Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS TEKNIK PERAWATAN LUKA PADA PENDERITA DIABETES

MELITUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR


Hermin, Baharuddin, Suarnianti,

Dosen program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar


Dosen program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Hermin. Analisis Teknik Perawatan Luka Pada Penderita Diabetes Melitus di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar (Dibimbing oleh Baharuddin dan Suarnianti).

Perawatan luka diabetik adalah manajemen ulkus diabetik yang dilakukan secara
komprehensif melalui upaya mengatasi, menghilangkan atau mengurangi infeksi hingga luka
sembuh total.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran alat dan bahan, prosedur
pelaksanaan serta prinsip perawatan luka pada penderita diabetes mellitus di RSUP Dr.Wahidin
sudirohusodo Makassar. Jenis penelitian Deskriktif dengan menggunakan rancangan cross
sectional study. Sampel yang ditarik secara Accidental sampling dengan jumlah sampel 30
responden. Hasil penelitian ini menunjukan dari 30 responden terdapat 63,3% meenggunakan
peralatan yang lengkap dan 36,7% tidak menggunakan peralatan yang lengkap. Terdapat
73,3% responden yang melakukan sesuai prosedur perawatan dan 26,7% tidak sesuai
prosedur perawatan. Serta terdapat 56,7% yang melakukan prinsip keperawatan dengan steril
dan 43,3% yang tidak melakukan prinsip perawatan dengan tidak steril.
Pada penelitian ini disimpulkan bahwa sebagian besar responden telah menerapkan
teknik perawatan yang cukup baik dengan pendekatan multidisiplin meliputi kelengkapan alat
dan bahan, sesuai prosedur pelaksanaan dan prinsip sterilisasi. Berdasarkan hasil penelitian ini
diharapkan kepada pihak RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo untuk terus memberikan pendidikan
dan pelatihan secara berkala kepada perawat terkait perawatan luka diabetik.
Daftar Pustaka : (2007-2012)
Kata Kunci : Alat dan bahan, Prosedur perawatan, dan Prinsip perawatan luka

PENDAHULUAN datang berobat teratur (Soegondo, 2008).


Diabetes mellitus adalah suatu Diperkirakan jumlah penderita diabetes
sindroma yang ditandai dengan mellitus di Indonesia meningkat lebih dari
peningkatan kadar glukosa darah, dua kali lipat pada tahun 2030 yaitu
disebabkan oleh karena adanya penurunan menjadi sekitar 21,3 juta orang (Mahendra,
sekresi insulin. Menurut American Diabetes 2008).
Association (ADA), diabetes mellitus Sedangkan data dari depkes,
merupakan suatu kelompok penyakit jumlah pasien diabetes mellitus rawat inap
metabolik dengan karakteristik maupun rawat jalan di rumah sakit,
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan menempati urutan pertama diseluruh
sekresi insulin (Hendra, 2009). penyakit endokrin. Menurut menkes, secara
Menurut data WHO, Indonesia global WHO memperkirakan diabetes
menempati urutan ke-4 terbesar dalam mellitus telah menyebabkan sekitar 60 %
jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. dan 43 % kesakitan diseluruh dunia. Pada
Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat tahun 1992, lebih dari 100 juta penduduk
sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang dunia menderita diabetes dan pada tahun
mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2000 jumlahnya meningkat menjadi 150
2006 jumlah penderita diabetes meningkat juta yang merupakan 6 % dari populasi
tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru dewasa, sedangkan di Amerika serikat
50 % `yang sadar mengidapnya dan di jumlah penderita diabetes pada tahun 1980
antara mereka baru sekitar 30 % yang mencapai 5,8 juta jiwa dan pada tahun

1
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531
2003 meningkat menjadi 13,8 juta jiwa menyebabkan kulit sulit sembuh (Tim IGD,
(Mirza, 2009). 2008).
Diabetes merupakan penyakit yang Untuk mencegah komplikasi luka
memiliki komplikasi yang paling banyak. diabetik yang berlangsung lama dan
Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah mencegah ke arah yang lebih buruk maka
yang terus menerus meningkat, sehingga perlu diperhatikan bagaimana perawatan
mengakibatkan rusaknya pembuluh darah, luka pada penderita diabetes dimana
saraf dan struktur internal lainnya. Zat terdapat empat prinsip pengelolaan luka
kompleks yang terdiri atas gula dan diabetes untuk mengoptimalkan proses
terdapat dalam dinding pembuluh darah, penyembuhan yaitu: preparasi dasar luka,
menyebabkan pembuluh darah menebal proteksi luka, pembalutan luka, dan
dan mengalami kebocoran (Adib, 2011). oksigenasi luka. Dengan ini, diharapkan
Diabetes menjadi penyebab 80% masalah luka kaki diabetik diharapkan
amputasi kaki paling sering di luar sembuh sehingga menghindari amputasi
kecelakaan, tercatat lebih dari 1 juta orang (Dedi, 2009).
yang diamputasi akibat diabetes setiap Ada dua prinsip utama dalam
tahunnya. Diabetes mellitus lebih sering perawatan luka kronis. Prinsip pertama
menyebabkan amputasi kaki atau tungkai menyangkut pembersihan/pencucian luka.
bawah (Hans, 2008). Luka kering (tidak mengeluarkan cairan)
Setiap tahun lebih dari 1 juta orang dibersihkan dengan teknik swabbing, yaitu
penderita diabetes mellitus kehilangan ditekan dan digosok pelan-pelan
salah satu kakinya sebagai komplikasi menggunakan kasa steril atau kain bersih
diabetes mellitus. Ini berarti bahwa setiap yang dibasahi dengan air steril atau NaCl
30 detik, satu tungkai bawah 40-70 % 0,9 % (Rahayu, 2009).
berkaitan dengan diabetes pada banyak Pembersihan luka dilakukan sehari
studi, insiden amputasi tungkai bawah minimal dua kali (pagi dan sore), setelah
diperkirakan 5 sampai 25 per 100.000 dilakukan perawatan lakukan pengkajian
orang pertahun, sedangkan diantara apakah sudah tumbuh granulasi,
penderita diabetes, jumlah penderita yang (pembersihan dilakukan dengan kassa
diamputasi sebanyak 6 sampai 8 per 1000 steril yang dibasahi larutan NaCl). Setelah
orang mayoritas amputasi ini didahului luka dibersihkan, lalu ditutup dengan kassa
ulkus kaki (Hendra, 2009). basah yang diberi larutan NaCl lalu dibalut
Ulkus kaki diabetes dan amputasi disekitar luas luka, dalam penutupan
tungkai bawah menunjukkan angka yang dengan kassa, jaga agar jaringan luar luka
penting untuk terjadinya morbiditas dan tidak tertutup. Sebab jika jaringan luar luka
mortalitas serta tingginya biaya kesehatan ikut tertutup akan menimbulkan masrasi
pada penderita diabetes. Lebih dari (pembengkakan) (Ismayanti, 2007).
setengah penderita amputasi pada tungkai Berdasarkan data dari RSUP
bawah adalah penderita diabetes mellitus Dr.Wahidin sudirohusudo jumlah penderita
(Dedi, 2009). diabetes mellitus secara umum, pada tahun
Terdapatnya kelainan persarafan 2009 adalah 505 penderita, dan pada tahun
pada perifer akibat diabetes mellitus karena 2010 meningkat mencapai 859 penderita
tingginya kadar glukosa dalam darah yang namun pada tahun 2011 terjadi penurunan
bisa merusak saraf penderita dan menjadi 644 penderita. Secara khusus
menyebabkan hilang atau menurunnya penderita diabetes mellitus yang terjadi
rasa nyeri pada kaki, sehingga apabila ulkus diabetik pada tahun 2009 (120
penderita mengalami trauma kadang- penderita), tahun 2010 (165 penderita), dan
kadang tidak terasa. Selain itu, pembuluh pada tahun 2011 (120 penderita). Adapun
darah pada penderita diabetes melitus data terakhir yang diperoleh pada penderita
mudah menyempit dan tersumbat oleh diabetes mellitus periode januari s/d maret
gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi 2012 adalah 96 penderita rawat inap dan
di pembuluh darah tungkai akan mudah 80 penderita rawat jalan (Rekam medik,
mengalami ganggren diabetik yaitu luka 2012).
pada kaki yang merah kehitaman dan Rumah Sakit Umum Pusat ( RSUP )
berbau busuk. Adapun angiopati Dr.Wahidin Sudirohusodo berdasarkan Surat
menyebabkan asupan nutrisi, oksigen serta Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.540 /
antibiotik terganggu sehingga SK / VI / 1994 sebagai Rumah Sakit kelas A
dan sebagai Rumah Sakit

2
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531
Pendidikan serta sebagai Rumah Sakit a. Editing
Rujukan Tertinggi di Kawasan Timur Setelah data terkumpul maka
Indonesia (Zakiah, 2009). RSUP dilakukan pemeriksaan kelengkapan
Dr.Wahidin Sudirohusodo merupakan salah data, kesinambungan data,
satu rumah sakit yang telah menerapkan keseragaman data.
teknik perawatan paliatif yaitu teknik b. Coding
perawatan yang bersifat aktif dan Dilakukan untuk memudahkan
menyeluruh dengan pendekatan pengolahan data yaitu memberikan
multidisiplin yang terintegrasi khususnya simbol-simbol dari setiap pelaksanaan
dalam perawatan luka seperti Diabetes responden.
Mellitus, kanker dan berbagai penyakit luka c. Tabulasi Data
lainnya (Titah Rahayu, 2012). Mengelompokkan data dalam bentuk
Dari uraian di atas, peneliti ingin tabel yaitu hasil dari observasi
melakukan penelitian tentang ”Analisis d. Analisa Data
Teknik Perawatan Luka Pada Penderita Data yang telah diolah selanjutnya
Diabetes Melitus Yang Dirawat di RSUP dianalisa secara deskriptif yang
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar”. dimaksudkan untuk mengambarkan
variabel-variabel yang diteliti. Masing-
masing variabel dianalisa secara
BAHAN DAN METODE deskriptif frekuwensi dan digambarkan
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian dalam bentuk tabel.
Rancangan penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini adalah penelitian HASIL PENELITIAN
deskriptif dengan menggunakan rancangan 1. Karakteristik demografi responden
cross sectional study dengan cara Tabel 5.1
melakukan observasi terhadap teknik Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi
perawatan luka pada penderita diabetes di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar
mellitus yang dirawat di RSUP Dr.Wahidin Karakteristik F %
Sudirohusodo Makassar pada bulan April
2012. Jenis kelamin :
Populasi dalam penelitian ini - Laki-laki 5 16,7
adalah seluruh perawat yang melakukan
perawatan ulkus diabetik yang dirawat di - Perempuan 25 83,3
RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Pada penelitian ini pengambilan sampel
dilakukan dengan cara accidental sampling Umur :
yakni pengambilan sampel dengan cara -20 – 29 tahun 19 63,3
mengambil perawat yang melakukan -30 – 39 tahun 11 36,7
perawatan luka ulkus diabetik di RSUP
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Kriteria Inklusi: Pendidikan :
a. Perawat yang melakukan perawatan - DIII 27 90
luka ulkus diabetik pada pasien diabetes
mellitus yang dirawat di RSUP - S1 3 10
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. keperawatan
b. Bersedia menjadi responden
Kriteria Eksklusi: Jumlah 30 100
a. Perawat yang tidak bersedia menjadi
responden. Sumber : Data Primer, April 2012
b. Perawat yang tidak hadir pada saat
penelitian Distribusi responden
Pengumpulan data berdasarkan karakteristik demografi
Pengumpulan data dengan data yang meliputi jenis kelamin, umur, dan
primer dari observasi dan wawancara pendidikan diperoleh gambaran bahwa
secara langsung kepada responden. responden laki-laki sebanyak (16,7%)
Pengolahan data dilakukan dengan: dan perempuan sebanyak (83,3%),

3
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531
dan sebagian besar responden PEMBAHASAN
berumur 20-29 tahun (63,3%) Berdasarkan pada hasil penelitian
selebihnya berumur 30-39 tahun tentang Analisis teknik perawatan luka
(36,7%), sedangkan dari segi pada penderita Diabetes Mellitus yang
pendidikan menunjukkan bahwa dilakukan terhadap 30 responden di ruang
sebagian besar responden rawat inap RSUP Dr.Wahidin
pendidikannya DIII Keperawatan Sudirohusodo, pada bulan April serta
sebanyak (90%) dan selebihnya berdasar pada hasil pengolahan data yang
responden dengan pendidikan S1`Kep diarahkan sesuai dengan tujuan penelitian
sebanyak (10%). ini yaitu gambaran teknik perawatan luka
2. Teknik Perawatan Luka di RSUP pada penderita Diabetes Melitus, adapun
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar uraiannya sebagai berikut :
Tabel 5.2. 1. Gambaran Alat dan Bahan
Teknik Perawatan Luka Pada Hasil penelitian ini menunjukkan
Penderita Diabetes Mellitus bahwa teknik perawatan luka pada
di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo penderita diabetes mellitus, sebagian
Makassar besar responden melakukan perawatan
Teknik Perawatan F % luka dengan peralatan yang cukup
Luka tersedia (63,3%).
Menurut Aristoteles (dalam
Ketersediaan alat Dian Masyari, 2010), salah satu cara
dan bahan : 19 63,3 manusia bertindak adalah dengan
- Lengkap mengenal dan mengetahui. Jadi,
11 36,7 seseorang dalam bertindak sebaiknya
- Tidak harus memiliki pengetahuan yang
lengkap cukup, sehingga dapat
Prosedur perawatan mempertimbangkan segala sesuatunya
luka : 22 73,3 dan mengambil keputusan yang tepat.
- Sesuai Dan menurut Dedi (2009) Untuk
8 26,7 mencegah komplikasi luka diabetik yang
- Tidak sesuai berlangsung lama dan mencegah ke
arah yang lebih buruk maka perlu
Prinsip perawatan : diperhatikan perawatan luka pada
- Steril 17 56,7 penderita diabetes dimana terdapat
empat prinsip pengelolaan luka diabetes
- Tidak steril 13 43,3
untuk mengoptimalkan proses
penyembuhan yaitu: preparasi dasar
Jumlah 30 100 luka, proteksi luka, pembalutan luka,
dan oksigenasi luka.
Sumber : Data Primer, April 2012 Dari hasil observasi, peneliti
mendapatkan beberapa bahan
Teknik perawatan luka pada tambahan pada perawatan luka yang
penderita diabetes mellitus dilakukan oleh beberapa perawat seperti
berdasarkan ketersediaan alat salep antiseptik, dariantulle/ cutisorb/
menunjukkan bahwa sebagian besar woundress, hal ini membantu proses
responden melakukan perawatan luka penyembuhan akan lebih cepat. Namun
dengan peralatan yang cukup lengkap ada beberapa hal yang perlu
(63,3%). Sedangkan dari segi prosedur diperhatikan dalam hal ketersediaan alat
perawatan luka menunjukkan bahwa dan bahan yaitu dekontaminasi,
sebagian besar responden melakukan pencucian, sterilisasi dan desinfeksi.
perawatan luka sesuai dengan Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan
prosedur (73,3%) dan prinsip steril agar benda mati dapat ditangani oleh
menunjukkan bahwa sebagian besar petugas kesehatan secara aman,
responden melakukan perawatan luka terutama petugas pembersihan medis
secara steril (56,7%). sebelum pencucian dilakukan.
Contohnya adalah meja pemeriksaan,
alat- alat kesehatan, dan sarung tangan
yang terkontaminasi oleh darah atau

4
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531
cairan tubuh di saat prosedur dilakukan dua kali dalam sehari (pagi
bedah/tindakan dilakukan. Pencucian, dan sore), hal ini sesuai dengan teori
yaitu tindakan menghilangkan semua Ismayanti (2007) Pembersihan luka
darah, cairan tubuh atau setiap benda dilakukan sehari minimal dua kali (pagi
asing seperti debu dan kotoran. dan sore), setelah dilakukan perawatan
Sterilisasi, yaitu tindakan lakukan pengkajian apakah sudah
menghilangkan mikroorganisme (bakteri, tumbuh granulasi.
jamur, virus) termasuk bakteri endospora Menurut DR.Achmad.S.Ruky
dari benda mati. Desinfeksi, yaitu tindakan Pelatihan adalah suatu usaha untuk
menghilangkan sebagian meningkatkan atau memperbaiki
besar (tidak semua) mikroorganisme kinerja perawat dalam pekerjaannya
penyebab penyakit dari benda mati. sekarang dan dalam pekerjaan lain
Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan yang terkait dengan yang sekarang
dengan merebus atau menggunakan dijabatnya, baik secara individu
larutan kimia. maupun sebagai bagian dari sebuah
Berdasarkan dari penelitian team kerja. Dan menurut Suparto HW
Wandra di RS. Pelamonia dan RS. Tujuan pelatihan perawat adalah untuk
Ibnu Sina Perbedaan perawatan luka di memperbaiki efektifitas kerja perawat
dua rumah sakit khususnya dalam mencapai hasil kerja yang lebih
kelengkapan alat dan bahan terjadi ditetapkan. Ini berarti bahwa semakin
karena keduanya belum memiliki sering seseorang mengikuti pelatihan
standar operasional prosedur secara maka semakin baik perilaku orang
khusus untuk perawatan luka Diabetes tersebut dalam melakukan suatu
Mellitus (Wandra, 2010). tindakan keperawatan (Dalam Dian
Masalah yang sering masyari, 2010).
ditemukan dalam proses pengambilan Dari hasil wawancara peneliti
keputusan oleh seorang perawat dengan perawat pelaksana di ruangan
adalah kurangnya pengetahuan dan saat dilakukan penelitian, tidak ada
pengalaman, mengambil suatu pelatihan secara berkala yang
keputusan diluar wewenang perawat, dilakukan oleh rumah sakit kepada
serta kekurangan sumber yang perawat tentang perawatan luka
diperlukan untuk mengambil khususnya perawatan luka diabetik
keputusan yang meliputi keterampilan sehingga perawatan luka yang
(skill), peralatan dan waktu. Hal ini dilakukan oleh perawat berdasarkan
menunjukkan kelengkapan alat dan apa yang mereka lakukan selama ini
pemilihan bahan, sangat atau apa yang mereka ketahui saja
mempengaruhi proses penyembuhan sehingga kecenderungan antara satu
suatu penyakit menjadi cepat sembuh, perawat dengan perawat yang lain
diantaranya adalah luka diabetik. melakukan perawatan luka yang
2. Gambaran prosedur perawatan berbeda menurut versi mereka masing-
Hasil penelitian ini juga masing.
menunjukkan bahwa sebagian besar Berdasarkan penelitian
responden melakukan perawatan luka sebelumnya di rumah sakit yang
sesuai dengan prosedur (73,3%). berbeda, salah satu faktor yang
Berdasarkan hasil observasi peneliti, menyebabkan perawatan luka tidak
ada beberapa pasien yang perawatan dilakukan sesuai dengan prosedur
lukanya dilakukan oleh perawat adalah karena rumah sakit sendiri tidak
spesialis luka. Menurut hasil memiliki SOP. Ataupun jika rumah sakit
wawancara saat perawatan dilakukan, memiliki SOP, tidak dipajang atau
perawatan ini dilakukan oleh perawat disimpan di tempat yang mudah dibaca
spesialis satu kali dalam dua hari atau tetapi hanya disimpan sebagai arsip
tergantung dari keadaan luka yang sehingga tidak memungkinkan bagi
memungkinkan untuk dilakukan perawat untuk melihatnya setiap saat
perawatan oleh perawat spesialis. Dan (Wandra, 2010).
menurut salah satu kepala ruangan Adapun cara merawat luka
lontara 1 mengatakan bahwa diabetik adalah melihat kondisi luka,
perawatan luka diabetik yang dilakukan apakah luka yang dialami pasien dalam
oleh perawat pelaksana biasa keadaan kotor atau tidak, ada pus atau

5
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531
ada jaringan nekrotik (mati) atau tidak. Dari penelitian Dian Masyari,
Untuk perawatan luka biasanya Kasus infeksi yang di temukan di
menggunakan antiseptik (NaCl 0,9%) rumah sakit sangat erat kaitannya
dan kassa steril. Jika ada jaringan dengan tingkat pengetahuan perawat
nekrotik, sebaiknya dibuang dengan dalam memberikan asuhan
cara digunting (nekrotomi) sedikit demi keperawatan. Sebagaimana diketahui
sedikit sampai kondisi luka mengalami bahwa pencetus terjadinya kasus
granulasi (jaringan baru yang mulai infeksi di rumah sakit karena tindakan
tumbuh). Perawatan luka sehari keperawatan yang tidak sesuai dengan
minimal dua kali (pagi dan sore), prosedur telah ditetapkan, misalnya :
setelah dilakukan perawatan lakukan perawat tidak mencuci tangan sebelum
pengkajian apakah sudah tumbuh dan sesudah melakukan tindakan-
granulasi, (pembersihan dilakukan tindakan, menggunakan alat yang tidak
dengan kassa steril yang dibasahi steril khususnya pada tindakan-
larutan NaCl 0,9%). Selanjutnya tindakan intensive dan perawatan luka,
setelah luka dibersihkan, lalu ditutup tidak menggunakan alat pelindung
dengan kassa basah yang diberi misalnya, masker, baju kerja, sarung
larutan NaCl 0,9% lalu dibalut disekitar tangan, serta tidak menjaga kebersihan
luas luka, dalam penutupan dengan dan sanitasi lingkungan (Dian Masyari,
kassa, jaga agar jaringan luar luka 2010).
tidak tertutup. Sebab jika jaringan luar Perawatan luka diabetik
luka ikut tertutup akan menimbulkan merupakan manajemen ulkus diabetik
maserasi (pembengkakan). Setelah yang dilakukan secara komprehensif
luka ditutup dengan kassa basah melalui upaya mengatasi infeksi
bercampur NaCl 09%, lalu ditutup menghilangkan/ mengurangi tekanan
kembali dengan kassa steril yang beban (offloading), menjaga luka agar
kering untuk selanjutnya dibalut selalu lembab (moist), penanganan
(Sabandar, 2008). infeksi, debridement, revaskularisasi
Perawatan luka pada ulkus dan tindakan bedah elektif, profilaktik,
kaki diabetes penting untuk diberikan kuratif atau emergensi. Perawatan luka
penanganan yang tepat, Manajemen modern menekankan metode moist
diabetik terutama difokuskan agar luka wound healing atau menjaga agar luka
menjadi sembuh total serta mencegah dalam keadaan lembab. Luka akan
dan menghindari amputasi. menjadi cepat sembuh apabila eksudat
3. Gambaran prinsip perawatan dapat dikontrol, menjaga agar luka
Berdasarkkan hasil observasi dalam keadaan lembab, luka tidak
peneliti, prinsip perawatan yang lengket dengan bahan kompres,
dilakukan responden secara umum terhindar dari infeksi dan permeabel
berada pada taraf steril namun dengan terhadap gas (Rahim, 2012).
nilai yang masih minim (56,7%) untuk Menurut Rahayu (2009) ada
ukuran rumah sakit tipe A seperti RSUP dua prinsip utama dalam perawatan
Dr.Wahidin Sudirohusodo. luka kronis. Prinsip pertama
Menurut Potter dan Perry, menyangkut pembersihan/ pencucian
Sarung tangan digunakan untuk luka. Luka kering (tidak mengeluarkan
mencegah penularan pathogen melalui cairan) dibersihkan dengan teknik
cara kontak langsung maupun tidak swabbing, yaitu ditekan dan digosok
langsung (dalam Willy, 2010). Dan pelan-pelan menggunakan kasa steril
menurut Ismayanti (2007) peralatan atau kain bersih yang dibasahi dengan
yang penting dalam perawatan luka air steril atau NaCl 0,9 %.
untuk mempertahankan teknik aseptik Prinsip perawatan luka yang
dan antiseptik berupa sarung tangan lain adalah tidak boleh membuat
yang steril. Jenis-jenis Sarung Tangan sebuah luka menjadi luka baru
yaitu sarung tangan bedah ( dipakai (berdarah) lagi, karena itu berarti harus
sewaktu melakukan tindakan invasif memulai perawatan dari awal lagi.
atau pembedahan), sarung tangan Juga, harus bisa mengontrol bau tidak
pemeriksaan, dipakai untuk melindungi sedap, mengatasi cairan yang berlebih,
petugas kesehatan sewaktu melakukan mengontrol perdarahan, mencegah
pemeriksaan atau pekerjaan rutin. infeksi, mengurangi nyeri , dan

6
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531
merawat kulit di sekitar luka. Yang 2. Sebagian besar responden melakukan
penting diperhatikan dalam merawat perawatan luka sesuai dengan prosedur
luka adalah selalu menjaga kebersihan. perawatan luka diabetik.
Selalu mencuci tangan dengan sabun 3. Sebagian besar responden melakukan
sebelum dan sesudah merawat luka, perawatan luka dengan steril.
selalu menjaga kebersihan luka,
menjaga agar pembalut/penutup luka Saran
selalu bersih dan kering (Rahayu, 1. Diharapkan kepada perawat pelaksana
2009). untuk melakukan teknik perawatan luka
Perawatan luka yang tidak dengan prinsip sterilisasi, dengan
dilakukan dengan steril menyebabkan peralatan yang memadai, dan sesuai
adanya media untuk pemaparan luka dengan standar operasional prosedur
dari mikroorganisme patogen yang perawatan luka.
menyebabkan luka terinfeksi sehingga 2. Diharapkan kepada pihak rumah sakit
dapat menyebabkan penyembuhan untuk terus memberikan pendidikan dan
luka menjadi terhambat. pelatihan kepada perawat terkait
perawatan luka diabetik
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Bagipenelitiselanjutnyaperlu
Kesimpulan melakukan penelitian dengan
1. Sebagian besar responden melakukan menggunakan metode yang lain dan
perawatan luka dengan alat dan bahan memiliki sampel yang lebih banyak dan
yang cukup tersedia/ lengkap. lebih luas sehingga validitas dapat
dijamin.
DAFTAR PUSTAKA

Abhique, (2008) Ulkus diabetikum, http://abhique.blogspot.com/2008/06/ulkus-diabetikum.html, diakses


tanggal 7 maret 2012.

Adib, (2011) Pengetahuan praktis ragam penyakit mematikan yang paling sering menyerang kita, Buku
Biru: Jogjakarta.

Aldico, (2010) Ulkus diabetik, http://aldico.wordpress.com/2010/05/02/ulkus-diabetik/, diakses tanggal 7


maret 2012.

Dedi (2009), Luka Koreng Pada Penderita Diabetes, diakses tanggal 8 maret 2012

Dr.hendra, SpFK, (2009) Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu,Fakultas kedokteraran UI: Jakarta

Handaya, Yuda, (2010) Luka kaki penderita Diabetes Melitus, http://www.dokteryudabedah.com, diakses
tanggal 5 maret 2012

Ismayanti (2007) Luka Gangrene Pada Diabetik, www.ulcusdiabetik.com, Diakses 8 maret 2012

Istiqomah, (2011) Asuhan keperatwatan pada klien dengan ulkus diabetikum,


http://iizmccandless.wordpress.com/2011/03/01/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-ulkus-
diabetikum/, diakses tanggal 7 maret 2012

Jhonkarto, (2009) Gangrene diabetik, http://jhonkarto.blogspot.com/2009/02/gangren-diabetik-gejala-


resiko.html, diakses tanggal 7 maret 2012

Mahendra, dkk, (2008) Care your self Diabetes Mellitus,Penebar plus: Jakarta

Masyari, Dian, (2010) Faktor yang mempengaruhi prilaku perawat dalam pencegahan infeksi
nosocomial,Skripsi tidak diterbitkan, Makassar: STIKES Nani Hasanuddin

Maulana, Mirza, (2009) Mengenal Diabetes Melitus,Kata Hati: Jogjakarta

Rahayu, T. (2009) Merawat Luka, http://www.rumahkanker.com, diakses tanggal 7 maret 2012

Rahayu, Titah, (2012) Perawatan Paliatif, http:www.rumahkanker.com, diakses tanggal 9 april 2012

7
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531
Rahim, (2012) Manajemen ulkus kaki diabetik, http://blog.ilmukeperawatan.com/manajemen-ulkus-kaki-
diabetik.html, diakses tanggal 29 maret 2012

Riksan, Ainur, (2010) Pengobatan penyakit Diabetes mellitus, http://autisme.web.id/pengobatan-penyakit-


diabetes-millitus/, diakses tanggal 21 maret 2012.

Sabandar, A.O. (2008) Ulkus Dekubitus, Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Sammy, (2010) Luka Diabetik, http://jarumsuntik.com/perawatan-luka-diabetik/, diakses tanggal 29 maret


2012

Soewondo, Pradana, (2010) Penyembuham ulkus diabetik, http://www.fk.ui.ac.id, diakses tanggal 5 maret
2012

Soegondo, Sidartawan, (2008) Diabetes, The Silent Killer, www.medicastore.com. diakses tanggal 8 maret
2012

Soegondo, Sindartawan, (2009) Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu, Balai Penerbit FKUI: Jakarta

Subaris, heru, (2009) Teknik sampling untuk penelitian, Graha Ilmu: Yogyakarta

Tandra, Hans, (2008) Panduan lengkap mengenal dan mengatasi diabetes mellitus, PT Gramedia
Pustaka: Jakarta

Team IGD, (2009) Perawatan luka penderita Diabetes Melitus, http://majalahkasih.pantiwilasa.com,


diakses tanggal 7 maret 2012

Wandra, (2010), Analisis teknik perawatan luka pada penderita Diabetes Mellitus,Skripsi tidak diterbitkan,
Makassar: Fakultas Kedokteran-Unhas

Zakiah, (2009) Gambaran Mutu Pelayanan Pasien Pada Bagian RadiologiI RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar, http://www.scribd.com, diakses tanggal 9 april 2012

8
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai