Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 3 Januari 2017
Halaman : 1/4

UPT. PUSKESMAS Ttd.Ka.Puskesmas : Nurahdiah


PENANAE Nip.: 196612311986032087

1. Pengertian Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap yang di
berikan kepada klien untuk melindungi petugas kesehatan itu sendiri.
2. Tujuan  Melindungi klein dan petugas pelayanan dari akibat tertularnya penyakit
infeksi
 Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan
krontrasepsi metode AKDR, suntik, susuk, dan krontrasepsi mantap.
 Menurunkan resiko tranmisi penyakit menular, seperti Hepatitis B dan HIV
AIDS, baik bagi klien maupun bagi petugas fasilitas kesehatan.
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur Persiapan alat dan bahan :
 Alat :
 Bahan :
6. langkah- langkah DEKONTAMINASI:

 Masih memakai sarung tangan


 Rendam alat-alat selama 10 menit dalam larutan klorin 0,5%
(didapatkan dengan mencampur 1 bagian pemutih deterjen dengan 9
bagian air).
 Permukaan (terutama meja tindakan) yang mungkin terkena duh tubuh
harus didekontaminasi. Lap dengan disinfektan misalnya dengan klorin
0,5% sebelum dipakai kembali, atau jika tampak terkontaminasi, atau
sekurang-kurangnya setiap hari merupakan cara dekontaminasi yang
tidak mahal.

PENCUCIAN DAN PEMBILASAN

 Pakai sarung tangan tebal (sarung tangan rumah tangga).


 Cuci semua instrumen dengan air, deterjen
 Sikat semua geligi, sambungan dan permukaan alat.
 Bilas bersih hingga deterjen hilang karena beberapa deterjen dapat
menghambat kerja disinfektan kimiawi,
 Keringkan instrumen.
STERILISASI
- Sterilisasi uap

1. 121 ◦C, 106 kpa, waktu yang diperlukan: 20 menit untuk alat yang tidak
dibungkus, 30 menit untuk alat yang dibungkus.
2. Jangan memuat alat terlalu banyak.
3. Diamkan semua alat sampai kering sebelum diangkat.

- Sterilisasi panas kering (Oven)

1. 170 ◦ C selama 1 jam (total waktu keseluruhan proses), waktu


penghitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan tercapai.
2. Untuk alat-alat tajam (gunting, jarum), sterilisasi dilakukan dengan
suhu 160 ◦
3. selama 2 jam (total waktu keseluruhan proses).

- Sterilisasi kimia

1. Glutaraldehid (Cydex): direndam selama 8-10 jam.


2. Formaldehid 8%, direndam selama 24 jam.
3. Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum
disimpan.

4. DISINFEKSI TINGKAT TINGGI


a. DTT dengan merebus
Petunjuk merebus:

 Seluruh alat alat harus terendam.


 Mulai menghitung waktu saat air mula mendidih.
 Selalu merebus selama 20 menit dalam panci tertutup.
 Jangan menambah apa pun ke dalam air mendidih.
 Pakai alat tersebut sesegera mungkin atau simpan dalam wadah
tertutup dan kering yang telah di DTT. Simpan selama satu minggu.

b. DTT dengan mengukus:

 Selalu kukus selama 20 menit dalam kukusan.


 Kecilkan api sehingga air tetap mendidih.
 Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap.
 Jangan pakai lebih dari 3 panci uap.
 Keringkan dalam panci tertutup atau kontainer DTT sebelum dipakai
atau disimpan.
c. DTT dengan kimia:
Sejumlah disinfektan kimia untuk Disinfeksi Tingkat Tinggi :

 Klorin
 Formaldehid (Formalin)
 Glutaraldehid Langkah-langkah untuk DTT dengan kimia:
 Setelah didekonaminasi, cuci dan bilas alat-alat hingga bersih,
kemudian keringkan.
 Rendam semua alat dalam larutan disinfektan selama 20 menit.
 Bilas dengan air yang telah direbus dan keringkan dengan dianginkan.
 Dapat disimpan selama 1 minggu dalam wadah kering dan tertutup
yang telah di DTT.
 Untuk melakukan DTT pada wadah, rebus wadah tersebut (bila kecil)
atau isi dengan larutan klorin 0,5% dan rendam selama 20 menit.
Bilas sisi dalam wadah dengan air yang telah direbus. Keringkan
dengan dianginkan sebelum digunakan.

Beberapa hal berikut merupakan cara pelaksanaan kewaspadaan standar


atau prinsip pencegahan infeksi :
a. Anggap setiap orang (klien maupun staf) dapat menularkan infeksi.
b. Cuci tangan untuk upaya yang paling penting untuk mencegah
kontaminasi silang.
c. Gunakan (sepasang) sarung tangan sebelum menyentuh apa pun
yang basah seperti Kulit terkelupas, membran mukosa, darah atau
duh tubuh lain, serta alat-alat yang telah dipakai dan bahan-bahan lain
yang terkontaminasi, atau sebelum melakukan tindakan invasif.
d. Gunakan pelindung fisik (misalnya: kacamata pelindung (goggles),
masker, dan celemek) untuk mengantisipasi percikan duh tubuh
(sekresi maupun ekskresi), contohnya ketika membersihkan alat-alat
maupun bahan lainnya.
e. Gunakan bahan antiseptik untuk membersihkan kulit maupun
membran mukosa sebelum melakukan operasi, membersihkan luka,
atau menggosok tangan sebelum operasi dengan bahan antiseptik
berbahan dasar alkohol.
f. Lakukan upaya kerja yang aman, seperti tidak memasang tutup jarum
suntik (recapping), memberikan alat-alat tajam dengan cara yang
aman, bila mungkin, gunakan jarum tumpul untuk menjahit luka.
g. Buang bahan-bahan terinfeksi setelah terpakai dengan aman untuk
melindungi petugas pembuangan dan untuk mencegah cedera
maupun penularan infeksi kepada masyarakat.
h. Terakhir, lakukan pemrosesan terhadap instrumen, sarung tangan dan
bahan lain setelah dipakai dengan cara mendekontaminasi dalam
larutan klorin 0,5% dan dicuci bersih, kemudian disterilisasi atau
didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan cara-cara yang dianjurkan.
7. Diagram Alir
Sterilisasi Desinfeksi
tingkat tinggi

Pencucian &
pembilasan

dekontaminasi

8. Hal-hal yang Disiplin terhadap SOP


perlu diperhatikan
9. Unit terkait Dokter, Bidan Puskesmas, Bidan Desa

10. Dokumen Dokumen Pemeriksaan Laboratorium


terkait
11. Rekaman
historis No. Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai