama yaitu
kurang kalori protein, kurang vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia gizi.
Jenis kegiatan
1) Pemantauan dan pertumbuhan balita
Indikatornya:
a) Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
b) Balita yang naik berat badannya (N/D)
c) Balita BGM
2) Pelayanan gizi
Indikatornya:
a) Cakupan bayi (6-11bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x pertahun
b) Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 2 x pertahun
c) Cakupan bumil yang diberi 90 tablet Fe
d) Balita gizi buruk yang mendapat perawatan
e) Cakupan pemberian makanan ASI pada bayi BGM dari GAKIN
f) Cakupan WUS yang mendapat yodium

Tabel 13. Hasil Kegiatan Gizi Puskesmas Secang I Januari-Mei 2010


Indikator Target

%
Cakupan
Pencapaian

Kegiatan %
a. Pemantauan dan pertumbuhan balita
- Balita yg datang dan ditimbang (D/S) 80 3486 80.06 100.08
- Balita yg naik berat badannya (N/D) 80 2700 77.45 96.82
b. Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kapsul vit A dosis tinggi 95 606 100 105.26
1 kali per tahun
c. Cakupan anak balita( 12 - 59 bln) yg diberi kapsul vit A 95 3501 100 105.26
2 kali per tahun
d. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 90 373 85.75 95.28
e. Balita BGM <1.5> 15 140/1000 ppdk 70 0.37
Kebutaan 1.47 % 0 0
Kecelakaan lalu lintas 4.1/100.000 ppdk 185 0.97
Diabetes Melitus T 1993: 1.6/1000 198 1.04
Neoplasma T 1993: 0.5/1000 8 0.04
E Upaya kesehatan gigi
a UKGS tahap 3 50 % 4 32.00 64.00
b Juml kunjungan gilut di rawat jalan 5 % 3318 17.45 348.81
F Kesehatan jiwa
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 15 % 153 240 1600.00

BAB IV
ANALISIS MASALAH

Hasil kegiatan Puskesmas bulan Januari sampai Mei 2010, berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
telah disebutkan pada bab sebelumnya. Hasil cakupan kegiatan Puskesmas bulan Januari sampai Mei
2010, yang masih menjadi masalah perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka
pemikiran pendekatan sistem, sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka pemikiran pendekatan sistem

Masalah yang timbul terdapat pada pencapaian kegiatan kurang dari 100%. Hal penting pada upaya
pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan
penyebab masalah tersebut. Berdasarkan pendekatan sistem penyebab masalah dapat terjadi pada
input, proses dan lingkungan.

4.1 CAKUPAN PROGRAM ATAU SPM YANG MASIH BERMASALAH


Berdasarkan data pencapaian kegiatan pada enam program Puskesmas Secang I mulai bulan Januari
sampai Mei 2010 didapatkan beberapa program yang masih bermasalah adalah skor pencapaiannya
kurang dari 100 %, yaitu:

Tabel 18. Daftar Masalah Manajemen Program Puskesmas Secang I, Januari – Mei 2010
No Daftar Masalah Skor Pencapaian (%)
1. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 66.82
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 85.84
3. Cakupan Kn1*) 87.13
4. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 92.94
5. BBLR yg ditangani 2.87
6. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 6.13
7. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 17.84
8. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 9.59

9. Jumlah TK yang dibina* 72.73


10. Balita yg naik berat badannya (N/D) 96.82
11. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 95.28
12. Balita BGM 87.45
13. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 59.14
14. Institusi yang dibina 89.29
15. Cakupan suspek tb paru* 23.93
16. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar) 34.87
17. Imunisasi BCG* 97.55
18. Imunisasi Polio 1* 94.34
19. Imunisasi Polio 4* 99.59
20. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 92.29
21. Rumah tangga sehat
23.41
22. Bayi yg dapat ASI eksklusif 91,67
23. Keluarga sadar gizi (kadarzi) 45.92
24. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes 69,44
25. Pembentukan dokter kecil 26,84
26. Pembinaan dokter kecil* 12,50
27. PSN di sekolah* 69,33
28. Posyandu purnama (indikator 2008) 63,17
29. UKGS tahap 3 64.00
30. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B 99.42
31. Jumlah seluruh peserta KB aktif 95.26

4.2 TEKNIK PRIORITAS MASALAH


Tabel 17 diatas menunjukkan adanya masalah pada manajemen program Puskesmas Secang I pada
bulan Januari sampai Mei 2010. Dengan banyaknya masalah yang ditemukan, maka perlu dilakukan
pemilihan prioritas masalah menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.

4.2.1 Metode Hanlon Kuantitatif


Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas masalah dengan rumus:

Keterangan:
• Kriteria A : Besar Masalah (nilai 0 -10)
• Kriteria B : Keagawatan Masalah (nilai 1 – 5)
• Kriteria C : Kemudahan Penaggulangan (nilai 1 – 5)
• Kriteria D : PEARL Faktor (nilai 0 atau 1)

Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam menentukan prioritas masalah, yaitu:
1) Identifikasi faktor–faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses penetuan masalah.
2) Mengelompokkan faktor–faktor yang ada dan memberikan bobot terhadap kelompok faktor tersebut.
3) Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai kebutuhannya.

Kriteria A: Besar Masalah


Menetapkan faktor yang digunakan untuk menentukan besar masalah. Data yang digunakan bersifat
kuantitatif. Misal : persentase penduduk yang terkena efek langsung masalah tersebut, asumsi jumlah
biaya yang dikeluarkan perorangan perbulan oleh karena masalah tersebut, besar kerugian (biaya) yang
dialami penduduk dan lain-lain.
Besar masalah didapatkan berdasarkan hasil cakupan terhadap pencapaian yang diperoleh dari populasi
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar masalah maka hal yang perlu diperhatikan
adalah penetapan range untuk menentukan nilai besarnya masalah.
Langkah–langkahnya, yaitu:
1. 100% dikurang skor pencapaian (dalam persen) dari masing–masing masalah, maka akan dihasilkan
besar masalah.

Tabel 19. Daftar Masalah Puskesmas Secang I, Januari-Mei 2010


No. Daftar Masalah Skor Pencapaian (%) Besar Masalah(%)
1. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 66.82 33.18
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 85.84 14.16
3. Cakupan Kn1*) 87.13 12.87
4. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 92.94 7.06
5. BBLR yg ditangani 2.87 97.13
6. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 6.13 93.87
7. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 17.84
82.16
8. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 9.59
90.41
9. Jumlah TK yang dibina* 72.73 27.27
10. Balita yg naik berat badannya (N/D) 96.82 3.18
11. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 95.28 4.72
12. Balita BGM 87.45 12.55
13. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 59.14 40.86
14. Institusi yang dibina 89.29 10.71
15. Cakupan suspek tb paru* 23.93 76.07
16. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar) 34.87 65.13
17. Imunisasi BCG* 97.55 2.45
18. Imunisasi Polio 1* 94.34 5.66
19. Imunisasi Polio 4* 99.59 0.41
20. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 92.29 7.71
21. Rumah tangga sehat
23.41 76.59
22. Bayi yg dapat ASI eksklusif 91,67 8.33
23. Keluarga sadar gizi (kadarzi) 45.92 54.08
24. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes 69,44 30.56
25. Pembentukan dokter kecil 26,84 73.16
26. Pembinaan dokter kecil* 12,50 87.5
27. PSN di sekolah* 69,33 30.67
28. Posyandu purnama (indikator 2008) 63,17 36.83
29. UKGS tahap 3 64.00 36
30. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B 99.42 0.58
31. Jumlah peserta KB aktif 95.26 4.74

2. Menentukan jumlah kolom akan digunakan:


K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4.92
= 5.92 → 6

3. Selisih dari besar masalah yang tertinggi dan terendah kemudian dibagi jumlah kolom, akan
didapatkan range:
Range = 97, 13% - 0, 41% = 16,12 %
6

4. Setelah mendapatkan nilai range, kita akan mendapatkan skala besar masalah.
0, 41 + 16, 12 = 16, 53 → skala I : 0,41 % - 16,53 %
16,54 + 16, 12 = 32, 66 → skala II : 16,54 % - 32,66 %
32,67 + 16,12 = 48,79 → skala III : 32,67 % - 48,79 %
48,79 + 16,12 = 64,91 → skala IV : 48,79 % - 64,91 %
64,91 + 16,12 = 81,03 → skala V : 64,91 % - 81,03 %
81,03 + 16,12 = 97,15 → skala VI : 81,03 % - 97,15 %

5. Kemudian besar masalah dapat diklasifikasikan ke dalam skala–skala yang telah kita tentukan
sebelumnya. Sehingga kita dapat mendapatkan nilai untuk tiap – tiap masalah.

Tabel 20. Kriteria A (Besar Masalah)


No Besar Masalah Besar
masalah
(%) Skala Besar Masalah Nilai

I II III IV V VI
0,41 - 16,53 % 16,54 - 32,66 % 32,67 - 48,79 % 48,79 - 64,91 % 64,91 - 81,03 % 81,03 - 97,15 %
1
23456
1. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 33.18 X 3
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 14.16 X 1
3. Cakupan Kn1*) 12.87 X 1
4. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 7.06 X 1
5. BBLR yg ditangani 97.13 X 6
6. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 93.87 X 6
7. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 82.16 X 6
8. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 90.41 X 6
9. Jumlah TK yang dibina* 27.27 X 2
10. Balita yg naik berat badannya (N/D) 3.18 X 1
11. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 4.72 X 1
12. Balita BGM 12.55 X 1
13. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 40.86 X 3
14. Institusi yang dibina 10.71 X 1
15. Cakupan suspek tb paru* 76.07 X 5
16. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar) 65.13 X 5
17. Imunisasi BCG* 2.45 X 1
18. Imunisasi Polio 1* 5.66 X 1
19. Imunisasi Polio 4* 0.41 X 1
20. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 7.71 X 1
21. Rumah tangga sehat
76.59 X 5
22. Bayi yg dapat ASI eksklusif 8.33 X 1
23. Keluarga sadar gizi (kadarzi) 54.08 X 4
24. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes 30.56 X 2
25. Pembentukan dokter kecil 73.16 X 5
26. Pembinaan dokter kecil* 87.5 X 6
27. PSN di sekolah* 30.67 X 2
28. Posyandu purnama (indikator 2008) 36.83 X 3
29. UKGS tahap 3 36 X 3
30. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B 0.59 X 1
31. Jumlah peserta KB aktif 4.74 X 1

Kriteria B: Kegawatan Masalah


Dalam penilaian kriteria ini lebih bersifat subjektif. Tentukan 3 faktor tingkat kegawatan, yang
meliputi:
• Tingkat mendesak
• Tingkat keganasan yang menyebabkan kematian, kecacatan, dan lain – lain.
• Kecenderungan penyebaran.
Tentukan bobot nilai (1-5) pada masing-masing faktor.
Keterangan:
Tingkat mendesak dalam interval skor 1 – 5 , yaitu:
• Tidak mendesak : 1
• Kurang mendesak : 2
• Cukup mendesak : 3
• Mendesak : 4
• Sangat mendesak : 5

Tingkat kegawatan dalam interval skor 1 – 5, yaitu:


• Tidak gawat : 1
• Kurang gawat : 2
• Cukup gawat : 3
• Gawat : 4
• Sangat gawat : 5

Tingkat kecenderungan penyebaran dalam interval skor 1 – 5, yaitu:


• Sangat kurang besar : 1
• Kurang besar : 2
• Cukup besar : 3
• Besar : 4
• Sangat besar : 5

Tabel 21. Kriteria B (Kegawatan Masalah)


No Daftar Masalah Mendesak Kegawatan Kecenderungan
Penyebaran Nilai
1. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 5 5 5 15
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 4 4 1 9
3. Cakupan Kn1*) 4 2 2 8
4. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 4 4 2 10
5. BBLR yg ditangani 5 5 3 13
6. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 4 3 3 10
7. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 2 1 1 4
8. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 2 1 1 4
9. Jumlah TK yang dibina* 2 1 1 4
10. Balita yg naik berat badannya (N/D) 3 2 1 6
11. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 4 4 4 12
12. Balita BGM 5 5 5 15
13. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 3 3 2 8
14. Institusi yang dibina 4 3 3 10
15. Cakupan suspek tb paru* 4 4 5 13
16. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar) 5 5 4 14
17. Imunisasi BCG* 4 4 3 11
18. Imunisasi Polio 1* 4 4 3 11
19. Imunisasi Polio 4* 4 4 3 11
20. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 4 4 3 11
21. Rumah tangga sehat 5 4 3 12
22. Bayi yg dapat ASI eksklusif 4 3 2 9
23. Keluarga sadar gizi (kadarzi) 4 4 3 11
24. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes 5 4 5 14
25. Pembentukan dokter kecil 1 1 1 3
26. Pembinaan dokter kecil* 1 1 1 3
27. PSN di sekolah* 3 4 4 11
28. Posyandu purnama (indikator 2008) 3 2 2 7
29. UKGS tahap 3 3 3 3 9
30. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B 3 2 3 8
31. Jumlah Peserta KB aktif 4 4 5 14

Kriteria C: Kemudahan Penanggulangan


Menilai masalah tersebut dalam penanggulangan tentang keberadaan sumber daya (tenaga, alat, obat,
biaya, fasilitas, kesehatan) dan teknologi yang digunakan tersedia, kemampuan dan kemudahan
menyelesaikan masalah dengan bobot penilaian antara 1 – 5, yaitu:
Sulit ditanggulangi : 1
Cukup sulit ditanggulangi : 2
Tidak mudah ditanggulangi : 3
Mudah ditanggulangi : 4
Sangat mudah ditanggulangi : 5

Tabel 22. Kriteria C (Kemudahan penanggulangan)


Daftar masalah Puskesmas Secang I berdasarkan Kriteria C
NO. Daftar Masalah Nilai
1. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 3
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 4
3. Cakupan Kn1*) 2
4. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 2
5. BBLR yg ditangani 3
6. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 4
7. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 4
8. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 4
9. Jumlah TK yang dibina* 3
10. Balita yg naik berat badannya (N/D) 5
11. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 5
12. Balita BGM 2
13. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 4
14. Institusi yang dibina 3
15. Cakupan suspek tb paru* 1
16. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar) 1
17. Imunisasi BCG* 4
18. Imunisasi Polio 1* 4
19. Imunisasi Polio 4* 4
20. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 4
21. Rumah tangga sehat 2
22. Bayi yg dapat ASI eksklusif 2
23. Keluarga sadar gizi (kadarzi) 3
24. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes 4
25. Pembentukan dokter kecil 3
26. Pembinaan dokter kecil* 2
27. PSN di sekolah* 3
28. Posyandu purnama (indikator 2008) 3
29. UKGS tahap 3 3
30. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B 2
31. Jumlah peserta KB aktif 3
Kriteria D: PEARL Faktor
Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan,
faktor – faktor tersebut adalah:
• P : Propriate (Kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan dunia/program daerah)
• E : Economic (Secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)
• A : Acceptability ( Dapat diterima oleh masyarakat, Pemda,dll)
• R : Resource (Tersedianya sumber daya yang mendukung kegiatan)
• L : Legality (Ada landasan hukum/etika kedokteran, dll)
Bobot nilai yang diberikan bila dijawab “ya” bernilai 1 dan bila dijawab “tidak” bernilai 0.
Hasil maksimal dari perhitungan rumus Hanlon tersebut adalah 100, semakin tinggi nilai angka
perhitungan maka masalah tersebut akan diperioritaskan untuk ditanggulangi.

Tabel 23. Kriteria D (PEARL Faktor)


Daftar Masalah Puskesmas Secang I Berdasarkan Kriteria D
No. Masalah P E A R L Hasil
1. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 1 1 1 1 1 1
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 1 1 1 1 1 1
3. Cakupan Kn1*) 1 1 1 1 1 1
4. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 1 1 1 1 1 1
5. BBLR yg ditangani 1 1 1 1 1 1
6. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 1 1 1 1 1 1
7. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 1 1 1 1 1 1
8. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 1 1 1 1 1 1
9. Jumlah TK yang dibina* 1 1 1 1 1 1
10. Balita yg naik berat badannya (N/D) 1 1 1 1 1 1
11. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 1 1 1 1 1 1
12. Balita BGM 1 1 1 1 1 1
13. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 1 1 1 1 1 1
14. Institusi yang dibina 1 1 1 1 1 1
15. Cakupan suspek tb paru* 1 1 1 1 1 1
16. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar) 1 1 1 1 1 1
17. Imunisasi BCG* 1 1 1 1 1 1
18. Imunisasi Polio 1* 1 1 1 1 1 1
19. Imunisasi Polio 4* 1 1 1 1 1 1
20. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 1 1 1 1 1 1
21. Rumah tangga sehat
111111
22. Bayi yg dapat ASI eksklusif 1 1 1 1 1 1
23. Keluarga sadar gizi (kadarzi) 1 1 1 1 1 1
24. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes 1 1 1 1 1 1
25. Pembentukan dokter kecil 1 1 1 1 1 1
26. Pembinaan dokter kecil* 1 1 1 1 1 1
27. PSN di sekolah* 1 1 1 1 1 1
28. Posyandu purnama (indikator 2008) 1 1 1 1 1 1
29. UKGS tahap 3 1 1 1 1 1 1
30. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B 1 1 1 1 1 1
31. Jumlah peserta KB aktif 1 1 1 1 1 1

Semua masalah diatas dengan menggunakan kriteria D (PEARL factor) didapatkan hasil satu dari setiap
masalah. Karena dilihat dari sumber daya seperti tenaga, alat, biaya, obat, fasilitas, serta teknologi
yang mendukung masalah yang muncul, kelima faktor tersebut mendukung sehingga program
pemecahan masalah dapat dilaksanakan.
4.3 PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN
Penentuan prioritas masalah pelayanan kesehatan adalah suatu proses oleh kelompok secara bersama–
sama dalam menentukan suatu masalah dari yang paling penting sampai masalah yang kurang penting.
Setelah kriteria A, B, C, dan D didapatkan maka, nilai tersebut dimasukkan ke dalam formula berikut:
Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A + B) C
Nilai Prioritas Total (NPT) : (A + B) C x D

Tabel 24. Urutan Prioritas Masalah


No. Daftar Masalah A B C D NPD NPT Prioritas
1. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil 3 15 3 1 54 54 V
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes 1 9 4 1 40 40 XV
3. Cakupan Kn1*) 1 8 2 1 18 18 XXX
4. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 1 10 2 1 22 22 XXV
5. BBLR yg ditangani 6 13 3 1 57 57 IV
6. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 6 10 4 1 64 64 II
7. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat 6 4 4 1 40 40
XIV
8. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat) 6 4 4 1 40 40 XIII
9. Jumlah TK yang dibina* 2 4 3 1 18 18 XXIX
10. Balita yg naik berat badannya (N/D) 1 6 5 1 35 35 XVIII
11. Cakupan ibu hamil yg diberi 90 tablet Fe 1 12 5 1 65 65 I
12. Balita BGM 1 15 2 1 32 32 XXI
13. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 3 8 4 1 44 44 XII
14. Institusi yang dibina 1 10 3 1 33 33 XX
15. Cakupan suspek tb paru* 5 13 1 1 18 18 XXVIII
16. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar) 5 14 1 1 19 19 XXVI
17. Imunisasi BCG* 1 11 4 1 48 48 VIII
18. Imunisasi Polio 1* 1 11 4 1 48 48 VII
19. Imunisasi Polio 4* 1 11 4 1 48 48 IX
20. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 1 11 4 1 48 48 VI
21. Rumah tangga sehat 5 12 2 1 34 34 XIX
22. Bayi yg dapat ASI eksklusif 1 9 2 1 20 20 XXIII
23. Keluarga sadar gizi (kadarzi) 4 11 3 1 45 45 XI
24. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes 2 14 4 1 64 64 III
25. Pembentukan dokter kecil 5 3 3 1 24 24 XXIV
26. Pembinaan dokter kecil* 6 3 2 1 18 18 XXVII
27. PSN di sekolah* 2 11 3 1 39 39 XVI
28. Posyandu purnama (indikator 2008) 3 7 3 1 30 30 XXII
29. UKGS tahap 3 3 9 3 1 36 36 XVII
30. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B 1 8 2 1 18 18 XXXI
31. Jumlah peserta KB aktif 1 14 3 1 45 45 X

4.4 URUTAN PRIORITAS MASALAH


Berdasarkan tabel urutan prioritas masalah, didapatkan urutan masalah di Puskesmas Secang I, sebagai
berikut:
I. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe
II. Deteksi tumbuh kembang anak
III. Bayi yg dapat ASI eksklusif
IV. BBLR yg ditangani
V. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil
VI. Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)*
VII. Imunisasi Polio 1*
VIII. Imunisasi BCG*
IX. Imunisasi Polio 4
X. Jumlah peserta KB aktif
XI. Keluarga sadar gizi (kadarzi)
XII. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A
XIII. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA/sederajat)
XIV. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat & setingkat
XV. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kes
XVI. PSN di sekolah*
XVII. UKGS tahap 3
XVIII. Balita yg naik berat badannya (N/D)
XIX. Rumah tangga sehat
XX. Institusi yang dibina
XXI. Balita BGM
XXII. Posyandu purnama (indikator 2008)
XXIII. Bayi yg dapat ASI eksklusif
XXIV. Pembentukan dokter kecil
XXV. Cakupan Kn2
XXVI. Cakupan pnemoni balita yang ditangani (sesuai standar)
XXVII. Pembinaan dokter kecil*
XXVIII. Cakupan suspek tb paru*
XXIX. Jumlah TK yang dibina*
XXX. Cakupan Kn1*)
XXXI. Frekuensi kunjungan : juml kasus B+L+KK/B
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

5.1 KEGIATAN/ INDIKATOR KEGIATAN YANG BERMASALAH


Berdasarkan prioritas masalah, maka ditemukan masalah yang menjadi prioritas masalah utama adalah
cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe. Pada hasil cakupan program (SPM) Puskesmas Secang I,
cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2010 adalah
85,75 %. Sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang adalah sebesar 90 %. Hasil ini
menunjukkan bahwa hasil cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe pada bulan Januari sampai
dengan Mei 2010, belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2010.

5.2 KERANGKA PIKIR MASALAH


Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, yang
menimbulkan rasa tidak puas, dan keinginan untuk memecahkannya.
Dengan demikian didapatkan ciri-ciri masalah :
• Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel
• Dapat diukur
• Dapat diatasi (Hartoyo 2007)

Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain :


o Identifikasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu
sebagai dasar pengukuran kinerja, misalnya SPM. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan
menghitung atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang
terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan.
o Penentuan Prioritas Masalah
Penyusunan peringkat masalah lebih baik dilakukan oleh banyak orang daripada satu orang saja.
Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain : Hanlon, Delbeq, CARL, Pareto, dll.

o Pemecahan Penyebab Masalah


Pemecahan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat.
Pemecahan penyebab masalah hendaknya jangan menyimpang dari masalah tersebut.
o Memilih Penyebab Yang Paling Mungkin
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau
konfirmasi.
o Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi.
Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah.
o Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih.
Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan
pemecahan masalah terbaik.
o Penyusunan Rencana Penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau rencana
kegiatan).
o Monitoring dan Evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang
dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan
sudah dapat dipecahkan.

5.3 ANALISA PENYEBAB MASALAH


Analisa penyebab masalah dengan metode fish bone berdasarkan kerangka pendekatan sistem, seperti
gambar dibawah ini :

Gambar 4. Diagram fish bone.

BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
6.1 ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang nyata
dicapai dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk menentukan penyebab masalah dapat dilakukan
dengan membuat diagram fish bone dengan memasukkan data yang diperoleh selama satu tahun
terakhir.
Penentuan penyebab masalah diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain berdasarkan metode
pendekatan sistem:
Kemungkinan penyebab masalah adalah:
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN • Jumlah dokter, bidan, perawat dan kader yang terlatih untuk melakukan ante natal care sudah
cukup. • Tidak ada Masalah
MONEY • Anggaran dana yang tersedia sudah dipergunakan secara optimal • Tidak ada masalah
METHODE • Ante natal care sudah dilakukan sesuai SOP. • Tidak ada masalah
MATERIAL • Sarana dan pendistribusian tablet Fe sudah cukup baik. • Tidak ada masalah
MACHINE • Tersedianya tablet Fe • Jumlah tablet Fe yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN


P1
(Perencanaan) • Sudah ada jadwal Ante natal care yang baik. • Tidak ada masalah
P2
(Pelaksanaan) • Pelaksanaan Ante Natal Care sudah berjalan • Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk
melakukan Ante Natal Care
P3
(Penilaian, Pengawasan Pengendalian) • Sudah adanya Standar Pelayanan Minimal Gizi yang dievaluasi
tiap tahun • Pelaporan dari posyandu belum berjalan dengan baik

Lingkungan • Adanya penyuluhan tentang Ante Natal Care pada ibu hamil
• Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya tablet Fe

Gambar 5. Hasil Penentuan Masalah Diagram Ishikawa


6.2 Identifikasi Penyebab Masalah
NO. Penyebab Masalah
1. Jumlah tablet Fe yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
2. Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan Ante Natal Care
3. Pelaporan dari posyandu belum berjalan dengan baik

6.3 Pemilihan Penyebab Masalah Yang Paling Mungkin


Setelah ditanyakan kepada petugas puskesmas koordinator bagian gizi maka diperkirakan penyebab
masalah yang paling mungkin adalah :
NO. Penyebab Masalah Yang Paling Mungkin
1. Jumlah tablet Fe yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
2. Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan Ante Natal Care
3. Pelaporan dari posyandu belum berjalan dengan baik

6.4 Alternatif Pemecahan Masalah


NO. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Jumlah tablet Fe yang tidak sesuai dengan kebutuhan. • Mengajukan pemintaan untuk mencukupi
kebutuhan Fe yang dikirim
• Mengawasi distribusi tablet Fe
2. Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan Ante Natal Care • Penyuluhan tentang pentingnya
pemberian tablet Fe pada ibu hamil
• Meningkatkan keaktifan petugas untuk mennyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada
ibu hamil
3. Pelaporan dari posyandu belum berjalan dengan baik • Mengawasi kegiatan Posyandu
• Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif

6.4.1 Inventarisasi Alternatif Pemecahan Masalah


NO. Pemecahan Masalah dan Penerapannya
1. Mengajukan pemintaan untuk mencukupi kebutuhan tablet Fe
2. Mengawasi pendistribusian tablet Fe
3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil
4. Meningkatkan keaktifan petugas untuk mennyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada
ibu hamil
5. Mengawasi kegiatan Posyandu
6. Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif

Setelah mendapatkan data sekunder terhadap masalah cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe
maka terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan baik dalam jangka waktu
panjang maupun dalam jangka waktu pendek.

6.5 Alternatif Kegiatan Pemecahan Masalah


Alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Mengajukan pemintaan untuk mencukupi kebutuhan tablet Fe
2. Mengawasi pendistribusian tablet Fe
3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil
4. Meningkatkan keaktifan petugas untuk mennyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada
ibu hamil
5. Mengawasi kegiatan Posyandu
6. Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif
Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria :
1. Efektifitas program
Yaitu menunjuk pada kemampuan program mengatasi penyebab masalah yang ditemukan. Makin tinggi
kemampuan, makin efektif cara penyelesaian tersebut.
2. Efisiensi program
Yaitu menunjuk pada pemakaian SD. Bila cara penyelesaian dengan biaya (cost) yang kecil maka cara
tersebut disebut efisien.

Pedoman untuk mengukur efektifitas program :


1. Magnitude
Besarnya penyebab masalah (masalah) yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab
masalah (masalah) dapat diselesaikan  makin efektif.
2. Importancy
Pentingnya cara penyelesaian masalah. Makin penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab
masalah (masalah)  makin efektif.
3. Vunerability
Sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif  makin efektif.

Rumus yang digunakan :


m x I x v dibagi c

masing-masing cara penyelesaian masalah dibandingkan berdasar kriteria tersebut (m, i, v dan c),
dengan cara matching antara cara penyelesaian masalah satu dengan lainnya.
Langkah-langkah :
1. Buat matrix
2. Tulis semua masalah pada sumbu vertikal dan horizontal
3. Bandingkan (match) masalah yang ada dan laksanakan penilaian
Penilaian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika masalah pada kolom kiri lebih penting dari masalah pada baris yang diatas, berikan tanda (+),
jika kalah penting, tanda (-) pada kotak persilangannya
2. Kerjakan hanya pada kotak yang sbelah kanan dari garis diagonal
3. Jumlahkan tanda (+) secara horizontal dan masukkan hasilnya pada kotak total (+) horizontal
4. Jumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukkan hasilnya pada kotak total (-) vertikal
5. Pindahkan hasil penjumlahan pada kotak total (+) horizontal dibawah kotak total (-) vertikal.
Jumlahkan hasil vertikal dan horizontal kemudian dimasukkan pada kotak TOTAL
6. Hasil penjumlahan pada kotak TOTAL yang mempunyai nilai tertinggi adalah urutan prioritas
pemecahan masalah
Masing-masing cara penyelesaian masalah (masalah) dilakukan matching antara cara penyelesaian
(masalah) satu dengan lainnya, berdasar kriteria m, I, v, sehingga akan didapatkan 3 matriks. Dari tiap-
tiap matriks akan didapatkan nilai kriteria m, I, dan v.

Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matrix Menggunakan Rumus mxIxv/C.


Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks Magnitude

1 2 3 4 5 6 Horizontal
1++-++4
2----0
3+++3
4++2
5-0
60
Tot Ver 0 0 1 2 1 2
Tot Hor 4 0 3 2 0 0
Total 4 0 4 4 1 2

Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks Importancy

1 2 3 4 5 6 Horizontal
1+--++3
2--++2
3+++3
4--0
5-0
60
Tot Ver 0 0 2 2 1 2
Tot Hor 3 2 3 0 0 0
Total 3 2 5 2 1 2

Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks vulnerability

1 2 3 4 5 6 Horizontal
1++-++4
2----0
3+++3
4++2
5-0
60
Tot Ver 0
01212
Tot Hor 4 0 3 2 0 0
Total 4 0 4 4 1 2

Untuk kriteria c (cost), masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai 1-5. Cara memberi nilai :
nilai mendekati 1 bila biaya (sumber daya) yang digunakan semakin kecil. Sebaliknya mendekati nilai 5
bila biaya (sumber daya) makin besar.

Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, akan didapatkan urutan nilai tertinggi sampai terendah.
Rumus : m x I x v
C
Cara penyelesaian masalah dapat menggunakan satu atau beberapa cara penyelasaian.
Penyelesaian Nilai Kriteria C (Cost)
12
21
33
42
52
61
Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks
m I v C TOTAL PRIORITAS
1 4 3 4 2 24 II
2 0 2 0 1 0 VI
3 4 5 4 3 26,66 I
4 4 2 4 2 16 III
5 1 1 1 2 0,5 V
6 2 2 2 1 8 IV

Prioritas Pemecahan Masalah :


1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil
2. Mengajukan pemintaan untuk mencukupi kebutuhan tablet Fe
3. Meningkatkan keaktifan petugas untuk mennyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada
ibu hamil
4. Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif
5. Mengawasi kegiatan Posyandu
6. Mengawasi pendistribusian tablet Fe

6.6 Plan of Action

POA/ Alternatif Prioritas meningkatkan angka pemberian tablet Fe untuk Ibu Hamil
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolok ukur
1 Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil • Untuk meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe Ibu hamil dan WUS Pukesmas Secang I Koordinator
prom kes Setiap dua bulan sekali Dana operasional Puskesmas Secang I Ceramah dan Tanya jawab
Peningkatan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang pentingnya \teblet Fe
2. Pengajuan pemintaan untuk mencukupi jumlah tablet Fe yang dikirim • Untuk mencukupi kebutuhan
tablet Fe di Puskesmas Instalasi Gudang Informasi Dinas Kesehatan Kepala Puskesmas sekali
- Pengajuan permohonan Jumlah tablet Fe yang dikirim cukup
3. Meningkatkan keaktifan petugas untuk mennyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada
ibu hamil • Untuk memudahkan informasi mengenai pentingnya tablet Fe
• Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe Ibu Hamil dan WUS
Posyandu Bidan Setiap kunjungan ibu hamil atau WUS - Pemberian Informasi Peningkatan Jumlah ibu
hamil yang mendapatkan informasi bermutu mengenai pentingnya tablet Fe
4. Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif Monitoring dan Evaluasi kegiatan Posyandu
Ketua Posyandu Posyandu Bidan Setiap sebulan sekali - - Sistem Informasi Posyandu tercatat dengan
baik

6.7 Gann Chart


GANN Chart Rencana Kegiatan Puskesmas Secang I

Tahun
Kegiatan 2010 2011
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil X X X X X X
Pengajukan pemintaan untuk Mencukupi kebutuhan tablet Fe X
Meningkatkan keaktifan petugas untuk mennyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada ibu
hamil X X X X X X X X X X X X
Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif X X X X X X X X X X X X

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang menunjukkan hasil kegiatan Puskesmas pada Bulan
Januari–Mei 2010, didapatkan 31 Masalah dengan prioritas masalah cakupan ibu hamil yang diberi 90
tablet Fe. Hasil cakupan program (SPM) Puskesmas Secang 1, pencapaian cakupan ibu hamil yang diberi
90 tablet Fe adalah 85.75%.
Alternatif pemecahan masalah yang akan diterapkan antara lain meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang anemia pada kehamilan, pengetahuan mengenai pentingnya tablet Fe untuk
mencegah anemia, serta meningkatkan peran serta tenaga kesehatan lain dalam menemukan kasus
suspek anemia pada kehamilan.
Dengan alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil
2. Mengajukan pemintaan untuk mencukupi kebutuhan tablet Fe
3. Meningkatkan keaktifan petugas untuk mennyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada
ibu hamil
4. Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif
5. Mengawasi kegiatan Posyandu
6. Mengawasi pendistribusian tablet Fe
Alternatif tersebut diatas berdasar Kriteria Matriks maka didapat kegiatan yang paling bermanfaat
adalah Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil, dan
mengajukan pemintaan untuk mencukupi kebutuhan tablet Fe.
,
7.2 Saran
1. Terhadap Puskesmas Secang I
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang anemia pada ibu hamil dan pentingnya pemberian
tablet Fe.
b. Mengajukan pemintaan untuk mencukupi kebutuhan tablet Fe.
c. Meningkatkan keaktifan petugas untuk menyampaikan informasi tentang pemberian tablet Fe pada
ibu hamil
d. Meminta pelaporan Posyandu setiap bulannya secara aktif
e. Mengawasi kegiatan Posyandu
f. Mengawasi pendistribusian tablet Fe

2. Untuk Masyarakat
a. Ibu hamil segera berobat ke puskesmas bila menderita gejala-gejala anemia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Jawa Tengah, diakses 1 Agustus 2010 dari:


www.dinkesjatengprov.go.id/sik/profilv10/index.php
2. Puspowarno, taufik. Menggapai Jawa Tengah Sehat, diakses 1 Agustus 2010 dari:
http://www.dinkesjatengprov.go.id/
3. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia. Sehat 2010. diakses 1 Agustus 2010 dari:
www.depkes.go.id/downloads/bab_3.pdf
4. Pelayanan Kesehatan Puskesmas, diakses 1 Agustus dari:
http://www.pkmbaturetno1.co.cc/pelayanan-puskesmas/
5. Manajemen Puskesmas dan Posyandu, diakses 1 Agustus 2010 dari:
cintalestari.wordpress.com/.../manajemen-puskesmas-dan-posyandu/
6. Hartoyo. Handout Manajemen Pelayanan/Manajemen Program Di Puskesmas: Magelang, 2007.
7. Moeljoewono. Administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja Di
Puskesmas, Hal:9-12. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman-Magelang 2000.
Diposting oleh Kedokteran Go Green (karikaturijo) di 22.30

Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta (Angkatan 2004)


karikaturijo mendukung gerakan hijau dengan mempromosikan penggunaan kertas secara efisien.
Jangan mencetak blog ini kecuali benar-benar dibutuhkan. Gunakan kertas pada kedua sisi. Semakin
sedikit kertas yang digunakan semakin banyak hutan terselamatkan. Indonesia Go Green

Mengenai Saya
Kedokteran Go Green (karikaturijo)
Jaga Hati dgn Iman. Jaga Iman dgn Ilmu. Jaga Ilmu dgn Amal. dan Jaga Amal dgn Ikhlas..
Lihat profil lengkapku

Bahan Kepaniteraan Klinik

 ► 2009 (7)
o ► Mei (2)
o ► Juli (2)
o ► Oktober (2)
o ► November (1)

 ▼ 2010 (78)
o ► Januari (23)
o ► April (12)
o ► Mei (5)
o ► Juni (6)
o ► Juli (6)
o ▼ Agustus (5)
 Evaluasi Manajemen Pelayanan Puskesmas
(IKM)
 Outreach Sunan Kuning Juli 2010
 Prevalensi Berat Badan berlebih terhadap
faktor-fa...
Apakah kita peduli tentang  Rangkuman IKM semarang
berbagi Ilmu???  Hasil Pengamatan Keluarga Sadar Gizi
o ► Oktober (5)
o ► November (13)
o ► Desember (3)

 ► 2011 (43)
o ► Januari (2)
o ► Februari (2)
o ► Maret (3)
o ► April (5)
o ► Mei (6)
o ► Juni (3)
o ► Juli (4)
o ► Agustus (5)
o ► September (2)
o ► Oktober (2)
o ► November (2)
o ► Desember (7)

 ► 2012 (3)
o ► Januari (1)
o ► Februari (1)
o ► Juni (1)

 ► 2013 (2)
o ► Agustus (2)

 ► 2014 (6)
o ► Mei (5)
o ► Desember (1)

 ► 2015 (2)
o ► Februari (1)
o ► Juni (1)

 ► 2016 (2)
o ► Januari (1)
o ► November (1)

Cari Blog Ini


Telusuri

karikaturijo. Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai