Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di Negara-negara
maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertensi masih rendah persentasinya.
Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.
Bagi masyarakat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan
Hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata 20 % .penyakit
hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Dinegara Indonesia rata-
rata 6-15%. Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak mungkin masih
tinggi karena jumlah anak dibawah 15 tahun di Negara Indonesia lebih kurang 15 % dari
populasi
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung
dan stroke. Hipertensi disebut juga The Shilent Diasease karena tidak di temukan tanda –
tanda fisik yang dilihat oleh fisik
Untuk menghindari perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering ditemukan
pada usia lanjut/ tua kira-kira 65 tahun ke atas
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan
yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat openyakitkardiovaskular dapat
dicegah jika seseorang merubah perilaku kebiasaan nyang kurang sehat dalam
mengkonsumsi makanan yang menyebabkan hipertensi, selalu berolah raga secara teratur
serta merubah kebiasaan hidup lainya yang dapat mencetus terjadinya penyakit
hipertensi seperti meroko, minum-minuman beralkohol. Adapun factor diet kebiasaan
makanan yang mempengaruhi tekan darah yang mempengaruhi tekanan darah yang
meliputi cara mempertahankan berat badan ideal
1.2. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga Tn. S di desa Galah RT. 05 RW. 05, dengan penyakit Hipertensi.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data keluarga Tn. R dengan penyakit Hipertensi
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
e. Menentukan diagnosa keperawatan
BAB II
LAPORAN TUTORIAL

2. 1. SKENARIO
Di desa Galah RT. 05 RW 05 terdapat satu keluarga dengan nama kepala keluarga tuan S
berusia 37 tahun dengan latar belakang pendidikan adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan nyonya Y berusia 30 tahun dengan latar belakang pendidikan adalah Sekolah
Dasar (SD). Tuan S bekerja sebagai seorang petani dengan pendapatan perbulan sebesar
Rp. 500.000,00. Tuan S mempunyai 3 orang anak, dengan anak pertama perempuan
bernama Mila berusia 15 tahun di bangku kelas 2 SMP, anak kedua laki-laki bernama
Eko berusia 10 tahun di bangku kelas 2 SD, anak ketiga perempuan bernama Eni berusia
5 tahun di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Tuan S memiliki 2 orang saudara kandung
laki-laki dan perempuan, ayah beliau sudah lama meninggal dunia. Tuan S berasal dari
suku Jawa, dan beliau beragama Islam. Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga untuk
rekreasi hanya dengan menonton televisi di rumah dan dalam sepekan berkunjung ke
sanak saudara atau tetangga dekatnya. Tuan S menderita penyakit hipertensi (tekanan
darah 200/100), sebelumnya tuan S tidak pernah dirawat di rumah sakit, tuan S hanya
pernah menderita penyakit batuk dan pilek yang dianggap hanya penyakit biasa. Tuan S
tinggal di suatu rumah yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar
mandi, dan di depan rumah ada teras. Bangunan rumah berbentuk segi empat dengan
lantai rumah terbuat dari keramik dengan kondisi cukup bersih, penerangan dan ventilasi
cukup, sumber air dan air untuk diminum menggunakan sumur, toilet menggunakan
safety tank yang terletak di belakang rumah, di depan rumah terdapat halaman seluas 4x2
m2. Keluarga tuan S tinggal di lingkungan tempat tinggal dengan mayoritas penduduk
kerja sebagat petani, internaksi antar warga banyak dilakukan pads malanm ari karena
disiang harinya warga bertani. Keluarga tunn S menempati rumah yang ditempatinya
sejak menikah hingga sckarang Tuan S merupakan anggota masyarakat yang aktif dalam
mengikuti kegiatan di lingkungannya, interaksi dengan warga sekitar dilakukan dengan
baik, tuan S sangat ajin datang ke Pusat Keschatan Masyarakat (PUSKESMAS) untuk
mengetahui kondisi be keschatan keluarganya Keluarga tuan S san gat harmonis, mereka
selalu bermusyawarah dalam setiap masalab di dalam rumah tangganya, komunikasi
dilakukan dengan cara terbuka dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan,
anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lainnya. Tuan merupakan kepala
keluarga yang sangat bertanggungjawab terhadap keluarganya, sedangkan nyonya Y
merupakan scorang ibu rumah tangga yang senantiasa selalu memelihara rumah dan
anggota keluarganya Keluarga in melaksanakan nilai-nilai, norma-norma, dan agama
secara baik, di rumah selalu melaksanakan ibadah sholat berjamah, tuan S mengangzap
penyakit hipertensi adalah penyakit yang umm diderita oleh seseorang, seusianya.
anggota keluarga hidup sangat rukun dimana tuan S dan nyonya Y selalu mengajarkan
dan menanamkan prilaku sosial yang baik. Keluarga kurang menyadari dampak masalah
kesehatan akibat penyakit hipertensi, keluarga juga kurang mampu untuk mengambil
keputusan tentang masalah keschatan karena tidak mengetahui sccara luas tentang
hipertensi, keluarga juga kurang memahami bagaimana penanganan penyakit hipertensi,
nyonya Y menggunakan kontrasepsi suntik, tuan S sering mengeluhkan tentang, ueiala-
gejala hipertensi yang dideritanya seperti nyeri kepala parah, pusing. penglihatan burum,
mual, tclings berdengung, detak jantung tidak teratur, dan mudah Ielah, sedangkan
nyonya Y hanya pasrah kepada Tuhan tentang penyakit yang diderita suaminya, keluarga
hanya bisa berdiskusi tentang penyakit dari tunn S, dalam pengobatan keluarga hanya
membawa tuan S ke PUSKESMAS terdekat dan hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan
tanda-tandn vital TD 200/100 mmilg, respirasi rate 28 /menit, suhu 36,5 "C,TH 160 cm
dan BB : 55 Kg Pemeriksaan fisk kepala dan leher tidak ditemukam kclainan bentuk
normal tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak ada
pembesaran kelenjar tirod, konjungtivati katarak, penglihatan dan pendengaran baik,
tidak ada masalah dengan hidung, tidak ada kelainan pada mulut, pergerakan dada
simetris, suara jantung SI dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, tidak ada suara mur-
mur, wheezing ronchi, dan pernapasan cuping hidung, pada abdomen tidak ada
pembesaran hepar, tidak ada kembung, pergerakan peristaltik usus baik dan tidak ada
bekas luka, pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada kelumpuhan.
tuan S mampu menggerakan persendian serta mampu mengangkat dan melipatnya secara
sempurna. Keluarga sangat berharap tuan S dapat sembuh emis, tidak ada itnya dan dapat
melakukan aktifitas sehari-hari dengan nyaman.
2. 2. HASIL TUTORIAL
Step 1 : Identifikasi Istilah Sulit
 Safety tank : Bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC
(water closet), konstruksi septic tank ada disekat dengan dinding bata dan
diatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup kontrol dan
diberi pipa hawa T dengan diameter 1 ½“, menjadi hubungan agar ada udara /
oksigen ke dalam septictank yang bertujuan untuk bakteri – bakteri menjadi
subur sehingga bakteri itu menjadi pemusnah kotoran – kotoran atau peses yang
masuk ke dalam bak penampungannya.
 Palpitasi : perasaan (sensasi) yang tidak menyenangkan yang disebabkan
oleh denyut jantung yang tidak teratur. Beberapa orang dengan palpitasi-palpitasi
(jantung berdebar), tidak menderita penyakit jantung atau kelainan irama jantung
(abnormal) dan penyebab jantung berdebarnya tidak diketahui. Pada penderita
lainnya jantung berdebarnya disebabkan oleh kelainanirama jantung (aritmia).
 Pernafasan cuping hidung : Cuping hidung bergerak waktu inspirasi.
 Pembesaran kelenjar tiroid : Gondok atau struma (goiter) adalah kondisi kelenjar
tiroid yang mengalami pembesaran, namun bukan karena kanker. Salah satu
penyebab pembesaran kelenjar tiroid adalah kekurangan yodium.
 Mur-mur : Suatu kondisi di mana terdapat suara tiupan, berdesing, atau suara
serak yang muncul ketika darah bergerak melalui jantung atau pembuluh darah di
sekitar jantung. Murmur bisa terdengar dengan stetoskop.
 Wheezing : Suara pernapasan frekuensi tinggi nyaring yang terdengar di akhir
ekspirasi. Hal ini disebabkan penyempitan saluran respiratorik distal.
 Ronchi : suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran nafas
yang berisi sekret/eksudat atau akibat saluran nafas yang menyempit atau oleh
edema saluran nafas.

Step 2 : Identifikasi Masalah

1. Kenapa Tn. S dan keluarga masih kurang memahami penyakit hipertensi sedangkan
keluarga Tn. S sering kepuskesmas?
2. Bagaimana peran perawat untuk menyelesaikan masalah Tn. S?
3. Bagaiman peran perawat untuk mencegah agar hipertensi tidak berlanjut?
4. Keluarga Tn. S sudah termasuk dalam tugas yang mana dari 5 tugas keperawatan
keluarga?

Step 3 : Analisis Masalah

1. Kenapa Tn. S dan keluarga masih kurang memahami penyakit hipertensi sedangkan
keluarga Tn. S sering kepuskesmas?
Jawab : mungkin karena latar belakang pendidikan dari keluarga Tn. S dan mungkin
dari tenaga kesehannya kurang memaparkan tentang hipertensi.
2. Bagaimana peran perawat untuk menyelesaikan masalah Tn. S?
Jawab : Peran perawat untuk menyelesaikan masalah Tn. S adalah dengan edukasi
tentang masalah yang diderita Tn.S
3. Bagaiman peran perawat untuk mencegah agar hipertensi tidak berlanjut?
Jawab : peran perawat untuk mencegah agar hipertensi tidak berlanjut yaitu dengan
mengurangi faktor predisposisinya.
4. Keluarga Tn. S sudah termasuk dalam tugas yang mana dari 5 tugas keperawatan
keluarga?
Jawab : Keluarga Tn. S sudah termasuk dalam tugas 1 yaitu : mengenal masalah
kesehatan keluarga.
Step 4 : Sintesis Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn . S


PADA KASUS HIPERTENSI

DI DESA GALAH RT. 05 RW. 05

PENGKAJIAN

Tanggal Rabu, 31 oktober 2018

1. DATA UMUM

Nama KK : Tn. S

Umur : 37 tahun

Agama : Islam

Alamat : Desa Galah RT. 05 RW. 05

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SMA

Daftar anggota keluarga


Hubungan dgn Status
No. Nama J.K Umur Pendidikan Ket.
Keluarga Imunisasi

1 Tn. S L Bapak 37 SMA - HT

2 Ny. Y P Ibu 30 SD - Sehat

3 An. M P Anak 15 SMP - Sehat

4 An. E L Anak 10 SD - Sehat

5 An. E P Anak 5 TK - Sehat

GENOGRAM

Keterangan :

Laki-laki Laki-laki meninggal Anggota yang sakit

Perempuan Perempuan meninggal


3. TIPE KELUARGA
Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah terdapat Ayah,
Ibu dan anak.
4. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan degan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan
adalah bahasa jawa.
5. AGAMA
Seluruh anggota Tn.J adalah beragama islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Tn.S dapat sembuh dari penyakit yang
dideritanya.
6. STATUS EKONOMI KELUARGA
Tn. S bekerja sebagai seorang petani dengan pendapatan perbulan sebesar Rp.
500.000,00.

7. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga untuk rekreasi hanya dengan menonton televisi
dirumah dan dalam sepekan berkunjung ke sanak keluarga atau tetangga dekatnya.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI

1. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI


Keluarga Tn. S dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap 5 yaitu keluarga dengan
anak usia remaja.
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
 Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
2. TAHAP PERKEMBANGAN SAAT INI
Dari semua tugas perkembangan yang diatas belum ada yang terpenuhi.
3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Tn. S mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi. Tn. S menganggap
penyakit hipertensi adalah penyakit yang umum diderita oleh seseorang seusianya.
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 200/100 mmHg, Tn. S hanya pernah
menderita penyakit batuk dan pilek yang dianggap hanya penyakit biasa.
4. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
(1) Dari pihak suami
Keluarga Tn. S dari pihak suami mengungkapkan bahwa didalam keluarganya
tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes dan HT maupun penyakit
menular.
(2) Dari pihak istri
Keluarga Tn.S dari pihak istri mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak
memiliki penyakit keturunan seperti diabetes dan HT maupun penyakit menular.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. KARAKTERISTIK RUMAH
Keluarga tinggal di suatu rumah yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
dapur, 1 kamar mandi, dan didepan rumah ada teras. Bangunan rumah berbentuk
segi empat dengan lantai rumah terbuat dari keramik dengan kondisi cukup bersih,
penerangan dan ventilasi cukup, sumber air dan air untuk diminum menggunakan
sumur, toilet menggunakan safety tank yang terletak di belakang rumah, di depan
rumah terdapat halaman seluas 4x2 m2.
DENAH RUMAH

Keterangan:
1. Kamar tidur
2. Ruang tamu
3. Dapur
4. Kamar mandi
5. Teras
2. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS
Keluarga tinggal di lingkungan tempat tinggal dengan mayoritas penduduk bekerja
sebagai petani, interaksi antar warga banyak dilakukan pada malam hari karena di
siang harinya warga bertani.
3. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA

Keluarga menempati rumah yang ditempatinya sejak menikah hingga sekarang.


4. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN
MASYARAKAT
Tn. S merupakan anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan di
lingkungannya, interaksi dengan warga sekitar dilakukan dengan baik, Tn. S sangat
rajin datang ke puskesmas untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarganya
5. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA
Jumlah anggota keluarga 5 orang , yaitu istri dan anak. Sedangkan ibu (Ny Y) yang
selalu mengantarkan klien (Tn. S) periksa ke puskesmas terdekat.
STRUKTUR KELUARGA
1. POLA KOMUNIKASI
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan mendapat
informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya.
2. STRUKTUR KESEHATN KELUARGA
Menurut Ny. Y, hanya Tn. S yang sakit dan anggota kelurga lainnya dalam keadaan
sehat.
3. STRUKTUR PERAN
(1) Formal
Tn. S sebagai kepala keluarga, Ny S sebagai istri, An. M, An. Ek dan An. En
sebagai anak.
(2) Informal
Tn. S merupakan kepala keluarga yang sangat bertanggung jawab terhadap
keluarganya, Tn. S sebagai pencari nafkah dengan bekerja sebagai petani.
Sedangkan Ny. Y merupakan seorang ibu rumah tangga yang senantiasa selalu
memelihara rumah dan anggota keluarganya
4. NILAI DAN NORMA KELUARGA
Keluarga ini melaksanakan nilai-nilai, norma-norma dan ahama secara baik, dirumah
selalu melaksanakan ibadah sholat berjamaah.
FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI AFEKTIF
Hubungan antara keluarga baik, anggota keluarga saling memperhatikan satu sama
lainnya., bila ada yang sakit langsung dibawa ke puskesmas terdekat.
3. FUNGSI SOSIALISASI
Keluarga sangat harmonis, komunikasi dilakukan dengan cara terbuka dan bijaksana
dalam mengambil setiap keputusan. Anggota keluarga hidup dengan sangat rukun
dimana Tn. S dan Ny. Y selalu mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial yang
baik.
3. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
Bila ada anggota kelaurga yang sakit, keluarga merawat dan memeriksakannya ke
puskesmas terdekat.
(1) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga kurang menyadari dampak maslaah kesehatan akibat penyakit
hipertensi. Tn. S juga sering mengeluh nyeri kepala parah, pusing, penglihatan
buram, mual, telinga berdengung, detak jantung tidak teratur dan mudah lelah.
(2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang masalah kesehatan
karena tidak mengetahui secara luas tentang hipertensi.
(3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga kurang memahami bagaimana penanganan penyakit hipertensi.
(4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1 minggu sekali dan
lantai kamar mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
(5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas bila sakit dan Tn. S sangat rajin
ke puskesmas untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarganya. Tapi Tn. S tidak
pernah di rawat dirumah sakit jika sakit.
5. FUNSI REPRODUKSI
Jumlah anak 3 orang, anak pertama berusia 15 tahun di bangku kelas 2 SMP, anak
kedua berusia 10 tahun di bangku 2 SD dan anak ketiga berusia 5 tahun di bangku
TK. Dan Ny. Y menggunakan kontrasepsi suntik.
6. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan
biaya untuk berobat.
STRESS DAN KOPPING KELUARGA
1. STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
(1) Stressor jangka pendek
Tn. S mengeluh nyeri kepala parah dan pusing.
(2) Stressor jangka panjang
Tn. S khawatir tensinya bertambah tinggi.
2. KEMAMPUAN KELUARGA BERRESPON TERHADAP STRESSOR
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
petugas kesehatan
3. STRATEGI KOPPING YANG DIGUNAKAN
Anggota keluarga selalu bermusyawarah dalam setiap masalah di dalam rumah
tangganya.
4. STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL
Tn. S bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.
PEMERIKSAAN FISIK
Keterangan Tn S.D Ny S.T Tn H An F
TB
BB
TTV:
TD 100/60mmHg
Nadi 90
110/90 mmHg
Resp 20
Suhu 36,5
Kepala Tidak ada Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keluhan

Rambut Hitam, tidak Hitam, tidak Hitam, tidak Hitam, tidak


berketombe berketombe berketombe berketombe
Konjungtiva Tidak anemis Anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Simetris, tidak Simetris, tidak ada
Telinga Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
ada keluhan keluhan
Simetris, tidak Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
Hidung
ada keluhan keluhan keluhan keluhan
Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
Mulut Mukosa bibir kering
lembab lembab lembab
Simetris ,tidak Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
Dada
ada nyeri nyeri nyeri nyeri
Perut Tidak ada nyeri Nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
Simetris ,tidak Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
Tangan Simetris , edema
ada edema edema edema
Tidak ada
Tidak ada nyeri, Tidak ada nyeri,
Kaki nyeri, tidak ada Edema
tidak ada keluhan tidak ada keluhan.
keluhan
Tidak ada
Genetalia Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
keluhan

HARAPAN KELUARGA
Keluarga sangat berharap Tn. S dapat sembuh dari penyakitnya dan dapat melakukan
aktifitas sehari-hari dengan nyaman.

ANALISA DATA
Data Masalah perawatan keluarga

Subjektif: 1. Hipertensi
Resiko Komplikasi (perdarahan di
Tn. S juga mengeluh nyeri kepala parah, pusing,
pembuluh darah otak) berhubungan
penglihatan buram, mual, telinga berdengung,
dengan ketidak mampuan keluarga untuk
detak jantung tidak teratur dan mudah lelah.
merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga kurang menyadari dampak masalah
tekanan darah tinggi.
kesehatan akibat penyakit hipertensi. Keluarga
kurang mampu untuk mengambil keputusan
tentang masalah kesehatan karena tidak
mengetahui secara luas tentang hipertensi.
Keluarga kurang memahami bagaimana
penanganan penyakit hipertensi.

Objektif:

TD: 200/100 mmHg

RR: 28 X/mnt

Suhu: 36,5oC

Subjektif: Kurang pengetahuan berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam
Keluarga kurang menyadari dampak masalah
mengenal masalah kesehatan yang
kesehatan akibat penyakit hipertensi. Keluarga
dialami Tn. S.
kurang mampu untuk mengambil keputusan
tentang masalah kesehatan karena tidak
mengetahui secara luas tentang hipertensi.
Keluarga kurang memahami bagaimana
penanganan penyakit hipertensi.

Objektif:

TD: 200/100 mmHg


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh
banyak faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi
primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan penyebab
kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder
dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer
tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala
(asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis
dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut.
3.2. SARAN
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola
gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-
lain

Anda mungkin juga menyukai