PENDIDIKAN KESEHATAN
PERAWATAN AMPUTASI KAKI PADA PASIEN DM
(PEMBEBATAN)
CANDIKA
PO.62.20.1.15.115
Koordinator Pembimbing
MK. PKDK- DM,
Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB Ns. Maria M. Purba, S.Kep. M.Med.Ed
NIP. 19710208 200112 2 001 NIP. 19701212 199803 2 009
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mencurahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua sehingga tetap senantiasa menjalankan amanahNya sebagai makhluk
ciptaanNya.
Sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada Ibu Ns. Maria M. Purba, S.Kep. M.Med.Ed
atas kesediannya memberikan bimbingan dan saran yang membangun sehingga proposal
saya yang berjudul “ Perawatan punctum amputasi kaki DM” ini dapat terselesaikan tepat
waktu.
Saya sangat berharap supaya proposal ini dapat bermanfaat, khususnya bagi Masyarakat
yang belum tau dan peduli tentang insulin dan pentingnya insulin bagi tubuh. Saya sangat
menyadari bahwa proposal ini jauh dari sempurna. Untuk itu, saya berterima kasih atas saran
positif dari Bapak/Ibu Dosen sekalian.
Candika
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Referensi
A. Nama Kegiatan
B. Tema Kegiatan
C. Sasaran Kegiatan
D. Pelaksanaan
E. Pembicara
F. Materi
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah Kegiatan
Lampiran Materi :
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah
yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja
insulin atau keduanya ( Blanes 2011 ). Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak
dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh
organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan
komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. Ulkus kaki
diabetik sampai saat ini menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, karena
kasus yang semakin meningkat, ulkus bersifat kronis dan sulit sembuh, mengalami
infeksi dan iskemia tungkai dengan risiko amputasi bahkan mengancam jiwa,
membutuhkan sumber daya kesehatan yang besar, sehingga memberi beban sosio
ekonomi bagi pasien ,masyarakat, dan negara.
Berbagai metode pengobatan telah dikembangkan namun sampai saat ini
belum memberikan hasil yang memuaskan. Peningkatan populasi penderita diabetes
mellitus (DM), berdampak pada peningkatan kejadian ulkus kaki diabetik sebagai
komplikasi kronis DM, dimana sebanyak 15-25% penderita DM akan mengalami
ulkus kaki diabetik di dalam hidup mereka (Singh dkk., 2005) .
( Huang dkk 2009) Di Amerika Serikat memproyeksikan jumlah penyandang
DM dalam 25 tahun kedepan (antara tahun 2009-2034) akan meningkat 2 kali lipat
dari 23,7 juta menjadi 44,1 juta sehingga biaya perawatan per tahun mengalami
peningkatan sebanyak 223 miliar dolar dari 113 menjadi 336 miliar dolar Amerika
Serikat. Biaya pengobatan DM dan komplikasinya pada tahun 2007 di Amerika
Serikat mencapai 116 miliar dolar, dimana 33% dari biaya tersebut berkaitan dengan
pengobatan ulkus kaki diabetik (Driver dkk, 2010).
Diabetes menjadi penyebab amputasi kaki paling sering di luar kecelakaan,
tercatat lebih dari 1 juta orang yang diamputasi akibat diabetes setiap tahunnya.
Diabetes mellitus lebih sering menyebabkan amputasi kaki atau tungkai bawah
(Hans, 2008). Setiap tahun lebih dari 1 juta orang penderita diabetes mellitus
kehilangan salah satu kakinya sebagai komplikasi diabetes mellitus. Ini berarti bahwa
setiap 30 detik, satu tungkai bawah 40-70 % berkaitan dengan diabetes pada banyak
studi, insiden amputasi tungkai bawah diperkirakan 5 sampai 25 per 100.000 orang
pertahun, sedangkan diantara penderita diabetes, jumlah penderita yang diamputasi
sebanyak 6 sampai 8 per 1000 orang mayoritas amputasi ini didahului ulkus kaki
(Hendra, 2009). Ulkus kaki diabetes dan amputasi tungkai bawah menunjukkan
angka yang penting untuk terjadinya morbiditas dan mortalitas serta tingginya biaya
kesehatan pada penderita diabetes. Lebih dari setengah penderita amputasi pada
tungkai bawah adalah penderita diabetes mellitus (Dedi, 2009).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pendidikan kesehatan ini berguna untuk menambah pengetahuan dan menambah
wawasan bagi pasien dan keluarganya.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian amputasi..
b. Untuk mengtahui perawatan pasien pasca amputasi.
c. Untuk mengetahui masalah - masalah yang bisa terjadi pada pasien pasca
amputasi.
C. Manfaat
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini diharapkan para pasien yang mengalami
amputasi kaki dapat mengetahui perawatan yang bisa dilakukan sendiri di rumah
untuk mencegah terjadinya masalah - masalah yang bisa muncul pada pasien itu
sendiri.
D. Referensi
Sudoyo,Aru W,Setiyohadi Bambang.,dkk ,2010 ,Buku ajar Ilmu penyakit
dalam,Jakarta,InternalPublishing.
No Name, 2010. Pengelolaan gangren kaki diabetik,2011,diunduh dari
Pengelolaan%20Gangren%20Kaki%20Diabetik.pdf Diakses pada tanggal 18
maret 2017
Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdes).2007.Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI Tahun 2007.Diaskes 18 maret 2017,dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202
007 .pdf
Agung, Jani.”Bagaimana Merawat Luka Pasca Amputasi’.24 Februari
2018.https://www.academia.edu/27719011/Bagaimana_Merawat_Luka_Pasca_
Amputasi
Hermin, Baharuddin, dan Suarnianti. 2012. Alat dan bahan, Prosedur perawatan,
dan Prinsip perawatan luka. ANALISIS TEKNIK PERAWATAN LUKA PADA
PENDERITA DIABETES MELITUS DI RSUP DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR, Volume 1 Nomor 1, ISSN : 2302-2531
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
C. Sasaran Kegiatan : Sasaran dari kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah pasien
dan keluarganya.
D. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa , 03 April 2018
Jam : 09.00 WIB - selesai
Tempat kegiatan : Balai Desa Harapan Kita.
E. Pembicara : Candika
Penulis ,
(..............................................................)
Candika
PO.62.20.1.15.115
LAMPIRAN MATERI
PERAWATAN AMPUTASI KAKI PADA PASIEN DM
Adalah kondisi tertentu yang mengakibatkan seseorang harus diamputasi atau bisa
disebut juga salah satu anggota tubuhnya harus dilakukan pembedahan atau
dihilangkan kerena akibat utama dari penyakit DM yaitu kerusakan saraf dan
peredaran darah yang buruk misalnya jika orang diabetes mengalami luka dengan
gangrene (kulit yang membusuk). Jika gangrene telah parah dan meluas, maka
tindakan amputasi harus dilakukan.
Amputasi dilakukan ketika upaya untuk menyembuhkan luka busuk di kaki untuk
menyelamatkan seluruh bagian kaki tidak berhasil. Jika amputasi dibatalkan, maka
infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih luas. Jika luka infeksi bisa
disembuhkan, atau dokter memberikan sinyal bahwa luka bisa disembuhkan untuk
waktu ke depan, kadang operasi lebih lanjut tidak diperlukan. Namun, infeksi yang
serius dapat mengancam jiwa pasien terpakasa perlakuan amputasi dilakukan dengan
tujuan untuk menyelamatkan hidup pasien tersebut.
Dokter mungkin menyarankan amputasi pada anggota tubuh ketika tidak ada
suplai darah, atau saat jaringan kulit rusak secara permanen. Suplai darah sangat
penting untuk jaringan kulit agar tetap sehat dan untuk penyembuhan. Pada
umumnya pemotongan dilakukan di atas area yang sakit atau terluka sehingga
sebagian dari jaringan kulit yang sehat tetap dapat melindungi tulang.
Cara perawatan bentuk kaki, dengan memakai bandage (balut coklat) secara terus
menerus sampai kaki siap untuk memakai kaki palsu. Pengaruh bentuk kaki terkait
dengan pemakaian kaki palsu adalah, biasanya kaki pasca amputasi mengalami
bengkak. Pada kondisi diabetes utamanya, kaki cepat sekali membengkak. Dalam
pengukuran kaki palsu, jika masih dalam kondisi bengkak pasti ketika pemakaian
kaki palsu nantinya tidak pas, dan tidak nyaman, karena bengkak pada kaki semakin
lama pasti akan mengempis.
A. Kesimpulan
Perawatan punctum pada pasien amputasi kaki DM dapat menggunakan
strategi yang meliputi edukasi kepada pasien tersebut, yaitu tentang perawatan
dengan bandage atau balutan coklat untuk mencegah terjadinya kontraktur dan
menjelaskan juga masalah - masalah yang dapat terjadi pada pasien jika tidak
dilakukan perawatan secara terus menerus serta tindakan yang paling terpenting juga
yaitu fisioterapi.
B. Saran
1. Untuk klien diharapkan mengontrol gula darah control ke dokter maupun
melakukan sendiri dirumah.
2. Diharapkan klien selalu melakukan perawatan kaki secara teratur .
3. Apabila terdapat luka di kaki segera lakukan pemeriksaan agar tidak terjadi
komplikasi.