PARADOKS KEMBAR
Dari B. untuk setiap tarikan nafas yang diambil A, B mengambil 1⅔ kali: untuk
setiap suap a makan, B maka 1⅔ nya: untuk setiap hal A berpikir, B berpikir
1⅔nya.
Dimanakah letak paradoksnya? jika kita periksa situasinya dari pandangan yang
berada dalam roket, B berada dalam keadaan gerak dengan kelajuan 0,8 C. jadi
kita bisa mengharapkan B berumur 50 tahun ketika roket kembali ke bumi,
sedangkan ia berumur 70 tahun - hasil yang sebaliknya dari yang kita simpulkan
di atas.
𝐿 = 𝐿0 √1 − 𝑣 2 /𝑐 2 = 12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎
Selang waktu untuk melakukan perjalanan ke bintang ialah L/v = 15 tahun, dan
selang waktu untuk kembali ke bumi juga sama dengan 15 tahun. Jadi, bagi A
seluruh perjalanan ditempuh dalam waktu 30 tahun, dan ia berumur 50 tahun
ketika ia kembali ke bumi seperti yang diharapkan oleh saudara wanitanya. Tentu
saja umur A tidak diperpanjang terhadap dirinya, karena bagaimanapun
panjangnya 30 tahun dalam roket menurut saudaranya B yang berada di bumi,
tetap saja 30 tahun bagi dirinya.
𝑣 𝑣 1
𝑇 = 𝑡0 √(1 − 𝑐 )/(1 + 𝑐 ) = 3 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒𝑛𝑦𝑎.
1
5/ 3 = 15 sinyal. seluruh sinyal ,yang diterima B di bumi ialah 30 sinyal dan b
Tetapi ruang waktu hanyalah suatu cara untuk memberikan kenyataan, sama
seperti postulat juga. proses penuaan yang asimetrik dari si kembar merupakan
akibat dari hukum alam sama seperti dunia pengalaman kita sehari-hari.
Salah satu teka-teki yang membawa einstein ke Jalan relativitas khusus ialah
hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan: dan kemampuan teorinya untuk
menjelaskan sifat dari hubungan tersebut merupakan salah satu keunggulan nya.
Gaya magnetik adalah modifikasi dari
gaya listik sebagai akibat dari gerak
relatif antara muatan
Gambar diatas Bagaimana tarikan magnetik antara arus sejajar timbul titik (a)
konduktor sejajar ideal yang mengandung muatan positif dan muatan negatif yang
banyaknya sama. (b) jika konduktornya membawa arus, jarak antara muatan
bergerak mengalami pengerutan relativistik Jika dilihat dari laboratorium titik
konduktor saling tarik-menarik jika 𝐼1 dan 𝐼2 searah . (c) jika dilihat dari muatan
negatif pada I,maka muatan negatif pada II berada dalam keadaan diam
sedangkan muatan positifnya berada dalam keadaan gerak. Pengerutan jarak
dalam hal II menghasilkan muatan positif neto dalam II yang menarik muatan
negatif dalam I . (d) Jika dilihat dari muatan positif yang berada pada I muatan
positif pada II berada dalam keadaan diam sedangkan muatan negatifnya dalam
keadaan gerak. Jarak dalam hal II menghasilkan muatan negatif netto pada II yang
menarik muatan positif dalam I. Pengerutan jarak dalam b,c, dan d sangat
diperbesar.
Gambar diatas menunjukkan konduktor yang sama jika membawa arus iI dan iII
dalam arah yang sama. Jika muatan positif bergerak ke kanan dan muatan
bergerak ke kiri, keduanya dengan kecepatan yang sama jika dilihat dari kerangka
acuan laboratorium. (harus sesungguhnya dalam logam hanya mengandung aliran
muatan negatif tentu saja tetapi model listrik yang setara yang ditinjau di sini lebih
mudah dianalisis dan hasilnya sama saja). karena muatannya bergerak, jarak
antara nya menjadi berkurang dengan faktor akar√1 − 𝑣 2 /𝑐 2 . sedangkan v sama
untuk kedua kumpulan muatan tersebut jarak antara mengerut dengan faktor yang
sama, dan kedua konduktor tetap netral terhadap pengamat dalam laboratorium.
Namun demikian koma konduktornya sekarang saling tarik-menarik. Mengapa?
Marilah kita lihat konduktor II dari kerangka acuan salah satu muatan
negatif pada konduktor I. karena muatan negatif pada II kelihatan dalam keadaan
diam terhadap kerangka ini, maka jarak antara nya tidak berubah, seperti dalam
gambar 1.9c. Sebaliknya muatan positif pada II sekarang berkecepatan 2 v, dan
jarak antaranya mengalami pengerutan lebih besar dibandingkan dengan kerangka
laboratorium. Jadi konduktor II akan kelihatan bermuatan positif netto dan gaya
tarik bereaksi pada muatan negatif pada I.
Penalaran yang serupa itu menunjukkan bahwa muatan positif dan negatif pada
II tertarik oleh I. Jadi semua muatan dalam masing-masing kondukttor mengalami
gaya yang arahnya menuju konduktor lainnya . Pada masing-masing muatan,
terdapat gaya yang merupakan gaya listrik “biasa” yang timbul karena muatan
yang berlainan tanda dalam konduktor yang lain lebih saling berdekatan daripada
muatan yang bertanda sama, sehingga konduktor yang lain kelihatannya muatan
neto. Dilihat dari kerangka laboratorium situasinya lebih taklangsung. Dalam
kerangka ini kedua konduktor netral muatannya, dan wajar untuk menerangkan
bahwa gaya saling tarik timbul karena ada interaksi “magnetik” khusus antara arus
tersebut.
Analisis yang serupa dapat menerangkan gaya tolak antara konduktor sejajar
yang membawa arus yang arahnya berlawanan. Walaupun menyenangkan untuk
berpikir bahwa gaya magnetik berbeda dengan gaya listrik, sebenarnya keduannya
merupakan, manifestasi dari suatu interaksi elektromagnetik yang timbul antara
partikel bermuatan.
Jelaslah bahwa konduktor pembawa arus yang terlihat nertral dari suatu
kerangka acuan dapat terlihat tidak netral dari kerangka yang lain. Bagaimanakah
pengamatan ini dapat disesuaikan dengan invariansi muatan? Jawabannya ialah
kita harus meninjau seluruh rangkaian di mana konduktor itu merupakan bagian.
Karena rangkaian harus tertutup supaya ada aliran arus, maka untuk setiap unsur
arus pada suatu arah yang terlihat oleh pengamat bergerak mempunyai muatan
positif, misalnya, harus terdapat unsur arus lain yang arahnya berlawanan yang
terlihat oleh pengamat tersebut mempunyai muatan negatif. Jadi gaya magnetik
selalu beraksi antara bagian yang berbeda dari suatu rangkaian, walaupun
rangkaian itu secara keseluruhan terlihat netral terhadap semua pengamat.