52
5. Tujuan RSUD dr. Doris Sylavnus
Menjadi rumah sakit pendidikan yang unggulan di Kalimatan
dalam pelayanan medis khususnya bidang kebidanan dan kandungan
serta dalam bidang service excellence.
6. Tipe Rumah Sakit
RSUD dr. Doris Sylavnus adalah Rumah Sakit kelas B pendidikan
Rumah Sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan
rujukan dari rumah sakit kabupaten.
7. Jenis Pelayanan RSUD dr. Doris Sylavnus Palangka Raya
Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan terdiri dari:
1) Klinik Penyakit Dalam
2) Klinik Kebidanan dan Kandungan
3) Klinik Bedah
4) Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
5) Klinik Mata
6) Klinik THT (Telinga-Hidung-Tenggorok)
7) Klinik Saraf
8) Klinik Gigi dan Mulut
9) Klinik Kulit dan Kelamin
10) Klinik Rehabilitasi Medis / Fisioterapi
11) Klinik Anak
12) Klinik Tumbuh Kembang
13) Klinik VCT
14) Klinik Bedah Urologi (Bedah Saluran Kemih)
15) Klinik Bedah Orthopedi ( Bedah Tulang dan Trauma)
16) Klinik Paru
17) Klinik Jiwa
18) Klinik Gizi
19) Klinik Bedah Anak
20) Klinik Patologi Anatomi
21) Hemodialisa
53
Jam Pelayanan Loket:
Senin-Kamis : 06:30 – 12:00 WIB
Jumat : 06:30 – 09:30 WIB
Sabtu : 06:30 – 11:00 WIB
RSUD dr. Doris Sylvanus dalam melaksanakan pelayanan rawat inap
menyediakan 254 tempat tidur yang memenuhi kebutuhan masyarakat dari
pelayanan rawat inap kelas III sampai VIP karena RSUD dr. Doris Sylvanus
merupakan Rumah Sakit pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah
dengan salah satu tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak
mampu, maka pelayanan rawat inap kelas III untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat kurang mampu disediakan 190 tempat tidur atau sebanyak 74,8
% dari seluruh tempat tidur yang ada.
Untuk pasien yang memilih pelayanan kelas utama dan VIP
disediakan 64 tempat tidur, untuk pelayanan di kelas utama dan VIP pasien
dapat memilih dokter spesialis sesuai yang diinginkan.
Untuk informasi mengenai tarif dan fasilitas rawat inap, pihak rumah
sakit menyediakan papan informasi yang dapat dilihat pada poliklinik rawat
jalan dan pada Instalasi rawat inap RSUD dr.Doris Sylvanus
54
b. Tujuan Ruangan
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan berbagai
macam kasus penyakit saraf, THT, Mata, dan Gigi Mulut, Mengacu
pada Standar Asuhan Keperawatan dan Standar Operational
Prosedur dan peraturan yang berlaku.
55
52
K eterangan:
52
d. Kapasitas Ruang
Ruang Nusa Indah terdiri dari 1 ruang nurse stasion, 1 ruang
mahasiswa, 1 ruang bimbingan, 1 ruang Dokter Muda, 1 ruang
kepala ruangan, 6 ruang yang berisi 19 tempat tidur 1 dapur dan 7
WC dan kamar mandi.
16
a) SPO pemeriksaan EKG
b) SPO pemasangan Infus
c) SPO pemasangan NGT dan pemberian makanan lewat
sonde
d) SPO perawatan luka
e) SPO resusitasi jantung-paru
f) SPO memberikan obat melalui rectum
g) SPO mengambil darah vena
h) SPO memasang kateter
i) SPO pemasangan venflon
j) SPO pemasangan tranfusi darah
k) SPO penatalaksanaan suction
l) SPO terapi oksigen
m) SPO manajemen nyeri
n) SPO pelaksanaan ROM (Range of Motion)
o) SPO pemberian nebulizer
4) Model Layanan
Model Asuhan Keperawatan yang digunakan di Ruang
Nusa Indah adalah SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional) berdasarkan SK Menkes No.
17
188.4/0146/Kep-KUM/2012 yang merupakan perkembangan
dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana
dalam SP2KP ini terjadi kerjasama professional antara Perawat
Primer (PP) dan Perawat Asosiate (PA) serta tenaga kesehatan
lainnya. Metode modifikasi tim-primer yang terdiri dari:
Kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate.
b. Tingkat Ketergantungan
Persentase total pasien tingkat ketergantungan klien di Ruang Nusa
Indah berdasarkan pengkajian tanggal 10 Juli 2017.
No Tingkat Ketergantungan
. Klasifikasi Pasien Jumlah Pasien
1 Minimal Care 11
2 Partial Care 6
3 Total Care 2
Total 19
18
19
20
b) Manajemen Unit
Adapun Struktur Organisasi Ruang Nusa Indah (Penyakit Saraf,
THT, Mata dan Gigi Mulut) RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya adalah:
21
a. BOR
Merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar
nasional adalah 75-85%
Kepala Ruangan
Evi Monika Ruth, A.md. Kep
22
PASIEN
Perawat Primer I Perawat Primer II
Sri Ainawati, S.Kep. Rini Hayati, S.Kep.
23
2) Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga
Tenaga keperawatan di ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
N
Nama Perawat Pendidikan Jabatan
o
1 Evi Monica Ruth, Amd. Kep D3 Kepala Ruangan
2 Rini Haryati, S.Kep S1 Perawat Primer
3 Sri Ainawati, S.Kep S1 Perawat Primer
4 Ruhayati, Amd.Kep SPK Perawat Asociet
5 Shalilah, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
6 Grecia Mariati, S.Kep S1 Perawat Asociet
7 Selvi Noviarti, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
8 Anik Widya Lestari, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
9 Deby Kristanto, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
10 Ita Natali, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
11 Yulia Amelisya, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
12 Wahyu Widodo, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
13 Novitae, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
14 Arlina Krismayasari, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
15 Hido Hardwiarta, Amd.Kep D3 Perawat Asociet
16 Yohanson - Administrasi
52
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang
Total : 11 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
53
observasi ditemukan 2 perawat pelaksana yang bertugas dan shif malam
sesuai dengan standar keperawatan yaitu 2 orang.
b. Non Manusia
1. Material ( Peralatan dan Fasilitas )
a. Fasilitas Untuk Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 3 Juli 2017
didapatkan gambaran kapasitas ruangan dan tempat tidur di ruang
Nusa Indah terdapat 6 ruangan rawat inap dan 20 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut:
54
8 Lampu 30 buah 30 -
9 Tabung oksigen 5 buah 5 -
10 Pispot 10 buah 10 -
11 Meja makan pasien 14 buah 14 -
12 AC 2 buah 1 1
13 Tiang infus 19 buah 19 -
14 Bak sampah 3 buah 3 -
15 Tirai 96 tirai 96 -
(3) Fasilitas Peralatan dan bahan kesehatan yang ada diruangan Nusa Indah
Kondisi
Nama alat Jumlah Rusak Rusak Ideal
No Baik
Ringan Berat Usulan
55
6 Oksigen 6 6 - - 2/kamar Ditambah 7
7 Oksigen Transfort 1 1 - - 2/ruangan Ditambah 1
9 Waskom 3 3 - - Ditambah 1
10 Suction 1 1 - - Ditambah 1
4) Fasilitas Pasien.
(1) Kamar Kelas 1
56
Kamar kelas 1 untuk 1 kamar untuk 1 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 1 buah
b) Bed pasien 1buah
c) Meja 1 buah
d) Lemari pasien 1 buah
e) Kamar mandi dan WC
f) Urinal, pispot.
g) Tempat sampah 1 buah
h) AC 1 buah
(2) Kamar Kelas 2
Kamar kelas 2 untuk 1 kamar untuk 3 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 3 buah
b) Bed pasien 3 buah
c) Kamar mandi dan WC
d) Urinal, pispot.
e) Kipas Angin 3 buah
f) Ac 1 buah
g) Lemari pasien 3 buah
h) Meja 2 buah
(3) Kamar Kelas 3
Kamar kelas 3 untuk 1 kamar untuk 6 pasien, memiliki fasilitas :
a) Kursi 5
b) Bed pasien 6 buah
c) Lemari pasien 6
d) Meja 5 buah
e) Kamar mandi dan WC
f) Urinal, pispot
g) Kipas Angin 2 buah
57
8 Dobutamin inj 250 mg/5 ml Ampul 1
9 Dopamine inj 200 mg/ 5 ml Ampul 1
10 Epinefrin 0,1% inj 1 mg/ml Ampul 20
11 Furosemide inj 20 mg/2 ml Ampul 6
12 Lidocain 2% inj 40 mg/2 ml Ampul 4
13 Xylocain jelly 2% 10 gram Tube 1
14 mgSO4 20% inj 20% 25 ml Flacon 2
15 mgSO4 40% inj 40% 25 ml Flacon 2
16 Midazolam inj 5 mg/5 ml Ampul 1
17 Meylon inj 84 mg/ml Ampul 2
18 Norephinefrin Bitartrat inj 4 mg/4 ml Ampul 1
19 Salbutamol nebul 2,5 mg/2,5 ml Ampul 2
2. Administrasi Penunjang
Administrasi penunjang: Buku registrasi pasien, Buku TTV, Buku
laporan harian perawat, Lembar observasi, Buku visite dokter.
3. Methode
a. Standar Asuhan Keperawatan
1) Penerapan Model Keperawatan Profesional
Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP). Dalam aplikasinya RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
58
Raya memiliki visi, misi dan motto sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak, bisa terjadi
ketimpangan yang justru akan menambah ketidakjelasan arah
pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan
atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan
di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat
untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal (Nursalam,
2008).
Selain itu RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya juga
selalu mengadakan pelatihan untuk para perawat guna meningkatkan
pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen keperawatan serta
memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan
formal melalui program khusus. Di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya memiliki berbagai administrasi
penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu berupa Standar
Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur (SOP)
dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Nursalam, 2008).
Angket MAKP
Object 3
59
Object 5
Object 7
60
Object 9
Object 11
61
Object 13
Diagram Anggota Tim bekerjasama dengan anggota TIM dan antar TIM
Object 15
Object 17
62
Diaram Ketua TIM membuat perencanaan
Object 20
2. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien
dengan melibatkan tim keperawatankepala ruangan, dokter, ahli gizi dan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Selain itu ronde
keperawatan juga berguna dalam pengembangan praktik klinis dan
pemahaman pasien terhadap kondisi yang mereka alami.Dalam ronde
keperawatan terjadi pemeriksaan proses kerja dengan meningkatkan
komunikasi dan kolaborasi untuk mengurangi pada perawatan dan
meningkatkan hasil yang lebih baik. (Fillmore, 2010).
Object 23
63
Berdasarkan data diatas menunjukan 40 % (2 orang) mengatakan di
ruangan ini kadang-kadang melakukan ronde keperawatan, sedangkan
60% (3 orang) mengatakan di ruangan ini tidak pernah melakukan ronde
keperawatan.
Object 25
Object 27
Diagram Perawat primer dan asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi
klien.
Object 30
64
Berdasarkan data diatas menunjukan 100% (5 orang) mengatakan perawat
primer dan asosiasi selalu menjelaskan masalah keperawatan utama.
Object 32
Object 34
Diagram Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
65
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang
mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu.
Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan
proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat
itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat
kepada. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di
nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian
dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk validasi data dan
memantau kondisi pasien secara langsung (Nursalam, 2008).
Object 36
66
Object 38
Object 40
Diagram Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift
dari malam ke pagi dari pagi ke sore dan pergantian shift dari sore ke malam di
pimpin oleh perawat primer.
67
Object 42
Object 44
68
Object 46
Diagram Hal-hal yang sifatnya khusus di catat dan di serah terimakan pada
perawat shift berikutnya
Object 48
69
Object 50
Object 52
Diagram Waktu timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi
khusus.
70
Object 54
Object 56
71
Object 58
Object 60
72
Object 62
Object 64
73
Object 66
Object 68
74
Berdasarkan data diatas 80% (4 orang) mengatakan perawat
memimpin timbang terima selalu menyebutkan rencana kerja bagi shift
berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku
laporan oleh ketua tim, sedangkan 20% (1 orang) mengatakan perawat
memimpin timbang terima kadang-kadang menyebutkan rencana kerja
bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima
di buku laporan oleh ketua tim. Ketua tim wajib memimpin dan
menyebutkan rencana kerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan
lanjutan bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan di dalam buku
laporan timbang terima oleh Ketua tim.
4. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan sistem menyerahkan
seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan
obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan
kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Tujuannya adalah untuk mengelola
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan
asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal berikut adalah alasan
obat perlu disentralisasi antara lain memberikan bermacam-macam obat
untuk satu pasien, meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat,
menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan, memberikan
obat kepada pasien yang tidak mempercayainya dan yang akan membuang
atau lupa untuk minum, tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan
obat menjadi tidak aktif dan meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena
cahaya atau panas.(Nursalam, 2008)
Angket Sentralisasi Obat
Object 70
75
Diagram Obat yang diserahkan ke perawat dengan lembar serah terima obat
Object 73
Diagram Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sedian
(bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui oleh keluarga pasien
dalam buku masukan obat.
Object 75
76
yang terlebih dahulu dicocokan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu
obat yang ada pada klien.
Object 77
Diagram, keluarga atau klien mendapat penjelasan jika obat akan habis
Object 79
Diagram, obat yang diterima oleh perawat disimpan di dalam kotak obat dan obat yang
telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penerimaan obat.
77
telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penerimaan
obat.
Object 82
Object 84
Diagram Sediaan obat selanjutnya di cek setiap pagi oleh Kepala Ruangan atau petugas
yang ditunjuk dan di dokumentasikan dalam buku masukan obat
Berdasarkan data diatas 80% (4 orang) perawat mengatakan selalu
20% (1 orang) perawat mengatakan kadang-kadang sediaan obat selanjutnya
di cek setiap pagi oleh Kepala Ruangan atau petugas yang ditunjuk dan di
dokumentasikan dalam buku masukan obat.
78
Object 86
Diagram Obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di
mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien
Object 88
Diagram penambahan atau perubahan jenis, dosis dan perubahan rute obat akan
dimasukkan dalam buku masukan obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sediaan obat
79
Object 90
Diagram Pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan oleh perawat pada buku obat dan selanjutnya di informasikan pada
keluarga dengan kartu kusu obat.
Object 93
80
Object 96
Object 98
81
Object 100
Object 103
82
Object 106
Object 108
Diagram Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana
83
Object 110
Object 112
84
Discharge planing sebagai perncanaan kepulangan pasien dan
memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang
perlu dihindari dn dilakukan sehubungan dengan kondisi penyakitnya.
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim
kesehatan, klien dan keluarga klien (Rindhianto, 2008).
Object 114
Object 117
85
Object 120
Diagram Pasien yang mau pulang diajarkan cara perawatan mandiri di rumah
Object 122
86
Object 124
Object 127
Object 130
87
Diagram Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station
Object 132
Object 134
88
asuhan keperawatan, 0% (0 orang) mengatakan discharge planning tidak
pernah dilakukan sesuai dengan prosedur karena berpengaruh asuhan
keperawatan.
Object 137
Diagram Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan
discharge planning
Object 140
Diagram, Pengkajian head to toe pada waktu klien masuk ke ruang inap
89
sedangkan 40% (2 orang) perawat yang terkadang melakukan melakukan
pengkajian head to toe pada waktu klien masuk ke ruang inap dan 0% (0
orang) perawat yang tidak pernah melakukan pengkajian head to toe pada
waktu klien masuk ke ruang inap.
Object 142
Object 144
90
Object 147
Object 150
91
Object 152
Object 154
Diagram Masalah yang diidentifikasi akan dievaluasi minimal tiap 7 jam (setiap
pergantian jaga)
92
Object 157
Object 160
93
Object 162
94
overan
2. Mengisi Overan √
3. Semua anggota sif
dinas sudah siap √
(Sif jaga)
4. Overan dilakukan
√
didepan klien
5. Total 4
Keuangan (M4-Money)
1. Kajian Data
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan didapatkan hasil
bahwa pengelolaan keuangan dilakukan oleh pihak keuangan rumah
sakit.
1. Analisa Data
Sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai dengan
prosedur yang berlaku di RS.
1. Tarif Pelayanan Dan Tindakan Medik Gawat Darurat
a. Tarif Karcis Instalasi Gawat Darurat
No. Jenis Pelayanan Jasa Jasa Total
Darurat / IGD Sarana Pelayanan
1. Karcis 50.000
95
a. Phone 50.000
b. Datang 100.000
96
Kelas 3 25.000 38.000 63.000
Kelas 2 38.000 57.000 95.000
Kelas 1 56.000 69.000 125.000
Vip 3 147.500 147.500 295.000
Vip 2 153.000 172.000 325.000
Vip 1 175.000 197.000 372.000
Intensive Care 225.000 200.000 425.000
High Care 175.000 150.000 325.000
One Day Care 175.000 150.000 325.000
97
Kecil
2. Tindakan Medik Operatif 2.500.000 4.500.000
Sedang
3. Tindakan Medik Operatif 4.500.000 6.500.000
Besar
4. Tindakan Medik Operatif 6.500.000 8.500.000
Khusus
5. Tindakan Medik Operatif Keputusan Direktur tersendiri
Khusus Dengan Nilai
Tersendiri (Khusus II)
98
Trombosit, Hematokrit)
B. HEMATOLOGI MANUAL
1. Darah Rutin (Hb, Leukosit, Diff, 24.000 36.000
LED)
2. Jumlah Leukosit 6.000 9.000
3. Hitung Jenis 6.000 9.000
4. LED 6.000 9.000
5. Jumlah Trombosit 9.000 15.000
6. Hematokrit 9.000 15.000
7. Eritrosit 9.000 15.000
8. Waktu Pembekuaan (CT) 6.000 9.000
9. Waktu Perdarahan (BT) 6.000 9.000
10. Hemoglobin (sianmenth) 10.500 13.500
11. Golongan Darah (ABO) 12.000 20.000
12. Goongan Darah (Rhesus) 12.000 20.000
13. Malaria 12.000 20.000
14. Filaria 12.000 20.000
15. Morfologi Darah Tepi 57.000 65.000
16. Sel LE 30.000 40.000
17. Hitung Retikolusit 20.000 25.000
C. URINALISA
1. Sedimen 9.000 15.000
2. Carir, Celip 3 Strip (pH, protein, 18.000 27.000
Glukosa)
3. Protein Urin 18.000 27.000
4. Urinalisa Lengkap/ UL (Urine 35.000 40.000
Analyzer 10 strip & Sedimen)
D KIMIA KINIK
1. Glukosa puasa 15.000 18.000
2. Glukosa 2 jam PP 15.000 18.000
3. Glukosa sewaktu 15.000 18.000
4. Ureum 15.000 18.000
5. Kreatinin 15.000 18.000
6. Albumin 24.000 27.000
7. Total Protein 24.000 27.000
8. SGOT 18.000 21.000
9. SGPT 18.000 21.000
10. Bilirubin Direk 26.000 30.000
11. Bilirubin Total 26.000 30.000
12. Ureum Acid 24.000 27.000
13. Kolesterol Total 24.000 27.000
14. Kolesterol HDL 30.500 37.000
15. Fosfase Alkali 36.000 42.000
16. Trigliserida 36.000 42.000
17. LDL Saja 90.500 106.500
18. LDL + Cholesterol 90.500 106.500
19. LDL + Trigliserida 90.500 106.500
99
20. LDL + HDL 90.500 106.500
21. Gama GT 36.000 42.000
E. IMUNO SEROLOGI
1. HBs Ag (Rapid Test) 36.000 42.000
2. Anti HBs (Rapid Test) 36.000 40.000
3. Widal 22.000 29.000
100
10 Kepala (3 Posisi) 120.000 190.000
11 Sinus Paranasa (3 Pos) 120.000 190.000
12 Waters (1 Pos) 60.000 130.000
13 Thorax Dewasa (1 Pos) 90.000 160.000
14 Thorax Dewasa (2 Pos) 135.000 205.000
15 Abdomen Dewasa (1 Pos) 90.000 160.000
16 Abdomen Dewasa (2 Pos) 120.000 190.000
17 Abdomen Dewasa (3 Pos) 150.000 220.000
18 Pelvis Dewasa (1 Pos) 90.000 160.000
19 Pelvis Dewasa (2 Pos) 135.000 205.000
20 Extremitas Atas (1 Bag) 60.000 130.000
21 Extremitas Atas (2 Bag) 90.000 160.000
22 Extremitas Atas (3 Bag) 120.000 190.000
23 Extremitas Bawah (1 Bag) 90.000 160.000
24 Extremitas Bawah (2 Bag) 135.000 205.000
25 Extremitas Bawah (3 Bag) 180.000 250.000
26 C.V. Cervica (1 Posisi) 60.000 130.000
27 C.V. Cervica (2 Posisi) 90.000 160.000
28 C.V. Cervica (3 Posisi) 120.000 190.000
29 C.V. Thoracal (1 Posisi) 90.000 160.000
30 C.V. Thoracal (2 Posisi) 135.000 205.000
31 C.V. Thoracal (3 Posisi) 180.000 250.000
32 C.V. Thoraco-Lumbl(1 Posisi) 90.000 160.000
33 C.V. Thoraco-Lumbl (2 Posisi) 135.000 205.000
34 C.V. Thoraco-Lumbl (3 Posisi) 180.000 250.000
35 C.V. Lumbo- Sacral (1 Posisi) 90.000 160.000
36 C.V. Lumbo- Sacral (2 Posisi) 135.000 205.000
37 Os cocygis (1 Pos) 90.000 160.000
38 Os cocygis (2 Pos) 135.000 205.000
101
Dalam M4 tidak ditemukan masalah karena masalah pembiayaan
sudah ada yang mengatur dari rumah sakit.
102