52
5. Tujuan RSUD dr. Doris Sylavnus
Menjadi rumah sakit pendidikan yang unggulan di Kalimatan
dalam pelayanan medis khususnya bidang kebidanan dan kandungan
serta dalam bidang service excellence.
6. Tipe Rumah Sakit
RSUD dr. Doris Sylavnus adalah Rumah Sakit kelas B pendidikan
Rumah Sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan
rujukan dari rumah sakit kabupaten.
7. Jenis Pelayanan RSUD dr. Doris Sylavnus Palangka Raya
Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan terdiri dari:
1) Klinik Penyakit Dalam
2) Klinik Kebidanan dan Kandungan
3) Klinik Bedah
4) Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
5) Klinik Mata
6) Klinik THT (Telinga-Hidung-Tenggorok)
7) Klinik Saraf
8) Klinik Gigi dan Mulut
9) Klinik Kulit dan Kelamin
10) Klinik Rehabilitasi Medis / Fisioterapi
11) Klinik Anak
12) Klinik Tumbuh Kembang
13) Klinik VCT
14) Klinik Bedah Urologi (Bedah Saluran Kemih)
15) Klinik Bedah Orthopedi ( Bedah Tulang dan Trauma)
16) Klinik Paru
17) Klinik Jiwa
18) Klinik Gizi
19) Klinik Bedah Anak
20) Klinik Patologi Anatomi
21) Hemodialisa
53
Jam Pelayanan Loket:
Senin-Kamis : 06:30 – 12:00 WIB
Jumat : 06:30 – 09:30 WIB
Sabtu : 06:30 – 11:00 WIB
RSUD dr. Doris Sylvanus dalam melaksanakan pelayanan rawat
inap menyediakan 254 tempat tidur yang memenuhi kebutuhan masyarakat
dari pelayanan rawat inap kelas III sampai VIP karena RSUD dr. Doris
Sylvanus merupakan Rumah Sakit pemerintah daerah Provinsi Kalimantan
Tengah dengan salah satu tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat
tidak mampu, maka pelayanan rawat inap kelas III untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat kurang mampu disediakan 190 tempat tidur atau
sebanyak 74,8 % dari seluruh tempat tidur yang ada.
Untuk pasien yang memilih pelayanan kelas utama dan VIP
disediakan 64 tempat tidur, untuk pelayanan di kelas utama dan VIP pasien
dapat memilih dokter spesialis sesuai yang diinginkan.
Untuk informasi mengenai tarif dan fasilitas rawat inap, pihak rumah
sakit menyediakan papan informasi yang dapat dilihat pada poliklinik rawat
jalan dan pada Instalasi rawat inap RSUD dr.Doris Sylvanus
54
b. Tujuan Ruangan
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan berbagai
macam kasus penyakit saraf, THT, Mata, dan Gigi Mulut,
Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan dan Standar
Operational Prosedur dan peraturan yang berlaku.
55
52
K eterangan:
2 : Dapur 11 : Kamar 2
3 : Kamar 2 12 : Gudang
7 : Kamar 6 W : WC
9 : Kamar 2 : Meja
52
d. Kapasitas Ruang
Ruang Nusa Indah terdiri dari 1 ruang nurse stasion, 1 ruang
mahasiswa, 1 ruang bimbingan, 1 ruang Dokter Muda, 1 ruang
kepala ruangan, 6 ruang yang berisi 20 tempat tidur 1 dapur dan 7
WC dan kamar mandi.
16
a) SPO pemeriksaan EKG
b) SPO pemasangan Infus
c) SPO pemasangan NGT dan pemberian makanan lewat
sonde
d) SPO perawatan luka
e) SPO resusitasi jantung-paru
f) SPO memberikan obat melalui rectum
g) SPO mengambil darah vena
h) SPO memasang kateter
i) SPO pemasangan venflon
j) SPO pemasangan tranfusi darah
k) SPO penatalaksanaan suction
l) SPO terapi oksigen
m) SPO manajemen nyeri
n) SPO pelaksanaan ROM (Range of Motion)
o) SPO pemberian nebulizer
p) SPO perencanaan pasien pulang
Standar asuhan keperawatan (SAK) ruang Nusa Indah
(Penyakit saraf, THT, Mata dan Gigi mulut) diantaranya :
a) SAK Peningkatan Tekanan Intra Kranial
b) SAK nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c) SAK ketidakefektifan pola nafas
d) SAK hipertermia
e) SAK gangguan ADL (Activity Daily Living)
f) SAK perubahan perfusi jaringan perifer/ serebral
g) SAK nyeri
h) SAK (Aktual/Resiko) kelebuhan volume cairan tubuh
i) SAK (Aktual/Resiko) kerusakan integritas kulit/jaringan
j) SAK (Aktual/Resiko) kekurangan volume cairan tubuh
k) SAK kecemasan
l) SAK Intoleransi aktivitas
17
4) Model Layanan
Model Asuhan Keperawatan yang digunakan di Ruang
Nusa Indah adalah SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional) berdasarkan SK Menkes No.
188.4/0146/Kep-KUM/2012 yang merupakan perkembangan
dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana
dalam SP2KP ini terjadi kerjasama professional antara Perawat
Primer (PP) dan Perawat Asosiate (PA) serta tenaga kesehatan
lainnya. Metode modifikasi tim-primer yang terdiri dari:
Kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate.
b. Tingkat Ketergantungan
Persentase total pasien tingkat ketergantungan klien di Ruang Nusa
Indah berdasarkan pengkajian tanggal 10 Juli 2017.
1 Minimal Care
2 Partial Care
3 Total Care
Total
18
c. Analisis Unit Layanan Keperawatan
a) Flow Of Care
19
20
b) Manajemen Unit
Adapun Struktur Organisasi Ruang Nusa Indah (Penyakit Saraf,
THT, Mata dan Gigi Mulut) RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya adalah:
21
4. Kajian Indikator Mutu Ruangan
a. BOR
Merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar
nasional adalah 75-85%
22
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Ruangan
Evi Monika Ruth, A.md. Kep
PASIEN
23
2) Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga
Tenaga keperawatan di ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
52
Total tenaga perawat :
Pagi : 7 orang
Sore : 2 orang
Malam : 2 orang
Total : 11 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
Faktor koreksi
1. Loss Day
= jml hr Mgg dlm 1 bln + jml hari besar x jml perawat yang diperlukan
Jml hari kerja efektif
= 4 + 0 x 16 = 64= 2,28
28
2. Non Nursing Job
= jml tenaga perawat + lossday x 25
100
= (16 + 2.28) x 25%
= 18,28 x0,25 = 4,57
Faktor koreksi = 4,6+ 2,3 = 6,9
Jadi tenaga yang di butuhkan : 15 + 7 = 22 orang
Kebutuhan Perawat Per Shif
53
Keterangan :
Tenaga yang tersedia 12 orang
Kekurangan tenaga 10 orang
Diperoleh data dari hasil observasi pada tanggal 14 Mei 2018 bahwa jumlah
perawat yang dinas pagi yaitu 1 Kepala Ruangan, 1 Administrasi, 5 Perawat
pelaksana. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga perawat yang dinas pagi
di Ruang Nusa Indah tanggal 14 Mei 2018 dengan jumlah pasien 20 orang belum
mencukupi jika dibandingkan dengan standar yaitu 5 orang perawat pelaksana
yang dinas pagi dari hasil observasi ditemukan pada shif pagi perawat pelaksana
ada 5 orang perawat, sedangkan pada shif sore standar tenaga perawat yang
dibutuhkan 4 orang namun dari hasil observasi ditemukan 2 perawat pelaksana
yang bertugas dan shif malam sesuai dengan standar keperawatan yaitu 2 orang.
b. Non Manusia
1. Material ( Peralatan dan Fasilitas )
a. Fasilitas Untuk Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 14 Mei 2018
didapatkan gambaran kapasitas ruangan dan tempat tidur di ruang
Nusa Indah terdapat 6 ruangan rawat inap dan 20 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut:
1) Gambaran umum jumlah ruangan rawat inap di ruang Nusa
Indah
Kelas I : 2 Kamar
Kelas II : 2 Kamar
Kelas III : 2 Kamar
2) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Nusa Indah
Kelas I : 1 bed
Kelas II : 6 bed
Kelas III : 12 bed
Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa praktek
manajemen keperawatan.
Kelas III : 6 bed
54
1. Peralatan dan Fasilitas
(1) Fasilitas untuk pasien
4 Wastafel 6 buah 5 1
6 WC Pasien 6 kamar 6 -
7 Bantal 20 buah 20 -
8 Lampu 30 buah 30 -
10 Pispot 10 buah 10 -
12 AC 2 buah 2 -
15 Tirai 96 tirai 96 -
55
(2) Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliputi :
56
(3) Fasilitas Peralatan dan bahan kesehatan yang ada diruangan Nusa Indah
Kondisi
9 Waskom 3 3 - - Ditambah 1
10 Suction 1 1 - - Ditambah 1
57
25 Kursi Roda 1 1 - - Ditambah 2
26 Nebulizer 1 1 - - Ditambah 1
27 Lemari Dokumen 1 1 - - Ditambah 1
28 Loker Perawat 1 1 - - Ditambah 1
29 Tempat Sepatu 1 1 - - -
30 APAR 1 1 - - -
31 Stik Laken 75 50 - 25 -
32 Sprei 80 80 - 5 -
33 Baju Operasi 10 10 - -
34 Selimut 2 2 - -
35 Timbang Badan 1 1 - -
36 Infus Pump 1 1 - - -
37 Suction 1 1 - - Ditambah 1
38 Waskom 3 3 - - Ditambah 2
39 Hand scrub 4 4 - - Ditambah 2
40 Hand wash 1 1 - - Ditambah 6
4) Fasilitas Pasien.
(1) Kamar Kelas 1
Kamar kelas 1 untuk 1 kamar untuk 1 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 1 buah
b) Bed pasien 1buah
c) Meja 1 buah
d) Lemari pasien 1 buah
e) Kamar mandi dan WC
f) Urinal, pispot.
g) Tempat sampah 1 buah
h) AC 1 buah
(2) Kamar Kelas 2
Kamar kelas 2 untuk 1 kamar untuk 3 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 3 buah
b) Bed pasien 3 buah
58
c) Kamar mandi dan WC
d) Urinal, pispot.
e) Kipas Angin 3 buah
f) Ac 1 buah
g) Lemari pasien 3 buah
h) Meja 2 buah
(3) Kamar Kelas 3
Kamar kelas 3 untuk 1 kamar untuk 6 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 5
b) Bed pasien 6 buah
c) Lemari pasien 6
d) Meja 5 buah
e) Kamar mandi dan WC
f) Urinal, pispot
g) Kipas Angin 2 buah
59
11. Flixotid 1 1 - -
12. Fulmicort 3 3 - -
13. Otsu Ns 8 8 - -
14. Gudel 2 2 - -
15. Mucus extracted 2 2 - -
16. Oksigen sungkup 2 2 - -
17. Urine bag 8 8 - -
18. Cateter 8 8 - -
19. Cateter Suction 5 5 - -
20. Selang NGT 5 5 - -
21. Amubag 1 1 - -
22. Ventolin 14 14
23. Antrovine 0,25mg/ml 4 4
24. Nasal Oksigen Tube 1 1
25. Otsu-KCL 7,46% 6 6
26. Tensi digital 1 1
27. Tensi Raksa 1 1
28. Nebulizer 1 1
60
2. Administrasi Penunjang
Administrasi penunjang: Buku registrasi pasien, Buku TTV, Buku
laporan harian perawat, Lembar observasi, Buku visite dokter.
3. Methode
a. Standar Asuhan Keperawatan
1) Penerapan Model Keperawatan Profesional
Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP). Dalam aplikasinya RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya memiliki visi, misi dan motto sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak, bisa terjadi
ketimpangan yang justru akan menambah ketidakjelasan arah
pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan
atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan
di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat
untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal (Nursalam,
2008).
Selain itu RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya juga
selalu mengadakan pelatihan untuk para perawat guna meningkatkan
pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen keperawatan serta
memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan
formal melalui program khusus. Di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya memiliki berbagai administrasi
penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu berupa Standar
Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur (SOP)
dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Nursalam, 2008).
61
Angket MAKP
Ketua tim mampu menggunakan berbagai tekhnik
kepemimpinan ?
0%
Pertanyaan 1
Selalu
100% kadang-kadang
tidak pernah
kadang-kadang
100% tidak pernah
0% pertanyaan 5
Selalu
kadang-kadang
100%
tidak pernah
62
Diagram Anggota tim bertanggungjawab terhadap pemberian asuhan
keperawatan pada klien
pertanyaan 3
0%
selalu
100% kadang-kadang
tidak pernah
pertanyaan 4
0%
Selalu
kadang-kadang
tidak pernah
100%
63
Anggota TIM bekerjasama dengan anggota TIM
dan antar TIM
0% pertanyaan 6
Selalu
kadang-kadang
100% tidak pernah
Diagram Anggota Tim bekerjasama dengan anggota TIM dan antar TIM
pertanyaan 7
0%
Selalu
kadang-kadang
100% tidak pernah
0% pertanyaan 8
Selalu
100%
kadang-kadang
tidak pernah
64
Diaram Ketua TIM membuat perencanaan
Berdasarkan data diatas 100% (5 orang) perawat ketua TIM selalu membuat
perencanaan.
pertanyaan 9
0%
33% Selalu
67% kadang-kadang
tidak pernah
2. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien
dengan melibatkan tim keperawatan kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Selain itu ronde
keperawatan juga berguna dalam pengembangan praktik klinis dan
pemahaman pasien terhadap kondisi yang mereka alami.Dalam ronde
keperawatan terjadi pemeriksaan proses kerja dengan meningkatkan
komunikasi dan kolaborasi untuk mengurangi pada perawatan dan
meningkatkan hasil yang lebih baik. (Fillmore, 2010).
Pertanyaan 1
40% Tidak
Pernah
60%
Kadang-
Kadang
65
Diagram Ruangan melakukan ronde keperawatan
Pertanyaan 2
0%
0%
100%
Pertanyaan 3
40% Tidak
Pernah
60%
Selalu
Diagram Perawat primer dan asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi
klien.
Pertanyaan 4
100%
66
Diagram Perawat primer dan asosiasi menjelaskan masalah keperawatan utama.
Pertanyaan 5
100%
Pertanyaan 6
40% Kadang-
Kadang
60%
Selalu
Diagram Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
67
3. Angket Timbang Terima
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang
mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu.
Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan
proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat
itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat
kepada. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di
nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian
dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk validasi data dan
memantau kondisi pasien secara langsung (Nursalam, 2008).
Pertanyaan 1
20%
Selalu
80% Kadang-
Kadang
68
Perawat perlu menyiapkan status pasien untuk dapat melihat perkembangan
keadaan pasien melalui statusnya serta berbagai terapi yang didapat termasuk
mengenai timbang terima pasien.
Perawat menyiapkan buku catatan dan
peralatan tulis
100%
100%
Diagram Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift
dari malam ke pagi dari pagi ke sore dan pergantian shift dari sore ke malam di
pimpin oleh perawat primer.
69
perawat primer dianggap sebagai pemimpin /ketua tim pada saat shift tersebut
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas perawat pelaksana.
40%
Selalu
60%
Kadang-Kadang
100%
70
Hal-hal yang sifatnya khusus di catat
dan di serah terimakan pada perawat
shift berikutnya
100%
Diagram Hal-hal yang sifatnya khusus di catat dan di serah terimakan pada
perawat shift berikutnya
100%
71
Perawat menyapa pasien dan
menanyakan kondisi/keluhan
yang dirasakan saat ini
Selalu
100
%
Diagram Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/keluhan yang
dirasakan saat ini.
Diagram Waktu timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi
khusus.
72
Penyampaian dilakukan singkat dan jelas
20%
Selalu
80% Kadang-Kadang
100%
73
Perawat menyebutkan diagnosa
0%
0%
100%
20%
Selalu
80% Kadang-Kadang
74
Perawat shift berikutnya validasi data
ke pasien
0%
0%
100%
20% Selalu
80% Kadang-
Kadang
75
perawat kembali ke nurse station untuk
mendiskusikan hasil validasi data langsung
20%
Selalu
80% Kadang-Kadang
20%
Selalu
80% Kadang-Kadang
76
Berdasarkan data diatas 80% (4 orang) mengatakan perawat memimpin
timbang terima selalu menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan
mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim,
sedangkan 20% (1 orang) mengatakan perawat memimpin timbang terima
kadang-kadang menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan
mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim.
Ketua tim wajib memimpin dan menyebutkan rencana kerja dalam melaksanakan
asuhan keperawatan lanjutan bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan di
dalam buku laporan timbang terima oleh Ketua tim.
4. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan sistem menyerahkan
seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan
obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan
kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Tujuannya adalah untuk mengelola
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan
asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal berikut adalah alasan
obat perlu disentralisasi antara lain memberikan bermacam-macam obat
untuk satu pasien, meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat,
menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan, memberikan
obat kepada pasien yang tidak mempercayainya dan yang akan membuang
atau lupa untuk minum, tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan
obat menjadi tidak aktif dan meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena
cahaya atau panas.(Nursalam, 2008)
Angket Sentralisasi Obat
Pertanyaan 1
0%
0%
Selalu
kadang-kadang
100% tidak pernah
77
Diagram Obat yang diserahkan ke perawat dengan lembar serah terima obat
Pertanyaan 2
100% 0% 0% selalu
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sedian
(bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui oleh keluarga pasien
dalam buku masukan obat.
0% 0% pertanyaan 5
Selalu
kadang-kadang
100%
tidak pernah
78
Berdasarkan data diatas 100% (5 orang) perawat mengatakan obat-obat yang
telah disimpan selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar obat yang terlebih dahulu dicocokan dengan terapi di
instruksi oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien.
pertanyaan 3
0%
selalu
100%
kadang-kadang
0%
0% tidak pernah
Diagram, keluarga atau klien mendapat penjelasan jika obat akan habis
0% pertanyaan 4
0%
0%
Selalu
kadang-kadang
Diagram, obat yang diterima oleh perawat disimpan di dalam kotak obat dan obat yang
telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penerimaan obat.
79
0% 0%
0%
pertanyaan 6
Selalu
kadang-kadang
tidak pernah
100%
20% 0% 0% pertanyaan 7
Selalu
80%
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram Sediaan obat selanjutnya di cek setiap pagi oleh Kepala Ruangan atau petugas
yang ditunjuk dan di dokumentasikan dalam buku masukan obat
80
Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada
keluarga kemudian di mintakan kepada dokter penanggung
jawab pasien ?
0%
20% 0% pertanyaan 8
Selalu
80%
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram Obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di
mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien
Berdasarkan data diatas 80% (4 orang) perawat mengatakan selalu 20% (1 orang)
perawat mengatakan kadang-kadang obat yang hampir habis akan di informasikan pada
keluarga kemudian di mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien.
Diagram penambahan atau perubahan jenis, dosis dan perubahan rute obat akan
dimasukkan dalam buku masukan obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sediaan obat
81
pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku obat dan
selanjutnya di informasikan pada keluarga dengan kartu kusu
obat.
20% 0% 0% pertanyaan 8
Selalu
80%
kadang-kadang
tidak pernah
Diagram Pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan oleh perawat pada buku obat dan selanjutnya di informasikan pada
keluarga dengan kartu kusu obat.
80%
82
supervisor menetapkan tujuan
supervisi
0%
100%
60% 40%
83
supervisor meneliti dokumentasi
status pasien
20%
80%
40% 0%
84
mendapatkan hal-hal yang perlu
dilakukan pembinaan
20%
80%
20%
80%
Diagram Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana
85
supervisor menetapkan mengevaluasi
hasil bimbingan
0%
100%
20%
80%
86
6. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
Discharge planing sebagai perncanaan kepulangan pasien dan
memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang
perlu dihindari dn dilakukan sehubungan dengan kondisi penyakitnya.
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim
kesehatan, klien dan keluarga klien (Rindhianto, 2008).
0%
Pertanyaan 1
0%
100%
Pertanyaan 2
0% 0%
100%
87
sangat penting untuk menambah pengetahuan kesehatan bagi klien untuk
menunjang kesehatan klien yang optimal.
Pertanyaan 3
0% 0%
100%
Diagram Pasien yang mau pulang diajarkan cara perawatan mandiri di rumah
Pertanyaan 4
0%
40%
60%
88
Pertanyaan 5
0%
0%
100%
Pertanyaan 6
0% 20%
80%
Pertanyaan 7
0%
40%
60%
89
Berdasarkan data diatas 40% (2 orang) mengatakan selalu melaksanaan
discharge planning dilakukan di nurse station, sedangkan 60% (3 orang)
mengatakan kadang-kadang melaksanaan discharge planning dilakukan di nurse
station, dan 0% (0 orang) mengatakan tidak pernah melaksanaan discharge
planning dilakukan di nurse station.
Pertanyaan 8
0%
40%
60%
Pertanyaan 9
0%
0%
100%
90
Pertanyaan 10 0%
20%
80%
Diagram Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan
discharge planning
40%
Selalu
60% Kadang-Kadang
Diagram, Pengkajian head to toe pada waktu klien masuk ke ruang inap
91
perawat yang tidak pernah melakukan pengkajian head to toe pada waktu klien
masuk ke ruang inap.
100%
0% 0%
100%
92
Data subjek dan objektif
ditambahkan pada kolom problem
0%
0%
100%
100%
93
Kolom evaluasi tercatat keadaan klien
sebagai pengaruh dari intervensi, jam
dan paraf perawat
0% 0%
100%
100%
Diagram Masalah yang diidentifikasi akan dievaluasi minimal tiap 7 jam (setiap
pergantian jaga)
94
Dokumentasi merupakan alat
perekam masalah yang berkaitan
dengan klien sehingga dapat
dijadikan sebagai alat komunikasi
antar tenaga kesehatan
0%
0%
100%
95
Format catatan perawatan yang
mencakup problem, intervensi dan
evaluasi yang telah disusun
berdasarkan satuan kerja
0% 0%
100%
96
Kegiatan Observasi Keterangan
1. Tersedia buku
√
overan
2. Mengisi Overan √
3. Semua anggota sif
dinas sudah siap √
(Sif jaga)
4. Overan dilakukan
√
didepan klien
5. Total 4
Untuk discarge planing dari hasil data dan wawancara yang didapatkan
perencanaan pulang pada pasien sudah dilaksanakan akan tetapi untuk 60 % (3
orang) mengatakan meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda kadang-
kadang melaksanakan discharge planning.
Keuangan (M4-Money)
1. Kajian Data
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan didapatkan hasil
bahwa pengelolaan keuangan dilakukan oleh pihak keuangan rumah
sakit.
1. Analisa Data
Sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai dengan
prosedur yang berlaku di RS.
1. Tarif Pelayanan Dan Tindakan Medik Gawat Darurat
a. Tarif Karcis Instalasi Gawat Darurat
No. Jenis Pelayanan Jasa Jasa Total
Darurat / IGD Sarana Pelayanan
1. Karcis 50.000
97
b. Tarif tindakan Medik Operatif dan Non Operatif Serta Konsultasi
No Jenis Tindakan Medik Tarif
b. Kecil 60.000
c. Sedang 150.000
d. Besar 450.000
a. Phone 50.000
b. Datang 100.000
1. Injeksi
2. Pemeriksaan Dokter
3. Pengambilan Darah
4. Perawatan Luka Lecet Kecil
5. Tindakan Keperawatan
B. Tindakan Medik Operatif Kecil Rp. 60.000
1. Intubasi
2. Jahit Luka 10-20 jahitan
3. Kumbah lambung
4. Pemasangan Belog Tampon
5. Perawatan luka bakar 20-40%
98
6. Punksi Supra Pubic
7. Skin Traksi
D. Tindakan Medik Operatif Besar Rp. 450.000
1. Amputasi
2. Kuretase
3. Luka bakar > 50%
4. Pemasangan Infus Umbilikus
5. Pemasangan WSD
6. Punksi pleura
7. Repair luka > 20 jahitan
8. Repair Tendon
9. Reposisi dan Pemasangan Gips
10. Resusitasi dan Menggunakan alat
11. Sistostomi
12. Vena Sectie
99
3. Tarif Tindakan Umum
Klasifikasi Tindakan Medik Umum
Tarif
4. 750.000 1.500.000
No. Jenis Tindakan Kelas I, II, III VIP I, II, III, ICU,
ICCU, PICU,
NICU
100
3. Tindakan Medik Operatif 4.500.000 6.500.000
Besar
2. C-PAP 100.000
3. DC Syok 300.000
4. Fototeraphi 100.000
6. Incubator 100.000
7. Ventilator 100.000
101
8. USG Buli-Buli dan Prostat 160.000 200.000
A. HEMATOLOGI OTOMATIS
B. HEMATOLOGI MANUAL
102
12. Goongan Darah (Rhesus) 12.000 20.000
C. URINALISA
D KIMIA KINIK
103
13. Kolesterol Total 24.000 27.000
E. IMUNO SEROLOGI
A. HISTOPATOOGI
800.000
104
B. SITOPATOLOGI
C. IMUNOPATOLOGI
A. SEDERHANA
B. KECIL
105
10 Kepala (3 Posisi) 120.000 190.000
106
35 C.V. Lumbo- Sacral (1 Posisi) 90.000 160.000
A. HISTOPATOOGI
2. Visite Ahli Gizi Di ruanan Rawat Inap per orang pasien daam 1
periode perawatan
Kelas I 17.000
Kelas II 14.000
107