Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS

CANDIKA
PO.62.20.1.15.115

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN REGULER II
JURUSAN KEPERAWATAN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : DIABETES MELITUS


SUB TOPIK : FAKTOR RESIKO PENYAKIT DIABETES MELITUS
SASARAN : KLIEN DAN KELUARGA
TEMPAT : RUANG HEMODIALISA RSUD DR. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
PEMATERI : CANDIKA
HARI/TANGGAL : KAMIS, 28 FEBRUARI 2019
WAKTU : 15.00-SELESAI WIB

I. LATAR BELAKANG
Prevalensi diabetes melitus meningkat secara global teristimewa menjadi
perhatian di negara Asia. Perkiraan secara global 366 juta individu yang diabetes
melitus. Perkiraan di tahun 2020 penyakit ini merujuk kepada kematian dari 7
orang dari setiap 10 orang di negara berkembang.
Indonesia, masuk ke dalam peringkat 6 angka kejadian diabetes melitus
terbanyak di dunia.Dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes
Federation) tercantum perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125
juta dan dengan asumsi prevalensi DM 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000
berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola perambahan penduduk seperti ini,
diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia
diatas 20 tahun da dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan
8,2% juta pasien diabetes.
Diabetes tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik
dan linkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya penyakit tersebut.Pengaruh
faktor genetik terhadap penyakit ini dapat terlihat jelas dengan tingginya penderita
diabetes yang berasal dari orang tua yang memiliki riwayat diabetes melitus
sebelumnya. Diabetes melitus tipe 2 sering juga di sebut diabetes life style karena
penyebabnya selain faktor keturunan, faktor lingkungan meliputi usia, obesitas,
resistensi insulin, makanan, aktifitas fisik, dan gaya hidup penderita yang tidak
sehat juga bereperan dalam terjadinya diabetes ini.Perkembangan diabetes melitus
tipe 2 yang lambat, sering kali membuat gejala dan tanda-tandanya tidak jelas.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Pendidikan kesehatan ini bertujuan agar keluarga dan penyandang diabetesi
mampu memahami atau menambah pengetahuan tentang diabetes melitus tipe 2.
III. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIU)
Setelah penyuluhan di berikan masyarakat dapat memahami :
1. Peserta Mampu Mengetahui Tentang Diabetes Melitus tipe 2
2. Peserta Mampu Mengetahui Penyebab Diabetes Melitus tipe 2
3. Peserta Mampu Mengetahui Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus
4. Peserta Mampu Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
5. Peserta Mampu Mengetahui Perawatan untuk klien dengan Diabetes melitus
tipe 2
6. Peserta Mampu Mengetahui pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia

IV. STRATEGI PELAKSANAAN


No Tahap Waktu Penyuluhan Peserta
Kegiatan
1. Pembuksaan 2 menit a) Menyampaikan a) Memperhatikan dan
salam dan mendengarkan
perkenalan
b) Membuat kontrak
waktu dan topik
c) Menjelaskan TIU
dan TIK
2. Pengembangan 15 menit a) Pengertian a) Memperhatikan dan
Diabetes Melitus mendengarkan
b) Penyebab Diabetes
Melitus
c) Tanda dan Gejala
Diabetes Melitus
d) Komplikasi
Diabetes Melitus
e) Perawatan untuk
klien dengan
Diabetes melitus
tipe 2
f) pemanfaatan
pelayanan
kesehatan yang
tersedia
3. Penutup 3 menit a) Memberi peluang a) Mengajukan
pertanyaan pertanyaan
b) Evaluasi atau b) Memahami materi
menyimpulkan yang telah
materi yang sudah disampaikan
disampaikan c) Menjawab
c) Menanyakan pertanyaan
kembali materi
yang sudah
dijelaskan d) Menjawab salam
d) Memberikan
salam

V. GARIS BESAR MATERI (MATERI TERLAMPIR)


Diabetes Melitus (DM)

VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. MEDIA
1. Leaflet (terlampir)
VIII. EVALUASI
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai diabetes
melitus.
A. Evaluasi proses
1. Peserta antusias terhdap materi penyuluhan
2. Tidak ada peserta yang meninggakan tempat penyuluhan sebelum acara
selesai
3. Peserta mengajukan pertanyaan.
B. Evaluasi hasil
1. Pasien dan keluarga mengerti tentang Diabetes Melitus
2. Pasien dan keluarga mengerti tentang Penyebab Diabetes Melitus
3. Pasien dan keluarga mengerti tentang Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
4. Pasien dan keluarga mengerti tentang Komplikasi Diabetes Melitus
5. Pasien dan keuarga mengetahui tentang Perawatan klien Diabetes melitus
tipe 2
6. Pasien dan keluarga mengetahui tentang pelayanan kesehatan yang
tersedia
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Diabetes melitus atau merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar
gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam
darah.(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, DM adalah suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. (Fadma dkk, 2014).
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat sekresi insulin
yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. (Slamet, Suyono dkk, 2009).

Bukan Belum pasti DM


DM DM (mg/dl)
(mg/dl) (mg/dl)
Kadar Plasma <100 100-199 ≥ 200
glukosa
vena
darah
sewaktu Darah <90 90-199 ≥ 200
(mg/dl)
kapiler

Kadar Plasma <100 100-125 ≥126


glukosa
vena
darah puasa
(mg/dl)
Darah <90 90-99 ≥100
kapiler

Kadar glukosa < 140 140-199 ≥ 200


darah 2 jam
(mg/dl)
B. Penyebab
Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 penurunan sekresi itu disebabkan oleh kurangnya fungsi sel beta
yang progresif akibat glukotoksisitas , lipotoksisitas, tumpukan amilod dan faktor-
faktor lain yang disebabkan oleh resistensi insulin disamping faktor usia dan genetik.
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi (kebal) terhadap insulin. Menyebabkan
kadar gula darah menjadi tinggi, penyebabnya karena pola gaya hidup yang tidak sehat.
C. Tanda dan gejala
a) Sering kecing
b) Mudah lapar dan haus
c) Berat badan menurun
d) Cepat lelah dan mengantuk
e) Luka sulit sembuh
f) Penglihatan kabur dan sering berganti kacamata
g) Gatal –gatal sekitar kemaluan
h) Melahirkan bayi 4 kg
i) Impoten
j) Kesemutan

C. Komplikasi
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut dan
kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
(Restiyana, 2015)
a) Komplikasi akut
1. Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai normal
(< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1
yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, kadar gula darah yang terlalu rendah
menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak
berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
2. Hiperglikemi, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba,
dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain
ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan
kemolakto asidosis.
b) Komplikasi Kronis
1. Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang umum
berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah
pada sebagian otak), mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal
jantung kongetif, dan stroke.
2. Komplikasi mikrovaskuler, seperti neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang
meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk
dilakukan amputasi kaki. Retinopati diabetikum yang merupakan salah satu
penyebab utama kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil
diretina. Nefropati yang merupakan penyebab gagal utama pada ginjal.

D. Perawatan Klien Diabetes Tipe 2


Partisipasi anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dirumah
sangat penting. Peran keluarga untuk merawat klien di rumah termasuk perawatan
paliatif atau mengurangi keparahan gejala penyakit, memegang peranan penting.
Perawatan dirumah yang bisa dilakukan antara lain :
1. Pemberian nutrisi
Jenis makanan untuk penderita Diabetes Melitus
Makanan yang dibatasi
a) Mie dan Pasta
b) Nasi
c) Kafein
d) Kentang
e) Roti putih
Makanan yang dianjurkan
a) Sayuran berdaun hijau
b) Sayuran kaya serat
c) Sayuran tanpa zat tepung
d) Kacang-kacangan
e) Tomat
2. Mobilitas kegiatan sehari-hari
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30
menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical, Interval, Progresive,
Endurance (CRIPE). Training sesuai dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh
adalah olah raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan
hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.

E. Pemanfataan Pelayanan Kesehatan


1. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan / atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan / atau masyarakat.
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, Pelayanan
kesehatan Ibu & Anak, KB, Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular, dan
pengobatan. Beberapa Puskesmas, yaitu Puskesmas Perawatan, disamping
menyelenggarakan pelayanan juga menyediakan pelayanan rawat inap. Pelayanan
pengobatan/perawatan diarahkan sejauh mana unit pelayanan kesehatan sejak dari
puskesmas pembantu, Puskesmas dan rumah sakit dapat digambarkan menjangkau
masyarakat dari segi pemberian pelayanan kesehatan, hal ini dapat dilihat dari
jumlah masyarat yang mau memanfaatkan unit pelayanan tersebut dalam bentuk
kunjungan.

2. Rumah Sakit
Sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Melayani
hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat
yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu
secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di
suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif
ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas
bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi
kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan),
biasanya melayani seluruh pengobatan modern.
3. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang
ingin menjalankan praktik pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan.
Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
Sebuah klinik (atau rawat jalan klinik atau klinik perawatan rawat jalan)
adalah fasilitas perawatan kesehatan yang dikhususkan untuk perawatan pasien
rawat jalan. Klinik dapat dioperasikan, dikelola dan didanai secara pribadi atau
publik, dan biasanya meliputi perawatan kesehatan primer kebutuhan populasi di
masyarakat lokal, berbeda dengan rumah sakit yang lebih besar yang menawarkan
perawatan khusus dan mengakui pasien rawat inap untuk menginap semalam.
DAFTAR PUSTAKA

Sidartawan Soegondo dkk. 2009. Buku Penatalaksanaan Diabetes melitus Terpadu.


Jakarta:FKUI
Fatimah, Restiyana N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Lampung diunduh dari www.e-
jurnal.com/2015/05/diabetes-melitus-tipe-2.html Di akses tanggal 26 Februari 2019
Richardo Betteng dkk. 2015. Analisis Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe 2. Di unduh
dari . http://id.portalgaruda.org/ . Di akses tanggal 26 Februari 2019
Anonim. 2014. Faktor-faktor resiko DM. Pengertian, Penyebab dan Pencegahan Diabetes
Melitus. Di unduh dari http://www.sehatdengaherbal.com/pengertian-penyebab-
gejala-dan-cara-pencegahan-penyakit-diabetes-melitus/ . Di akses tanggal 26 Februari
2019

Anda mungkin juga menyukai