Anda di halaman 1dari 11

1.

PARADOKS KEMBAR

Mengartikan istilah paradoks kembar dari bentuk katanya, maka paradoks


kembar terdiri dari dua suku kata yaitu paradoks dan kembar. Untuk memulai
pemahaman tentang teori paradoks kembar, terlebih kita maknai dari masing-
masing kata paradoks dan kembar dulu. Paradoks adalah kata serapan dari yunani
yang secara etimologi berasal dari kata para yang berarti di samping atau selain,
dan kata doxa yang berarti gagasan atau pendapat. Jadi secara terminologi
paradoks adalah pernyataan yang bertentangan dengan pendapat yang sudah
diterima, meskipun pernyataan itu mungkin saja benar. Sedangkan kembar adalah
sama rupanya atau keadaannya.

Dalam fisika, paradoks kembar atau twin paradox adalah eksperimen


bayangan dalamrelativitas khusus, dimana seorang dari dua orang saudara kembar
misalnya Budi dan Badu yang melakukan perjalanan dengan roket kecepatan
tinggi dan kemudian kembali lagi ke bumi akan menemukan bahwa saudara
kembarnya yang tetap di bumi lebih tua dari dirinya sendiri.

Manusia adalah Lonceng Biologis

Kemudian dalam fisika, paradoks kembar adalah eksperimen bayangan


dalam relativitas khusus. Dimana seorang dari dua orang kembar melakukan
perjalanan ke angkasa dengan kecepatan tinggi kemudian kembali lagi ke bumi
akan menemukan bahwa saudara kembarnya yang ada di bumi lebih tua dari
dirinya sendir. paradoks ini berkaitan dengan dua lonceng identik, yang satu di
tinggal di bumi, sedangkan yang lain di bawah ikut dalam perjalanan ke ruang
angkasa dengan kecepatan v, kemudian dikembalikan ke bumi. biasanya
loncengnya diganti dengan sepasang orang kembali A (pria) dan B (wanita): suatu
penggantian yang boleh dilakukan, karena proses kehidupan- detak jantung,
respirasi, dan sebagainya- merupakan lonceng biologis yang keteraturannya baik.

Si kembar yang menggembara lebih muda daripada


yang tinggal
Si kembar A pergi ketika ia berumur 20 tahun dan mengembara dengan
kelajuan v = 0,8 c ke suatu bintang berjarak 20 tahun- cahaya, kemudian ia
kembali ke bumi (satu tahun cahaya sama dengan jarak yang ditempuh cahaya
dalam satu tahun dalam ruang hampa. jarak itu sama dengan 9,46 x 1015m).
terhadap saudara wanitanya B yang berada di bumi, A kelihatannya hidup lebih
lambat selama perjalanan itu, kelajuannya hanya

√1 − 𝑣 2 ⁄𝑐 2 = √1 − (0,8𝑐)2 ⁄𝑐 2 = 0,60 = 60 persen

Dari B. untuk setiap tarikan nafas yang diambil A, B mengambil 1⅔ kali: untuk
setiap suap a makan, B maka 1⅔ nya: untuk setiap hal A berpikir, B berpikir
1⅔nya.

akhirnya setelah 50 tahun berlalu menurut perhitungan B (t0 = 2 Lo/v = 50 tahun),


A kembali dari perjalanan yang mengambil waktu 60 persennya, sehingga A
telah meninggalkan bumi 30 tahun lamanya dan ia kini berumur 50 tahun,
sedangkan B berumur 70 tahun.

Dimanakah letak paradoksnya? jika kita periksa situasinya dari pandangan yang
berada dalam roket, B berada dalam keadaan gerak dengan kelajuan 0,8 C. jadi
kita bisa mengharapkan B berumur 50 tahun ketika roket kembali ke bumi,
sedangkan ia berumur 70 tahun - hasil yang sebaliknya dari yang kita simpulkan
di atas.

Si kembar yang mengembara mengalami


perubahan inersial; yang tinggal tidak

pemecahan paradoks ini bergantung dari asimetri kehidupan orang kembar


itu. gambar b selalu berada dalam kerangka inersial seluruh waktunya, sehingga B
boleh memakai rumusan pemuaian waktu untuk seluruh perjalanan A ( kecuali
untuk periode percepatan ketika a membalik roketnya, tetapi kita bisa
menganggap periode ini cukup kecil). Kembar A, sebaliknya, harus berubah dari
1 kerangka inersial ke kerangka inersial lain ketika A membalik arah roketnya,
sehingga pemakaian rumus itu oleh A hanya sah ketika dalam perjalanan
menjauhi. Jadi kesimpulan B yang benar, yaitu A akan lebih mudah ketika ia
kembali

Perjalanan si kembar menutupi jarak


Lorentz- konsentrasi.
Jika kita ingin memandang perjalanan A dari sudut pandang A sendiri, kita harus
memperhitungkan pengerutan jarak Lorentz ke bintang.

𝐿 = 𝐿0 √1 − 𝑣 2 /𝑐 2 = 12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎

Selang waktu untuk melakukan perjalanan ke bintang ialah L/v = 15 tahun, dan
selang waktu untuk kembali ke bumi juga sama dengan 15 tahun. Jadi, bagi A
seluruh perjalanan ditempuh dalam waktu 30 tahun, dan ia berumur 50 tahun
ketika ia kembali ke bumi seperti yang diharapkan oleh saudara wanitanya. Tentu
saja umur A tidak diperpanjang terhadap dirinya, karena bagaimanapun
panjangnya 30 tahun dalam roket menurut saudaranya B yang berada di bumi,
tetap saja 30 tahun bagi dirinya.

Masing-masing mengirim satu


sinyal per tahun.

Paradoks kembar telah menimbulkan kebingungan yang lebih banyak daripada


hasil relativitas khusus lainnya, walaupun demikian hasil tersebut sama
konsistennya dengan postulat relativitas. Supaya kita puas, marilah kita
bayangkan masing-masing orang kembar itu mengirimkan sinyal radio satu kali
setiap tahun selama perjalanan tersebut, sehingga mereka dapat menurut proses
bertambah tuanya masing-masing. Dalam perjalanan ke bintang, A dan B terpisah
dengan kelajuan v = 0,8c, dan dengan pertolongan penalaran yang dipakai untuk
menganalisis efek Doppler dalam Pasal 1.3 kita dapatkan bahwa masing-masing
𝑣 𝑣
menerima sinyal 𝑇 = 𝑡0 √(1 + 𝑐 )/(1 − 𝑐 ) = 3 tahun periodenya, karena t0 = 1
tahun. Dalam perjalanan pulang, A dan B saling mendekati dengan kelajuan yang
sama, dan masing-masing menerima sinyal lebih sering, yaitu dengan

𝑣 𝑣 1
𝑇 = 𝑡0 √(1 − 𝑐 )/(1 + 𝑐 ) = 3 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒𝑛𝑦𝑎.

Si kembar yang tinggal


menerima 50 sinyal

Dalam waktu 15 tahun (menurut perhitungan A) dalam perjalanan ke


Bintang, A menerima 15/3 = 5 sinyal dari saudnya B. Dalam 15 tahun perjalanan
15
kembalinya, A menerima 1 = 45 sinyal dari B, sehingga ia menyimpulkan
3

bahwa saudaranya di Bumi telah bertambah umurnya dengan 5 + 45 = 50 tahun.


hasil itu sesuai dengan hasil menurut B: keduanya menyetujui hasil yang
menyatakan bahwa berumur 70 tahun Pada saat akhir perjalanan A.

Si kembar yang tinggal


menerima 30 sinyal

Bagaimana mengenai sinyal yang dikirim A? dalam kerangka B, saudaranya


memerlukan waktu Lo/v = 25 tahun untuk perjalanan ke Bintang. Karena bintang
itu jauhnya 20 tahun cahaya, B terus menerima sinyal A dengan kelajuan 1 kali
setiap 3 tahun untuk 20 tahun lamanya sehingga sampai ke bintang itu. Jadi, B
menerima sinyal dengan selang waktu 3 tahun selama 25 + 20 = 45 tahun,
sehingga jumlah 45/3= 15 sinyal. Kemudian untuk sisa waktu 5 tahun dalam
perjalanan yang memakan waktu 50 tahun menurut B, sinyal tersebut datang
dalam selang waktu nya yang pendek 1/3 tahun, sehingga jumlah sinyal

1
5/ 3 = 15 sinyal. seluruh sinyal ,yang diterima B di bumi ialah 30 sinyal dan b

menyimpulkan bahwa saudaranya adalah Bertambah Umurnya 30 tahun selama


perjalanannya-sesuai dengan perhitungan A sendiri. Sehingga A betul-betul 20
tahun lebih muda dari B pada akhir perjalanan itu, seperti yang diramalkan
berdasarkan pemuaian waktu.
Apa yang terjadi sehingga A lebih muda dari B? satu-satunya jawaban ialah cara
kerja semesta. Kita bisa meninjau (sangat dianjurkan untuk dilakukan) dari
pandangan bahwa semua kejadian terdapat dalam Kontinum berdimensi empat
yang disebut ruang waktu dengan 3 koordinat x, y, z, untuk ruang dan koordinat
keempat ict mengacu pada waktu (𝑖 = √−1) Disini Kita bisa meninjau lintasan si
kembar dalam ruang waktu secara geometris dan sampai pada kesimpulan seperti
tadi, hanya lebih mendalam dan lebih indah.

Tetapi ruang waktu hanyalah suatu cara untuk memberikan kenyataan, sama
seperti postulat juga. proses penuaan yang asimetrik dari si kembar merupakan
akibat dari hukum alam sama seperti dunia pengalaman kita sehari-hari.

Pembacaan paradoks kembar sebelumnya telah diubah dengan melakukan


eksperimen di dimana dimana ketepatan lonceng secara ekstrem telah diambil
dengan teknik pesawat terbang yang mengitari bumi dan kemudian dibandingkan
dengan lonceng identik yang sudah ketinggalan zaman.

Si kembar yang mengembara mngalami perubahan inersial, yang tinggal tidak.


Implikasi Paradoks Kembar
Adanya teori paradoks kembar yang menggambarkan pengaruh ruang dan
waktu tersebut jelas membawa implikasi dalam dunia nyata (pengalaman sehari-
hari) dan dunia ilmu pengetahuan. Dalam ilmu psikologi misalnya, tentang teori
tingkah laku (behaviorisme), dimana anak kembar identik yang memiliki gen dan
kromosom sama, bila ditempatkan pada lingkungan yang berbeda selama
beberapa masa, sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan, secara
berkesinambungan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang
merangsang. Maka akan terbentuk perbedaan tingkah laku yang dimiliki oleh
masing-masing mereka. Hal ini karena adanya faktor perbedaan lingkungan
tempat tinggal mereka yang berbeda.
Dalam dunia pendidikan, tentang variasi individual peserta didik.
Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada
pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan ?Sebagai contoh,
yaitu adanya siswa pintar dan kurang bisa dalam suatu kelas. Adanya perbedaan
kemampuan siswa ini dalam ilmu perkembangan peserta didik dikarenakan
adanya faktor ruang dan waktu yang berbeda dari masing-masing siswa. Pada
faktor ruang, misalnya dalam lingkungan keluarga dan sosial yang akan
mempengaruhi karakteristik individu dan faktor waktu misalnya intensitas belajar
mereka di rumah dalam mereview pelajaran yang sudah mereka peroleh di
sekolah. Sehingga akan terbentuk variasi individu diantaranya perbedaan fisik-
motorik, intelegensi, kecakapan bahasa dan psikologi yang akan merangsang
perkembangan potensi-potensi bologis.

2. KEMAGNETAN DAN KELISTRIKAN

relativitas adalah jembatannya

Salah satu teka-teki yang membawa einstein ke Jalan relativitas khusus ialah
hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan: dan kemampuan teorinya untuk
menjelaskan sifat dari hubungan tersebut merupakan salah satu keunggulan nya.
Gaya magnetik adalah modifikasi dari
gaya listik sebagai akibat dari gerak
relatif antara muatan

karena pada umumnya muatan bergerak dalam kurung b karena pada


umumnya muatan bergerak ( biasanya elektron) yang interaksinya menimbulkan
berbagai gaya magnetik yang kita kenal mempunyai kelajuan jauh lebih kecil
daripada c, tidak jelas bagi kita bawa operasi suatu motor listrik, misalnya,
Bekerja berdasarkan efek relativistik. Gagasan ini menjadi lebih jelas jika kita
pertimbangkan kekuatan gaya listrik.Gaya tarik menarik antara elektron dan
Proton dalam atom hidrogen, misalnya 1039 kali lebih besar daripada gaya
gravitasi antara keduanya. sehingga walaupun muatan kecil yang menyebabkan
gaya semacam ini yang ditimbulkan oleh gerak relatif sehingga walaupun muatan
kecil yang menyebabkan gaya semacam ini yang ditimbulkan oleh gerak relatif,
yang dinyatakan oleh gaya magnetik, akibatnya bisa besar. Lebih lanjut lagi,
Walaupun kelajuan efektif elektron individu Dalam kawat pembawa arus (< 1
mm/s) lebih kecil dari kelajuan ulat yang kelelahan, tetapi terdapat sekitar 1020
lebih elektron yang bergerak per cm kawat semacam itu, sehingga efek totalnya
bisa teramati.

Muatan listik secara relativitas invarian

walaupun cerita lengkap Bagaimana relativitas mengaitkan kelistrikan dan


kemagnetan secara matematik sangat rumit, beberapa aspek nya dapat dengan
mudah di tangkap secara intuitif. sebagai contoh dapat ditinjau asalnya gaya
magnetik antara dua arus yang sejajar. Hal yang sangat penting yang perlu
diperhatikan ialah muatan listrik secara relativistik relativistik adalah invarian:
seperti kelajuan cahaya: sebuah muatan yang besarnya Q dalam kerangka inersial
juga akan bermuatan Q dalam semua kerangka inersial yang lain.
kita akan meninjau dua buah konduktor ideal seperti dalam gambar
dibawah konduktor itu mengandung muatan positif dan muatan negatif yang
sama banyaknya yang dalam keadaan diam berjarak satu sama satu terhadap
lainnya. Karena konduktor Itu muatannya netral, maka tidak terdapat gaya antar
konduktor itu.

Gambar diatas Bagaimana tarikan magnetik antara arus sejajar timbul titik (a)
konduktor sejajar ideal yang mengandung muatan positif dan muatan negatif yang
banyaknya sama. (b) jika konduktornya membawa arus, jarak antara muatan
bergerak mengalami pengerutan relativistik Jika dilihat dari laboratorium titik
konduktor saling tarik-menarik jika 𝐼1 dan 𝐼2 searah . (c) jika dilihat dari muatan
negatif pada I,maka muatan negatif pada II berada dalam keadaan diam
sedangkan muatan positifnya berada dalam keadaan gerak. Pengerutan jarak
dalam hal II menghasilkan muatan positif neto dalam II yang menarik muatan
negatif dalam I . (d) Jika dilihat dari muatan positif yang berada pada I muatan
positif pada II berada dalam keadaan diam sedangkan muatan negatifnya dalam
keadaan gerak. Jarak dalam hal II menghasilkan muatan negatif netto pada II yang
menarik muatan positif dalam I. Pengerutan jarak dalam b,c, dan d sangat
diperbesar.

Arus yang searah tarik menarik

Gambar diatas menunjukkan konduktor yang sama jika membawa arus iI dan iII
dalam arah yang sama. Jika muatan positif bergerak ke kanan dan muatan
bergerak ke kiri, keduanya dengan kecepatan yang sama jika dilihat dari kerangka
acuan laboratorium. (harus sesungguhnya dalam logam hanya mengandung aliran
muatan negatif tentu saja tetapi model listrik yang setara yang ditinjau di sini lebih
mudah dianalisis dan hasilnya sama saja). karena muatannya bergerak, jarak
antara nya menjadi berkurang dengan faktor akar√1 − 𝑣 2 /𝑐 2 . sedangkan v sama
untuk kedua kumpulan muatan tersebut jarak antara mengerut dengan faktor yang
sama, dan kedua konduktor tetap netral terhadap pengamat dalam laboratorium.
Namun demikian koma konduktornya sekarang saling tarik-menarik. Mengapa?

Asal mula gaya pada muatan negatif dalam konduktor I

Marilah kita lihat konduktor II dari kerangka acuan salah satu muatan
negatif pada konduktor I. karena muatan negatif pada II kelihatan dalam keadaan
diam terhadap kerangka ini, maka jarak antara nya tidak berubah, seperti dalam
gambar 1.9c. Sebaliknya muatan positif pada II sekarang berkecepatan 2 v, dan
jarak antaranya mengalami pengerutan lebih besar dibandingkan dengan kerangka
laboratorium. Jadi konduktor II akan kelihatan bermuatan positif netto dan gaya
tarik bereaksi pada muatan negatif pada I.

Asal mula gaya pada muatan positif dalam konduktor I


kemudian kita lihat konduktor II dari kerangka salah satu muatan positif
pada I. Muatan positif pada II sekarang dalam keadaan diam, dan muatan negatif
disitu bergerak ke kiri dengan kecepatan 2v. jadi muatan negatif nya akan lebih
berdekatan daripada muatan positif nya, seperti terlihat pada gambar 1.9d, dan
konduktor secara keseluruhan kelihatannya bermuatan negative. Jadi timbul gaya
tarik pada muatan positif pada I.

Penalaran yang serupa itu menunjukkan bahwa muatan positif dan negatif pada
II tertarik oleh I. Jadi semua muatan dalam masing-masing kondukttor mengalami
gaya yang arahnya menuju konduktor lainnya . Pada masing-masing muatan,
terdapat gaya yang merupakan gaya listrik “biasa” yang timbul karena muatan
yang berlainan tanda dalam konduktor yang lain lebih saling berdekatan daripada
muatan yang bertanda sama, sehingga konduktor yang lain kelihatannya muatan
neto. Dilihat dari kerangka laboratorium situasinya lebih taklangsung. Dalam
kerangka ini kedua konduktor netral muatannya, dan wajar untuk menerangkan
bahwa gaya saling tarik timbul karena ada interaksi “magnetik” khusus antara arus
tersebut.

Kelistrikan dan kemagnetan


meruapakan manifestasi dari
interaksi yang sama

Analisis yang serupa dapat menerangkan gaya tolak antara konduktor sejajar
yang membawa arus yang arahnya berlawanan. Walaupun menyenangkan untuk
berpikir bahwa gaya magnetik berbeda dengan gaya listrik, sebenarnya keduannya
merupakan, manifestasi dari suatu interaksi elektromagnetik yang timbul antara
partikel bermuatan.

Jelaslah bahwa konduktor pembawa arus yang terlihat nertral dari suatu
kerangka acuan dapat terlihat tidak netral dari kerangka yang lain. Bagaimanakah
pengamatan ini dapat disesuaikan dengan invariansi muatan? Jawabannya ialah
kita harus meninjau seluruh rangkaian di mana konduktor itu merupakan bagian.
Karena rangkaian harus tertutup supaya ada aliran arus, maka untuk setiap unsur
arus pada suatu arah yang terlihat oleh pengamat bergerak mempunyai muatan
positif, misalnya, harus terdapat unsur arus lain yang arahnya berlawanan yang
terlihat oleh pengamat tersebut mempunyai muatan negatif. Jadi gaya magnetik
selalu beraksi antara bagian yang berbeda dari suatu rangkaian, walaupun
rangkaian itu secara keseluruhan terlihat netral terhadap semua pengamat.

Pembahasan diatas hanya memandang suatu jenis khusus dari gejala


magnetik. Semua efek magnetik lainnya dapat juga ditafsirkan berdasarkan
hukum Coulomb, invariansi muatan, dan relativitas khusus, walaupun analisisnya
biasanya lebuh rumit.

Anda mungkin juga menyukai