Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR INFEKSI

Tujuan Pembelajaran :

1. Menjelaskan pengertian Infeksi.


2. Mengetahui Penyebab Infeksi.
3. Memahami Rantai Infeksi.
4. Memahami Faktor yang mempengaruhi infeksi
5. Mengetahui Jenis infeksi
6. Mengetahui Proses Infeksi.
7. Menyebutkan Tanda – Tanda inflamasi
8. Menjelaskan Infeksi nosokomial.
9. Menyebutkan Jenis Infeksi nosokomial
10. Memahami proses Pengendalian Infeksi.

Pendahuluan.
 Kesehatan secara umum dipengaruhi Oleh : Prilaku, Lingkungan, genetik/ keturunan dan
pelayanan Kesehatan.
 Praktisi atau tenaga kesehatan berperan memantau, mencegah terjadi infeksi, mencegah
penularan dan membantu melindungi klien dan tenaga kes dari penyakit
 Penyebab infeksi berada dimana-mana (Air, tanah, Udara, benda) membuat setiap individu rentan
terhadap infeksi.
 Setiap tahun diperkirakan 2 Juta pasien mengalami infeksi saat dirawat di rumah sakit.
PENGERTIAN INFEKSI
 Infeksi (Potter & Perry,2005): Proses Infasi oleh mikroorganisme dan berpoliferasi didalam
tubuh yang menyebabkan sakit.
 Infeksi (Kozier, et al,1995):Invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan
tubuh.
 Infeksi adalah proses masuknya mikroorganisme kedalam jaringan tubuh dan berkembang biak.
 Infeksi adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya kuman patogen atau mikroorganisme lain
kedalam tubuh, sehingga menimbulkan gejala tertentu.
 Mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit disebut PATHOGEN (Agen Infeksi)
 Jika mikroorganisme tidak bisa menimbulkan penyakit/ kerusakan disebut ASIMTOMATIS atau
Subclinical.
 Penyakit muncul jika pathogen berkembang biak dan menimbulkan perubahan pada jaringan
normal.
 Jika penyakit bisa ditularkan dari satu orang keorang lain disebut penyakit menular (Contagius)
 Mikroorganisme sangat bervariasi dalam Virulence/ virulensi yaitu kemampuan
mikrooorganisme menyebabkan penyakit.
PENYEBAB INFEKSI
Umumnya ada 5 mikroorganisme yang biasanya dapat menyebabkan penyakit, Yaitu
 Bakteri  merupakan penyebab terbanyak dari infeksi, Bakteri bisa masuk melalui udara, air,
tanah, makanan, cairan tubuh dan mati.
 Virus  berisi asam nukleat sehingga harus berada dalam sel hidup untuk diproduksi.
 Fungi  Termasuk ragi dan jamur
 Parasit  Termasuk kelompok dalam parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda.
 Ricketsia
RANTAI INFEKSI
1. Agen Infeksius  2. Reservoir  3. Portal Keluar  4. Cara Menular  5. Portal masuk 
6. Penjamu Rentan
1.Agen infeksius
 Merupakan penyebab infeksi terjadi, yang disebut dengan mikroorganisme (Bakteri, Virus, Jamur,
Protozoa, Ricketsia).
 Kemungkinan bagi mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit bergantung pada faktor – faktor berikut
:

1.Organisme dalam jumlah yang cukup.


2.Virulensi yaitu mempunyai kemampuan untuk menyebabkan sakit.
3.Kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam Penjamu.
4.Penjamu yang rentan.
2.Reservoir
 Reservoir adalah tempat mikroorganisme patogen dapat bertahan hidup baik berkembang biak
atau tidak.
 Yang bisa berperan sebagai reservoir adalah manusia, binatang, makanan, air, serangga, bahkan
benda mati.
 Kebanyakan resevoar adalah tubuh manusia, misalnya kulit, mukosa, maupun cairan tubuh.
 Adanya mikroorganisme tidak selalu menyababkan sakit. (Carier)
 Kuman akan hidup dan berkembang biak dalm reservosr jika karakteristik reservoirnya cocok
dengan kuman. Karakter tersebut: (Suhu, oksigen, air, pH, pencahayaan )
3.Portal Keluar. ( Portal of Exit)
 Mikroorganisme yang berada pada reservoir harus menemukan jalan keluar (Portal of Exit)
untuk menimbulkan infeksi.
 Jika reservoir manusia maka Portal of exit dapat melalui : saluran pernapasan, sal pencernaan,
perkamihan, genetalia, kulit, membran mukasa, serta darah.
4.Cara penularan
 Ada bayak cara penularan mikroorganisme dari reservoir ke penjamu (HOST).
 Setelah meninggalkan reservoir mikroorganisme memerlukan sarana untuk masuk kedalam tubuh
hospes.
 Secara umum ada 3 mekanisme penyebaran yaitu :
 Bentuk penularan:
 Penyebaran langsung  Perpindahan mikroorganisme secara langsung dan segera dari satu
individu ke individu lain.
Mis ; oral/ ciuman kontak fisik/ kulit, hubungan seksual.
 Tidak langsung  Perpindahan mikoorganisme dengan media dan vektor.

a. Penyebaran melaluai Media (Media-borne transmission), media disini adalah setiap substansi
atau benda yang dapat menjadi perantara masuknya mikroorganisme kedalam tubuh hospes. Mis
: mainan, pakaian yang kotor, peralatan makan, peralatan bedah,jarum suntik, darah dan air.
b.Penyebaran melalui Vektor (Vector-borne transmission), Vektor adalah hewan atau serangga
yang bertindak sebagai perantara penyebaran agen infeksi, Mis: nyamuk, tikus, lalat.
c. Transmisi Udara.Penyebaran infeksi dapat berlangsung melalui droplet atau debu yang
kemuduan masuk kedalam tubuh manusia.

5.Portal Masuk.

 Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh.


 Kulit merupakan barier pelindung tubuh.
 Mikroorganisme masuk kedalam tubuh dapat melalui rute/ jalan yang sama dengan portal keluar.
 Contoh ; Jarum  Kulit, gonore  genetalia

6.Penjamu Yang Rentan.

 Infeksi bergantung pada kerentanan individu terhadap agen infeksius.


 Kerentanan bergantung pada ketahahan individu terhadap patogen.
 Contoh : Infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap mikroorganisme.

Beberapa paktor yang mempengaruhi kerentanan individu terhadap infeksi :

1.Usia  lansia dan anak-anak lebih rentan terhadap infeksi


2.Keturunan atau hereditas
3.Status imunisasi.
4.Stress :Jika terjadi berkepanjangan akan menurunkan energi sehingga daya tahan tubuh menurun
dan semakin rentan terhadap infeksi.
4.Status nutrisi
5.Jenis kelamin
6.Terapi medis : contoh :terapi Imunosupresif
7.Penyakit penyerta: HIV/ AIDS

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES INFEKSI.

1.Sumber penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan dengan cepat
atau lambat.
2.Kuman penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan
mikroorganisme masuk kedalam tubuh, virulensinya.
3.Cara membebaskan kuman dari sumber. Cara membebaskan kuman dapat menentukan apakah
proses infeksi cepat teratasi atau diperlamabat.
4.Cara penularan. Cara penularan seperti kontak langsung, melalui makanan atau udara, dapat
menyebabkan penyebaraan kuman ke dalam tubuh.
5.Cara masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda, tergantung dari sifatnya.
6.Daya tahan tubuh.
7.Gaya Hidup

JENIS INFEKSI
 Infeksi Lokal / setempat Yaitu : infeksi yang terjadi hanya pada daerah yang cedera. Mis : Infeksi
pada luka.
 Infeksi Sistemik Yaitu Infeksi yang mengenai seluruh tubuh bukan satu atau sebagian saja, dan
dapat berakibat fatal.
PROSES INFEKSI
 Respon awal sel tubuh ketika cedera atau infeksi yaitu inflamasi. Inflamasi Adalah reaksi
protektif seluler dan vaskuler dengan menghantarkan Cairan dan produk darah dan nutrien
kejaringan Yang mengalami cedera
 Hasil inflamasi.:

1.Netralisasi dan eliminasi patogen serta jaringan mati.


2.Memulai perbaikan sel.

 Inflamasi dapat terjadi secara lokal atau sistemik


TANDA INFLAMASI
A. Inflamasi Lokal
RU-KA-DU-TU-PAN

 Rubor  KEMERAHAN
 Kalor  PANAS
 Dulor  RASA SAKIT/ NYERI
 Tumor  BENGKAK
 Fuctiolaesa  PERUBAHAN FUNGSI
 Hanya daerah inflamasi
• Rubor/kemerahan

• Hal yang pertama terlihat pada daerah yang meradang.

• Arteriol yang mensuplai darah kedaerah yang mengalami cedera berdilatasi lebih banyak darah
masuk kesirkulasi lokal, sehingga meningkatkan aliran darah.
• Kalor/Panas

 Daerah peradangan menjadi lebih panas dari sekelilingnya.


 Karena lebih banyak darah yang disaluarkan kedaerah inflamasi

• Dulor/Nyeri  Nyeri terjadi karena pembengkakan jaringan yang selanjutnya meningkatkan


tekanan lokal pada ujung saraf.
• Tumor/Bengkak

 Pembengkakan terjadi karena peningkatan permiabilitas pembuluh darah.


 Selanjutnya cairan, protein dan sel memasuki ruangan intertisial.
 Cairan yg terakumulasi menimbulkn pembengkakan

• Functiolaesa/Perubahan fungsi  Bengkak, nyeri, menimbulkan perubahan fungsi karena


penurunan motifasi untuk menggerakan jaringan yang meradang
INFLAMSI atau peradangan berbeda dengan INFEKSI
masi  Respon awal terhadap cedera atau infeksi
B. Tanda Inflamsi Sistemik
 Demam.  Pelepasan zat pirogen bekteri  set point hipotalamus
 Leokositosis  Sebagai respon seluler saat cedera yaitu peningkatan SDP pada pembuluh darah,
u/ pagositosis
 Malaise  Perasaan tidak enak badan
 Anoreksia  Bekuarangnya napsu makan
 Mual dan Muntah
 Pembesaran kelenjar limpe
Tahapan Proses Infeksi
 Periode Inkubasi  Periode sejak masuknya kuman kedalam tubuh sampai dengan munculnya
gejala umum.
 Periode Prodromal Periode sejak munculnya gejala umum sampai munculnya gejala spesifik,
pada masa ini individu sangat infeksius.
 Periode Sakit  Pada periode ini gejala spesifik terus berkembang dan menimbulkan dan
menimbulkan manifestasi pada organ yang terinfeksi dan seluruh tubuh.
 Periode Konvalensi Periode ini berlangsung sejak menurunya gejala sampai individu kembali
sehat.
Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Infeksi
1. Pertahanan nonspesifik
a. Barier anatomis dan fisiologis.Kulit dan membran mukosa yang utuh merupakan garis pertahan tubuh
terhadap mikroorganisme
b.Respon Inflamasi. Inflamasi merupakan proses pertahanan yang sifatnya lokal dan non spesifik
terhadap agen infeksius atau cedera.(fisik, kimia)
2. Pertahanan spesifik (Imun). Pertahanan tubuh yang spesifik berlangsung melalui sistem
imun, dengan adanya respon imun.
Respon Imun
Secara umum respon imun terdiri atas dua komponen, yaitu. :
1. Sistem Pertahanan termediasi antibodi (imunitas humoral) Oleh limposit B.
2. Sistem pertahanan termediasi sel (imunitas seluler) Oleh Sel T
INFEKSI NOSOKOMIAL
Pengertian

 Nosokomial berasal dari kata yunani nosocomium, yang berarti rumah sakit. Maka, kata
nosokomial berarti yang berasal dari rumah sakit”
 Kata infeksi cukup jelas artinya, yaitu terkena hama penyakit.
 Menurut Patricia C Paren, pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk
belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat di Rs / pelayanan kes klien menjadi
terinfeksi.
 Infeksi bersumber dari petugas kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan yang digunakan untuk
pengobatan maupun dari lingkungan Rumah Sakit.

SUMBER INFEKSI NOSOKOMIAL


1.Pasien. Pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebarkan infeksi ke pasien lainnya,
petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alat kesehatan lainnya.
2.Petugas Kesehatan. Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontrak langsung,
yang dapat menularkan berbagai kuman ke tempat lain.
3.Pengunjung. Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar kedalam lingkungan
rumah sakit, atau sebaliknya, yang didapat dari dalam rumah sakit ke luar rumah sakit
4.Sumber lain. atau lingkungan rumah sakit yang meliputi lingkungan umum atau kondisi
kebersihan rumah sakit, atau alat yang ada dirumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau
petugas kesehatan kepada pasien, dan sebaliknya.
JENIS INFEKSI NASOKOMIAL
 Infeksi Iatrogenik Adalah jenis infeksi nasokomial yang diakibatkan oleh prosedur diagnostik
atau terapeutik.
Contoh : Pemasangan kateter, pengambilan darah.
 Infeksi Eksogen Adalah infeksi nasokomial yang terjadi karena masuknya mikroorganisme dari
luar tubuh, bukan dari flora normal.
Contoh : Organisme salmonella, Clostridium tetani.
 Infeksi Endogen Adalah infeksi nasokomial yang terjadi bila flora normal dalam tubuh berubah
dan mengalami pertumbuhan yang berlebihan. Contoh : Ditemukannya bakteri enterokokus pada
feses dalam jumlah yang besar.
Faktor yang mempengaruhi Inos (infeksi nasokomial)

 Jumlah tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien.


 Jenis dan jumlah prosedur invasif
 Terapi yang diberikan
 Lamanya perawatan.

Dampak Inos
1.Meningkatkan ketidakmampuan klien.
2.Menambah masa rawat klien di Rs.
3.Memperlama masa penyembuhan.
4.Masalah finansial.

PENGENDALIAN INFEKSI
 Fokus utama pengendalian infeksi adalah mengurangi perpindahan penyakit, tidak hanya kepada
pasien tetapi pemberi pelayanan kesehatan
 Tindakan pencegahan infeksi
1.Aseptik : Semua tindakan/ usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
kedalam tubuh.Tujuan akhirnya mengurangi dan menghilangkan jumlah mikroorganisme baik
pada permukaan benda hidup maupun mati
2.Antiseptik : Upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh yang lain.
3.Dekontaminasi ; Tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani secara aman,
sebelum pencucian dilakukan.
4.Pencucian : tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau benda asing seperti debu
dan kotoran.
5.Sterilisasi : Tindakan menghilangkan semua mikroorganisme patogen (bakteri, virus, dll) dan
apatogen termasuk endospora pada benda mati. Contoh Fisik : merebus, Radiasi ionisasi. Contoh
kimia : Dengan H202
6.Desinfeksi : Tindakan menghilangkan mikroorganisme patogaen dan apatoden tetapi tidak
membunuh spora pada benda mati. Contoh : Merendam, menjemur
7.Isolasi : Cara yang dibuat untuk mencegah penyebaran infeksi bagi tenaga kesehatan, individu,
klien, dan pengunjung
5 ELEMEN POKOK

Cucitangan Memegang jarum dan benda tajam Memproses peralatan


Pembuangan limbah
Cuci Tangan Merupakan Upaya Kewaspadaan Standar
Barier Protektif
Peralatan Pelindung  Gunakan kacamata pelindung, masker,
celemek dan sepatu berpenutup.

Aplikasi Barier  Menggunakan sarung tangan :


 Ketika melakukan tindakan
 Ketika memegang peralatan bekas pakai, sarung tangan
dan sebagainya
 Ketika membuang sampah
Barier dan Pengamanan Benda Tajam  Memegang jarum dan benda tajam lainnya
Upaya Pengamanan Benda Tajam Pembuangan jarum dan benda tajam
lainnya
PROSES INTRUMEN
Dekontaminasi  Proses:
 Masukkan alat-alat dan sarung tangan pakai ulang dalam larutan klorin 0,5%
segera setelah digunakan.
 Rendam selama 10 menit dan bilas segera.
 Bersihkan permukaan (seperti meja) dengan larutan klorin.
Cuci & Bilas  Proses:
 Cuci dengan deterjen dan air.
 Sikat alat-alat hingga bersih.
 Bilas merata dengan air bersih.
Sterilisasi  Uap panas bertekanan, Bahan Kimia Panas kering
DTT Dengan Pengukusan
Praktek
 Rebus alat-alat dalam air mendidih selama 20 menit
 Rebus dalam panci dengan penutup.
 Penghitungan waktu dimulai saat air mulai mendidih.
 Jangan menambahkan sesuatu ke dalam panci setelah penghitungan waktu dimulai.
 Keringkan diudara terbuka sebelum disimpan.
Proses:
 Kukus selama 20 menit.
 Sebelumnya periksa, apakah jumlah air di dalam panci cukup untuk proses
pengukusan yang lengkap.
 Permukaan air harus diatas level elemen pemanas tetapi tidak menggenangi
nampan pengukus.
 Waktu pengukusan dimulai setelah uap air keluar dari celah-celah tutup panci.
 Jangan menambahkan sesuatu ke dalam panci pengukus setelah penghitungan waktu dimulai.
 Setelah pengukusan selesai, biarkan alat-alat mengering dalam panci sebelum disimpan.
DTT Secara Kimiawi
Proses:
 Masukkan alat-alat kedalam larutan disinfektan.
 Rendam selama 20 menit.
 Bilas dengan air matang.
 Biarkan kering sebelum digunakan atau disimpan.
Pengolahan Limbah
Proses:
 Masukkan bahan-bahan terkontaminasi ke dalam pembungkus tahan
bocor atau kantung plastik;
 Bakar atau tanam bahan-bahan tersebut di tempat yang sesuai.

Pencegahan Infeksi adalah tanggung jawab setiap individu

Anda mungkin juga menyukai