Bicara Lancar (Afasia Reseptif, konduktif, Bicara Tidak Lancar (Afasia Eksprestif) atau Nominal) Menyebut nama-nama benda : Klien dengan Menyebut nama-nama benda : Sukar dilakukan afasia nominal, konduktif, atau reseptif sukar tetapi lebih baik daripada bicara spontan. menyebut nama-nama benda. Repetisi : Klien dengan afasia konduktif dan Reseptif : Mungkin dapat dilakukan dengan reseptif tidak dapat mengulangi pesan Bahasa. usaha yang keras. Repetisi frase kurang baik. Komprehensi : hanya klien dengan afasia Komprehensi : Nominal (perintah tertulis dan reseptif yang tidak dapat mengikuti perintah verbal dapat diikuti). (verbal atau tertulisan) Membaca : klien dengan lesi posterior dari Tulisan : Disgrafia dapat ditemukan. area wemicke menderita disleksia. Menulis : Klien afasia konduktif sulit menulis Hemiparesis. Lengan lebih sering terkena (disgrafia) sedangkan klien dengan afasia daripada tungkai. reseptif isi tulisannya abnormal. Klien dengan lesi lobus frontal dominan dapat juga menderita disgrafia. DISARTIA Tidak ditemukan kelainan isi percakapan, tetapi terdapat kesulitan artrikulasi. Penyebab tersering dari disartria adalah intoksikasi alcohol. Disartria dapat juga disebabkan oleh penyakit serebellum, karena kehilangan koordinasi yang menyebabkan bicara pelo dan sering berbicara eksplosif, atau bicaranya dengan kalimat terpenggal-penggal yang disebut scanning speech. DISFONIA Suara serak dengan volume yang berkurang. Kelainan ini disebabkan oleh penyakit laring atau kelumpuhan saraf laringeus rekuren. FUNGSI DAN GANGGUAN SEREBRI Lobus Serebri Fungsi Gangguan Frontal Penilaian Gangguan penilaian Kepribadian bawaan Gangguan penampilan dan Keahlian mental kompleks kebersihan diri (abstrak, membuat konsep, Gangguan afek dan proses memperkirakan masa depan) berpikir Gangguan fungsi motorik Temporal Menori pendengaran Gangguan memori kejadian yang Memori kejadian yang baru baru terjadi terjadi Kejang pisikomotor Daerah auditorius primer yang Tuli memengaruhi kesadaran Konfabulasi Parietal Bicara Afasia, agrafia, akalkulia, agnosia Dominan Berhitung (matematika) Gangguan sensorik (bilateral) Topografi kedua sisi Nondominan Kesadaran sensorik Disorientasi Sistesis ingatan yang kompleks Apraksia Distorsi konsep ruang Hilang kesadaran sisi tubuh yang berlawanan Oksipital Memori visual penglihatan Defisit penglihatan dan buta PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL SARAF KRANIAL I Saraf olfaktorius (saraf kranial I) menghantarkan bau menuju otak untuk diolah lebih lanjut. Pemeriksaan saraf olfaktorius yaitu dengan mata klien ditutup dan pada saat yang sama satu lubang hidung ditutup, klien diminta untuk membedakan zat aromatis lemah dan tajam. SARAF KRANIAL II Saraf optikus (saraf kranial II) merupakan saraf sensorik murni yang dimulai si retina. Pemeriksaan saraf optikus meliputi: Tes ketajaman penglihatan Tes lapang pandang Tes fundus